Pernahkah kalian ketika berenang di kolam renang umum, saat berenang kalian merasa tidak kuat ketika mata kalian terkena air kolam, seperti pedih, belum lagi berbau suatu kimia gitu?

Sebenarnya yang baik sebuah kolam renang itu tidak berbau, apalagi sampai membuat mata pedih. Aroma yang kita hirup dan terkadang membuat mata kita merah adalah kloramin.

Apa itu kloramin?

Merupakan produk samping kimia dari senyawa berbasis nitrogen yang mengoksidasi klorin dalam air. Mereka disebut sebagai produk sampingan disinfektan (DBP)

Klorin sendiri merupakan zat kimia sering digunakan untuk membasmi kuman dan penjernih air, seringnya dipakai di kolam renang.

Ilustrasi, klorin dan kaporit. Gambar diambil dari Google


Lalu apa itu kaporit?

Kaporit atau Kalsium hipoklorit adalah senyawa kimia yang memiliki rumus kimia Ca(ClO)2. Kaporit biasanya digunakan sebagai zat disinfektan air. Senyawa ini relatif stabil dan memiliki klorin bebas yang lebih banyak daripada natrium hipoklorit (cairan pemutih).

Nah jadi dari sini kita paham, kalau yang buat kolam renang paling menggunakan klorin. Sedangkan natrium hipoklorit itu jadi sumber aroma seperti 'sperma' gitu, yang biasa tercium dari cairan pemutih.

Ketika kaporit ini bereaksi dengan air, akan muncul gas klorin, nah jika tertelan kimia ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan tubuh.

Bahkan gas klorin yang gak berwarna ini bikin mata pedas, hingga sulit bernafas sampai ke tenggorokan rasanya apalagi ketika ada dalam ruangan tertutup. Karena memang secara teori efek gas klorin dengan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan penyempitan saluran dan pembengkakan paru-paru. 

Saya mengalami ini ketika sumur di rumah itu diberikan kaporit untuk membersihkan air sumur, tapi komposisinya atau konsentrasinya terlalu banyak akhirnya air sumur jadi pekat, dan terangkat ke jaringan pipa ke kamar mandi, pas airnya keluar bercampur kaporit langsung menimbulkan gas yang memedihkan mata dan membuat sulit bernafas. Rasanya lemas sekali, bayangkan jika tidak bisa keluar kamar mandi, bisa pingsan di dalam.

Nah bahaya sekali kan, hal yang sekiranya sederhana ternyata bisa berdampak sistemik.

Saya sengaja menulis post ini sebagai pengingat, agar lebih berhati-hati ketika berhubungan dengan kimia, dan ini sangkut paut dengan air, yang mana jadi sumber kehidupan utama makluk hidup.


Oh ya, ada hal lain yang perlu kalian tahu:
Jika kalian ke kolam renang, di sana airnya berbau kaporit sekali. Kemungkinannya ada dua hal, pertama memang si kolam kebanyakan kaporit. Kedua adalah karena efek reaksi antara kaporit dengan air seni, semakin banyak kandungan air seni dalam kolam, maka bau kaporit akan semakin kuat.

Kita semua tahu bahwa gak aneh ketika banyak orang yang terkadang sembarang buang air seni di kolam ketika berenang, terutama anak², walaupun gak menutup kemungkinan orang dewasa juga kerap melakukannya.

Tindakan tak terpuji ini jangan ditiru ya! Kelakuan binatang ya seperti ini.


Apabila mengalami masalah air sumur terbuka yang kondisinya kotor, tidak jernih dan berbau, biasanya BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) memberikan bantuan PAC (Poly Aluminium Chloride) 10% dan soda abu.

PAC adalah chemical yang sering digunakan dalam proses penjernihan air. Jenisnya merupakan koagulan. Lebih banyak dipilih daripada Alumunium Sulfat (tawas).

Soda abu adalah turunan dari natrium karbonat yang biasa digunakan sebagai bahan dasar berbagai bidang industri. Biasanya, soda ash dimanfaatkan sebagai pengatur pH untuk mempertahankan kondisi alkalin agar lebih stabil.

Lalu, bagaimana mengenai konsentrasi campurannya?

#1 Hitung volume air sumur dengan acuan 1m³ air = 1000 liter = 4 buah buis beton diameter 80 cm.

#2 Siapkan 500 ml atau 500 CC atau 2½ gelas belimbing PAC10%. Dan 250 ml atau 250 CC atau 1¼ gelas belimbing soda abu. Siapkan pula kaporit60% ¼ sendok teh.

#3 Campurkan bahan diatas ke dalam volume sumur 1m³ tadi.

#4 Kemudian diamkan selama 45 menit, setelah itu barulah air bisa digunakan.

Selengkapnya kalian bisa baca juga di sini.

Takaran konsentrasi yang kurang tepat malah akan membuat hasilnya jadi maksimal, justru malah 'meracuni' sumber air. Ini seperti yang terjadi pada sumur yang saya miliki, ketika campuran konsentrasi kaporit terlalu banyak, malah jadi over muncul gas klorin yang malah jadi masalah baru.


Selain seperti yang telah dibahas di atas tadi, efek dari paparan kaporit terhadap makluk hidup (manusia), antara lain:
(-) Iritasi sistem pernafasan
(-) Susah bernafas
(-) Sakit tenggorokan
(-) Batuk
(-) Nyeri dada
(-) Iritasi pada mata
(-) Iritasi pada kulit
(-) Mual, muntah dan pandangan jadi kabur
(-) Efek rasa seperti terbakar pada mata, tenggorokan dan hidung

Itulah dia ya efek paparan kaporit yang konsentrasinya terlalu berlebihan. Walau tidak mematikan saat itu, tapi kalau terpapar dalam ruangan tertutup, bisa saja mengalami gagal nafas dan pingsan karena lemas tidak bisa menghirup udara segar, bahaya juga.

Terakhir ada yang perlu kalian tahu juga, bahwa kaporit yang sudah menjadi gas klor sifatnya lebih berat dari udara sehingga udara di tempat yang lebih tinggi umumnya tidak ikut terpapar.


Ya begitulah kira² serba-serbi soal kaporit dan saya jadi paham apa yang saya alami ketika saya terpapar kaporit dalam bilik kamar mandi, oleh karena air sumur yang masuk ke pipa air ke kamar mandi terlalu terkonsentrasi kaporit.

Semoga catatan ini bisa jadi pengingat buat saya dan nambah pengetahuan seputar air, air dan air.

Selalu jagalah sumber air bersih untuk kelangsungan hidup generasi mendatang, jaga siklus air tetap berjalan dengan semestinya. -ngp

#onedayonepost
#kaporit
#gasklor
#sodaabu
#teori
#umum
Beberapa waktu lalu saya membaca sebuah infografis di sosial media mengenai air, bahwa kita ini yang kesehariannya mengambil air dari sumber sumur akan dikenakan biaya tertentu, syarat ketentuan berlaku.

Post beberapa hari belakangan memang lagi bahas air, air dan air, karena pas juga saya lagi kesulitan air bersih karena sumur di rumah tidak layak pakai.

Selama ini penggunaan air berbayar ya hanya pada air yang dikelola perusahaan air, misalnya PDAM atau mungkin instalasi air lokal skala komplek perumahan, dimana kita harus membayar jumlah tertentu atas pemakaian air kita.

Untuk rumah tangga yang selama ini mengambil air dari sumur yang digali/ dibor sendiri di sekitar rumah mereka tidak pernah membayar biaya tertentu. Paling ya biaya listrik untuk pompa sumur tersebut.

Namun ada juga sumur yang dibor secara kolektif oleh warga suatu perkampungan atau perumahan, lalu kemudian biaya pemakaiannya dengan membayar sebagai urunan perawatan atas instalasi air yang dilakukan kolektif ini.

Selain itu ada pula warga yang secara kolektif melakukan instalasi perpipaan atas air yang diambil dari sumber mata air, terkadang ada juga biaya yang dikeluarkan rumah tangga untuk biaya perawatan kolektif atas penggunaan air tersebut.

Ilustrasi air yang mengalir deras dari lubang bor sumur air tanah. Gambar diambil dari Google

Nah atas itu semua, fokus bahasannya adalah soal air sumur warga yang akan dikenakan biaya tertentu, karena selama ini warga menggunakan sumur air tanah secara cuma².

Bagaimanakah aturannya?

Jadi tujuan adanya aturan ini adalah guna menjaga keberlangsungan air tanah. Aturan ini dikeluarkan oleh Kementrian ESDM dalam sebuah keputusan menteri, yakni Nomor 291.K/GL.01/MEM.G/2023 tentang Standar Penyelenggaraan Persetujuan Penggunaan Air Tanah.

Aturan ini sendiri ditandatangani oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif pada 14 September 2023.

Dimana isi utama dari aturan tersebut yang dibahas dalam post kali ini adalah "penggunaan air tanah paling sedikit 100 meter kubik per bulan per kepala keluarga, atau penggunaan air secara berkelompok dengan ketentuan lebih dari 100 meter kubik per bulan per kelompok, perlu mengajukan izin ke Kementerian ESDM."

Lalu, 100 m³ itu kira² berapa liter sih?

Jadi 1 m³ sama dengan 1000 liter. Jadi jika paling sedikit 100.000 liter per bulan, rata² per hari adalah 3.333,33 liter. Di sana tertulis bahwa 3.333,33 liter per hari per kepala keluarga.

Berkaca dari diri saya sendiri saja ya ini, pas saya lagi krisis air dan penggunaan air untuk saya pribadi akhirnya bisa dikira-kira, untuk keperluan mandi 2x saja butuh @50 liter per sekali mandi. Untuk WC pup itu dihitung sekali sehari misalnya, itu butuh 40 liter. Belum untuk buang air kecil 40 liter deh. Jika digenapi, anggap saja sehari butuh 200 liter. Jika dikalikan sebulan, total bisa 6000 liter atau hanya 6 m³ per bulan. Angka itu sepertinya masih aman, 6% saja dari batas maksimal sesuai aturan.


Lha yo itu kepiye jal? Apakah saya harus melakukan ijin ke Kementrian ESDM?
Kalau berdasarkan penjelasan Katim Pelayanan dan Perijinan Air Tanah Kementrian ESDM Budi Joko Purnomo, tidak perlu jika rumah tangga kecil yang mana per bulan kubikasi airnya hanya maksimal 30 m³.



Syarat² dan proses pengajuan ijin ini seperti apa?

Permohonan ijin ini bisa dilakukan oleh perseorangan, kelompok masyarakat, instansi pemerintah, badan hukum hingga lembaga sosial.

Adapun syarat² nya antara lain:
✓ Identitas pemohon
✓ Alamat sumur (eksplorasi/pengeboran air tanah)
✓ Koordinat rencana titik pengeboran/penggalian eksplorasi air tanah (decimal degree)
✓ Jangka waktu penggunaan air tanah
✓ Keterangan, sumur bor yang dibuat ini merupakan sumur bor keberapa


Selain itu ada berkas lain pendukung/pelengkap yang harus disiapkan antara lain sbb.:
✓ Bukti kepemilikan tanah (berupa AJB, SHM, SHGB atau surat perjanjian sewa)
✓ Surat pernyataan bermaterai yang menyatakan bahwa tanah yang ditempati tidak sedang disengketakan
✓ Ijin dokumen lingkungan hidup atau persetujuan lingkungan
✓ Surat kesanggupan pembuatan sumur resapan


Ternyata berkas itu di atas masih belum cukup, karena masih ada berkas pendukung lainnya, sbb.:
✓ Rencana konsumsi debit per hari dalam satuan m³
✓ Rencana peruntukan penggunaan air tanah
✓ Design konstruksi sumur bor

Ilustrasi sumber mata air seperti sumur sumber. Gambar diambil dari Google.

Setelah berkas² itu semua siap, berkas tersebut akan diverifikasi oleh Badan Geologi, melalui kepala Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGTL), dimana ybs. akan memverifikasi dan mengevaluasi pengajuan tersebut.

Baru setelah verifikasi dan evaluasi keluar, disetujui atau tidak, barulah bisa lanjut ke proses pengeboran sumur.

Nah jadi, aturan ini yang kebetulan saya dapat ini adalah ketika kita belum punya sumur. Jika sumurnya sudah ada, mungkin ada tahapan yang akan diskip atau lebih ke evaluasi, untuk penerbitan ijinnya.

Secara, aturan ini keluar belakangan sedangkan banyak sumur² rumah tangga di Indonesia selama ini tidak pernah diribetkan dengan ijin² seperti ini, hanya baru saat ini saja ada aturan baru ini.


Kedepannya, sumur² air tanah yang telah mendapatkan ijin wajib memasang meteran air di output air dari sumur tersebut.

Dimana setiap periodik pihak dari PATGTL akan melakukan pengecekan rutin terhadap meteran yang terpasang tersebut.

Penggunaan air tanah yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari dan kegiatan pertanian di luar sistem irigasi yang ada maka ijin diberikan selama proses penggunaan itu tetap berjalan.

Sedangkan untuk penggunaan air tanah untuk selain kegiatan tersebut diatas, maka ijin diberikan selama 7 tahun, dan jika habis bisa diperpanjang.


Pemerintah memang harus turun mengatur ini, walaupun kita sebagai masyarakat merasa direpotkan dengan ini, karena pastinya pengurusannya gak simpel.

Tapi kalau gak diatur, bisa² cadangan air tanah kita semakin menipis, ketika musim hujan air hujan mengalir begitu saja tanpa bisa terserap tanah.

Tapi mudah-mudahan dengan ini bisa tercerahkan sih ya. Kesimpulannya, dengan asumsi pemakaian rumah tangga keluarga sederhana, kita gak perlu ijin terkait sumur. Tapi ketika kita punya rumah dengan kelas menengah ke atas dengan akumulasi penggunaan air yang melebihi aturan wajib ada ijinnya, gak bisa sembarang sedot air begitu saja.

Sampai jumpa dipost lainnya, entah masih bahas air lagi atau sudah berubah topik. Semoga pasokan air kita bisa terus stabil sekarang dan hingga bisa dinikmati anak cucu kita kelak. -ngp

#onedayonepost
#air
#kementrianesdm
#airsumur
#umum
Air memang jadi sumber daya paling vital buat kehidupan manusia dimanapun rasanya. Bahkan ilmuwan yang tengah mencari planet lain untuk hunian baru saja pertama-tama mencari tanda keberadaan air.

Air itu sangatlah vital, karena dari air itulah awal kehidupan bisa dimulai, sumber penghidupan. Itu kenapa ketika menghadapi kekeringan banyak yang kerepotan.

Musim kemarau tahun ini saya alami di rumah, bukan di kos²an seperti tahun sebelumnya. Di rumah yang saya tinggali ini menggunakan atau memanfaatkan air dari sumber sumur bor.

Sumur bornya ada di halaman teras rumah. Digali atau dibor tidak terlalu dalam, hanya kurang lebih empat meteran saja. Entah apa alasannya, tapi sepertinya ya ketika digali sedalam itu sudah menemukan air. Tapi, kualitasnya sepertinya tidak diperhatikan.

Sumur ini digunakan untuk sumber air dua rumah, rumah saya dan rumah sebelah kiri. Karena dua rumah ini merupakan satu pemilik, dibuatkan satu sumur di halaman rumah saya ini.

Itu dia sumur yang berbentuk lingkaran, ditutup dengan sebuah cor beton, terdapat dua pompa sumur bor. Didekatnya ada keran air untuk siram² dan cuci².

Sekedar informasi, di belakang rumah ini ada sungai kecil, tidak besar juga, tapi gak terlalu kecil juga. Sungai ini aliran airnya cukup stabil, tidak melimpah ruah tapi stabil mengaliri air. Soalnya kan ada tuh sungai dengan dimensi besar tapi airnya gak sesuai dengan ukuran sungainya.

Kemudian, di sisi lain di depan kanan rumah (arah jam 2), terdapat sebuah kolam lele dumbo. Kolam lele ini kerap membawa aroma tidak sedap gitu. Tahulah bagaimana habitat hidup kolam lele ternak. Apalagi ikan lele di sini diberi makan bangkai ayam/bebek rutin, wajar jika airnya jadi pekat dan memberikan aroma yang tidak sedap.

Nah, belakangan ini kualitas air sumur di rumah seperti berbau. Dari sisi warna memang agak berwarna kekuningan kadang kehijauan, tapi masih bening, tidak keruh sekali.

Sejak awal memang saya menilai air sumur ini tidak begitu fresh airnya, jika dibandingkan rumah tetangga sebelah kanan (arah jam 3), dimana air mereka jernih dan bersih. Padahal dibor di sisi lebih dekat dengan kolam lele.

Saya menganalisa air sumur yang belakangan membau ini disebabkan beberapa hal, seperti:
(-) Oleh karena musim kemarau, debitnya terbatas, sehingga intensitas air dan pertumbuhan lumut atau alga atau kotoran atau hal² lain di sumur ini jadi meningkat. Jika musim penghujan tiba, setidaknya konsentrasi air tetap dan air baru itu bisa bercampur sehingga tidak lagi pekat.

(-) Dugaan lain adalah nampaknya kolam lele di seberang sana itu ada rembesan ke dalam tanah dan nampaknya ya alirannya itu mengarah ke sumber sumur yang saya gunakan ini.

Itu dia kolam lele dumbo (arah jam 2), sebelahnya ada percis rumah tetangga yang airnya sumurnya lebih bersih.

Kenapa saya menduga ke arah sana?

Karena baunya itu hampir serupa, seperti bau comberan gitu, mirip² aroma semriwing yang tercium dari arah kolam jika terbawa angin. Lalu kemudian, ketika saya menggunakan air di rumah untuk cuci kaki saja, efek setelahnya dari cuci kaki ini bukannya bersih malah bikin berbau, layaknya seperti kaki kita habis tercebur ke air comberan gitu, baunya sampai tercium lho. Nah lho, ini kan parah. Berarti kan sumber air bersihnya memang gak layak pakai.

(-) Dugaan lain adalah ada rembesan dari cucian air di atas teras saya. Saya kan sering cuci² di teras, dimana teras saya ada keran air dan dekat sekali dengan lubang sumur. Nah ini ditakutkan ada rembesan yang bisa saja turun ke sumur. Kan saya sering mencuci kandang burung, ditakutkan air cucian kandang burung yang berisi kotoran burung juga ikut merembas ke dalam.


Semua itu hanya dugaan yang belum tentu kebenarannya. Tapi kita kan hidup bukan cuma menduga, perlu ada solusi.

Kemarin sore saya sempat diskusi dengan tetangga sebelah rumah percis, membahas air ini dan beliau juga merasakan apa yang saya rasakan, yakni kualitas air yang buruk.

Kebetulan ya kami sepakat berencana memberikan chemical penjernih air, entah itu kaporit atau sejenisnya. Kebetulan tetangga saya juga menggunakannya di tempat kerjanya. Dalam waktu dekat akan diujicobakan untuk memberikannya ke dalam sumur ini.

Nah kita lihat saja perkembangan selanjutnya bagaimana kualitas air sumur ini, lebih baik, lebih buruk atau malah sama saja tidak ada perubahan.


Sedih rasanya, habis mandi bukannya fresh tapi berasa kaya belum mandi, sesekali tercium bau² yang kurang sedap. Sabun mandi seakan-akan hanya memberikan efek netral saja.

Kamar mandi juga mudah berlumut dan kotor, membuat aroma kamar mandi jadi tidak sedap.

Ini dia view kamar mandi, yang jadi gak fresh dan berbau.

Sayang memang beberapa kali saya tinggal di kos dulu selalu saja bermasalah dengan kualitas air dan stok debit airnya. Kos terakhir sebelum saya tinggal rumahan ini juga sama, meski jernih kualitas airnya itu mengandung lumpur lumut yang mudah sekali ngendap dan menghitam, agak berbau juga.

Apa yang saya alami ini masih jauh lebih baik, bayangkan saudara² kita di daerah lain yang mengalami kekeringan parah, malah tidak dapat air sama sekali, jika pun dapat kualitas airnya lebih buruk bahkan gak layak sama sekali.

Segitu saja deh catatan sharing saya. Air itu sangatlah penting dan berharga, sehingga jika mungkin jagalah kelangsungan ketersediaannya dengan memberikan ruang pada air yang datang ketika musim penghujan kembali ke dalam tanah, mengisi celah² ceruk lubang untuk air itu kembali bersarang di sana.

Keep fresh water for future and for give live together. -ngp

#onedayonepost
#opini
#umum
#teori
#pengalaman
#freshwater
#sumurkotorbau