Pada catatan sebelumnya, diblog ini saya pernah cerita punya tanaman jeruk kan, tapi sayangnya karena hama, tanaman itu gak bertahan.

Padahal ya sudah coba dijagain, tetap saja ya kalah, karena memang dia ada di halaman belakang, jadi tidak setiap saat terpantau, apalagi ketika itu saya sering pulang kantor malam, ditambahi akhir pekan sudah diisi aktivitas outdoor, akhirnya terbengkalai sudah.

Tanaman jeruk itu kering dan mati. Saya tidak pernah lagi melihat ke halaman belakang, sampai akhirnya pas saya ke halaman belakang setelah berbulan-bulan, saya lihat koq muncul tanaman hijau baru dengan daun lebar.

Saya tidak tahu itu tanaman apa, sampai Google membantu saya menjawab pertanyaan saya itu.


Akhirnya tanaman itu saya ungsikan ke halaman depan supaya bisa terpantau pertumbuhannya. Resiko hama serangga pasti tinggi karena daunnya yang lebar pasti jadi sasaran empuk serangga cari makan.

Tanaman ini tumbuh tinggi, dengan daun lebar seperti atap gitu. Tekstur daunnya relatif kasar, mirip daun dari pohon jati, punya ketiak daun di sisi luar atau tepi daunnya. Hal yang menarik adalah pada batangnya terdapat duri². Duri² ini ada dari batang hingga ke tangkai daun.

Daripada tebak²an, Google jadi sarana membantu pertanyaan saya. Dugaan awal, tanaman ini masuk ke suku terong-terongan, melihat morfologinya itu tadi. Ternyata benar dugaan saya itu, Google memberikan jawaban bahwa tanaman ini adalah Terung Dayak, sebutan lokalnya.

Terung dayak punya nama latin Solanum ferox lasiocarpum. Nama lokal lainnya adalah terung asam. Ada pula nama lainnya seperti terong perat (Madura), cung bulu, latteoeng, terong asam, (Sumatera), asam rimbang (Dayak).

Dari mana sih asal mula tanaman ini?

Terung asam berasal dari Asia Timur yang menyebar di China, India, Sri Lanka, Bangladesh, Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Kepulauan Solomon dan termasuk juga Indonesia.

Ternyata memang tanaman ini tumbuh baik di daerah tropis, terung asam dapat tumbuh subur di daerah yang memiliki cukup sinar matahari langsung. Jadi pantas saja, walaupun matahari bersinar terik, tanaman ini tetap hijau. Walaupun tetap tanahnya dalam kondisi baik ya, kalau gersang juga ya gak bisa tumbuh subur.

Terung asam, dapat tumbuh di berbagai jenis tanah yang subur dan berdrainase baik. Lebih suka pH dalam kisaran 5,5 - 7, mentolerir 4,5 - 7,5.

Pertanyaan umum lainnya, apakah bisa dikonsumsi? Karena percuma juga kan pelihara tanaman yang gak ada manfaatnya. Toh rumah tangga memelihara tanaman itu untuk membantu memenuhi kebutuhan dapur, selain dari yang beli di pasar.

Terung dayak atau terung asam ini biasa dimanfaatkan untuk dibuat sambal.

Selain itu ketika kalian search di Google, ternyata ada manfaat atau khasiat kesehatan dari jenis terung satu ini, antara lain pengobatan bengkak, meredakan nyeri hebat di seluruh tubuh dan ketidaknyamanan setelah makan, pengobatan sifilis, untuk demam di malam hari, gatal, luka, memar parah, mengobati sakit gigi, batuk, asma, demam, muntah, sakit tenggorokan, gonore dan gangguan seksual wanita.


Di ladang sekitar rumah ku banyak tumbuh tanaman ini dan tumbuh subur, sudah berbuah juga saya lihat, salah¹ nya yang tumbuh di depan rumah, di sebuah ladang milik tetangga yang gak terurus, terong dayak tumbuh liar begitu saja.

Ini yang tertanam liat begitu saja di ladang depan rumah percis, terong dayak di sini sudah berbuah masih kecil² berwarna hijau.

Buah² muda berwarna hijau, yang terlihat di halaman depan sih masih kecil². Pada bangian tangkai dahannya ada tumbuhan liar merambat yang juga tumbuh mendampingi.

Selain buah terdapat juga bunga sebagai awal sebelum jadinya buah, nampak calon bunganya cukup banyak tumbuh subur. Walau daunnya ya hampir sama, banyak lubang dimakan oleh serangga.

Namanya tanaman liar, dia tidak dirawat sama sekali, pasokan air saja dia dapatkan dari air hujan saja, itu kalau hujan. Sedangkan yang saya pelihara itu ada di pot, dimana pasokan air bergantung pada saya pemeliharanya.

Ada cerita unik, beberapa waktu terakhir saya rutin merawatnya dengan pagi dan malam menyiram air. Pernah satu hari saya melewatkan menyiram air malam hari, eh keesokan paginya tanaman jadi layu, daunnya lunglai. Langsung saya berikan air dan semprotkan air, daunnya kembali segar kembali. Padahal sebelumnya, sebelum saya mulai merawatnya, tanaman ini tanpa air walau masih di pot tetap segar, tapi setelah rutin dirawat, pas lalai merawat langsung nampak efeknya.

Dari kejadian ini saya menyimpulkan bahwa tanaman jika kita merawatnya maka dia akan jadi ketergantungan, jika sejak awal dilepas secara alami, ya mekanisme alamiah akan membuatnya kuat untuk tumbuh.

Mungkin segitu dulu yang bisa saya bagikan, sharing pada post kali ini. Saya akan coba sharing info lain pada perkembangan berikutnya. -ngp

#onedayonepost
#terongdayak
#umu
Beberapa waktu lalu kan sekitar awal Mei 2024 beberapa benih ditanam, harapannya bisa jadi start awal punya kebun untuk support dapur. Kali ini ada usaha jilid ke-2, dimana pada jilid pertama sebelumnya kurang sukses.

Hanya berhasil satu tanaman yaitu cabe yang ditanam di depan rumah dan kini subur, tumbuh banyak buah² cabe, tahun ini umurnya sekitaran setahunan.

Ini dia lahan tanam di samping rumah, buat tanam beberapa bibit di sana.

Ini disisi lainnya, di tengah itu lubang pembuangan irigasi dari rumah, kalau cuci² di halaman, airnya terbuang ke saluran buatan alami. Pasokan airnya ya dari situ.

Pada jilid ke-2 ini kita akan lihat siapakah yang bertahan, siapa yang akan gugur. Berikut ini beberapa tanaman yang dalam progres:
1. Terung dayak
2. Pepaya
3. Timun
4. Labu
5. Kangkung
6. Cesim
7. Tomat
8. Cabai rawit
9. Cabai merah panjang
10. Kemangi

Sedangkan tanaman lain yang sudah eksis adalah:
1. Cabai rawit 'gendut' di depan rumah
2. Lidah buaya
3. Rimpang jahe-kunyit
4. Cabai rawit 'gendut' di samping rumah (tumbuh liar)

Ada kangkung, sesim dan tomat sebelah kanan yang jarang² itu. Yang tomat rencana mau dipindah ke lahan di sebelah.

Dari bibit² yang diusahakan untuk disemai, nampaknya ada dua bibit yang nampaknya agak terlambat tumbuh, yaitu bibit pepaya dan cabai merah panjang.

Untuk pepaya ini sudah disortir dengan memilih bibit yang berbobot, tapi tetap saja ketika disemai dengan cara konvensional tidak juga tumbuh. Mungkin ya perlu cara khusus, karena ketika semai tidak baca literatur khusus semai pepaya itu bagaimana.

Kalau untuk cabe merah panjang ini memang belum ada tempat buat semainya, karena potnya ini belum ada yang kosong dan lahan juga terbatas karena sudah terisi beragam bibit tanaman yang lainnya.

Sama seperti di pertengahan tahun tahun 2023 yang lalu saya memulai musim tanam. Musim tanam yang aneh sih, dimulai diakhir musim hujan, biasanya kan musim tanam dimulai saat memasuki musim penghujan, karena pasokan air berlimbah dan kelembaban tanah terjamin.

Suasana pagi libur tengah pekan, ngurusin burung peliharaan, dan siram² tanaman dan cabut rumput pengganggu lahan tanam.

Post diblog ini mulai akan ramai lagi beberapa waktu kedepan, sama seperti periode tanam tahun lalu.

Segitu dulu post awal ini, pembahasan berikutnya akan kita bahas dipost lainnya, mungkin untuk masing² tanaman atau entah bagaimana nanti ya. Mudah-mudahan bisa konsisten mengisi kembali blog ini. ngp

#onedayonepost
#umum
#pengalaman
#benihbaru
#bibitbebetbobot
#musimtanam2024
#musimkemarautiba