Tampilkan postingan dengan label Teori. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teori. Tampilkan semua postingan
Saya sengaja buat postingan ini karena keprihatinan komentar yang menganggap hewan peliharaan itu sekedar hewan 🐥🐶🐱🐮, yang ketika sudah gak diperlukan ya dibuang, dicampakan begitu saja, melupakan semua kenangan² yang pernah terjadi. 

Ini berlaku untuk pada hewan apapun yang kamu pelihara, walaupun efek psikis kepada hewannya itu bisa berbeda-beda, ada yang cuek ada yang mengena ke psikisnya. 

Ketika Cella masih sehat dan diajak sepedaan sama mami, ini anak bungsunya mami. #dokpri

Saya ambil contoh anjing. Karena hewan ini punya sesuatu dimemori mereka yang membuat mereka lebih peka dibandingkan dengan hewan peliharaan lainnya. 

Pernah gak lihat video yang sengaja dibuat untuk menunjukan, bagaimana respon anjing kita, yang tiba² dibuang atau ditinggal di tempat asing, ditinggal begitu saja dan majikannya pergi. Video ini dibuat hanya untuk melihat reaksi, karena banyak terjadi hal seperti ini tapi tidak ada dokumentasinya, sehingga video ini dibuat untuk mewakili situasi atau menggambarkan situasinya.

Kalau ini video bukan rekaan, tapi ada case yang membuang anjing tapi tertangkap kamera video dan nampak si majikan tega membuat anjingnya berlari diantara kendaraan yang tengah melaju. Source: youtube

Ini juga contoh video sejenis dari negara lain. Source: youtube

Ini juga video serupa, tapi bukan video dibuat-buat tapi sepertinya kejadian realita. Source: youtube

Anjing itu kebingungan dan berusaha mencari majikannya, dia mencoba mengendus tapi gak bisa, dia menyadari bahwa itu tempat asing baginya. Si anjing berusaha mencari dan mengendus bau majikannya, hanya dengan itu dia berusaha. Tujuannya cuma satu mencari majikannya dimana, dia khawatir. Mungkin juga dia tidak mengkhawatirkan dirinya, naluri dia hanya mencari majikannya sampai ketemu. Bisa dilihat pula ketika majikannya ketemu, betapa senangnya dia. 

Bayangkan jika anjing peliharaan mu dibuang begitu saja dan kamu sebagai majikan ya tanpa rasa bersalah pergi begitu saja. Padahal si anjing mu itu memikirkan mu, tapi sebaliknya tidak.

Seperti yang pernah saya ceritakan pada postingan sebelumnya, keluarga saya pelihara seekor anjing Tsi Tzu sudah lama, meski kami tangan kedua yang memeliharanya namun relasi kami cukup dekat. Dia bukan peliharaan yang disimpan di kandang, dia hidup bersama-sama dengan kami di rumah. Bercanda, bermain, menemani, jadi teman ngobrol dll., banyak hal yang keluarga kami lakukan bersamanya. 

Dulu ya bisa dibilang bersih sekali, makan, buang kotoran semuanya teratur dan tertata, sehingga bau anjing itu gak terasa, karena dia dipelihara seperti boneka hidup, baunya wangi karena parfum selalu tersedia, mandi dan grooming rutin dilakukan sendiri, ya sama seperti anggota keluarga layaknya 'manusia'. Bahkan dia kami anggap sebagai si bungsu. 

Seiring waktu, usianya terus bertambah, sakit tua dan fisiknya gak seperti dulu. Matanya mulai bermasalah dan ada infeksi sehingga kerap mengeluarkan bau, sejak itu penglihatannya mulai kabur dan kesulitan beraktivitas. Ditambah lagi kaki belakangnya entah karena insiden apa (kami gak tahu), seperti pengkor. Alhasil situasi ini membuatnya kesulitan, pup dan buang air gak bisa seperti dulu. Mulai saat itu, dia jadi seperti anjing pada umumnya yang bau anjing. 

Karena soal kebersihan ini akhirnya kini dia dipelihara di kandang untuk melokalisir kotorannya, makan dan minum juga di sana. Memang sejak itu pula lah bau tidak sedap seperti layaknya memelihara anjing. Aroma² yang banyak gak disukai, apalagi mereka yang terbiasa bersih. Hal seperti ini sudah pasti harus disingkirkan. 

Itu kenapa beberapa saran yang muncul:
🗣️: "Kenapa gak dibuang saja?"
🗣️: "Kenapa gak ditaruh di shelter anjing saja?"
🗣️: "Kenapa gak ditaruh di luar/halaman?"

Dari semua itu kita yang jadi keluarga ya berat, masa iya senang bersama, giliran susah begini dicampakan, bak pepatah "habis manis sepah dibuang".

Mereka berkata demikian karena mereka gak merasakan momen² itu, jika pun mereka pernah memelihara anjing atau hewan juga, tapi saya yakin jika dipelihara dengan cara yang sama, pasti gak akan tega melakukan itu. Ini hanya soal cinta aja, orang kan lebih mudah menjudge. Sama seperti saya kali ini juga menjudge bahwa mereka gak punya cinta. 

Jadi berhentilah menyalahkan orang lain dengan pilihan yang dibuat, pasti ada latar belakangnya. Soal kenapa peliharaan saya gak ditaruh diluar? Itu karena, Tsi Tzu yang kami pelihara adalah ras murni, bersertifikat, dan dia bukan hewan yang dipelihara di luar ruangan, karena selama ini suhu ruangan lebih baik dan buat dia nyaman dan hidup bahagia hingga usia senja.

Jika di luar resikonya ular, gongongannya mengganggu apalagi dengan lingkungan yang menganggap mereka najis dll., bayangkan bagi mereka yang tidak menganggap najis saja dia disingkirkan apalagi dengan yang menganggapnya najis, bisa diracun. 

Kemudian, banyak rekan² kolega saya yang menceritakan pengalamannya memelihara Tsi Tzu gak pernah bisa bertahan lama, 1-2 tahun mati, dikarenakan virus tertentu. Mereka heran Tsi Tzu yang kami punya bisa bertahan hingga usia senja. 

Saya tidak tahu bagaimana mereka pelihara, tapi saya tidak bisa menjudge mereka memelihara, catatan saya, mereka yang intens memelihara dan niat saja gampang terkena penyakit, apalagi kalau Cella ini ditempatkan di luar. 

Jadi intinya begini, perlakukanlah hewan dengan baik, apalagi hewan yang punya cerita dan kenangan baik dengan mu, intinya bagaimana dia dipelihara dulu, sekarang dan nanti minimal berikan kasih sayang yang sama. 

Contohnya begini, kamu pelihara anjing, sejak awal dia dipelihara di luar, di kandang dan dirantai karena alasan tertentu. Suatu saat ketika dia tua, ya perlakukanlah dia minimal sama seperti itu, jangan kamu perlakukan dia lebih buruk atau bahkan dicampakkan ketika dia tua atau merepotkanmu. Jadi perlakukanlah sama sejak awal, sekarang atau nanti. 

Mungkin saya dinilai buruk dalam perlakukan orang² terdekat, bagi kacamata orang tertentu yang bisa perlakukan lebih baik dan memang baik, lalu dia membandingkannya saya mempertahankan hewan peliharaan daripada memperlakukan manusia. 

Statementnya begini: "Kamu lho merawat orang tua, adik saja gak becus, ngasi duit aja gak pernah, tapi bela²in pelihara hewan seperti segitunya. Gak mikir penyakit dll., yang dari kotoran hewan dll."

Nah bisa saja saya dikatain demikian. Saya tidak cari pembenaran apapun, tapi intinya satu hal, mengerti dan pahami kenapanya, banyak kenangan hasil relasi antara kita dengan hewan peliharaan kita, walaupun belum tentu si hewan ingat, tapi kita kan ingat, ya hargai itu sih. 

Intinya bagi pencinta hewan pasti akan setuju dan menganggap ini benar dan bisa dipertanggung jawabkan. Toh ini hanya masalah sepele, gimana memahami. 

Pada intinya disini saya akan selalu dianggap salah memilih cara ini. Itu kenapa, saya tulis sesuai judul demikian, itu yang saya rasakan ketika pilihan kita dianggap 'aneh' orang pada umumnya. Mungkin ini asumsi, tapi asumsi lahir karena pernah muncul pernyataan² yang mendukung asumsi itu tercipta. 

Segitu saja, postingan ini sekedar sharing apa yang saya rasakan, ketika duduk melihat hewan peliharaan kita yang tak sudah seperti dulu lagi, sedih tapi gimana, dimasa tuanya mudah-mudahan bisa tetap merawat hingga ajak menjemputnya. -cpr

#onedayonepost
#opini
#postingpribadi
#sayangipeliharaanmu
#jangancampakanmereka
#loveyourdog
#tsitzulovers
#pengalaman
Akhirnya rasa penasaran dan jawab²an dari logika saya sendiri melihat fenomena alam ketika saya berkunjung ke Gunung Kidul pada kisaran tahun 2015/2016 terjawab. 

Gunung Kidul, gambar diambil dari Google

Jadi pas ke Gunung Kidul daerah di sekitaran Jogjakarta, pas mau ke pantai, saya kan lewat lawasan perbukitan dan tebing² gitu, saya lihat paprasan tebing yang terlihat sedimentasinya, itu seperti koq menunjukan batuan karang yng identik dengan di pesisir atau di laut. 

Tebing² karang di dekat laut juga seperti ini karakternya. Tapi yang buat saya heran, posisi laut itu masih jauh, ini malah masih di puncak² perbukitan. Kemudian juga, saya melihat kiri-kanan tanahnya itu seperti tanah² di pesisir Laut gitu. Itu kenapa saya berlogika, jangan² di sini dulunya adalah laut atau pernah terendam air laut. Kemudian seperti ada sisa² kerang²an laut. Nah bisa dibayangkan, berarti dulunya di posisi saya berada saat itu (di perbukitan) adalah laut, berarti pantai yang saat ini mau saya tuju itu bisa jadi dasar lautnya, atau bahkan hanya tubiran laut. 

Tapi pada tahun kapan di sini itu kondisinya laut? 

Saya jadi berpikir pada alatnya Doraemon, jika alat itu nyata, saya ingin saja memutar waktu beberapa tahun atau mungkin ratusan tahun atau ribuan tahun lalu, seperti apakah tempat yang saya pijak itu dulunya? Ini jadi pertanyaan saya sampai saat ini. 

Ilustrasi, suasana bentang alam Gunung Kidul. Gambar diambil dari Google

Pada akhirnya pertanyaan dan dugaan berdasarkan logika saya itu terjawab ketika membaca sebuah artikel dari X, artikel yang diposting dari X, yang menyatakan bahwa daerah Gunung Kidul dulunya memang laut dan pernah terendam air laut. Jadi bisa dibayangkan betapa tingginya debit lautan ketika itu. 

Pertanyaan lanjutan, kenapa saat ini bisa menyusut drastis, lautnya justru turun ke bawah puluhan kilometer. Ini terjadi karena apa? 

Pada postingan kali ini coba menjawab itu, tapi apakah bisa menjawab semua pertanyaan² di kepala dan yang tertulis di atas tadi? 


Jadi inilah jawabannya: jadi situasi Gunung Kidul yang berbukit-bukit sebelum menuju pantai, dan dimana di perbukitan itu ada banyak ditemukan karakter sedimentasi gamping, sisa² fosil tumbuhan dan hewani laut, terjadi karena proses geologi tektonik. Jadi bukan posisinya memang seperti itu dulunya. Tapi sebenarnya bukit² di Gunung Kidul itu adalah dulunya memang dasar laut, mungkin sejajar dengan wilayah pantai. 

Tapi karena peristiwa geologi tektonik, terjadi pergerakan lempeng tektonik Indo-Australia ke arah utara, dan menabrak lempeng Eurasia yang lebih  menyebabkan bagian selatan Jawa terangkat, menjadi barisan perbukitan. 

Pergerakan lempeng bumi lah yang membuatnya terbentuk perbukitan. Sehingga sedimen² tanah yang tadinya dasar laut seperti terangkat ke atas dan berpindah, seolah² itu adalah dasar laut. Padahal sebenarnya kondisinya sama saja, muka air masih sama atau tidak meningkat signifikan, tapi efek pergeseran lempeng ke ataslah yang membuatnya terangkat dan jadi bukit saat ini, dimana yang kita pijak dulunya adalah dasar laut. 

Proses pengangkatan ini terjadi secara bertahap, tidak ujug² sekali pergeseran lempeng tektonik langsung terjadi begitu saja. 

Diduga perubahan ini terjadi pada masa Pliosen akhir sekitar 2,5 juta tahun yang lalu, belanjut ke masa Pleistosen awal sekitar 0,7 juta tahun yang lalu. 

Batuan gamping mendominasi permukaan tanah di wilayah Gunung Kidul, terbentuk dari endapan laut dangkal yang kaya akan fosil moluska. Situasi ini membuat wilayah Gunung Kidul cenderung tandus, karena yang membentuknya adalah lempengan karya dan gamping. Hanya vegetasi tertentu saja yang bisa tumbuh baik di sana seperti pohon jati dan jambu monyet. 

Selain itu pengangkatan lempeng tektonik yang terjadi di sana membentuk gua² bawah tanah, gua² karya, dimana gua² yang berongga ini diisi oleh aliran air dari air hujan, menjadi sungai² bawah tanah, yang pada akhirnya bermuara ke laut juga air² ini. 

Di Gunung Kidul terkenal ada beberapa gua karst seperti Gua Pindul dan Gua Kalisuci. Kalian pernah ke sana? Kalau Gua Pindul sih gak asing didengar di telinga sering jadi destinasi wisata saat libur lebaran. 

Ketebalan batuan gamping di sini bisa mencapai 650 meter. Usia batuan tertua itu berkisar antara 15 juta tahun yang lalu dan yang termuda di 2,5 juta tahun yang lalu. Yang tertua artinya itu merupakan lapisan batuan yang ada paling dasar lempeng ketika sebelum terangkat. 



Itulah dia jawabannya, berarti terjawab sudah. Dugaan saya ya benar tapi ada yang kurang tepat. Tadinya kan saya berpikir sejak dulu sampai saat ini kondisi Gunung Kidul adalah sama, ternyata tidak. Gunung Kidul terbentuk saat ini akibat pergerakan lempeng tektonik. 

Jadi bukan efek debit air laut meningkat sehingga menggenangi perbukitan Gunung Kidul, lalu debit air menyusut karena penguapan ekstrem, tidak seperti itu. 

Debit air laut ya masih sama, tidak terlalu berbeda signifikan, yang berubah adalah efek perubahan atau pergeseran lempeng tektonik yang membuat yang tadinya di dasar jadi terangkat ke atas, dan proses ini tidak instan melainkan bertahap dalam tempo jutaan tahun. 

Terjawablah satu per satu pertanyaan yang tadinya menjadi misteri karena saya tak mendapatkan jawaban dari yang mampu menjawab, ternyata sosial media dan Google bisa membantu saya menjawabnya. 

Segitu saja sharing² informasinya, Mudah-mudahan bisa menjawab keresahan yang juga dialami teman² yang lain, yang berpikir hal yang sama seperti saya ini. Jumpa lagi dipostingan lainnya lagu, membahas hal lain seputar bentang alam dan lingkungan. -cpr

#onedayonepost
#teori
#umum
#informasi
#gunungkidul
#lempengtektonik

Sore menjelang magrib hari ini saya berkeliling survei untuk kebutuhan persiapan pernikahan, tadi waktu berangkat memang suasananya sudah mendung². Tapi belakangan, mendung² tak berarti hujan, ujung² nya ya panas aja hawanya. 

Tapi ternyata tidak disangka, lagi keliling dengan sepeda motor, eh kena hujan, akhirnya harus berteduh di warung² di pinggir jalan. 

Lalu saya membuka browser dan menuliskan, cuaca Google dan ditunjukan perkiraan cuaca di sekitar GPS saya berada. 

Diperkirakan, 2-3 hari ke depan dijam yang serupa akan terjadi hujan juga seperti malam ini. Hujan kali ini gak deras tapi lumayan bikin basah dan juga intensitas air hujan yang turun relatif derasnya. Kalau dipaksa trabas pasti basah kuyup sih ini. 

Saya capture pada 18-08-2025, ini sebagai bukti apakah nanti besok atau lusa sesuai dengan prakiraan yang ditampilkan ini. 

Melihat perkiraan cuaca Google pada hari Rabu diperkirakan hujan akan lebih deras plus petir, nah apakah perkiraan cuaca oleh BMKG yang direlay oleh Google ini akan akurat? 

Terkadang orang bilang akurat, tapi jika tidak dibuktikan mana tahu, maka saya coba membuktikannya dengan mencapturenya saat ini dan akan dibuktikan 2-3 hari kedepan. Benar atau tidak? 

Soalnya begini, seiring waktu prakiraan cuaca ini bisa berubah-ubah, jika diakses esok pagi misalnya. Tapi memang prakiraan cuaca itu hanya mengira-ngira berdasarkan metode ilmiah. Jadi bisa benar dan bisa salah. 

Segitu saja, sisanya akan dilanjutkan dikolom komentar untuk membuktikan  dan sekaligus jawaban apakah prakiraan cuaca di atas itu benar atau akurat atau malah salah alias meleset. -cpr

#onedayonepost
#prakiraancuaca
#benarsalah
#opini
#pengalaman
#review
#umum
Setiap hari ketika mau masuk ruangan kerja saya selalu melintasi taman yang lokasinya di samping tangga naik ke atas. Seperti yang bisa dilihat didokumentasi dibawah ini. Dulu waktu awal-awal ditanam ya besar tapi tak sebesar ini, setelah beberapa waktu sepertinya tanaman ini mendapatkan nutrisi tanah yang sesuai sehingga tampak tumbuh dengan baik, segar dan menghijau.


Di tengah taman ini ada satu tanaman yang menarik, dia paling berbeda, karena ukuran daunnya yang besar dan posisinya yang ada di tengah.

Ini view dari atas tangga, nampak daunnya yang lebar seperti kipas

Saya mencoba menggunakan Google Image untuk mendeteksi sebenarnya tanaman ini jenisnya apa. Hasil pencitraan dari Google Image ini, ada beberapa kemungkinan mengenai jenis tanaman ini. Tapi saya tidak tahu yang pastinya apa. Jadi ini saya share informasi kemungkinan-kemungkinannya:

Bira Besar atau Alocasia macrorrhizos
Secara fisik tanaman ini mirip-mirip dengan yang saya lihat. Kalau spesies ini, termasuk tumbuhan penghasil umbi yang dapat dimakan. Dalam bahasa Jawa, dikenal dengan "sente". Umbinya berasal dari bagian batang, sering dijadikan sumber pangan karbohidrat non-serealia. Bahkan daun mudanya yang telah direbus dapat digunakan sebagai pembungkus makanan seperti nasi atau buntil. Wajar jika akrab di masyarakat Jawa.

Ilustrasi Alocasia atau kuping gajah atau bira, gambar diambiil dari Google

Namun ada hal yang perlu diperhatikan, yaitu bagian tanaman yang di atas permukaan tanah seperti daun dan bunga, itu mengandung kristal kalsium oksalat, yang apabila dimakan mentah atau pengolahannya tidak sempurna dapat menyebabkan mulut dan perut terasa gatal, efek dari getahnya menimbulkan radang.


Talas atau keladi atau seratah atau Colocasia esculenta L.
Ini juga masih serupa secara visual dengan yang disebutkan di atas tadi. Ternyata masih sama sebagai tumbuhan penghasil umbi-umbian. Berasal dari suku talas-talasan atau Araceae.

Ilustrasi tanaman talas, gambar diambil dari Google

Tanaman ini sudah lama dibudidayakan, bahkan sejak jaman manusia purba ketika padi belum ditanam banyak manusia kala itu. Tanaman ini dimanfaatkan sebagai sumber pangan karbohidrat.

Sumber pangannya ada pada bagian umbi atau bonggol yang tumbuh di bawah tanah, tingginta 0,4 - 1,5 meter. Ada beberapa jenis tanaman ini, diantaranta ada talas pandan, talas ketan, talas banteng, dan talas lahun anak. Tapi yang umum dijual di pasaran adalah talas dari jenis pandan dan ketan.


Nah dari pencarian Google itu saya temukan dua jenis tanaman itu yang punya kemiripan satu sama lain. Hanya saja yang sesuai dengan spesies yang ada di halaman office itu yang mana, saya belum bisa memastikan.

Tapi kalau baca² di internet, memang tanaman talas yang sering digunakan sebagai tanaman hias, tapi gak menutup kemungkinan bira juga digunakan.

Nah buat kalian yang paham, kira² manakah spesies yang cocok untuk tanaman yang ditanam di taman depan office saya, yang fotonya ada dua saya bagikan di awal paragraf.


Segitu saja sharing² ringan dari saya, untuk membangkitkan kembali gairah menulis diblog ini, maklum sudah cukup lama hiatus tidak ada bahasan seputar dunia flora.

Kebetulan lahan di samping rumah sudah tak terurus lagi sejak musim hujan tiba, sejak ada proyek rumah di tetangga depan, dimana lahan samping rumah tertutup pasir urugan dan saat ini lahan tersebut tengah tumbuh pohon pepaya di sana.

Sejak musim hujan tiba ini jadi banyak serangga dan reptil yang tak diinginkan melintas, jadi jaga² saja daripada terjadi hal² tak diinginkan dipatok ular, bisa bahaya. Kalau reptil² macam kadal atau biawak sih gak masalah, saya bisa terima, tapi kalau ular gak bisa ditolerir.

Info soal tanaman pepaya ini saya bahas di postingan terpisah saja ya. Sampai jumpa dipostingan lainnya. Oh ya sekali lagi yang bisa jawab silakan komentar di bawah ya. -ngp

#onedayonepost
#tumbuhan
#teori
#umum

Sudah beberapa buah labu madu yang sudah saya panen hingga saat ini. Bahkan saat ini saya tengah menunggu panen untuk gen#2 masih dari penanaman batch #1, dimana pada gen#1 ada 8 buah labu madu yang dipanen, saat ini sisa ditanaman yang belum terpanen sampai saat postingan ini saya buat.

Selalu ada pertanyaan, apa sih khasiatnya jika dikonsumsi?

Terkadang pertanyaan ini tidak bisa saya jawab langsung, karena saya belum pernah membaca detail tentang informasi ini. Saya hanya tahu jika buah labu madu ini bisa dikonsumsi sebagai bahan pangan, untuk olahan kolak, bubur biji salak, makanan pendamping ASI dsb.

Tanaman labu sendiri secara umum, merupakan tanaman kuno, karena sudah dikenal sejak 10.000 tahun yang lalu dari wilayah negara Meksiko dan Amerika Tengah.


Buah labu madu ini punya rasa sedikit manis, rasanya mirip seperti ubi jalar hanya saja lebih lembut. Buah ini punya kandungan nutrisi dari 100 gram labu madu terdiri dari:
- 86,4 gram air
- 45-63 kalori,
- 0-0,1 gram lemak,
- 11,7-16 gram karbohidrat,
- 2,8-7 gram serat makanan,
- 2,2 gram gula,
- 48 mg kalsium,
- 33 mg fosfor,
- 1-1,4 gram protein,
- 4-6 mg natrium.
- 532 mcg vitamin A,
- 21 mg vitamin C, 
- 34 mg magnesium.

Dari kandungan tersebut, dipercaya bahwa mengkonsumsi labu madu memberikan khasiat sbb.:
1. Menghindarkan tubuh dari dehidrasi
2. Meningkatkan sistem imun
3. Meningkatkan kesehatan mata
4. Mencegah kanker
5. Menjaga kesehatan peredaran darah
6. Menjaga kesehatan mata
7. Mencegah diabetes
8. Memenuhi kesehatan cairan tubuh
9. Menyehatkan jantung
10. Menjaga kesehatan pencernaan
11. Menurunkan berat badan
12. Menjaga kesehatan tulang



Itulah dia kandungan gizi dari buah labu madu, semoga bisa menambah pengetahuan tentang apa yang kita konsumsi, untuk saya sendiri untuk menambah pengetahuan tentang profil tanaman yang saya tanam di rumah. Jika mau tahu lebih detail kandungan dari buah panen tanaman yang kita tanam ya bawa saja ke laboratorium uji untuk menguji kandungannya.

Segitu saja sharing informasi ini, informasi ini saya temukan dari beberapa artikel di internet, berikut ini saya bagikan sumber artikelnya.




Semoga ini bisa menambah pengetahuan kita bahwa ketika mengkonsumsi bahan makanan juga harus tahu manfaat dan khasiatnya. Sampai jumpa dipostingan lainnya. -cpr

#onedayonepost
#labumadu
#informasi
#umum
#teori
Kita sering dengar organik, organik, organik. Sayuran organik, buah organik, padi atau beras organik. Frase itu sering kita dengar. Katanya kalau mau hidup sehat kita harus mengkonsumsi sumber pakan organik.

Katanya kalau organik itu dalam proses tanamnya tidak menggunakan pupuk kimia, bahkan pertisida kimia. Itu yang sering kita dengar ketika merujuk kata organik. Tapi apakah benar seperti itu?

Ilustrasi, gambar diambil dari   Google

Pada postingan kali ini kita akan membahas hal tersebut. Kalau merujuk dari informasi pertanian yang saya peroleh, apa yang kita pahami diparagraf kedua itu memang ternyata ada benarnya. Namun ada hal² lain yang perlu kita ketahui bagaimana si suatu sistem pertanian dikatakan sebagai pertanian organik?

Pertanian organik merupakan  teknik budidaya  pertanian yang berorientasi  pada pemanfaatan  pada bahan² alami, tanpa menggunakan  bahan² kimia sintesis.

Pertanian organik itu punya prinsip² yang dipegang dan inilah yang sering jadi pedoman, bahwa pertanian atau hasil pertanian organik itu yang prosesnya seperti ini lho. Apa saja itu?

#1  Lahan bebas dari cemaran bahan kimia.
#2  Menghindari  penggunaan benih/bibit  dari hasil rekayasa genetik atau GMO (Genetically  Modified  Organism).
#3  Menghindari penggunaan pupuk kimia  sintetis  dan zat pengatur tumbuh.
#4  Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis.
#5 Menghindari penggunaan  hormon pertumbuhan dan bahan aditif sintetis, biasanya digunakan pada pakan ternak.
#6  Pengunaan cara alami  untuk penanganan pasca panen.


Itulah dia prinsip² dari pertanian organik yang harus dipegang. Jadi begini, apabila nih prosesnya  memang tanpa bahan² kimia, tapi ternyata penggunaan bibitnya adalah hasil rekayasa genetik, maka pertanian yang dilakukan bukan termasuk pertanian organik.

Jadi intinya adalah ketika ada prinsip tersebut dilanggar, kita harus menyadari bahwa yang kita lakukan berarti bukan murni organik.

Nah kalau dari ini, lalu labu madu yang saya tanam di pekarangan rumah apakah termasuk pertanian organik?  Tapi ada satu ganjalan saya, yakni soal benih/bibit yang saya gunakan, apakah itu termasuk rekayasa genetik?


Sekian sharing yang bisa saya bagikan, semoga bisa menambah pemahaman soal pertanian organik. Sampai jumpa dipostingan lainnya masih tentang bercocok tanam dan budidaya. -cpr

#onedayonepost
#pertanianorganik
#teori
#umum
Di daerah lain dan bahkan di negara lain, ikan sidat dipercaya memiliki khasiat dan manfaat gizi yang baik bagi tubuh manusia, dimana nilai gizinya jauh lebih baik daripada jenis ikan lainnya, termasuk ikan salmon sekalipun.

Di negara Jepang terkenal dengan olahan ikan sidat yang bernama unagi, kabayaki dan olahan ini terkenal dimana-mana.

Selain Jepang di negara Asia Tenggara, seperti Vietnam dan Thailand juga mengenal olahan dari ikan sidat ini, termasuk di Indonesia juga gak asing, terutama untuk masyarakat kelas atas.

Namun untuk masyarakat biasa, ikan sidat masih asing. Malah dari mereka masih menyamakan ikan sidat sama seperti belut, padahal ini dua hal berbeda.

Secara morfologi meski bentuknya serupa tetapi sidat dan belut itu berbeda. Jelas itu dan gak bisa didebat.

Mungkin, istilah 'belut' akhirnya bergeser, untuk menyebut hewan air menyerupai reptil ular, dengan bentuk memanjang, licin, berlendir, hitam dan senang bermain di liang² yang basah atau berair, itu diistilahkan 'belut'. Jadi apapun yang dimaknai seperti ini, orang² mayoritas akan menganggap nya sebagai 'belut'.

Bahkan di Maluku saja, dimana di sana ikan sidat hidup berdampingan dengan masyarakat, mereka menyebutnya sebagai 'belut morea', padahal jelas berbeda belut dan ikan sidat, tidaklah sama, ini yang perlu dipahami banyak orang dan perlu diberikan pemahaman yang benar.

Perbedaan secara morfologi antara ikan sidat dan belut ada pada sirip insang atau orang sering sebut bertelinga (untuk ikan sidat) dan mempunyai sirip dorsal memanjang hingga ke ekor, sedangkan belut tidak punya itu.

Ikan sidat bisa hidup di dua perairan, air darat saat dewasa dan air laut ketika akan kawin dan menetas dari telur hingga larva, hingga menuju glass ell, sidat² junior ini akan berenang kembali ke perairan darat untuk membesarkan diri dan hidup di sana (perairan darat).

Pemahaman dan pengetahuan ini harus dipahami banyak orang agar tidak lagi salah kaprah.

Mari kita bahas jenis sidat yang dianggap masyarakat Maluku sebagai hewan yang dikeramatkan.

Seperti yang disinggung sedikit di atas,  ikan sidat bagi masyarakat di sana dianggap sebagai 'belut',  mereka menyebutnya sebagai belut morea.

Ilustrasi, ikan sidat dewasa yang mungkin usianya sudah bertahun-tahun hidup berdampingan dengan masyarakat. Gambar diambil dari   Google

Belut Raksasa atau Morea hidup di suatu tempat keramat bernama Kolam Waiselaka di Desa Waai, Kecamatan Tulehu, Kabupaten Maluku Tengah berbatasan dengan Kota Ambon.

Ukuran hewan keramat ini sangatlah besar, panjangnya bisa sampai satu meter, bahkan  ada yang mencapai 2 - 2,5 meter, dengan bobot 10 kg hingga 30 kg.

Masyarakat  setempat sering memanggilnya dan memberikan makan telur ayam mentah. Hewan air keramat ini terkenal jinak dan masyarakat yang ingin  menyentuhnya bisa melakukannya dengan mudah.

Hewan ini menjadi keramat dikarenakan kisah² dongeng masa lalu. Dikisahkan pada zaman dulu penduduk dari gunung ingin pindah ke pinggiran pantai. Kebutuhan hidup di sana dinilai lebih baik, seperti makanan dan lain-lainnya. Lalu, dilemparlah tombak dari jauh yang diyakini berkekuatan gaib dan tertancaplah di tanah yang sekarang di pinggirannya kolam. Dari sana keluarlah air dan ikan-ikan serta Morea. Kondisi ini adalah pertanda ada mahluk hidup di sana dan bisa menjadi tempat tinggal. Tapi tentu, mahluk-mahluk di dalam airnya termasuk Morea dilarang untuk dibunuh.

Saat ini di lokasi tersebut dijadikan tempat wisata, dimana wisatawan yang datang bisa melihat 'belut morea' ini. Jam potensial untuk melihat hewan keramat ini adalah jam 16:00, dipercaya pada  jam tersebut jam makan biologis si hewan yang dinamai belut morea.

Belut morea ini dipercaya bisa hidup di dua air, yaitu air tawar sungai dan air laut, ketika akan kawin dan memijah morea ini akan menuju laut, kemudian larva telurnya akan pergi kembali ke perairan darat untuk berkembang menjadi dewasa.





Siapakah belut morea ini?

Jadi hewan yang dianggap keramat ini sebenarnya adalah ikan sidat. Dari mana tahunya? Jelas dari siklus hidupnya, sangat sesuai dengan siklus hidup ikan sidat  serta ciri fisik dari sidat itu sendiri.

Karena jenis belut apapun tidak bisa hidup di dua perairan air tawar sungai dan air laut. Sedangkan ikan yang bisa melakukan ini hanya salmon dan sidat. Jika salmon gak mungkin, karena morfologinya berbeda, salmon lebih mirip dengan ikan pada umumnya. Sedangkan sidat bentuknya menyerupai dengan belut, tapi bukan belut.

Itu wajar jika masyarakat yang gak paham menyebutnya sebagai belut, karena hewan² seperti itu dipanggil dengan istilah belut, padahal bukan termasuk keluarga belut.

Lalu jenis sidat apa yang ada di sana?

Kita tahu bahwa terdapat 18 jenis spesies sidat di dunia. Terdapat  7 jenis di Indonesia. Namun yang populer adalah Anquila Marmorata dan Anquila Bicolor.

Lokasi hidup Anquila Bicolor umum di Kepulauan Mentawai: Sungai Muko-muko; Bengkulu : Sungai Ketau;  Sungai Cimandiri, Pelabuhan Ratu, Banten ; Perairan Donggala, Sulawesi.

Lokasi hidup Anquila Marmorata di Teluk Tomini Poso, Sulawesi Utara (Sungai Poigar,  Amurang, Inobonto); Kalimantan Timur (Sungai Sangata).

Anquila marmorata, gambar diambil dari   Google

Melihat lokasi hidup jenis sidat yang populer  di Indonesia, jenis Anquila Marmorata ini hidup di perairan sekitar utara Indonesia. Wilayah Maluku dekat dengan Sulawesi Utara, jadi kemungkinan ikan sidat yang dianggap sebagai belut morea itu adalah ikan sidat jenis ini.

Melihat dari morfologi tubuh belut morea ini pun cocok dengan fisik dari Anquila Marmorata.

Bagi pembudidaya sidat, Anquila Marmorata dikenal sebagai sidat batik, karena pada kulit sidat ini ada seperti loreng batik. Sering juga disebut sidat kembang, moa raksasa.

Tubuh sidat jenis ini di alam liar bisa mencapai ukuran yang sangat besar, seperti yang sudah dibahas di atas tadi. Sidat betina mempunyai variasi panjang 2 meter, dan sidat jantan mempunyai variasi panjang 1,5 meter.


Nah jadi sudah jelaskan, belut morea adalah ikan sidat, bukan belut, sekali lagi bukan belut. Jenis sidatnya adalah A. Marmorata.

Kondisi ini sangatlah positif sebenarnya untuk prospek budidaya sidat. Karena indukan sidat dewasa yang memang sudah besar di alam tidaklah diambil untuk dikonsumsi.

Sehingga peluang mereka untuk memijah ke palung laut, dan menghasilkan larva² sidat yang jumlahnya ribuan akan potensial dan menghasilkan siklus hidup sidat² baru.

Nah para pembudidaya sidat hendaknya memproses budidayanya di rumah atau di lahan budidaya adalah dari larva sidat atau GE, bukan yang sudah berukuran besar.

Pembudidaya instan macam begini saya katakan sebagai pembudidaya tolol!

Karena apa, daging sidat konsumsi untuk pasar restoran atau layak konsumsi adalah sidat² hasil pembudidayaan sejak GE ke usia 2 tahun maksimal, selepas itu ikan sidat tidak enak untuk dikonsumsi.

Para pembudiaya pun pada akhir wajib melepasliarkan sidat² yang telah melewati masa layak konsumsi itu kembali ke alam, bukan memaksakannya untuk dijual dan dikonsumsi, karena memang dagingnya sudah tidak enak.

Tekstur dagingnya menjadi alot, tidak lumer ketika disantap, kemudian kulitnya tebal dan keras, intinya sangat tidak layak untuk dikonsumsi.

Jadi sebenarnya siklus hidup sidat akan tetap terjaga baik jika pembudidaya cerdas saling bersinergi mendukung kembali ekosistem. Karena sidat² yang sudah lepas masa pembudiayan layak konsumsi hendaklah bisa dilepasliarkan sebagai bentuk CSR mereka kepada lingkungan.

Masalahnya, budaya dan kelakuan manusia di Indonesia ini berbeda. Orang Ambon, Maluku di sana punya kisah² keramat yang ini positif untuk kelangsungan hidup sidat. Tapi tidak di Jawa atau daerah lain, dimana manusia² perusak banyak tersebar.

Coba ya, ini di Jawa, orang² tolol liat ikan atau 'belut' macam ini langsung dijarah, dipancing dan dibawa pulang dengan kebanggaan, "dapat ikan tangkapan besar". Kelakuan ini bukan 1-2 orang, tapi mayoritas orang² nya begitu.

Jadi sangat wajar di daerah lain ikan sidat ini gak bisa hidup berdampingan dengan masyarakatnya ditambah ekosistem sungai dan muara di daerah lain di Indonesia sudah tidak layak, karena kotor dengan limbah² berbahayanya.

Kembali lagi, bagi pembudidaya walaupun mengambil benih dari alam, tetapi mereka pun juga harus mengingat dan jadi agen penyeimbang ekosistem, dan tidak jadi pembudidaya serakah.

Satu hal yang lagi dan terus dikampanyekan, bahwa hentikan mengambil sidat ukuran besar dari alam untuk alasan  budidaya atau hanya kesenangan semata (memancing). Jika dipelihara okelah, tapi tidak untuk diperjual belikan.

Jika mau dipelihara untuk hiasan di rumah, belilah sidat hasil budidaya yang usianya lebih dari dua tahun, tapi bukan yang dari alam. Dan apabila nanti sudah tidak mau pelihara lepas liarkan kembali ke muara, supaya bisa memijah dan bertelur menghasilkan sidat² junior yang baru.

Jangan pernah ambil sidat alam berukuran besar, atau sidat ukuran elver, fingerling dan dewasa dari alam untuk budidaya atau diperjualbelikan ke pasar konsumsi!

Jadilah pembudidaya yang cerdas, memahami apa yang mau dipelihara dan jangan jadi pembudidaya yang serakah.

Yang suka mancing, kalau dapat ikan seperti ini, jangan dibawa pulang, lepas liarkan kembali, gunakan sistem catch and release, supaya mereka bisa bersiklus dengan normal.


Segitu saja sharing dan bahasan soal sidat keramat di Maluku, semoga bisa memberikan pencerahan buat kita semua. -ngp

#onedonepost
#budidayasidat
#teori
#umum
#anguilamarmorata
#sidatmorea
#morea
#bukanbelu
#sidatbukanbelut
Pada periode cocok tanam ke-2 (2024) ini ada salah satu bibit tanaman labu madu yang saya tanam, dimana benihnya ini saya peroleh beli di Superindo.

Bibit labu madu tergolong cukup mahal dibandingkan bibit yang lain. Isian bibitnya dalam satu kemasan pun gak banyak, setidaknya bisa dihitung jari, dan ukurannya yang relatif besar dibandingkan bibit lainnya.

Saat ini bibit yang ditanam diawal Mei lalu sudah tumbuh cukup signifikan. Kebetulan entah yang ditanam di luar halaman cuma satu benih. Karena bingung lahan terbatas. Tadinya saya mau menanamnya di pot, tapi katanya tanaman labu adalah tanaman yang tumbuh merambat di tanah.

Saya tidak cukup mengenal profil tanaman ini, untuk itu pada post kali ini saya mencoba membuat resumenya di sini, supaya menambah pengetahuan saya juga.

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

Tanaman labu madu termasuk kedalam jenis tumbuhan semak berkayu, dan dikelompokan kedalam keluarga  Cucurbitaceae.

Labu madu adalah kultivar labu musim dingin. Labu madu merupakan kultivar murni yang berasal dari persilangan antara labu kuning (Cucurbita moschata) dan labu buttercup (C. maxima).

Labu ini memiliki bentuk dan rasa yang mirip dengan labu kuning tetapi ukurannya hanya setengah dari labu kuning dan secara signifikan lebih manis dari labu tersebut.

Labu madu muda berwarna hijau tua ketika dalam proses pematangan delapan minggunya (menyerupai warna zucchini), dan berubah warna menjadi madu pada kulitnya dalam beberapa minggu terakhir.  Membutuhkan waktu sekitar 105 hingga 110 hari dari biji hingga matang.

Saat matang, warnanya berubah dari hijau menjadi jingga tua dan rasanya menjadi lebih manis. Labu ini memiliki lebih banyak beta-karoten hingga dua sampai tiga kali lipat daripada labu kuning.

Labu madu ini pertama kali dikembangkan pada 1980-an oleh Richard W. Robinson, seorang profesor emeritus di Universitas Cornell.

Nah kalian perlu tahu, ternyata ada lima jenis spesies dari tanaman labu ini, yaitu:
  • Cucurbita maxima,
  • Cucurbita ficifolia,
  • Cucurbita mixta,
  • Cucubita moschata,
  • Cucurbita pipo.
Lalu untuk jenis spesies yang ditanam di rumah saya termasuk jenis yang mana?

Sudah dijawab di atas tadi, karena merupakan persilangan dari dua jenis labu yang umum.

Labu madu  tumbuh subur di daerah beriklim tropis, dengan suhu ideal berkisar 20°C sampai dengan 27°C. Dan kelembaban udara pada kisaran 60% sampai dengan 75%.

Situasi ini cocok dengan kondisi di rumah saya, dimana suhu dan kelembabannya berada pada kisaran itu. Ditambah sinar matahari bersinar menerangi area penanaman dengan cukup baik.

Kondisi tanah yang ideal adalah pada pH 5 sampai pH 6,5 untuk mendapatkan kualitas pertumbuhan yang bagus. Kemudian juga pastikan melihat kondisi fisik lahan tanam yaitu gembur dan subur.

Penanaman budidaya labu madu disarankan pada akhir musim hujan/saat kemarau. Ini bertujuan agar labu madu tidak berpotensi terserang penyakit busuk akar.

Pas kebetulan penanaman batch #2 bercocok tanam yang saya lakukan tahun ini dimulai pada pertengahan tahun, ketika memasuki musim kemarau.

Meski begitu, penyiraman tanaman secara rutin juga perlu dilakukan, mengingat tanaman ini butuh kelembaban yang cukup untuk membuat tanah tumbuhnya tetap gembur.

Penyiraman harus dilakukan secara rutin setiap hari, utamanya saat tanaman labu madu masih berumur muda. Jika pada puncak kemarau disarankan menyiramnya pagi dan sore.

Menanam labu madu ini melewati 2 tahap, yaitu  penyemaian benih dan penanaman di lahan budidaya. Tujuannya agar benih yang dipersiapkan bisa tumbuh optimal, pertumbuhannya seragam.

Masa penanaman hingga panen labu madu membutuhkan waktu  110 hari, atau kisaran 3 bulan lebih.

Berikut ini ciri² buah labu madu yang memasuki masa panen, yaitu:
- Tangkai buah sudah berubah warna, dari hijau menuju ke coklat.
- Warna buah mulai menguning dan kecoklatan serta mengkilap
- Saat buah dipukul, maka akan berbunyi dengan lebih nyaring/berdenting.

Saat panen usahakan untuk menggunakan alat potong yang proper untuk memotong tangkai buah labu, agar tidak mengenai buah dan menyebabkan luka pada kulit buah.

Buah labu madu yang sudah disimpan memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan yang fresh. Labu madu yang sudah disimpan selama sekitar 2 bulan, maka daging buahnya menjadi lebih manis dan lezat.


Itulah dia catatan singkat mengenai profil buah labu madu. Tidak banyak yang mengenalnya dan pasti orang bertanya-tanya ketika melihat buah labu madu masih hijau. "Ini buah apa? Labu koq bentuknya begitu?"

Setidaknya resume profil soal buah labu yang saya buat diatas bisa menambah sedikit pemahaman, supaya tahu oh ada toh buah labu dengan bentuk unik seperti ini.




Pengalaman Menanam Labu Madu Batch #1 di Halaman Samping Rumah
Sedikit tambahan informasi, bibit buah labu madu yang saya gunakan dipenanaman batch #1 kali ini adalah jenis Labu Madu F1. Ada juga orang yang menyebutnya sebagai butternut squash.

Sebelum disemai, bibit perlu dilakukan seed treatment dengan perendaman air panas untuk mempercepat proses perkecambahan. Bibit dapat dipindahkan ke lapangan setelah berumur 1-2 minggu

Informasi soal lahan yang saya tanam pada batch #1 ini berada pada ketinggian 222 mdpl. Suhu ambient area penanaman sekitar 26°C sampai dengan 39°C ketika siang hari, bahkan lebih dari itu ketika terik. Kelembaban udara berada pada kisaran 65% hingga 80%.

Metode penanaman yang saya lakukan adalah murni organik dengan menggunakan pupuk organik cair dari air kurasan ikan sidat dan kotoran burung, dalam hal ini burung yang digunakan adalah dari burung lovebird dan perkutut Jawa. Saya tidak menggunakan takaran tertentu untuk POC yang digunakan.

Kemudian untuk insektisida Saya tidak menggunakannya, saya hanya melakukan pengusiran serangga secara manual. Untuk saat ini serangga yang ada saya anggap untuk membantu dalam proses penyerbukan, penyerbukan manual atau polinasi saya lakukan juga.

Diketahui bahwa kotoran ikan sidat yang bercampur dalam air kurasan akuarium mengandung NH³ atau amonia yang mengandung unsur nitrogen di dalamnya, diketahui unsur nitrogen juga diperlukan dalam tanah sebagai nutrisi hara. Kemudian kotoran lain yang tercampur dalam air akuarium kurasan juga mengandung sisa-sisa makanan berupa pasta halus yang di dalamnya terkandung nutrisi protein yang digunakan untuk nutrisi konsumsi ikan sidat untuk tumnuh namun terbuang karena tidak termakan oleh ikan sidat.

Pupuk dari kotoran burung sering disebut dengan guano. Pupuk dari jenis ini termasuk ke dalam pupuk organik. Di mana pupuk dari kotoran burung banyak mengandung nutrisi atau manfaat antara lain kaya akan unsur fosfor dan nitrogen, memiliki daya kapasitas tukar kation yang baik, kondisi ini membuat tanaman lebih mudah dalam menyerap unsur bermanfaat, mengandung bakteria dan mikrobiotik flora yang memiliki manfaat untuk pertumbuhan tanaman, dan menguatkan batang serta dapat mengoptimalkan pertumbuhan daun baru.

Untuk POC lainnya saya tambahkan air cucian beras dan air kaldu dari vetsin Ajinomoto, sebagai variasi untuk POC.

Mungkin hanya segitu saja yang bisa saya bagikan untuk pengalaman saya merawat perkembangan tanaman labu madu pada batch #1.

Bunga betina muncul 8 hari lebih awal dari bunga jantan. Dimana bunga jantan muncul pada kisaran 38 - 44 hst (hari setelah tanam) atau 64 - 80 hss (hari setelah semai).


Mungkin informasi mengenai profil mengenai lampu madu bisa menambah pengetahuan kalian bahwa labu tidak hanya bulat ada juga buah labu yang bentuknya unik yaitu buah labu madu ini. Buah ini punya banyak khasiat dan akan saya bahas pada postingan terpisah mengenai manfaat atau khasiat dari mengkonsumsi buah labu madu. 

Terus pantengin blog ini untuk mendapatkan informasi seputar hobi berkebun atau budidaya entah tanaman atau hewan. Jika ada yang mampir ke blog ini bisa berkomentar di bawah, terima kasih. -ngp

#onedayonepost
#pengalaman
#teori
#labumadu
#labumaduorgani
Ketika  saya membaca-baca artikel tentang bagaimana dan seperti apa tanah yang subur, saya menemukan istilah tanah terra preta. Tanah ini dipercaya sebagai tanah dengan kesuburan abadi.

Hmm, maksudnya bagaimana?

Tanah adalah media tumbuh dari vegetasi di atasnya. Tanah adalah sumber makanan utama dari vegetasi yang hidup di atasnya. Sehingga ketika vegetasi bisa tumbuh subur di atasnya maka dipastikan tanahnya subur.

Ilustrasi, tanah hitam, gambar diambil dari    Google

Tapi tanah yang subur ada batasnya, ketika ditanah itu ditanam tumbuhan secara homogen secara terus menerus lama-kelamaan tanah tersebut akan kehilangan kesuburannya.


Ini sama seperti yang pernah saya bahas sebelumnya, dimana hutan akan mengembalikan unsur haranya sendiri jika hasil  dari apa yang tumbuh di permukaannya tidak diambil keluar. Jika tetap kembali ke tanah itu maka kesuburannya akan tetap terjaga.

Karena pada dasarnya tanah perlu waktu cukup lama untuk merecovery kesuburannya. Tidak ada yang instan di dunia ini.

Tapi ternyata ilmuwan mengetahui bahwa ada tanah abadi, dimana dia bisa menjaga kesuburan tanahnya terus menerus. Tanah itu dikenal dengan istilah terra preta, yang berasal dari tanah di  Hutan Amazon. Dikenal juga sebagai tanah hitam.

Hingga saat ini banyak peneliti masih meneliti mengenai tanah ini. Dan mencoba untuk meniru kandungan² penyusun tanah ini, untuk diaplikasikan di daerah lain guna menggenjot produktifitas kesuburan tanah.

Pengetahuan soal tanah abadi ini bukan untuk membuat kita harus mengimpor tanah ini dari Amazon. Tidak seperti itu konsepnya.

Karena tanah ini terjadi tidak secara instan tapi melalui proses yang panjang selama ribuan tahun, melalui proses peradaban manusia atau secara alamiah, hal ini pun masih jadi bahan penelitian.

Tanah terra preta mengandung konsentrasi yang tinggi seperti elemen nutrisi penting yaitu karbon, nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan banyak mikronutrien lainnya yang mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat.

Para arkeolog menemukan perbedaan tanah ini ketika melalukan aktivitas penggalian kepurbakalaan di tanah Amazon, guna meneliti peradaban manusia di sana.


Penjelajah Spanyol dahulu kala jauh² dari Eropa masuk ke pedalaman Amazon dalam rangka mencari kerajaan emas, yang dikenal dengan istilah El-Dorado, namun mereka tak menemukannya.

Tapi mereka menemukan peradaban manusia yang hidup di sana dengan segala kemakmuran, dimana mereka melihat banyak ladang² pertanian yang subur, yang tidak terbayangkan oleh penjelajah Eropa kala itu.

Sampai akhirnya berabad-abad kemudian penjelajah lain ke sana tapi tak menemukan apapun yang digambarkan penjelajah sebelumnya. Sampai akhirnya dikira penggambaran itu hanya imajinasi.

Hingga akhirnya para arkeolog menemukan banyak hal dari penggalian² peradaban, dimana apa yang digambarkan penjelajah Eropa mula² tidaklah imajinatif.

Ditemukan memang lapisan tanah di sana berbeda dengan lapisan tanah pada umumnya yang mengandung nitrisi kompleks untuk pasokan kebutuhan hidup vegetasi apapun itu.

Kini banyak insinyur pertanian mencoba membuat tiruan terra preta ini berdasarkan kandungan penyusunnya. Meskipun tidak membuatnya serupa, namun setidaknya dari unsur inilah secara logika bisa menjadi  replikasi menciptakan kesuburan di daerah lain.

Beberapa insinyur pertanian dan pelaku otodidak pertanian menyampaikan beberapa unsur penyusun dari tanah hitam ini.

Pertama adalah tanah pertanian yang mengandung humus normal seperti tanah pada umumnya.

Kedua adalah arang dari sisa pembakaran. Bisa juga memanfaatkan arang kayu, arang sekam sisa pembakaran vegetasi. Arang bambu dipercaya punya kemampuan menyuburkan tanah, pengalaman dari kakek nenek yang hidupnya berkebun dan berladang.

Ketiga adalah   kompos organik.

Keempat adalah mikroorganisme  bisa diperoleh dari mol cairan hasil fermentasi untuk menghidupan bakteri² baik yang membantu mengekstrak nutrisi baik dalam tanah. 

Keempat komponen itu dicampurkan menjadi satu untuk menghasilkan replika dari tanah terra preta. Meskipun ini hanya tiruannya namun pelaku pertanian sudah membuktikannya bahwa tanah replika ini mampu memberi nutrisi baik untuk vegetasi yang ditanam di atasnya.

Komponen utama terpenting yang membuat tanah hitam itu ternyata berasal dari pembakaran organik,  entah apapun itu. Jadi wajar warna hitam itu berasal dari zat karbon. Memang ilmuwan menemukan unsur karbon yang lebih pada jenis tanah terra preta  di wilayah Amazon.


Tanah terra preta merupakan teknologi pertanian yang diterapkan peradaban manusia kala itu, dimana beribu-ribu tahun lalu dilakukan di sana, dan siklus peradaban dan waktu membuat tanah ini semakin kompleks dan menciptakan tanah yang ajaib, jika dibandingkan dengan tanah lainnya.

Jika peradaban manusia saat ini melakukan trik serupa pada lahan pertaniannya, bukan tidak mungkin pada masa yang akan datang pada peradaban selanjutnya, tanah terra preta ini akan ada dimana-mana. Tidak hanya ada di Amazon.

Sudah saatnya peradaban manusia saat ini kembali ke alam, mengingat mayoritas tanah pertanian yang ada sudah tidak lagi produktif, terdegradasi oleh pupuk kimia.


Jika mendengar cerita dari penggarap lahan perkebunan tebu, mereka bercerita bahwa tanah garapan ladang tebu sudah sangat² tidak subur, bahkan jika mereka bisa bilang tanah itu sudah tidak ada gizinya.

Penyebabnya adalah penggunaan pupuk kimia guna mempercepat produksi, menggenjot produksi yang pada akhirnya mengabaikan  sumber hidup itu sendiri.


Ada yang bilang pembakaran hutan untuk membuka lahan itu seperti dua mata pisau. Secara instan jelas akan merusak ekosistem pada saat itu. Tapi pada saat yang sama,  itulah awal siklus hidup tanah subur dimulai, bukan untuk saat ini tapi nanti setelah mengalami proses bertahun-tahun.

Ayo, kapan mau mencoba membuat tanah terra preta?

Gambar diambil dari   Google

Beberapa video ini bisa membantu kalian mencoba membuatnya untuk tanaman² mu di rumah.




Segitu dulu sharing² dan berbagi informasi dari apa yang saya baca dan ketahui, gak banyak yang bisa saya pahami dan pelajari, tapi setidaknya bisa jadi resume apa yang saya pelajari baru² ini.
ngp

#onedayonepost
#teori
#umum
#terrapreta
#tanahabadi
#tanahhitam