Tampilkan postingan dengan label Review. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Review. Tampilkan semua postingan
Wah² hari ini dari WAG kantor saya dapat sesuatu yang menyejukkan mata, lihat hijau² di tengah terik matahari yang selalu panas setiap siang.

Apa itu?

Informasi kalau besok (hari ini), akan ada first panen sayuran (pakcoi). Oh ya, catatan ini saya buat dihari Jumat siang menjelang sore.

Ternyata salah¹ departemen di kantor ku ini melakukan aksi hijau, tidak sekedar lakukan aksi bersih², cleaning day, operasi semut atau hal aksi yang sudah mainstream. Tapi kali ini membuat sesuatu yang bisa jadi percontohan. Memanfaatkan lahan dan sumber daya yang ada, dibuatlah kebun kecil memanfaatkan area kosong, sebagai laboratorium kebun.

Ternyata di sudut bangunan pabrik ada sebuah area untuk berkebun. Terdapat 2 'gubuk' yang satu digunakan untuk penanaman dan satu lagi untuk proses pembuatan kompos sebagai media tanam.

Foto diambil tanggal 07-10-2023

Gubuk untuk penanaman juga tidak besar, berbentuk persegi panjang yang atapnya terbuka, hanya ditutupi oleh jaring paranet. Begitu juga kiri kanannya. Di dalamnya terdapat tiga meja yang memanfaatkan besi² bekas untuk sebagai penempatan media tanam. Wadah media tanam pun menggunakan keranjang bekas buah (eks penempatan bahan baku strawberry), dialasi dengan alufoil sisa bahan kemas yang tak terpakai.

Sebenarnya bahan² itu kalau tidak dimanfaatkan ujung² nya jadi limbah, tapi di sini dimanfaatkan jadi wadah media tanam. Joss, ini adalah pemanfaatan yang tepat guna sekali, efisiensi yang nyata dan bermanfaat.

Ini dia 'artis' Sabtu pagi, yang akan dipanen, dibagikan secara gratis lho ini. Foto diambil pada 05-10-2023.

Kemudian galon² mini bekas air mineral dari brand Le-Minerale dimanfaatkan untuk pot media tanam, alhasil yang mana galon bekas itu kalau keluar pabrik dianggap limbah B3 tapi di sini jadi bermanfaat.

Ini di keranjang dan bekas galon mini ada kangkung yang masih kecil², medianya adalah barang bekas² yang harusnya jadi limbah B3 ini kini jadi bermanfaat punya nilai lebih.

Gubuk kedua tadi saya jelaskan sebelumnya berisi tempat untuk proses pembuatan media tanam dalam hal ini komposan di buat di sana.

Foto diambil tanggal 07-10-2023

Memanfaatkan kedebog pisang yang dirancang kecil², lalu kemudian dimasukan ke dalam drum 200 liter, dicampurkan EM4 dan molase, air secukupnya lalu kemudian bisa juga dicampurkan dengan tanah sedikit, lalu aduk rata kemudian ditutup dengan kedap. Berikan lubang fentilasi dengan selang supaya jadi sumber pernafasan saat proses pengomposan ini.

Hasilnya seperti yang kalian lihat, di gubug penanaman ini ada beberapa tanaman sayur dan buah yang tengah proses penanaman. Kebetulan yang dipanen kali ini adalah pakcoi, yang ditanam 40 hari yang lalu.

*kedebog = batang pohon pisang

Ada pula tanaman terong, tomat, seledri, kangkung, dan cabai. Semuanya nampak subur dan sehat², walaupun beberapa tanaman ada hamanya, itu tuh hama yang kaya serbuk putih, yang juga di rumah saya menyerang tanaman cabe peliharaan saya.

Ini tanaman cabe, masalahnya daun keriting seperti ada hamanya gitu deh. Foto diambil pada 05-10-2023.

Entahlah, dari tim pengelola belum tahu bagaimana untuk mengusir atau membasmi hama ini, jujur saja sangat mengganggu dan bisa saja merusak proses pertumbuhan si tanaman.

Di sini itu ada tanaman terung, sebelahnya ada tanaman tomat ditanam semuanya. Foto pada 05-10-2023.

Tanaman di sini tumbuh relatif cepat, barang dan daun tomat misalnya itu besar² nampak sehat dan subur, bahkan sudah berbunga, tanda sebentar lagi akan berbuah. Bahkan ada yang sudah berbuah juga, baru pentil sih.

Begitu juga dengan tanaman terung ya juga sudah mulai berbunga dan akan berbuah juga.

Di sudut lain ya ada kangkung yang baru ditanam beberapa minggu, itu sudah mulai tumbuh, kalau sudah panen pasti bakal rimbun.

Bermain ke sini saya cukup antusias sih, ya disaat saya masih gagal membuat media tanam yang terbaik, di sini sudah berhasil membuat media tanam yang relatif subur, ya menurut saya subur dan nampak nutrisi yang disediakan media tanam cukup mumpuni membawa tanaman tersebut panen untuk satu kali siklus lah minimal.

Foto diambil tanggal 07-10-2023.

Saya sengaja mendokumentasikannya di NGP sebagai catatan penting, ya setidaknya ini bisa jadi laboratorium hijau saya belajar lebih mengenal tumbuhan.

Hal lainnya saya ingin mengetahui bagaimana praktik penanganan hama di sini, seperti apa dan bagaimana, supaya saya bisa terapkan di kebun rumah saya yang tidak sehijau di sini.



Sementara begitu dulu yang bisa saya bagikan kali ini, dokumentasi lainnya akan saya tambahkan sesuai kebutuhan ya. Jumpa lagi nanti dipostingan lainnya, masih membahas sesuatu yang menyejukkan mata dengan yang hijau². -ngp

#onedayonepost
#panen
#umum
#review
#youtube
Ini bisa menjawab post saya sebelumnya tentang membibitkan jeruk lemon, walaupun saya belum bisa membuktikan ya, tapi contoh dari video yang dipublish oleh Infarm bisa jadi pembukaan bahwa memang konten² video yang nampaknya menunjukan sesuatu itu mudah, saat realita belum tentu. Kembali itu hanya sekedar konten, tapi ketika diaplikasi apakah bisa ya belum tentu.

Jadi Infarm itu mempraktekan membibitkan tomat dari buah tomat yang masih segar, bermodalkan getah dari pelepah lidah buaya, yang kemudian ditanamkan ke media tanam, katanya setelah 15 hari akan muncul tunas baru, hanya dengan menutupnya dengan plastik cup atau sejenisnya.

Ilustrasi, tomat bisa tumbuh subur padahal ditanam di pot. Gambar diambil dari Google

Video praktekan Infarm ini bisa kalian lihat dicuplikan short video YouTube di akun channel Infarm.


Bahan yang perlu disiapkan antara lain:
- Pelepah lidah buaya
- Tomat segar
- Media tanam

#1 Diawali dengan potong² pelepah lidah buaya, lalu tanamkan ke media tanam.

#2 Kemudian oleskan getah lidah buaya ke bagian buah tomat pada bagian permukaan atas (bekas tangkai) tomat dan bawah tomat.

#3 Setelah itu kubur buah tomat tadi ke media tanam.

#4 Lalu tutup dengan cup plastik dan diamkan sampai 15 harian.

Hasilnya?

Tomat itu ternyata busuk duluan, karena tomat itu dimakan oleh jamur dan bakteri2 pembusukan yang ada di media tanam. Hal ini jelas gak terbukti sama sekali, bahwa cara ini gak akan bisa memunculkan tunas baru dari tomat itu.

Artinya terbukti hoax video dari konten tomat yang mudah dibibitkan dengan cara tersebut. Jadi kita harus pintar² menelaah video. Itu kenapa, menshare video itu harus logika juga sih. Emang konten ya sekedar konten, apalagi saat ini demi mencari viewer yang penting konten itu menarik.

Konten terbaik adalah hasil percobaan yang benar² dialami sendiri.

Jadi dari video Infarm ini saya jadi ragu soal percobaan pembibitan jeruk lemon yang kemarin saya posting. Tinggal saya buktikan sendiri apakah memang konten itu hoax atau memang bisa, tapi dari video ini kemungkinan si hoax.


Segitu saja sharing dari saya, semoga bisa mencerahkan, supaya kita gak mudah termakan hoax dari konten kreator. -ngp

#onedayonepost
#umum
#teori
#youtube
#review
Saya dibuat tertarik pada sebuah post twit di aplikasi X milik Elon Musk, di sana divideokan tutorial membibitkan lemon jeruk untuk kemudian ditanam supaya jadi tanaman lagi. Kalau lihat divideo itu mudah sekali.

Tapi realita apa semudah itu?

Terkadang video atau konten² yang dibuat disosial media itu hanya sekedar konten, kadang dibuktikannya juga sulit, syukur² sulit masih bisa dibuktikan, repotnya itu hoax alias imajinasi si pembuat konten saja.



Bahan² yang diperlukan juga sederhana sekali kalau melihat video tersebut, yaitu buah jeruk lemon segar 🍋, pelepah lidah biaya, bawang merah, serta empat batang lidi tusuk sate.

Seperti tautan video yang saya relay dari X ya bisa dilihat di atas. Sederhana sekali bukan? Bukan!?!

Saya juga akan mencobanya di rumah, hanya saja kan kalau divideo ini instan, pertumbuhannya akar kan gak secepat itu, jadi video konten pastinya sudah dipercepat dan mengalami proses editing, sedangkan saya ini baru mengikuti proses yang awal, hasilnya apakah akan tumbuh akar, entahlah. Hanya konten kreator dan mba YouTube yang tahu.

#1 Tusuk itu si buah jeruk lemon 🍋 menyilang dengan empat buah lidi jadi seperti bentuk penyangga seperti yang kalian bisa lihat divideo.

#2 Kemudian bagian pantat jeruk diolesi getah dari pelepah lidah buaya.

#3 Siapkan air mineral dimangkok, lalu berikan rajangan bawang merah ke dalam air mineral tadi.

#4 Taruh si jeruk lemon dengan penyangga lidi tadi ke atas mangkok berisi air yang telah dicampur rajangan bawang merah.

#5 Lalu diamkan saja hingga si jeruk lemon 🍋 itu mulai tumbuh akar. Jika akar sudah memanjang bisa dipindahkan ke polibag dan tanam si buah lemon berakar itu ke dalam tanah dan biarkan tunas baru tumbuh di sana.

Jeruk lemon, menyegarkan sekali apakah bisa ya ditanam di rumah? Gambar diambil dari Google

Sesederhana itu proses pembibitan jeruk lemon. Keberhasilanya seperti apa, nanti akan saya update diblog ini, sementara saya akan siapkan bahannya dan membuktikan semudah Itukah membibitkan jeruk lemon?

Mudah-mudahan video yang direlay dari akun X ini tetap bertahan lama, karena tautan blog ini menggunakan direct video dari postingan X, jika video di X dihapus atau ditake down, pastinya video ditautan saya akan hilang juga.

Jadi akan saya buktikan dipost blog berikutnya. Happy planting. -ngp

#onedayonepost
#pengalaman
#review
#umum
Akhirnya sore ini saya memutuskan untuk memetik butir² buah rambusa yang sudah berubah warna dari hijau ke kuning jingga, seperti yang bisa dilihat didokumentasi di bawah ini.

Tampak beberapa butir rambusa yang sudah menguning jingga tanda sudah masak pohon.

Beberapa waktu yang lalu saya pernah membahas tanaman rambusa liar yang ada di halaman belakang rumah, dia tumbuh sendiri tanpa saya pernah menanam bibitnya, bahkan saya tidak tahu dari mana tanaman ini tumbuh karena tidak tampak tumbuh dari tanah. Jadi tanaman ini tumbuh merambat di tembok halaman belakang rumah.

Postingan sebelumnya kalian bisa baca pada tautan link di bawah ini, di sana saya bahas juga soal tanaman rambusa itu seperti apa, tentang profil dari tanaman ini.


Sebenarnya saya sudah lihat beberapa butir buah rambusa itu mulai berubah warna menuju jingga dan itu menandakan buah akan segera masak di pohon, itu bagus pikir saya, dan dalam beberapa hari lagi akan saya panen deh, dan itu terjadi hari ini, tepatnya sore ini.

Post yang lalu tercatat tanggal 9 Juli 2023, kalau dihitung sampai hari ini sebenarnya belum genap 30 hari lho, tapi sudah menguning, entah apakah sebenarnya saat ini sudah ideal untuk panen? Saya juga kurang tahu. Maka dari itu sebagai percobaan akan saya review dan bahas pada post kali ini.

Saya lihat hanya ada lima butir buah yang warnanya kuning jingga, jadi panen pertama ini saya hanya ambil lima butir itu saja, lainnya saya tunggu hingga masak pohon. Sepertinya buah rambusa ini termasuk ke dalam jenis buah yang harus masak di pohon, tidak bisa diperam, kalau bahasa istilahnya itu adalah jenis buah non klimaterik.

Bahasan soal jenis buah non klimaterik itu apa, kalian bisa baca pada tautan di bawah ini, saya pernah bahas pada postingan sebelumnya.


Lalu seperti apa review dari buah rambusa ini? Buah yang pertama kali saya konsumsi dari hasil panen kebun sendiri, walaupun dia tumbuh liar begitu saja, tanpa saya harus menanamnya, saya hanya melakukan perawatan menyiramnya tiap pagi dan sore. Sesekali saya menyemprotkan pupuk daun agarndia tumbuh subur, hanya itu saja perawatannya.

Saya akui bahwa tanaman liar malah justru lebih simple dan tidak perlu dirawat ekstra, tapi dia malah lebih kuat daya tahan tumbuhnya dan mampu tumbuh hingga panen, berbunga hingga berbuah dan bisa dimanfaatkan untuk dikonsumsi.

Rasanya seperti apa?


Rasanya itu manis, bener katanya mirip markisa. Tapi ada rasa lain menurut saya, rasanya ada mirip seperti sari dari pisang.

Cara memakannya sebenarnya hanya bisa dengan menghisap sarinya saja, karena daging buahnya sedikit, seperti selaput lendir yang menyelubungi bijinya. Oh ya, agak mirip biji selasih ya.

Saya sendiri sempet bingung, ini bijinya bisa dimakan apa gak. Kalau kata teman, rasa bijinya itu kecut ada asam² nya. Saya hanya takut saja, jika bijinya kemakan jadi bikin usus buntu deh.

Kalau membandingkan dengan markisa, hampir mirip, hanya markisa lebih banyak selaput yang mengelilingi bijinya dan bijinya bisa dimakan sekalian, walaupun ada kandungan sianida alaminya tapi tenang tidak akan berbahaya koq bagi tubuh, masih level aman.

Begitulah kira² review after panen rambusa liar yang tumbuh dari pekarangan belakang rumah. Kita lihat panen berikutnya terjadi kapan lagi. Akan saya bahas dikolom komentar saja. -ngp


#onedayonepost
#pengalaman
#review
#panen
#kebunsendiri
#tumbuhanliar
#rambusa
Akhirnya tiba juga waktu panen. Tapi jangan berpikir ini panen tanaman yang kita tanam dari nol y, abaikan pemikiran begitu. Karena, dijudul ini sudah saya tulis, panen cabe beli.

Ada kata 'beli' yang saya beri tanda kutip. Itu menunjukan hal yang sebenarnya, ya memang cabe yang saya panen ini hasil beli, karena saya gak menanam dari nol, saya hanya melanjutkan.

Harapan saya sebenarnya bisa menambah buah² baru dengan adanya buah eksisting, namun ternyata seiring waktu saya nampaknya gagal. Ya gagal gak 100%, karena memang belum segala cara dicoba juga sih.

Waktu Minggu keberapa saya lupa, itu sudah sempet tumbuh bunga baru, itu sebenarnya harapan saya untuk kehidupan buah baru. Eh akibat invasi hama semut ini, bunga baru itu rusak dan akhirnya kini merana.

Tapi beberapa hari lalu, saya melihat buah cabe yang sedari awal bibit cabe ini saya beli sudah ada, warnanya mulai berubah dan menunjukan tanda² ke arah pemasakan buah.


Akhirnya hari ini, saya memutuskan untuk memanennya karena warnanya sudah merah, tanda si cabe ini sudah layak panen.

Foto diambil tanggal 16 Juli 2023

Kalau dihitung dari waktu pertama kali bibit ini ditanam di tanah, itu dimulai sejak 2 Juni 2023 yang lalu, postingan itu juga saya catat diblog yang lain.


Total waktu yang dibutuhkan sampai saat ini berarti 1,5 bulanan ya, sampai akhirnya cabai 'beli' ini bisa dipanen hari ini.

Seperti yang bisa kalian lihat didokumentasi, cabe yang sudah saya panen ini, warnanya merah cabai sih. Ya hanya ada dua buah saja. 😅

Agak aneh ya, panen cabe tapi cuma dua buah, agak absurd tapi ya gimana ini kenyataannya, hanya dua buah ini yang bisa saya pertahankan hingga masak pohon. Masih beruntung tidak dirusak oleh semut, mungkin semut gak begitu suka pedas.



Secara umum sih dua buah cabe ini gak begitu segar, ya agak keriput, tapi mungkin semua cabe begitu kali ya, maklum ini kan first impresion, nanam, terus manen, walau itu buah gak jadi karena proses yang saya lakukan, tapi ya ada usaha saya di dalamnya, itu kaya gimana gitu. Bayangkan effort sederhana saja sudah membahagiakan apalagi full effort.

Sekarang, how to review this?

Saya bukan penggemar pedas sebenarnya, tapi demi mencoba cabai panenan yang dihasilkan dari usaha merawat setiap hari, saya perlu juga mencobanya.

Karena hanya ada dua buah, jadi akan saya coba mereview dengan dua cara:

#1 Saya coba makan mentah bersama dengan makanan lain, di sini saya pakai gorengan. Ketika dimakan mentah, sensasi awal makan cabe ya pedas, aroma cabenya kerasa dan ada rasa manis² dikit, terus pedas. Mirip kaya lagi makan paprika merah.


#2 Saya coba makan dengan mi rebus, kan biasa tuh, mi instan kuah, lalu dikasi potongan² cabai untuk menambah pedas. Walaupun biasanya orang pakai lebih dari satu buah, tapi berhubung saya gak suka pedas, saya pakai sebuah saja dirasa cukup lah ya.

Saya memanen diwaktu yang tepat, karena sudah cukup masak, kalau telat mungkin bisa busuk dipohon ini cabe.

Sewaktu saya cacah itu cabe, ya baunya kaya cabe sih 😅, ya namanya juga cabe begitu kali baunya. Gak begitu strong, seperti tidak begitu pedas #gayaerek




Rasa cabenya ini tidak terlalu pedas ya, tapi cukup tertahan di lidah, jadi itu saya masih merasakan pedas yang menjalar di lidah, ya pedas dengan skala orang yang gak suka pedas, ini cukup, mungkin kalau saya tambahkan jadi dua buah, udah pedes banget bagi saya.

Buah cabenya itu berasa ada manis² nya, manis pedas gitu lah rasanya, ini menurut lidah saya ya. Wajar sih, karena dia ini buah dan masak di pohon. Kalau selama ini kan makannya cabe masih hijau.


Jadi begitulah kira² review hasil panen cabai 'beli' yang kebetulan berhasil saya rawat hingga hari ini.

Sekarang nasib tanaman SiCabe saya ini akan seperti apa? Saya akan coba berusaha merawatnya, mau tahu apakah akan memungkinkan tumbuh bunga baru untuk jadi buah² cabai baru lagi.

Ya namanya juga usaha, walaupun sejauh ini saya masih belum maksimal di sini. Tapi akan tetap saya coba. Mengisi waktu luang selain ngeblog dan ngecamp, saya isi juga dengan ngebun.

Oh ya, saya juga ada tanaman lain, kita lihat ya bagaimana review panenan dari tanaman lain, tunggu saja di NGP untuk catatan berikutnya. Happy planting and make your home always green and you have something for your kitchen. -ngp- 
Pagi ini sesuai instruksi pemberian pupuk yang saya miliki baik disemprotkan pada pagi hari, dan tidak disarankan disemprotkan pada siang hari. Karena, pupuk daun ini fokus mengoptimalkan proses fotosintesis pada daun.

Oh ya lupa, jadi kali ini saya akan mengaplikasikan pupuk daun, produk dari Infarm yaitu Pupuk Daun Organik by Infarm. Kemasan produk ready to use 500 ml.


Penggunaannya karena mudah ya tinggal langsung semprot saja ke seluruh permukaan daun.

Untuk bahasan soal produk Pupuk Daun Organik by Infarm bisa dibaca ditautan postingan ini ya.


Ternyata setelah dibuka, isi dari pupuk daun organik punya Infarm ini bening dan tidak berbau dan cairannya tidak berwarna, encer pula dan tidak kental atau pekat sama sekali.


Target tanaman yang akan saya berikan pupuk ini ada SiJeruk, SiCabe dan tiga tanaman cabe liar, dan beberapa tanaman tomat.

Selengkapnya kalian bisa lihat divideo yang saya dokumentasikan di atas tadi ya. Video ini sengaja saya simpan untuk bahan tambahan review produk pada postingan sebelumnya.

Tinggal kita lihat perkembangan dari tanaman² peliharaan saya ini, hasilnya akan seperti apa, sesuai ekspektasi atau diluar itu.

Pemberian pupuk daun yang pertama ini pada tanggal 17 Juni 2023, dilakukan dipagi hari. Selanjutnya akan saya update dipostingan ini, berikut juga informasi perkembangannya.

Ketika awal, untuk tanaman SiJeruk kondisinya adalah ya standar, beberapa tunas baru nampak tumbuh dari ranting² skunder. Ada beberapa daun tunas baru yang tumbuh ya dapat gangguan hama 'kriting daun', intinya agak kurang segar.

Pada tanaman SiCabe ini daunnya nampak gak sehat, karena dari semut dan efek pembakaran ketika saya memusnahkan hama.

Pada tanaman cabe liar, yang saya temui adalah hama serangga semut, semut yang serupa juga saya jumpai pada tanaman cabai saya di halaman depan. Juga adalah kutu kebul.

Hari ini saya lakukan pemberian pupuk daun ke tanaman² peliharaan saya ini, semoga memberikan nutrisi dan membuat tanaman jadi sehat dan produktif.


Ke-2, 20 Juni 2023
Hari ini saya berikan lagi pupuk daun organik dari Infarm. Yups dosis penyemprotannya 3 hari sx, dan ini penyemprotan kedua.

Yang tampak dari tanaman SiJeruk, muncul tunas² baru dari ketiak² atau pangkal dahan, nampak tunas hijau segar muncul, cukup banyak sih kalau saya lihat. Harapannya, nutrisi pupuk daun organik ini bisa memberikan asupan gizi buat SiJeruk bertumbuh.

Sedangkan tanaman SiCabe yang kecil ini masih berusaha memperbaiki, soalnya kerusakan akibat semut dan efek pembakaran yang saya lakukan.


Ke-3, 26 Juni 2023
Hari ini saya sebenarnya sudah melewatkan 2x penyemprotan pupuk. Namun efek dari pupuk daun organik sudah tampak koq, tanaman SiJeruk dan SiTomat itu subur, makin subur saja, banyak tunas² daun baru sehingga lebih sehat.

Lain dengan dua itu, SiCabe tidak berefek, tetap saja merana karena serangan hama semut mengganggu pertumbuhannya, kasian sih, tapi semutnya ini emang sialan, merusak sekali. Walaupun SiJeruk juga diserang hama tapi masih bisa saya bantai, tapi kalau SiCabe, saya bantai malah makin rusak daun2 nya dan malah jadi merana.


Ke-4, 29 Juni 2023
Hari ini saya kembali menyemprotkan pupuk daun ke semua tanaman yang saya pelihara. Dari penyemprotan yang sejauh ini saya lakukan, nampaknya hanya berefek (+) pada tanaman SiJeruk dan SiTomat saja, yang tumbuh rimbun dengan daun² baru.

SiJeruk malah nampak bunga² baru muncul. Sedangkan SiCabe malah merana, dan makin merana. Pertumbuhannya stagnan. Hama semut masih saja datang dan mengganggu, menggerogoti daunnya.


Ke-5, 2 Juli 2023
Hari ini saya juga rutin berikan semprotan pupuk daun ke tanaman peliharaan saya. Updatenya masih sama dengan cerita sebelumnya, tidak ada perubahan berarti atau sesuatu yang berbeda.


Ke-6, 6 Juli 2023
Hari ini saya lakukan penyemprotan pupuk seperti biasa. Saya tidak ada update cerita apapun, karena ya biasa saja.

Soal bunga pada tanaman jeruk yang sebelumnya muncul sekarang sudah hilang dan tidak ada kelanjutannya, misalnya buah baru atau apapun itu tidak nampak lagi. Sekarang ya kembali tumbuh seperti biasa saja. Dugaan saya sih kurang nutrisi dari media tanamnya, akarnya harusnya saya tutup media tanah, tapi saya belum membelinya jadi masih terbuka.


Ke-7, 9 Juli 2023
Hari ini saya kembali melakukan penyemprotan pupuk daun ke beberapa peliharaan saya. Sejauh ini ya efeknya masih sama saja, belum ada hal yang terbaru sih.


Ada satu, itu tanaman SiCabe yang tumbuhnya kurang subur, mulai menunjukan tanda perubahan, buah cabe yang sebanyak 2 pcs yang sudah ada sejak tanaman bibit cabe ini saya beli dulu mulai menunjukan perubahan warna, dari hijau menuju ke jingga, menuju ke arah pemasakan buah cabainya. Ya tapi hanya dua itu saja, beberapa kali sempet berbunga tapi gugur tanpa menghasilkan buah baru. Lagi² itu efek dari kurang nutrisi dan gangguan hama semut.



Oke, saya cukupkan dulu terkait post ini, update selanjutnya akan dilakukan berkala.

Happy planting, happy farming ... Mencoba menghijaukan dunia dimulai dari rumah sendiri. -ngp-
Happy planting 🤩 teman² hijau, ini adalah post yang ke-3 setelah postingan perdana pada beberapa hari yang lalu.

Post kali ini sebenarnya ini menceritakan dan memberikan review dalam pengaplikasian Pestisida Nabati from Infarm. Untuk informasi mengenai produk yang saya mau coba ini, bisa kalian baca melalui tautan yang tersedia.


Sekedar informasi, saat ini saya tengah menanam beberapa tanaman yaitu SiJeruk, SiCabe dan SiTomat dan beberapa tanaman lain yang masih bibit dan tengah proses penyemaian bibit.

Belajar tutorial via YouTube channel Infarm.id

Oh ya, jadi lupa kan. Pada post kali ini saya mau jelaskan dan sekalian sharing bagaimana Pestisida Nabati from Infarm ini saya gunakan.

Pastinya agar efektif, ikuti anjuran penggunaan yang tertulis pada label kemasan. Mengingat ini adalah produk pestisida nabati atau organik sehingga kemungkinan efektifitas pestisida ini dipengaruhi oleh konsentrasi pekatan juga.

Apa saja yang perlu disiapkan?

✓ Pestisida Nabati 30 ml pekatan.

✓ Air bersih sebanyak 1 liter.

✓ Alat bantu semprot atau water spray.


Setelah alat bantu sudah siap, mari kita mulai dengan pengaplikasian di kebun anda.

1. Campurkan 30 ml pekatan pestisida nabati dari Infarm ke dalam 1 liter air yang telah dimasukan ke dalam botol semprot.

2. Kocok hingga rata biarkan larutan pekatan tadi tercampur merata dengan air. Jika sudah merata, berarti pestisida nabati siap untuk digunakan.

3. Lakukan penyemprotan ke area daun secara merata dan menyeluruh terhadap daun-daunan rimbun tanaman peliharaan saya. Menurut anjuran dari kemasan, lakukan penyemprotan 3x sehari. Tapi saya hanya lakukan sehari 2x yakni pagi hari dan sore hari.

4. Disarankan untuk tidak melakukan penyemprotan pestisida pada siang hari.


Hari ini 16 Juni 2023 saya mulai mencoba penyemprotan pertama, saya gunakan 30 ml untuk takaran 1 liter air. Aroma pekatan pestisida nabati ini cukup menyengat, aroma bawang yang telah diekstrak bersama bahan alami lain.

Namun ada yang menarik, oleh karena bau nya yang menyengat ini justru koq malah mengundang lalat datang, secara lalat itu kan serangga, tapi dia datang ketika saya sedang mencampur pekatan dan air, malah datang beberapa ekor lalat 'besar'. Jujur sih baunya ini seperti limbah dari bawang putih gitu, wajar sih bau begini jadi ngundang lalat datang.


Setelah saya campurkan ke dalam botol semprot spray, kemudian saya semprotkan ke tanaman peliharaan saya saat ini.

Ini dokumentasi ketika saya menyemprotkannya di tanaman peliharaan saya, SiJeruk


Sekarang tinggal kita lihat nanti sore, sore saya akan lanjutkan dengan semprotan kedua hari yang sama. Sehari minimal 2x penyemprotan.

Sore hari dihari yang sama saya lakukan penyemprotan kedua hari ini. Evaluasi penyemprotan pertama, masih ditemukan semut² yang datang, terutama ditanamkan SiCabe itu saya temukan semut² dengan riang gembira naik turun dahan SiCabe, bener² mengesalkan sih, seakan pestisida yang saya semprotkan ini tidak berguna.

Oke, gak ada yang instan ya. Saya akan coba lakukan rutin. Untuk hari pertama ini saya gunakan dosis 30ml untuk 1 liter. Rencana untuk hari kedua ini saya akan gunakan dosis 15ml untuk 500 ml air, jadi saya akan lakukan penyemprotan fokus, dimana 500 ml ini akan saya fokuskan pada SiCabe, SiJeruk dan 3 tanaman cabai liar.

Kita lihat nanti besok pagi, apakah sudah ada efek dari penyemprotan full hari pertama ini. Saya jujur saja masih tidak terlalu yakin dengan pestisida nabati ini. Tapi kita lihat saja dengan rutin kita semprotkan.


Ke-2, 19 Juni 2023
Ini penyemprotan pestisida yang ke-2, jadi ada jeda beberapa hari, saya tidak menyemprotkan rutin tiap hari 2x. Karena kesibukan jadi saya gak sempat melakukannya.

Baru yang sekarang adalah semprotan ke-2 akan rutin saya lakukan pagi dan sore hari nanti. Sejauh ini efeknya belum ada karena serangga terutama semut masih saja menyambangi tanaman kesayangan saya, dan itu sangat mengganggu.

Penyemprotan kedua ini saya kurangi dosisnya tapi secara perbandingan takaran ya sama saja, 15ml untuk 500ml air dan saya semprotkan untuk beberapa tanaman peliharaan saya, SiJeruk, SiCabe, SiTomat dan 3 cabai liar.


Ke-3, 20 Juni 2023
Penyemprotan hari ini saya lakukan hanya pagi saja, karena sorenya saya ada kegiatan. Dosisnya juga saya kurangi, 7ml / 250ml air. Karena ya ngirit soalnya tanaman yang disemprot sedikit, terlalu mubajir juga kalau buat pekatan terlalu banyak.

Sejauh ini hama semut dan laba² ya masih ada, selalu setiap hari saya harus membantai mereka beberapa ekor tapi selalu kembali lagi dan lagi.


Ke-4, 21 Juni 2023
Hari ini saya lakukan penyemprotan 2x pagi dan sore. Dosisnya 7ml / 250ml. Masih sama, semut dan laba² masih berkeliaran. Kalau di SiCabe itu di depan semutnya gak ada habisnya merusak tanaman cabe saya, entah bingung harus diapain supaya mereka ini pergi. Semprotan hama ini tidak berefek sama sekali sepertinya.


Ke-5, 22 Juni 2023
Hari ini pagi dan sore saya lakukan penyemprotan seperti biasa, dengan dosis sama seperti hari kemarin, yakni 7/250. Pagi dan sore ini sebelum penyemprotan saya masih menemukan semut dan laba² hinggap pada tanaman SiJeruk, saya bantai mereka tanpa ampun, bahkan saya menemukan ulat kecil pada salah satu daun muda, itu pun langsung saya eksekusi mati.

Pada tanaman SiCabe saat ini kondisinya masih merana, masih dijumpai semut² bermain di daun dan dahannya, menyebalkan sekali, saya bantai tetap datang lagi. Tanaman cabe liar yang 3 pcs kondisinya juga masih saja diserang hama, hama kutu kebul, semut dan hama lainnya yang menyerang daun, sangat mengganggu.

Semprotan hama juga saya lakukan pada beberapa bibit tanaman tomat yang sudah mulai rimbun, sebenarnya sudah waktunya dipindahkan ke polibag yang lebih layak atau media tumbuh yang layak.

Saat ini kondisi pekatan pestisida nabati hampir habis, mungkin tinggal 1,5x semprot lagi pekatan habis dan saya harus memikirkan cara lain untuk menghancurkan hama² perusak.



Sekian dulu catatan saya, update mengenai pengaplikasian dari pestisida nabati akan saya lanjutkan sampai botol yang saya beli ini habis, dan selama itu akan saya tulis updatenya dipostingan ini. -ngp-