Mengenal Tanaman Liar: Rambusa atau Permot

Jadi saya itu ada tanaman liar yang tumbuh merambat di pagar anyaman besi di halaman belakang rumah. Dulu itu tanaman ini merambat kecil saja, waktu masih rambatan daun ya saya biarkan saja, untuk hijau² di pagar belakang.

Saat itu saya juga tidak tahu itu tanaman apa, intinya saya biarkan saja. Saya pun tak pernah merasa menanam bibitnya. Tiap kali saya menyiram tanaman² peliharaan saya yang lain, saya juga lakukan penyiraman pada tanaman ini.

Sampai akhirnya tanaman ini yang tadinya tumbuh lambat, perlahan jadi makin subur, ya rambatan daun-daunnya makin menjulur kemana-mana. Malah sekarang makin rimbun, apalagi setelah beberapa kali hujan turun, makin rimbun lah dia.

Tapi seperti yang saya bilang tadi, saya gak tahu tanaman apa itu. Maklum saja, pengetahuan saya seputar tanaman itu sangat rendah, baru belakangan saya mulai mencoba cari tahu.

Pas kebetulan pagi ini saya bersih² halaman belakang, saya amati koq tanaman ini sudah mulai berbunga dan berbuah, ada buahnya. Tak amati koq mirip 'ciplukan', tapi saya masih belum yakin.


Sampai akhirnya saya menggunakan bantuan Google, untuk scaning foto, sebenarnya tanaman apakah ini.

Padahal bulan lalu, pertengahan Mei 2023 belum serimbun ini lho.

Pada postingan kali ini saya mau share tentang tanaman ini, sekalian untuk nambah pengetahuan juga. Jadi biar paham secara ilmiahnya ya.


Tanaman yang dimaksud ini punya nama Rambusa, atau markisa mini atau permot atau ermot. Punya nama latin Passiflora foetida.

Terkadang penamaan tanaman ini didasarkan pada buahnya, di beberapa daerah tanaman ini dikenal dengan sebutan ceplukan blungsun, senthiet (Jawa), permot, rajutan, kaceprek atau ki leuleu’eur (Sunda), kambuik kambuik (Minang) dan timun dendang atau timun padang (Malang).

Itu tampak juntai atau julurnya yang tumbuh dari ranting rambatnya dan julur atau juntai yang menyimpul itulah yang digunakan untuk menambatkan dirinya pada sesuatu, yang pasti bukan hati.

Termasuk ke dalam tanaman semak perdu, dianggap juga sebagai gulma. Tumbuh merambat pada batang kayu atau apapun yang bisa dirambati. Tanaman ini punyai julur atau juntai² yang digunakan sebagai kaitan pada media yang dia tambati.

Eits, bukan hati yang ditambati.

Tanaman ini punya ciri morfologi batang berambut panjang jarang. Daun tunggal, bertangkai 1–3 cm, berambut panjang. Helaian daun bundar telur, berbagi tiga, bertepi rata atau bergigi tidak dalam, dengan ujung-ujung meruncing, pangkal daun bentuk jantung, 3,5–13 × 4,5–14 cm.



Bunga dengan kelopak tambahan berupa daun pembalut 3 helai, berbagi menyirip rangkap dengan taju serupa benang teranyam, 1–3 cm.

Tabung kelopak bentuk lonceng lebar. Daun mahkota dengan mahkota tambahan, memanjang 1,5–2,5 cm, putih cerah sering dengan warna ungu di tengahnya. Tangkai sari pada pangkalnya berlekatan, juga dengan putiknya. Tangkai putik 3 berbentuk gada.


Buah buni berbiji banyak terbungkus oleh daun pembalut, bulat lonjong, 1,5–2 cm, kuning jingga apabila masak.


Berdasarkan yang saya baca, tanaman ini berasal dari Amerika Selatan. Hmm, jauh sekali asalnya, entah bagaimana bisa akhirnya bisa ada di sini?

Pastinya tanaman ini tipe tanaman yang easy growth, bisa tumbuh dimana saja tanpa repot penyemaian bibitnya seperti tanaman² lain, yang perlu penanganan khusus, bahkan yang sudah ditanam dengan hati² saja agak sulit tumbuhnya dan tidak bisa sesubur ini, tanpa pupuk dan perawatan apapun, hanya mengandalkan siraman air saja.

Tanaman ini biasa dijumpai tumbuh liar di kebun, tegalan, sawah yang mengering, di pasir pantai, tepi jalan, tepi hutan dan bagian-bagian hutan yang terbuka disinari terik matahari.

Pantas saja, halaman belakang rumah ini terkena sinar matahari yang cukup setiap hari, jadinya pantas dia bisa tumbuh subur di sini.

Tanaman ini bisa dimanfaatkan buahnya, buahnya manis ketika sudah masak/ matang pohon. Namun ketika masih muda, buahnya beracun, ini akan dibahas dibawah nanti.

Daunnya ketika masih muda, terutama bagian pucuknya bisa dimanfaatkan sebagai sayuran.



Ada hal menarik, tadinya kan dikira dan dianggap sebagai 'ciplukan' tapi ternyata dari sisi morfologinya tanaman ini bukanlah tanaman ciplukan, walaupun ada kemiripan dari sisi buahnya, tapi yang pasti ini bukan tanaman ciplukan.

Ilustrasi, tanaman ciplukan di alam. Ini untuk bedakan dengan tanaman Rambusa yang sedang dibahas kali ini, supaya gak salah kaprah menyebutkan nama tanamannya. Gambar diambil dari Google

Lihat perbedaannya di atas, gambar dari tanaman ciplukan yang sering ditemukan juga di kebun, tegalan atau halaman dan tumbuhnya juga sama² liar.


Kembali ke rambusa atau permot. Jadi seperti yang dijelaskan pada morfologinya, yang unik itu bisa dilihat pada ada jaring² anyaman pada dekat buahnya.

Itu buahnya yang kelilingi anyaman rambut seperti jaring. Ini buahnya masih hijau, masih muda.

Bunganya seperti yang kalian bisa lihat di foto yang saya bagikan di atas. Jadi ketika kalian menemukan tanaman dengan ciri seperti itu, nama tanaman ini adalah Rambusa atau Permot.


Banyak yang belum mengetahui, bahwa buah dari tanaman Rambusa ini punya khasiat dan manfaat untuk kesehatan.

Buah rambusa juga memiliki bentuk dan rasa yang mirip dengan markisa, itu kenapa penyebutan buah ini sebagai markisa mini. Lantaran, rambusa juga berasal dari keluarga Passiflora yang masih bersaudara dengan buah markisa.

Tanaman rambusa akan membentuk bunga terlebih dahulu sebelum adanya buah.

Bentuk dari buah rambusa bulat lonjong dengan panjang 1-2 cm, berwarna hijau saat masih muda dan berwarna kuning jingga ketika sudah matang, serta akan terbungkus oleh jaring seperti rambut.

Buah rambusa memiliki kandungan kalsium, zat besi, antioksidan, mineral, vitamin C, dan beberapa kandungan lainnya yang baik bagi kesehatan.

Buah rambusa bisa dinikmati atau dikonsumsi langsung tanpa harus diolah terlebih dahulu yang memiliki rasa campuran manis dan asam.

Itu dia buah rambusa yang sudah masak/ matang dan siap disantap. Kebetulan tanaman yang saya punya belum masak buahnya, jadi ini untuk membantu menjelaskan seperti apa buahnya ketika sudah siap panen. Gambar diambil dari Google

Buah rambusa saat masih muda (hijau) memang memiliki sifat toksik, namun tidak terlalu berbahaya. Jika kita mengkonsumsi buah rambusa yang masih muda, maka akan menyebabkan efek samping pusing dan gangguan pencernaan seperti mual atau sakit perut.


Ada hal salah pengertian yang bisa saja jadi hoax, bagi yang gak paham. Apa itu?

"Buah ini adalah makanan ular, jadi kalau ada tanaman itu mending dibuang saja!"

Orang yang gak tahu menganggap buah Rambusa ini sebagai makanan ular, itu salah kaprah. Orang menganggapnya begitu karena kebanyakan tanaman ini tumbuh liar di kebun atau tegalan yang bersemak, yang kebetulan di sana ada lubang atau liang yang jadi sarang ular. Sehingga banyak orang punya anggapan demikian.

Beruntung jika tanaman ini tumbuh di pekarangan rumah tanpa anda tanam bibitnya tapi dia tumbuh sendiri dan berbuah tanpa harus dirawat intensif. Mengingat buahnya sebenarnya bisa dikonsumsi dan berkhasiat (+) bagi kesehatan, nutrisi alami untuk tubuh.


Itulah kira² ya informasi soal tanaman Rambusa yang ternyata bisa dimanfaatkan buahnya untuk dimakan. Ya beruntunglah selama ini saya lakukan penyiraman air pada tanaman ini dan sesekali semprot pupuk daun, supaya makin subur dan berbuah banyak.

Nanti ketika buahnya sudah siap panen akan saya share juga di blog ini ya, sekalian kita review buahnya hasil panen di kebun kita.

Sekian dulu share informasinya, semoga bisa menambah pengetahuan kita semua, biar gak salah pemahaman juga kan. Terkadang hoax² perlu dipatahkan dengan informasi yang benar supaya tidak terjerumus. Kalau kita tahu dan yakin itu benar, maka kita tidak mudah terbawa arus informasi yang salah.

Sampai jumpa dipostingan lainnya, masih di Naturality Green Plant, happy planting, berkebun di halaman rumah sendiri. -ngp-

6 komentar:

  1. Daunnya sih beda ya sama daun ciplukan...eeeh kok mirip buah markisa tapi versi mininya yaa😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, makanya disebut mini markisa, saya cuma penasaran rasanya.

      Sy jadi semangat merawat tanaman ini di halaman belakang, karena sudah banyak calon² buahnya. Ingin tahu rasanya seperti apa dari kebun sendiri.

      Hapus
  2. Kalo udah mateng cobain cicip..siapa tau mirip markisa...jgn lupa di review gimana rasanya 😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pasti mba, nanti saya review pas panen ya .. kita lihat butuh waktu berapa lama dari buah² ini terlihat, sy catat hari ini, sampai dia berubah menjadi jingga itu butuh berapa lama.

      Hapus
  3. Ternyata tanaman rambusa yang merambat di pagar halaman belakang rumah saya itu berasal dari dasar kali belakang rumah, dia tumbuh merambat, tapi akar asalnya berasal dari tanah dangkal di kali belakang rumah.

    BalasHapus
  4. Rambusa ini di halaman belakang akhirnya mati, karena batang yang dari tanah itu ditebang. Kenapa di tebang, karena pertumbuhan tumbuhannya menjalar ke rumah tetangga dan karena itu takut jadi jalan ular merambat, makanya ditebang.

    Alhasil rambusanya kering dan mati.

    BalasHapus