Mengenal Masaknya Buah di Pohon dan yang Tidak

Pernahkah kalian memetik buah mangga yang matang pohon? Hmm, pasti pernah walaupun jarang. Karena kebanyakan kita beli buah mangga itu dari penjual dan itu sudah dipetik lebih dulu dan matangnya tentunya setelah dia dipetik.

Karena kalau berharap matang di pohon tentunya kalian harus punya pohonnya dulu dan merawatnya hingga dia bisa berbuah dan masak di pohon.

Pada postingan kali ini saya juga sekalian belajar mengenai buah yang masak di pohon dan yang masak atau matang setelah dia dipetik. Ini sekalian menambah pengetahuan kalian seputar dunia tumbuhan.

Ilustrasi, buah-buahan. Gambar diambil dari Google

Buah yang belum masak teksturnya pasti masih keras, rasanya masam/ asam, bahkan ada pula yang rasanya pahit (bergetah), bahkan tidak enak dimakan.

Tapi ketika sudah masak/ matang, rasanya pastinya enak, empuk, dan manis, belum juga aromanya khas dari buah tersebut. Siapapun pasti suka pada buah yang sudah masak, apalagi masak di pohon. Hmm, tapi terkadang gak semua paham, asal buah itu masak/ matang semua orang pasti suka koq.

Proses pemasakan buah ini terjadi oleh karena senyawa pektin dan pati yang dipecah sehingga menimbulkan kelembutan dan rasa manis pada daging buahnya. Hal ini dipengaruhi oleh aktivitas dari enzim peknisane, amilase, dan gas etilen.

Seperti diketahui, tidak semua tanaman buah punya proses pematangan buah yang sama, masing² punya karakteristik yang berbeda.

Pematangan buah yang berbeda ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu buah klimaterik dan buah nonklimaterik.

Apa itu?

Buah klimaterik
Merupakan kelompok jenis buah² yang bisa matang setelah dipetik. Artinya pemasakan buah bisa terjadi meskipun si buah sudah terlepas dari kesatuan tangkai tanamannya.

Laju respirasi buah ini akan terus meningkat setelah buah dipanen. Umumnya buah ini dipanen ketika sebelum buah matang di pohon.

Setelah dipetik ketika sebelum matang, buah² jenis ini akan melalui proses pemeraman terlebih dahulu.  Teknik pemeraman ini banyak caranya. Cara yang umum, adalah buah yang sudah matang digabungkan disimpan dalam satu wadah bersama buah² yang dipanen sebelum matang.

Gas etilen dari buah yang sudah matang inilah yang merangsang pemasakan buah saat proses pemeraman ini.

Cara pemanenan untuk buah jenis klimaterik ini adalah untuk memperpanjang masa simpan buah itu sendiri, umumnya membantu bagi para pedagang buah, yang mendistribusikan buah dari petani hingga ke konsumen akhir. Jika buah dipanen ketika sudah masak, maka buah akan terus mematang hingga akhirnya membusuk, proses yang terlalu cepat ini akan membuat masa simpan buah jadi singkat. Bagi pedagang ini adalah suatu kerugian. Konsumen pun akhirnya tidak bisa mendapatkan kualitas buah yang optimal ketika dikonsumsi.

Istilah pemeraman buah juga dikenal dengan istilah karbit. Karena proses pemeraman buah ini dibantu dengan 'karbit'.

Hmm apa itu karbit? Karbit itu sebenarnya adalah singkatan dari Kalsium karbida, merupakan senyawa ionik yang apabila dilarutkan dalam sejumlah kecil air atau diletakkan di tempat lembap, dapat melepaskan gas asetilena.

Berikut ini beberapa jenis buah yang termasuk jenis buah klimaterik antara lain sawo, mangga, pisang, pepaya, jambu, nangka, durian, sirsak, melon, dan manggis.

Perlu dipahami bahwa teknik pemeraman tiap² buah itu berbeda-beda ya, jadi harus disesuaikan dengan karakteristik buahnya. Selain itu, sebelum memanen dini, jangan sembarang memanen buah sebelum matang, perhitungkan masa layak panen ketika masih mentah, jangan masih kecil dan belum buah sempurna sudah dipanen.

Seperti contoh buah mangga, dipanen setelah bentuk buahnya penuh dan warna kulitnya agak terang. Contoh lagi buah pepaya dipanen setelah ada warna merah pada ujung buah yang membentuk bintang. Sementara itu buah nangka dan sirsak dipanen setelah jarak durinya melebar.


Buah nonklimaterik
Merupakan jenis kelompok buah yang tidak dapat mengalami pemasakan lanjut setelah dipetik dari pohonnya. Laju respirasi buah ini tidak meningkat setelah dipanen.

Oleh karena itu buah jenis ini tidak bisa matang jika tidak matang dari pohonnya. Jika buah non klimaterik dipanen dalam keadaan masih mentah, maka buah tidak dapat matang meskipun sudah diperam.

Hal ini terjadi karena memang genetik tanaman/ pohon buah itu sendiri. Buah-buah non klimaterik tidak bereaksi terhadap gas etilen yang berasal dari luar tubuh (gas etilen eksogen).

Sama² membutuhkan gas etilen, namun gas etilen yang bisa diterima hanya gas etilen dari dalam tubuh pohon atau tanaman dimana buah tersebut tergantung.

Tapi jika tetap dipaksa diperam, buah jenis ini akan mengalami pembusukan bahkan tanpa melewati masa dia matang. Artinya busuk sebelum dia akan matang, walaupun diperam bagaimanapun juga. Hmm, sia² belaka jika kita melakukan pemeraman pada buah yang termasuk jenis nonklimaterik ini.

Contoh buah non klimaterik adalah duku, belimbing, rambutan, nanas, salak, stroberi, apel, dan jeruk.

Nah sudah tahu kan jenis² buahnya apa saja, jadi jangan coba² tuh meram buah² di atas, karena hanya akan sia² belaka. Jadi lebih baik tunggu sampai masak pohon baru petik dan konsumsi.


Semoga informasi ini bisa membantu pemahaman kita soal mana saja sih buah yang bisa diperam dan mana yang tidak bisa. Istilahnya adalah klimaterik dan nonklimaterik.

Semoga bisa nambah pengetahuan kita semua seputar dunia tanaman/ tumbuh-tumbuhan. Semakin sering sharing semakin banyak pula saya belajar memahami banyak hal yang sebelumnya tidak saya ketahui. Sampai jumpa dipostingan lainnya lagi. -ngp

#onedayonepost
#teori
#umum

2 komentar:

  1. Nah ini nih..hanya tau kalau buah matang artinya ada yg jatuh...tapi gak selalu buah jatuh itu sudah matang yaa...ada juga pernah beli buah yg di peram pake karbit dan rasanya tuh gak enak banget..agak sepet"walaupun manis..beda banget dengan yg memang matang asli dari pohon

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya karena pakai 'hormon' Dari luar, rasanya emang beda. Tapi rata² buah yang jenis peram yang biasa qt beli di pedagang buah itu pakai cara yang sama, hanya dengan teknik dan trik berbeda.

      Hapus