Tampilkan postingan dengan label Teori. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teori. Tampilkan semua postingan
Pernahkah kalian ketika berenang di kolam renang umum, saat berenang kalian merasa tidak kuat ketika mata kalian terkena air kolam, seperti pedih, belum lagi berbau suatu kimia gitu?

Sebenarnya yang baik sebuah kolam renang itu tidak berbau, apalagi sampai membuat mata pedih. Aroma yang kita hirup dan terkadang membuat mata kita merah adalah kloramin.

Apa itu kloramin?

Merupakan produk samping kimia dari senyawa berbasis nitrogen yang mengoksidasi klorin dalam air. Mereka disebut sebagai produk sampingan disinfektan (DBP)

Klorin sendiri merupakan zat kimia sering digunakan untuk membasmi kuman dan penjernih air, seringnya dipakai di kolam renang.

Ilustrasi, klorin dan kaporit. Gambar diambil dari Google


Lalu apa itu kaporit?

Kaporit atau Kalsium hipoklorit adalah senyawa kimia yang memiliki rumus kimia Ca(ClO)2. Kaporit biasanya digunakan sebagai zat disinfektan air. Senyawa ini relatif stabil dan memiliki klorin bebas yang lebih banyak daripada natrium hipoklorit (cairan pemutih).

Nah jadi dari sini kita paham, kalau yang buat kolam renang paling menggunakan klorin. Sedangkan natrium hipoklorit itu jadi sumber aroma seperti 'sperma' gitu, yang biasa tercium dari cairan pemutih.

Ketika kaporit ini bereaksi dengan air, akan muncul gas klorin, nah jika tertelan kimia ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan tubuh.

Bahkan gas klorin yang gak berwarna ini bikin mata pedas, hingga sulit bernafas sampai ke tenggorokan rasanya apalagi ketika ada dalam ruangan tertutup. Karena memang secara teori efek gas klorin dengan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan penyempitan saluran dan pembengkakan paru-paru. 

Saya mengalami ini ketika sumur di rumah itu diberikan kaporit untuk membersihkan air sumur, tapi komposisinya atau konsentrasinya terlalu banyak akhirnya air sumur jadi pekat, dan terangkat ke jaringan pipa ke kamar mandi, pas airnya keluar bercampur kaporit langsung menimbulkan gas yang memedihkan mata dan membuat sulit bernafas. Rasanya lemas sekali, bayangkan jika tidak bisa keluar kamar mandi, bisa pingsan di dalam.

Nah bahaya sekali kan, hal yang sekiranya sederhana ternyata bisa berdampak sistemik.

Saya sengaja menulis post ini sebagai pengingat, agar lebih berhati-hati ketika berhubungan dengan kimia, dan ini sangkut paut dengan air, yang mana jadi sumber kehidupan utama makluk hidup.


Oh ya, ada hal lain yang perlu kalian tahu:
Jika kalian ke kolam renang, di sana airnya berbau kaporit sekali. Kemungkinannya ada dua hal, pertama memang si kolam kebanyakan kaporit. Kedua adalah karena efek reaksi antara kaporit dengan air seni, semakin banyak kandungan air seni dalam kolam, maka bau kaporit akan semakin kuat.

Kita semua tahu bahwa gak aneh ketika banyak orang yang terkadang sembarang buang air seni di kolam ketika berenang, terutama anak², walaupun gak menutup kemungkinan orang dewasa juga kerap melakukannya.

Tindakan tak terpuji ini jangan ditiru ya! Kelakuan binatang ya seperti ini.


Apabila mengalami masalah air sumur terbuka yang kondisinya kotor, tidak jernih dan berbau, biasanya BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) memberikan bantuan PAC (Poly Aluminium Chloride) 10% dan soda abu.

PAC adalah chemical yang sering digunakan dalam proses penjernihan air. Jenisnya merupakan koagulan. Lebih banyak dipilih daripada Alumunium Sulfat (tawas).

Soda abu adalah turunan dari natrium karbonat yang biasa digunakan sebagai bahan dasar berbagai bidang industri. Biasanya, soda ash dimanfaatkan sebagai pengatur pH untuk mempertahankan kondisi alkalin agar lebih stabil.

Lalu, bagaimana mengenai konsentrasi campurannya?

#1 Hitung volume air sumur dengan acuan 1m³ air = 1000 liter = 4 buah buis beton diameter 80 cm.

#2 Siapkan 500 ml atau 500 CC atau 2½ gelas belimbing PAC10%. Dan 250 ml atau 250 CC atau 1¼ gelas belimbing soda abu. Siapkan pula kaporit60% ¼ sendok teh.

#3 Campurkan bahan diatas ke dalam volume sumur 1m³ tadi.

#4 Kemudian diamkan selama 45 menit, setelah itu barulah air bisa digunakan.

Selengkapnya kalian bisa baca juga di sini.

Takaran konsentrasi yang kurang tepat malah akan membuat hasilnya jadi maksimal, justru malah 'meracuni' sumber air. Ini seperti yang terjadi pada sumur yang saya miliki, ketika campuran konsentrasi kaporit terlalu banyak, malah jadi over muncul gas klorin yang malah jadi masalah baru.


Selain seperti yang telah dibahas di atas tadi, efek dari paparan kaporit terhadap makluk hidup (manusia), antara lain:
(-) Iritasi sistem pernafasan
(-) Susah bernafas
(-) Sakit tenggorokan
(-) Batuk
(-) Nyeri dada
(-) Iritasi pada mata
(-) Iritasi pada kulit
(-) Mual, muntah dan pandangan jadi kabur
(-) Efek rasa seperti terbakar pada mata, tenggorokan dan hidung

Itulah dia ya efek paparan kaporit yang konsentrasinya terlalu berlebihan. Walau tidak mematikan saat itu, tapi kalau terpapar dalam ruangan tertutup, bisa saja mengalami gagal nafas dan pingsan karena lemas tidak bisa menghirup udara segar, bahaya juga.

Terakhir ada yang perlu kalian tahu juga, bahwa kaporit yang sudah menjadi gas klor sifatnya lebih berat dari udara sehingga udara di tempat yang lebih tinggi umumnya tidak ikut terpapar.


Ya begitulah kira² serba-serbi soal kaporit dan saya jadi paham apa yang saya alami ketika saya terpapar kaporit dalam bilik kamar mandi, oleh karena air sumur yang masuk ke pipa air ke kamar mandi terlalu terkonsentrasi kaporit.

Semoga catatan ini bisa jadi pengingat buat saya dan nambah pengetahuan seputar air, air dan air.

Selalu jagalah sumber air bersih untuk kelangsungan hidup generasi mendatang, jaga siklus air tetap berjalan dengan semestinya. -ngp

#onedayonepost
#kaporit
#gasklor
#sodaabu
#teori
#umum
Air memang jadi sumber daya paling vital buat kehidupan manusia dimanapun rasanya. Bahkan ilmuwan yang tengah mencari planet lain untuk hunian baru saja pertama-tama mencari tanda keberadaan air.

Air itu sangatlah vital, karena dari air itulah awal kehidupan bisa dimulai, sumber penghidupan. Itu kenapa ketika menghadapi kekeringan banyak yang kerepotan.

Musim kemarau tahun ini saya alami di rumah, bukan di kos²an seperti tahun sebelumnya. Di rumah yang saya tinggali ini menggunakan atau memanfaatkan air dari sumber sumur bor.

Sumur bornya ada di halaman teras rumah. Digali atau dibor tidak terlalu dalam, hanya kurang lebih empat meteran saja. Entah apa alasannya, tapi sepertinya ya ketika digali sedalam itu sudah menemukan air. Tapi, kualitasnya sepertinya tidak diperhatikan.

Sumur ini digunakan untuk sumber air dua rumah, rumah saya dan rumah sebelah kiri. Karena dua rumah ini merupakan satu pemilik, dibuatkan satu sumur di halaman rumah saya ini.

Itu dia sumur yang berbentuk lingkaran, ditutup dengan sebuah cor beton, terdapat dua pompa sumur bor. Didekatnya ada keran air untuk siram² dan cuci².

Sekedar informasi, di belakang rumah ini ada sungai kecil, tidak besar juga, tapi gak terlalu kecil juga. Sungai ini aliran airnya cukup stabil, tidak melimpah ruah tapi stabil mengaliri air. Soalnya kan ada tuh sungai dengan dimensi besar tapi airnya gak sesuai dengan ukuran sungainya.

Kemudian, di sisi lain di depan kanan rumah (arah jam 2), terdapat sebuah kolam lele dumbo. Kolam lele ini kerap membawa aroma tidak sedap gitu. Tahulah bagaimana habitat hidup kolam lele ternak. Apalagi ikan lele di sini diberi makan bangkai ayam/bebek rutin, wajar jika airnya jadi pekat dan memberikan aroma yang tidak sedap.

Nah, belakangan ini kualitas air sumur di rumah seperti berbau. Dari sisi warna memang agak berwarna kekuningan kadang kehijauan, tapi masih bening, tidak keruh sekali.

Sejak awal memang saya menilai air sumur ini tidak begitu fresh airnya, jika dibandingkan rumah tetangga sebelah kanan (arah jam 3), dimana air mereka jernih dan bersih. Padahal dibor di sisi lebih dekat dengan kolam lele.

Saya menganalisa air sumur yang belakangan membau ini disebabkan beberapa hal, seperti:
(-) Oleh karena musim kemarau, debitnya terbatas, sehingga intensitas air dan pertumbuhan lumut atau alga atau kotoran atau hal² lain di sumur ini jadi meningkat. Jika musim penghujan tiba, setidaknya konsentrasi air tetap dan air baru itu bisa bercampur sehingga tidak lagi pekat.

(-) Dugaan lain adalah nampaknya kolam lele di seberang sana itu ada rembesan ke dalam tanah dan nampaknya ya alirannya itu mengarah ke sumber sumur yang saya gunakan ini.

Itu dia kolam lele dumbo (arah jam 2), sebelahnya ada percis rumah tetangga yang airnya sumurnya lebih bersih.

Kenapa saya menduga ke arah sana?

Karena baunya itu hampir serupa, seperti bau comberan gitu, mirip² aroma semriwing yang tercium dari arah kolam jika terbawa angin. Lalu kemudian, ketika saya menggunakan air di rumah untuk cuci kaki saja, efek setelahnya dari cuci kaki ini bukannya bersih malah bikin berbau, layaknya seperti kaki kita habis tercebur ke air comberan gitu, baunya sampai tercium lho. Nah lho, ini kan parah. Berarti kan sumber air bersihnya memang gak layak pakai.

(-) Dugaan lain adalah ada rembesan dari cucian air di atas teras saya. Saya kan sering cuci² di teras, dimana teras saya ada keran air dan dekat sekali dengan lubang sumur. Nah ini ditakutkan ada rembesan yang bisa saja turun ke sumur. Kan saya sering mencuci kandang burung, ditakutkan air cucian kandang burung yang berisi kotoran burung juga ikut merembas ke dalam.


Semua itu hanya dugaan yang belum tentu kebenarannya. Tapi kita kan hidup bukan cuma menduga, perlu ada solusi.

Kemarin sore saya sempat diskusi dengan tetangga sebelah rumah percis, membahas air ini dan beliau juga merasakan apa yang saya rasakan, yakni kualitas air yang buruk.

Kebetulan ya kami sepakat berencana memberikan chemical penjernih air, entah itu kaporit atau sejenisnya. Kebetulan tetangga saya juga menggunakannya di tempat kerjanya. Dalam waktu dekat akan diujicobakan untuk memberikannya ke dalam sumur ini.

Nah kita lihat saja perkembangan selanjutnya bagaimana kualitas air sumur ini, lebih baik, lebih buruk atau malah sama saja tidak ada perubahan.


Sedih rasanya, habis mandi bukannya fresh tapi berasa kaya belum mandi, sesekali tercium bau² yang kurang sedap. Sabun mandi seakan-akan hanya memberikan efek netral saja.

Kamar mandi juga mudah berlumut dan kotor, membuat aroma kamar mandi jadi tidak sedap.

Ini dia view kamar mandi, yang jadi gak fresh dan berbau.

Sayang memang beberapa kali saya tinggal di kos dulu selalu saja bermasalah dengan kualitas air dan stok debit airnya. Kos terakhir sebelum saya tinggal rumahan ini juga sama, meski jernih kualitas airnya itu mengandung lumpur lumut yang mudah sekali ngendap dan menghitam, agak berbau juga.

Apa yang saya alami ini masih jauh lebih baik, bayangkan saudara² kita di daerah lain yang mengalami kekeringan parah, malah tidak dapat air sama sekali, jika pun dapat kualitas airnya lebih buruk bahkan gak layak sama sekali.

Segitu saja deh catatan sharing saya. Air itu sangatlah penting dan berharga, sehingga jika mungkin jagalah kelangsungan ketersediaannya dengan memberikan ruang pada air yang datang ketika musim penghujan kembali ke dalam tanah, mengisi celah² ceruk lubang untuk air itu kembali bersarang di sana.

Keep fresh water for future and for give live together. -ngp

#onedayonepost
#opini
#umum
#teori
#pengalaman
#freshwater
#sumurkotorbau
Ketika saya membaca sebuah berita online, dibahas sebuah daun yang katanya Indonesia belum bisa impor daun ini. Hmm, daunnya bernama 'kratom'. Daun apa sih itu? Setahu saya selama ini daun yang dilarang buat diperjual belikan di Indonesia adalah daun ganja. Apakah daun kratom ini serupa dengan daun ganja?

Lalu apa sih daun kratom ini?

Nah inilah yang ingin saya cari tahu, dan pada postingan kali ini saya mau membahas hal ini. Untuk nambah pengetahuan saya khususnya.

Ilustrasi, daun kratom yang dibuat powder. Gambar diambil dari Google


Daun kratom merupakan daun dari tanaman yang tumbuh di daerah Asia Tenggara, bahkan di Afrika juga tumbuh lho. Tanaman ini tumbuh di Papua Nugini, Thailand dan Malaysia. Selain itu di Indonesia tanaman ini ternyata juga tumbuh di daerah Kalimantan Barat, tepatnya di Kabupaten Kapuas Hulu.

Dikenal dengan nama kratom atau purik atau kedemba oleh warga Kalimantan.

Daun kratom ini merupakan daun dari tanaman atau tumbuhan yang termasuk dalam kelas Rubiaceae, masih satu keluarga dengan tanaman kopi.

Meskipun satu famili dengan kopi-kopian, kratom berbeda dengan kopi.

Tanaman ini punya nama ilmiah Mitragyna speciosa.

Tanaman ini tumbuh dapat tumbuh setinggi 4-16 meter. Daunnya bahkan bisa tumbuh selebar telapak tangan orang dewasa.

Ilustrasi, tanaman kratom yang dianggap BNN sebagai narkotika golongan I. Gambar diambil dari Google

Biasanya daunnya lah yang dimanfaatkan sebagai herbal, sering dimanfaatkan dengan cara dikeringkan terlebih dahulu lalu diseduh seperti teh atau dimasukan ke dalam kapsul. Ada pula yang langsung mengunyahnya seperti layaknya daun sirih dikonsumsi.

Masyarakat tradisional di tanah air sering memanfaatkan daun dari tanaman ini sebagai tumbuhan herbal. Sering dimanfaatkan mengatasi batuk, diare, diabetes, hingga pereda rasa sakit. Jika digunakan dengan dosis lebih tinggi bisa memberikan efek menenangkan.

Masyarakat di negara lain seperti Thailand dan Malaysia, memanfaatkan daun kratom ini sebagai penambah energi, stamina dan mengatasi kelelahan.

Sedangkan masyarakat negara lainnya, misalnya di Amerika Serikat, daun kratom digunakan sebagai obat rekreasional dan obat opioid yang mudah dibeli dalam bentuk ekstrak, bubuk, atau suplemen.

*opioid = kelompok obat yang digunakan untuk mengurangi nyeri sedang sampai berat atau sebagai obat bius sebelum operasi.

Namun Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mencekal penggunaan daun kratom di beberapa negara bagian Amerika karena masalah keamanan dan efek samping daun kratom yang menurut penelitian sementara dapat menyebabkan sakau, kecanduan, anorexia, dll.

Di Indonesia sendiri belum ada uji klinis khusus untuk menguji khasiat ilmiah dari tumbuhan ini. Sehingga di Indonesia daun kratom ini masih dalam ranah 'abu-abu', meskipun masyarakat tradisional sudah mengenalnya sebagai variasi pengobatan herbal.

Amerika Serikat dan Eropa yang sudah lebih dulu meneliti secara ilmiah dari tumbuhan ini, terutama daunnya dan dari hasil itu daun kratom ini memberikan efek yang (-).

Sejak tahun 2011 hingga 2017, pusat pengendalian racun di Amerika Serikat menerima sekitar 1.800 pengaduan negatif tentang penggunaan daun kratom, termasuk laporan kematian setelah mengkonsumsi daun kratom.

Daun ini dipercaya punya efek yang lebih kuat dari morfin. 


Jika melihat hal ini, daun kratom mirip seperti daun ganja. Yang meski sudah dikategorikan sebagai psikotropika tapi masih tetap ada ranah 'abu-abu'.

Pada dasarnya, opini saya ya. Apapun itu jika digunakan sewajarnya pasti punya efek (+). Masalahnya, manusia itu makluk yang sulit dikendalikan. Sehingga hal yang abu-abu seperti ini pasti rentan disalahgunakan.

Kita lihat saja narkotika yang sebenarnya bisa digunakan untuk kebaikan medis eh malah disalahgunakan, dioplos dicampur sana-sini jadi sesuatu yang berefek negatif (-).


Nah di Indonesia sendiri, mungkin ya berkaca dari apa yang sudah diteliti di Amerika Serikat dan di Eropa, melalui BNN, sedang mengajukan klasifikasi daun kratom sebagai narkoba golongan 1 ke Kementerian Kesehatan.

Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan, daun kratom (Mitragyna speciosa) dilarang total digunakan dalam suplemen makanan dan obat tradisional mulai 2022. Hal ini berdasarkan keputusan Komite Nasional Perubahan Narkotika dan Psikotropika tahun 2017 yang lalu.

Kalau di Amerika Serikat, badan narkotikanya yakni DEA sudah mamasukan tanaman kratom ini dalam pengawasan mereka sejak tahun 2016.


Padahal di Kalimantan, tanaman ini dimanfaatkan sebagai komoditas herbal, namun kembali lagi Indonesia belum punya arah penelitian dan uji secara klinis pada komoditas herbal satu ini. Sejauh ini rujukannya masih dari luar negeri.

Lalu apakah Indonesia punya pendirian nya sendiri?

Kondisi ini sebenarnya jadi peluang dimanfaatkan para ilmuwan narkotika untuk menggunakan daun ini untuk hal (-), itu bisa saja. Karena mereka pastinya tidak mementingkan kesehatan, tapi hanya uang, apabila tumbuhan yang sebenarnya bisa dimanfaatkan (+) justru jadi bernilai (-).

Ini ibarat senjata. Senjata bisa digunakan untuk melindungi diri, tapi bisa juga digunakan untuk hal (-), semua kembali pada siapa yang menggunakannya, "who behind the gun".

Ditangan aparat keamanan akan jadi (+), jika ditangan perampok dan penjahat akan jadi (-), tapi ternyata saat ini ditangan aparat keamanan juga bisa saja jadi (-), lihat saja kasus Sambo?


Namun pada akhirnya daun kratom ini akan disamakan nasibnya sama seperti daun ganja. Dimana ketika ada dari kita yang menanamnya barang sedikit urusannya bisa panjang lho.

Entah bagaimana jika dia tumbuh liar?

Rasanya pasti akan ditelusur, seliar-liarnya pasti pernah ada yang membawa bibitnya, kecuali ketika memang itu tumbuh di pekarangan rumah, apabila rumah kita di hutan² Kalimantan di daerah Kapuas Hulu, itu masih bisa dimaklumi. Tapi tentunya bagi polisi narkotika pasti akan ada saja celah memenjarakan kita kalau urusannya dengan narkotika.

Nah, bagaimana menurut pendapat kalian mengenai daun kratom ini? Bagaimana seharusnya pemerintah menyikapinya, apakah diperlakukan terbatas seperti daun ganja atau jenis tumbuhan 'narkotika' lainnya?

Pertanyaan menggelitik, Indonesia kan punya tanaman ini, lalu kenapa mau impor? Hmm, kadang suka aneh dengan negeri ini, bahan melimpah koq impor. Bahan mentah dijual murah, impor barang jadinya dengan harga lebih mahal, yang menikmati nilai tambah orang luar. Ini tolol atau bego? Sulit dipahami sih, punya bahan baku ya tapi koq impor, #syulit.


Satu hal yang perlu kita pahami bersama, kita hidup di dunia yang sangat jahat, karena selalu ada manusia² iblis diantara kita yang selalu saja memanfaatkan hal yang bisa diambil (+) tapi justru dimanfaatkan sebaliknya.

Jadi selama kita masih hidup bersama manusia² iblis, rasanya yang paling aman adalah membatasinya dan tata kelolanya dipantau sehingga manfaat yang (+) tetap bisa diperoleh, yang (-) bisa diminimalisir.

Itu menurut pendapat saya.  Baiklah segitu saja sih, saya gak bisa dapatkan detail dari tanaman ini seperti apa profilnya, bagaimana dia memperbanyak diri, bagaimana pengembangbiakannya dll. Karena ya itu tadi, tanaman ini termasuk dalam golongan 1 narkotika sehingga informasi pembiakannya pastilah dibatasi informasinya.

Sampai jumpa lagi dibahasan lainnya, hal² yang berhubungan dengan yang hijau² lainnya, masih diblog ini. -ngp

#onedayonepost
#kratom
#umum
#teori
Wah², saya yang tengah mau berproses membuktikan post saya sebelumnya akhirnya terhenti setelah saya muncul notifikasi di akun YouTube saya.


Ternyata sudah dibuktikan bahwa membibitkan jeruk lemon dengan cara instan itu terbukti hoax. Ternyata daripada sia², membuktikan yang sudah terbukti hoax, akhirnya saya hentikan proses menunggu hal yang sesat.

Jadi melalui akun YouTube Infarm, mereka ini aktif dalam dunia bercocok tanam dan berusaha mencerahkan para penghobi bercocok tanam agar tak tersesat pada informasi yang salah.

Ilustrasi, jeruk lemon gambar diambil dari Google

Mereka mencoba membuktikan video² konten yang membahas membibitkan jeruk dengan cara instan. Sebelumnya mereka juga buktikan membibitkan tomat dengan cara instan, dan itu juga gak terbukti.


Untuk lebih jelasnya kalian bisa lihat video di bawah ini, saya tautkan supaya kalian juga tahu dan gak lagi penasaran soal pembuktiannya. Konten dari Infarm ini jauh lebih bisa dipercaya sebagai rujukan tips dan trik berkebun yang lebih realistis.


Jangan pernah tersesat dengan informasi² yang hoax.

Pada prinsipnya kalian harus percaya hal ini, "di dunia ini gak ada yang instan, yang instan hanyalah milik mie dan kopi sachet."

Jadi yang terbaik adalah ikuti prosesnya karena katanya proses gak akan mengkhianati hasil, jika dijalani dengan sungguh². Kira² begitulah ya.

Segitu saja sharing informasi dari saya, sekaligus menjawab dan membuktikan tips trik yang hoax dan menyesatkan dan tidak perlu dicoba, karena buang² waktu saja. -ngp

#onedayonepost
#umum
#youtube
#teori
Ini bisa menjawab post saya sebelumnya tentang membibitkan jeruk lemon, walaupun saya belum bisa membuktikan ya, tapi contoh dari video yang dipublish oleh Infarm bisa jadi pembukaan bahwa memang konten² video yang nampaknya menunjukan sesuatu itu mudah, saat realita belum tentu. Kembali itu hanya sekedar konten, tapi ketika diaplikasi apakah bisa ya belum tentu.

Jadi Infarm itu mempraktekan membibitkan tomat dari buah tomat yang masih segar, bermodalkan getah dari pelepah lidah buaya, yang kemudian ditanamkan ke media tanam, katanya setelah 15 hari akan muncul tunas baru, hanya dengan menutupnya dengan plastik cup atau sejenisnya.

Ilustrasi, tomat bisa tumbuh subur padahal ditanam di pot. Gambar diambil dari Google

Video praktekan Infarm ini bisa kalian lihat dicuplikan short video YouTube di akun channel Infarm.


Bahan yang perlu disiapkan antara lain:
- Pelepah lidah buaya
- Tomat segar
- Media tanam

#1 Diawali dengan potong² pelepah lidah buaya, lalu tanamkan ke media tanam.

#2 Kemudian oleskan getah lidah buaya ke bagian buah tomat pada bagian permukaan atas (bekas tangkai) tomat dan bawah tomat.

#3 Setelah itu kubur buah tomat tadi ke media tanam.

#4 Lalu tutup dengan cup plastik dan diamkan sampai 15 harian.

Hasilnya?

Tomat itu ternyata busuk duluan, karena tomat itu dimakan oleh jamur dan bakteri2 pembusukan yang ada di media tanam. Hal ini jelas gak terbukti sama sekali, bahwa cara ini gak akan bisa memunculkan tunas baru dari tomat itu.

Artinya terbukti hoax video dari konten tomat yang mudah dibibitkan dengan cara tersebut. Jadi kita harus pintar² menelaah video. Itu kenapa, menshare video itu harus logika juga sih. Emang konten ya sekedar konten, apalagi saat ini demi mencari viewer yang penting konten itu menarik.

Konten terbaik adalah hasil percobaan yang benar² dialami sendiri.

Jadi dari video Infarm ini saya jadi ragu soal percobaan pembibitan jeruk lemon yang kemarin saya posting. Tinggal saya buktikan sendiri apakah memang konten itu hoax atau memang bisa, tapi dari video ini kemungkinan si hoax.


Segitu saja sharing dari saya, semoga bisa mencerahkan, supaya kita gak mudah termakan hoax dari konten kreator. -ngp

#onedayonepost
#umum
#teori
#youtube
#review
Baru saja membaca post dari rekan blogger, mba Mreneyo kalau beliau ini kerepotan gara² PAM nya cuti memasok air ke rumahnya karena masalah kekeringan.

Baca juga: Air PAM Mati Lagi

Eh pas baca berita daring, Sungai Amazon, sungai yang membentang jauh di 'benua' Amerika Latin juga sampai kekeringan. Padahal kalau semua orang tahu, di sana kan gugusan hutan rimbanya luar biasa, bayangkan hutan selebat itu sampai bisa kekeringan, kemana tampungan airnya coba, diserap kemana?

Ilustrasi, ketika terik matahari tanpa hujan membuat lahan terbelah karena kering. Ternyata bukan cuma 'pemilu' saja yang buat kita terbelah, tapi kekeringan juga bisa buat tanah terbelah-belah. Gambar diambil dari Google

Masa iya orang² Amazon pada punya pompa sumur buat ambil air segitu banyak, kemudian hutan rimba itu apakah hewan² nya sudah modern sampai ngambil airnya segitu masifnya. Why?

Apa terjadi kerusakan ekosistem di bantaran sungai dan hutan alami di sana sudah mulai rusak? Apa juga emang hujannya yang berkurang sehingga pasokan air dari langit gak ada. Banyak faktor sih ya, saya gak paham di sana itu karena apa.

Ups, mba Mreneyo, kalau baca post ini ijin ya tak sebut² blognya 😁, lupa ijin didepan malah asyik nyerocos aja.

Sebenarnya, apa yang terjadi di daerah Amazon sama juga ya terjadi di negeri kita. Kalau baca berita topik kekeringan banyak itu daerah² di nusantara ini tersebut namanya, warga kesulitan ambil air lah, sungai kering, pasokan air ke pertanian juga sulit.

Air sudah disadari punya peran vital dalam kehidupan kita makluk hidup.

Bahkan tanaman saya yang lupa 1-2 hari gak rutin saya siram saja, itu pada layu, kuyu dan tak bergairah. Seperti yang tampak didokumentasi, selain kurang air itu juga kurang nutrisi sih, iya maklum rencana mau saya benahi karena ada yang salah dengan cara saya menanam, rencana mau saya bongkar, ini lagi eksperimen kalau tanpa rutin disiram tahan berapa hari sampai dia nyaris mati si. Jahat sih, tapi saya harus tahu, karena kalau saya tinggal pergi, maksimal berapa lama. Back to topic.


Apa yang terjadi di banyak tempat, terutama di Amazon harusnya bisa jadi bahan cerminan. Bahwa hutan belantara rimba yang mana, kita semua tahu bahwa tumbuhan atau tanaman, apalagi pepohonan besar yang bergugus-gugus itu adalah alat untuk membantu air terserap dalam tanah, air diikat dalam tanah, tidak menggerojok begitu saja ke laut.

Tapi bayangkan hutan Amazon yang begitu lebatnya saja bisa terjadi kekeringan, lalu bagaimana kita yang bukannya menambah pepohonan, malah nebangim pohon saja, karena alasan estetika lah, peremajaan kota lah, takut tertimpa kayu pohon tumbang lah dll. Tapi kita saat ini itu butuh alat untuk bagaimana air itu tidak terbuang sia² ngalir ke pelimbahan begitu saja.

Berikut beberapa cara yang mungkin bisa dilakukan guna menghadapi kekeringan yang saya kumpulkan dari berbagai sumber, saya sesuaikan dengan yang mungkin bisa kita lakukan sehari-hari (itu prioritas), karena nyata bisa langsung diterapkan.

#1 Mulai rajin menanam pepohonan jika di sekitar rumah terdapat lahan tanah kosong. Ini bermanfaat combo, sekalian bisa untuk mengikat air di tanah, bisa juga dipakai nanti saat kemarau jadi peneduh. Bisa dipilih vegetasi yang baik dalam menahan atau mengikat air.


#2 Mulai buat tampungan² air, tandon² air hujan di sekitar rumah. Hanya pastikan tandon ini tertutup rapat dari nyamuk. Jika nyamuk bisa bertelur di sana gak masalah, tapi dia gak bisa keluar, itu yang penting. "Bisa masuk tapi gak bisa keluar."

#3 Memperbanyak area resapan air, kurangi memplester semen area terbuka, minimal menggunakan paving blok jika ingin tetap menjaga kebersihan atau keamanan dari serangga tanah.

#4 Penggunaan air dengan hemat dan tepat guna.

#5 Pembangunan waduk atau penampungan air dengan debit besar jika memang di area tersebut memang relatif sulit terhadap pasokan air bersih dengan melihat pertimbangan² tertentu. Ini bisa diusahakan oleh pemerintah daerah. Minimal kolam tampung air hujan dengan debit yang cukup, setidaknya air hujan tidak terbuang sia² begitu saja, apalagi sampai jadi genenangan banjir.

Area ini bisa jadi area RTH (Ruang Terbuka Hijau) untuk hiburan warga, tentunya jika pemerintah daerah setempat memahami kebutuhan warga.

#6 Hal ini perlu didukung jalur irigasi yang baik, supaya aliran air hujan itu mengalir ke lokasi tampung yang memadai.

Kenyataan nya irigasi hanya sekedar proyek buat ngisi dompet pejabat terkait. Kalau denger kata 'proyek' pejabat terkait langsung gak bolot, "btw gw dapat apa ya". Inilah Indonesia.

#7 Ini sederhana tapi penting, yakni menjaga kemurnian air bersih, dengan tidak membuang limbah atau sampah sembarangan ke aliran air. Sehingga baku mutu air bisa tetap terjaga baik tidak terkontaminasi. Air terbatas jika kita cemari itu sama saja seperti bunuh diri.


Cara diatas efektif untuk pemukiman yang memang RTH nya relatif banyak. Jika pemukiman perkotaan dimana lahan RTH nyaris tidak ada, caranya adalah dengan tetap membuat tandon² resapan secara kolektif, intinya ketika musim penghujan datang air ini bisa dimanfaatkan.

Rumah² harus mulai menyediakan tandon² tampungan lebih dari satu, guna antisipasi.

Kelola air seperti kita kelola rejeki (baca: uang). Rejeki datang pasti jika kita bekerja, ada gajian, yang gak pasti kan banyak. Setiap musim hujan pasti hujan, tapi kapannya datang kita bisa perkirakan, nah gimana kita putar otak untuk mengelola rejeki itu, supaya disaat tertentu kita tidak kekurangan.

Sejauh ini rejeki (baca: air) masih dianggap sebelah mata, karena dianggap tak berharga ketika ada, jika sudah tidak ada baru dianggap berharga.


Sebagai penutup, barangkali ada yang bertanya, kenapa hutan Amazon yang dikenal sebagai hutan perawan bisa kekeringan?

Jawabnya karena dampak El-nino. Terjadi perubahan dalam suhu permukaan laut di Samudra Pasifik tengah dan timur memengaruhi pola cuaca global. El-nino dapat mempengaruhi berbagai aspek, mulai dari curah hujan hingga suhu udara, dan bahkan bisa menyebabkan bencana alam.

El-nino ekstrem mengakibatkan hutan Amazon di Amerika Selatan tidak mampu menyerap karbon dengan tingkat yang sama seperti sebelumnya. Sehingga tingkat kematian pohon lebih cepat daripada pertumbuhan pohon yang baru.

Faktor lain non alamiah yang mendukung proses degradasi hutan adalah peningkatan penebangan hutan dan kebakaran hutan.

Semakin lengkap bukan, alam sudah punya mekanisme rantai kehidupannya, eh ditambah manusia bikin ulah, makin hancurlah dunia ini. Alam punya keseimbangannya, manusia itu seperti dua bilah mata pisau, bisa merusak bisa juga mendukung. Tapi ternyata manusia lebih banyak merusak daripada menjaga keseimbangan alam, maka jadilah demikian.

Jadi kesimpulannya ratapilah ulah mu sendiri wahai manusia?


Semoga kita bisa lebih aware terhadap lingkungan. Perbanyak lah aktivitas outdoor bersama keluarga karena dari situ kita bisa merasakan pentingnya alam untuk kita.

Jika kita hanya asyik dengan hiburan di mall, pusat² keramaian non alam, maka kita gak akan dapat pelajaran mengenai perlunya keseimbangan. Apa yang ada diantara keramaian itu diambil dari alam, itu yang membuat alam gak seimbang, jadi di alam yang sudah gak seimbang ini kita harus bisa jadi penopang bukan jadi "dewa penghancur".

Bukan begitu adik² dan kakak², semoga jadi bahan instrospeksi bersama ya.

Tahun ini mudah²an saya bisa melewati masa kekeringan dengan aman sentosa sampai nanti musim hujan tiba dan air yang datang mudah² bisa dimanfaatkan setidaknya untuk acara siram² tanaman atau dibiarkan terserap kembali ke tanah untuk cadangan air.


Sampai jumpa disharing dan obrol² berikutnya, walau obrol satu arah tapi gak apa lah. Kalau ada yang mau ajak ngobrol bisa lanjut dikolom komentar ya.

Happy planting, make your world back to green again. -ngp

#onedayonepost
#umum
#teori
#amazonkering
#elnino
Saat ini bumi kita itu rasanya semakin panas saja. Saya rasakan perbedaannya, dari sejak kecil dan membandingkannya dengan masa sekarang.

Saya lahir ditahun 1980an, masa kecil saya ada pada tahun 90an. Masa itu suasana pagi, tepatnya matahari pagi itu masih layak dinikmati hingga pukul 10 pagi, saat itu hawa atau radiasi panas matahari itu masih hangat dan bisa menyehatkan atau bisa dinikmati.

Saat ini, hmm boro², bahkan Masih jam 8 pagi saja matahari rasanya sudah cukup panas dan menyengat, bahkan seperti menyayat kulit. Itu kenapa saya juga gak terlalu setuju dengan senam pagi diatas jam segini. Kalau mau senam pagi ya maksimal jam 8 sudah masuk ruangan, karena setelahnya sangat tidak begitu nyaman.

Apalagi nanti hari makin siang, panas matahari bisa sangat jahat. Itu rasa ke kulit kita. Jadi sangatlah wajar apabila banyak tumbuh²an kering, tanah² menjadi kering dan gersang. Panas tinggi ini membuat tingkat penguapan pun makin tinggi, alhasil adalah Kekeringan. Sudah siang panas, karena kemarau pasokan air jadi berkurang bahkan tidak ada, alhasil gak ada air baru yang masuk ke tanah, gak ada air baru yang bisa jadi sumber kesegaran bagi tumbuh²an. Mereka itu butuh air lho.

Saya membuktikan sendiri, tanaman peliharaan saya kalau tak rutin disiram setiap hari (pagi sore), maka jadi mudah layu. Tapi jika disiram dengan rutin pasti nampak lebih segar.

Ilustrasi, rumpun bambu yang tumbuh di sebuah lahan, gambar diambil dari Google

Oke itu di rumah kita. Bayangkan jika lingkungan, kita menjadi kering dan gersang, pasokan air berkurang karena gak ada yang menyimpan air, bayangkan hanya berapa lama kita bertahan Menghadapi Kekeringan? Sedangkan belakangan musik kemarau berlangsung lebih lama.

Apesnya ketika musim penghujan tiba dimana pasokan air relatif berlimpah, oleh karena gak ada mekanisme alamiah yang bisa menyerap air dengan baik, air hujan yang turun terbuang begitu saja, malah jadi bencana, banjir, longsor dll. Nantinya pada saat kemarau pasokan air gak cukup untuk menghadapi kemarau, begitu saja terus lingkaran setan yang tak bertepi, malah kian waktu lingkungan makin terdegradasi.

Ada banyak tumbuhan² yang punya manfaat mengikat air di dalam tanah dan bisa menyimpan air yang akan jadi cadangan air dikemudian hari.

Salah¹ nya adalah bambu. Tahukan tumbuhan bambu yang biasa tumbuh di ladang atau kebun belakang rumah atau di hutan² desa.

Orang² dulu sudah mengetahui hal ini, itu kenapa di pedesaan terpencil tanaman banyak tumbuh di sudut² desa, dibiarkan tumbuh rimbun. Malah bagi kebanyakan orang kota dianggap memberikan kesan angker dan mistis.

Hmm, karena memang bambu itu rimbun dan sejuk, maklum astral saja suka tinggal di sana, hal ini sebenarnya tanda bahwa bambu itu banyak menyimpan sesuatu yang 'berharga', itu kenapa dijaga maklum astral. Ini #bercyanda ya, jangan dianggap serius ✌️.


Bambu, buluh, atau aur adalah tumbuhan berbunga menahun hijau abadi dari subfamili Bambusoideae yang termasuk famili Poaceae. Bambu dikenal juga dengan istilah preng atau pring dalam bahasa Jawa, awi atau tamiang atau haur atau suluh dalam bahasa Sunda, tabatiko dalam bahasa Ternate, dan ute dalam bahasa Ambon.

Bambu punya karakter yang unik, dimana pertumbuhannya sangatlah cepat.

Kemampuan itu dimampukan oleh karena akar memiliki sistem rhizoma-dependen unik, dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam.

Lagi kita menemukan, kekuatan terbaik tumbuhan adalah pada akar. Setelah kemarin kita mengenal tanaman putri malu yang punya akar yang unik.


Oleh karena sifatnya yang cepat dalam bertumbuh membuat bambu jadi salah satu tanaman endemik yang mudah tumbuh tanpa perawatan, dibiarkan begitu saja bisa tumbuh subur dan rimbun.

Sebagai informasi di Indonesia diperkirakan ada sekitar 174 spesies bambu tumbuh di Indonesia yang sekitar 88 jenisnya merupakan tanaman endemik. Seperti di daerah wilayah Sumatera Selatan, ada bambu selain betung, gombong (dabo), aur duri, ampel, juga beragam bambu aur. Bagi orang awam pastinya akan sulit membedakan jenis² bambu, kecuali yang memang akrab dengan tanaman ini dan sering memanfaatkan ya untuk dijual atau digunakan sebagai sumber bahan bangunan.

Jika dilihat ke depan, ketika bahan bangunan dari kayu pohon semakin berkurang karena pertumbuhannya tak bisa cepat, bambu bisa dimanfaatkan jadi komoditas ekonomi pengisi celah kekosongan pasokan bahan baku untuk komoditas bahan bangunan atau furniture jika tahu bagaimana memanfaatkannya. Namun sayangnya saat ini belum ada perhatian ke arah sana.

Kecepatan tumbuhnya 12”-36” per hari, lebih fleksibel dibanding kayu, dapat dipergunakan dalam umur tumbuh 3-5 tahun.

Sejak dahulu diketahui bahwa daerah atau area misalnya bantaran sungai yang mana banyak ditumbuhi tanaman bambu di sekitarnya terhindar dari bahaya banjir dan longsor saat musim penghujan. Tanah² yang dilintasi air dimana tanaman bambu tumbuh jauh lebih kuat strukturnya. Coba saja lihat tanah di bawah tanaman bambu, pasti terikat kuat.

Jalinan akar bambu, ini dia tumpukan kompos di bawah tanaman bambu, sumber kesuburan tersendiri untuknya tetap tumbuh subur dengan nutrisi yang terjaga alamiah. Tumpukan sisa dedaunan keringnya membuat kelembaban tanah tetap terjaga baik dari kekeringan. Gambar diambil dari Google

Namun sayangnya, manusia generasi baru yang datang di suatu tempat, membuka lahan untuk tujuan perkebunan menganggap bambu ini sebagai hama dan pengacau sehingga harus dihancurkan dan diganti dengan tanaman yang dianggap lebih produktif, padahal jika diatur dan dikelola, justru akan jadi pelengkap ekosistem, sehingga selain lahan bisa dimanfaatkan untuk tanaman produktif lain ekosistem alamiah masih bisa terjaga, sehingga bencana² kekeringan, longsor dan banjir ketika musim hujan tiba dengan debit air besar bisa diakomodasi oleh sifat tanaman bambu ini.


Fungsi tanaman bambu sudah terbukti mampu menjaga air tanah, dan akarnya mampu menahan longsor, serta daunnya mampu membelah angin atau peredam polusi suara dan debu. Tanaman bambu sangat baik sebagai tanaman konservasi.

China dikenal sebagai negara tirai bambu, tahu kan? Di sana ada sebuah penelitian, hutan bambu mampu meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah hingga 240% dibandingkan hutan pinus. Penghijauan dengan bambu pada bekas tambang batu bara di India mampu meningkatkan muka air tanah 6,3 meter hanya dalam 4 tahun. Berdasarkan laporan penelitian tentang hutan di China, dedaunan bambu yang berguguran di hutan bambu terbuka paling efisien di dalam menjaga kelembaban tanah dan memiliki indeks erosi paling rendah dibanding 14 jenis hutan yang lain.

Bambu memang bukan segalanya, tapi dengan bambu waktu yang dibutuhkan untuk konservasi lingkungan akan lebih cepat dibanding kayu.


Rumah saya tinggal saat ini di belakang ya merupakan sungai, dimana di sekitar sungai di belakang rumah saya kebetulan tumbuh tanaman bambu, cukup rimbun. Meski ada kekhawatiran di sana jadi banyak ular berkembang biak di sana, tapi saya berpikir hal (+) lain, dengan banyaknya bambu membantu mengikat tanah di sekitar dari erosi air sungai ketika musim penghujan.

Patut disadari di hulu ekosistem ya pasti sudah rusak sehingga air hujan yang turun di hulu tidak bisa optimal diserap tanah, sehingga debitnya pasti akan turun begitu saja ke hilir, jika tanah di sekitar aliran sungai (terutama di belakang rumah) tidak ada yang mengikat maka resiko longsor bisa saja terjadi. Untungnya di daerah rumah ini sepanjang aliran sungai terdekat bambu masih dipertahankan.

Daun² kering dari bambu juga bisa dimanfaatkan sebagai kompos yang bisa juga menyuburkan tanah di sekitarnya, karena seperti postingan saya sebelumnya soal 100% alam harus kembali ke alam juga yang membuat ekosistem setempat jadi subur pula.


Hal positif lainnya, bambu² yang rimbun juga membantu menyaring udara dari debu misalkan ada potensi angin besar, walaupun ada resiko bambu rebah menyimpan rumah kita, tapi saya pikir mekanisme alamiah alam jika masih terjaga pastinya tapi tidak akan menjadikan bencana untuk kita, justru malah akan melindungi.


Ya itulah kira² pembahasan soal bambu yang bisa dimanfaatkan untuk menghadapi Kekeringan ketika musim kemarau, jadi saat musim penghujan nyaris tiba, peliharaan tanaman bambu di sekitar lahan kosong yang ada, daripada tidak dimanfaatkan, lebih baik tanamilah bambu, terutama di sekitar wilayah aliran sungai. Ekosistem alamiah juga akan terbentuk dengan baik. Tapi ya harus siap, jika nanti banyak reptil seperti ular, biawak yang alam hidup subur di sana.

Kembali ke kita, sudah siapkah hidup berdampingan dengan alam?

Saya sendiri masih mencoba belajar menyesuaikan diri, bagaimana menghadapi reptil² ini ketika populasinya mulai meresahkan. Tapi untungnya saat ini masih dalam tahap terkendali, walaupun sudah ada beberapa ekor biawak bersarang di atap rumah menggantikan tikus yang suka berlarian di atas plafon.

Segitu saja deh sharing² informasi seputar hal² hijau di sekitar kita, sekalian menambah Wawasan kita, supaya pola pikir kita tidak salah dan belajar kembali bersahabat dengan alam dan ekosistem alamiah, agar untuk bisa dinikmati generasi selanjutnya. -ngp

#onedayonepost
#bambu
#bamboo
#teori
#umum
Jadi saya membaca sebuah artikel bahwa sering ada penolakan dari masyarakat dimana perkebunan sawit berada, dimana tanaman sawit seperti 'dikambing hitamkan' sebagai oknum penguras cadangan air bersih.

Hmm, apakah benar begitu?

Ilustrasi, tanaman kelapa sawit dalam kavling perkebunan. Gambar diambil dari Google

Air merupakan faktor paling utama dalam pendukung kehidupan, semua makluk hidup itu membutuhkan air untuk kehidupan.

Lalu, apakah benar sih tanaman sawit ini menghabiskan persediaan air tanah? Sehingga sumber air bersih untuk masyarakat yang hidup di sekitar perkebunan sawit terdampak kekeringan ketika musim kemarau. Padahal dulu ketika belum ada tanaman sawit di sana, ketika musim kemarau mereka tidak mengalami kesulitan air bersih.

Tentang Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan tanaman atau tumbuhan dari keluarga palmae dulu, sekarang Arecaceae. Merupakan tumbuhan monokotil yang tidak memiliki akar tunggang. Jika tidak memiliki akar tunggang berarti akarnya serabut.

Radikula (bakal akar) pada tanaman ini terus tumbuh memanjang ke arah bawah selama enam bulan terus-menerus dan panjang akarnya mencapai 15 meter.

Di Indonesia sendiri tanaman ini tersebar di 26 provinsi di Indonesia. Provinsi Riau memiliki areal perkebunan kelapa sawit terluas dengan 2,89 juta hektar berdasarkan data tahun 2021 atau 19,16% dari total luas areal perkebunan kelapa sawit di Nusantara.


Untuk menjawab kelapa sawit ini jadi kambing hitam sebagai perampas air bersih di area perkebunan.

Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, semua makluk hidup ya butuh air, termasuk ya tanaman ini. Istilah konsumtif tanaman atau tumbuhan terhadap air dinilai dari nilai evapotranspirasi.

Nilai evapotranspirasi adalah nilai yang mencerminkan jumlah air yang diserap tanaman untuk diuapkan melalui daun.

Kalau melihat hasil penelitian terhadap nilai evapotranspirasi terhadap beberapa tanaman, bisa diperoleh angka yang bisa untuk dibandingkan.

Nilai evapotranspirasi dari tanaman kelapa sawit ini adalah  berkisar antara 1.100 – 1.700 mm/tahun.

Kalau berdasarkan penelitian dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit Subunit Kalianta Kabun, Riau selama tiga tahun terhadap tanaman kelapa sawit ditemukan bahwa jumlah rata-rata evapotranspirasi di kebanyakan perkebunan kelapa sawit adalah 1.104,5 mm/tahun.

Lalu, untuk menjawab sekaligus membuktikan tuduhan bahwa kelapa sawit ini rakus akan air kita harus membandingkannya dengan evapotranspirasi pada tanaman lain seperti apa, berapa nilainya.

Misalnya pada tanaman tebu, yang juga sama² ditanam dalam konsep yang sama yakni perkebunan, mempunyai nilai evapotranspirasi sebesar 1.000–1.500 mm/ tahun.

Kemudian lihat lagi pada tanaman pisang, yang ini kalau tumbuh juga bisa banyak di ladang², bahkan juga ada pisang yang dibudidayakan secara perkebunan, itu mempunyai nilai evapotranspirasi sebesar 700–1.700 mm/tahun.

Ada lagi yang masih sesaudara dengan kelapa sawit, yakni tanaman kelapa yang biasa tumbuh di area pesisir dan beberapa wilayah perbukitan yang sesuai dengan habitatnya, mempunyai nilai evapotranspirasi sebesar 1980 mm/tahun.

Kalau melihat dari nilai evapotranspirasi itu, tanaman kelapa sawit justru masih berada di rentang kewajaran jika dibandingkan tanaman lain, misalnya tanaman tebu saja. Lalu kenapa si tanaman kelapa sawit masih dikambing hitamkan sebagai si rakus akan air?

Air dari dalam tanah diambil oleh akar. Seperti yang dijelaskan di atas, akar dari tanaman kelapa sawit merupakan akar serabut, dimana akar serabut ini sangat dangkal, berbeda dengan akar tunggang yang kuat dan panjang.

Akar serabut tanaman kelapa sawit sangat sedikit dalam menyimpan air seperti tanaman lainnya, sehingga sangat rentan mengalami kekeringan. Kondisi ini menyebabkan tanaman kelapa sawit membutuhkan curah hujan yang merata sepanjang tahun agar dapat berproduksi secara maksimum.

Ketika musim penghujan datang, ketika air melimpah dan turun ke tanah, air hujan akan cenderung mengalir begitu saja tanpa bisa terserap maksimal sebagai cadangan air di tanah. Karena kembali ke sifat akar dari tanaman kelapa sawit tadi.

Sifat dan karakter dari tanaman kelapa sawit ini hendaknya dipahami oleh pengelola perkebunan sehingga dalam pengelolaan perkebunan tata kelola air itu harus diperhatikan.

Apabila di suatu perkebunan kelapa sawit terjadi kelangkaan air bersih ketika musim kemarau itu menunjukan bahwa tata kelola air di daerah dimana terdapat perkebunan sawit itu tidaklah baik, bahkan tidak dikelola dengan baik dan pengelola dianggap tidak memahami apa yang mereka budidaya. Karena pada dasarnya tanaman kelapa sawit sangat hemat air, tidak boros seperti yang dituduhkan.

Jadi solusinya untuk mengatasi masalah kekeringan di area perkebunan kelapa sawit tentunya pihak pengelola perkebunan harus memperbaiki tata kelola air dengan baik, sehingga ketika musim penghujan air yang melimpah bisa dikelola dengan baik.

Sekali lagi, tanaman kelapa sawit bukan tanaman yang rakus akan air, jika pun begitu hal ini akan sulit dicari solusinya namun jika hanya soal bagaimana mengelola air dengan baik tentunya itu bisa diusahakan, tinggal mau atau tidak, atau memang pengelola perkebunan sawit hanya sebagai eksploitator saja.

Jadi, stop untuk mengkambing hitamkan tanaman kelapa sawit, jadi tunjuklah hidung pengelola perkebunan jika di daerah mu mengalami kekeringan, karena mereka tidak menjalankan perkebunan dengan cara yang baik dan benar.

Dari sini saya juga jadi paham memahami bagaimana karakter tanaman kelapa sawit, atau tanaman apapun pun karakter dan sifatnya dan kita perlu memahaminya untuk mencari solusi terbaik atas dampak lain yang (-), yang mungkin saja dirasakan.

Baiklah segitu saja, semoga informasi ini bisa membuka mata dan pikiran kita soal akar masalah dari permasalahan yang terjadi. -ngp

#onedayonepost
#umum
#teori
Beberapa waktu yang lalu saya tengah belajar memahami nutrisi apa saja sih yang dibutuhkan oleh tanaman/tumbuhan.


Saya merasa ini pengetahuan dasar yang perlu saya ketahui, sebelum saya memelihara tanaman/tumbuhan yang saya inginkan, supaya yang saya pelihara ini tumbuh subur, sehat dan bisa menghasilkan sesuatu.

Pembahasan kali ini adalah membahas, bagaimana atau apa yang terjadi jika tanaman/tumbuhan yang kita pelihara kekurangan nutrisi yang pernah dijelaskan pada postingan sebelumnya.

Ilustrasi, memahami kekurangan nutrisi pada tanaman. Gambar diambil dari Google

Jika kita awam, kita berlogika, tentunya ketika membaca post tersebut di atas bisa langsung menjawab, namun seperti apa yang 'benar' dari hasil pengalaman, apabila tanaman/tumbuhan kesayangan kita kurang nutrisi, apa yang terjadi? Mari kita simak catatan di bawah ini.


(-) Chlor (Ci)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi Chlor, maka ciri yang bisa dilihat adalah daun agak keriput, proses pemasakan buah berlangsung lambat, tanaman jadi tidak produktif.


(-) Besi (Fe)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi zat besi, maka ciri yang bisa dilihat adalah warna daun muda kekuningan, tidak berwarna hijau; pertumbuhan tanaman seolah-olah berhenti dan daun-daun pun berguguran dan lama-kelamaan akan mati.


(-) Mangan (Mn)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi Mangan, maka ciri yang bisa dilihat adalah pertumbuhan tanaman/tumbuhan akan melambat, sehingga tanaman menjadi kerdil; daun akan berwarna merah kekuningan dan matinya jaringan daun di beberapa bagian tanaman.


(-) Tembaga (Cu)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi tembaga, maka ciri yang bisa dilihat adalah ujung daun tidak merata, layu dan mengalami kerusakan dan layu. Pada tanaman jeruk dan sayur misalnya, pertumbuhannya akan terhambat.


(-) Seng (Zn)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi seng, maka ciri yang bisa dilihat adalah daun akan berwarna kekuningan dan kemerahan terutama untuk daun-daun tua; daun akan berlubang, mengering dan mati; tanaman akan tumbuh kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.


(-) Boron (B)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi boron, maka ciri yang bisa dilihat adalah munculnya gejala klorosis dari tepi daun, daun menjadi layu, kering dan mati. Daun muda tumbuh kerdil, kuncup mati dan berwarna hitam. Pada tanaman jagung, kondisi ini menyebabkan tongkol tidak berbiji.


(-) Molibdenum (Mo)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi molibdenum, maka ciri yang bisa dilihat adalah daun akan berubah warna, keriput, kering dan akhirnya mati. Pertumbuhan berhenti dan kemudian mati.


(-) Nitrogen (N)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi nitrogen, maka ciri yang bisa dilihat adalah pertumbuhan tanaman akan berjalan lambat; akhirnya tanaman menjadi kurus dan kerdil; warna daun menjadi kekuningan, pendek, kecil dan tegak. yang sudah tua berwarna hijau muda, kemudian berubah kuning dan layu; apabila sempat berbuah maka buahnya akan kerdil, cepat masak lalu rontok dengan sendirinya.


(-) Phospor (P)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi phospor, maka ciri yang bisa dilihat adalah seluruh warna daun berubah menjadi lebih tua dan sering tampak mengkilap kemerahan; tepi daun, cabang dan batang akan berwarna merah keunguan yang lambat laun akan berubah menjadi berbuah, buahnya kuning dan kemudian layu; jika tanaman berbuah, buahnya akan kecil, mutunya jelek dan cepat masak.


(-) Kalium (K)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi Kalium, maka ciri yang bisa dilihat adalah terlihat dari daun paling bawah yang kering atau ada bercak hangus. Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti terbakar dan akhirnya gugur. Bunga mudah rontok dan gugur. Tepi daun ‘hangus’, daun menggulung ke bawah, dan rentan terhadap serangan penyakit.

Nutrisi Kalium ini berbanding terbalik dengan Kalsium dan Magnesium, ketiganya haruslah seimbang, jika tidak terlalu banyak K maka tumbuhan/tanaman akan kekurangan Mg, begitu juga sebaliknya, oleh karena itu asupannya harus pas diantara keduanya.


(-) Kalsium (Ca)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi Kalsium, maka ciri yang bisa dilihat adalah titik tumbuh lemah , terjadi perubahan bentuk daun , mengeriting , kecil , dan akhirnya rontok. Kalsium menyebabkan tanaman tinggi tetapi tidak kekar. Karena berefek langsung pada titik tumbuh maka kekurangan unsur ini menyebabkan produksi bunga terhambat. Bunga gugur juga efek kekurangan kalsium.

(-) Magnesium (Mg)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi Magnesium, maka ciri yang bisa dilihat adalah muncul bercak-bercak kuning di permukaan daun tua. Hal ini terjadi karena Mg diangkut ke daun muda. Daun tua menjadi lemah dan akhirnya mudah terserang penyakit terutama embun tepung (powdery mildew). Kekurangan magnesium menyebabkan sejumlah unsur tidak terangkut karena energi yang tersedia sedikit. Yang terbawa hanyalah unsur berbobot ‘ringan’ seperti nitrogen. Akibatnya terbentuk sel-sel berukuran besar tetapi encer. Jaringan menjadi lemah dan jarak antar ruas panjang. Ciri-ciri ini persis seperti gejala etiolasi-kekurangan cahaya pada tanaman.


(-) Sulfur (S)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi Sulfur, menyebabkan tanaman/tumbuhan akan bermasalah dalam proses fotosintesis. Kebutuhan nutrisi Sulfur ini sama dengan kebutuhan dari nutrisi Phosphor. Sehingga apabila kekurangan maka menghambat sintesis protein dan hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya klorosis seperti tanaman kekurangan nitrogen. Akan menekan pertumbuhan tunas dari pada pertumbuhan akar. Kemudian juga nampak pada daun muda dengan warna daun yang menguning sebagai mobilitasnya sangat rendah di dalam tanaman.


Itulah kira² ciri yang bisa diamati apabila tumbuhan/tanaman kesayangan kita kekurangan nutrisi baik makro dan mikro. Jadi agar tanaman/tumbuhan peliharaan kita tumbuh dengan sehat maka diperlukan asupan nutrisi yang seimbang dan berkesimambungan, tidak berlebihan apalagi sampai kekurangan.

Semoga resume catatan ini bisa membantu menjadi guide ketika melakukan perawatan tanaman/tumbuhan kesayangan kalian di rumah. Sampai jumpai pada postingan lainnya, happy planting, make your home to be green house. -ngp


#onedayonepost
#teori
Pernahkah kalian memetik buah mangga yang matang pohon? Hmm, pasti pernah walaupun jarang. Karena kebanyakan kita beli buah mangga itu dari penjual dan itu sudah dipetik lebih dulu dan matangnya tentunya setelah dia dipetik.

Karena kalau berharap matang di pohon tentunya kalian harus punya pohonnya dulu dan merawatnya hingga dia bisa berbuah dan masak di pohon.

Pada postingan kali ini saya juga sekalian belajar mengenai buah yang masak di pohon dan yang masak atau matang setelah dia dipetik. Ini sekalian menambah pengetahuan kalian seputar dunia tumbuhan.

Ilustrasi, buah-buahan. Gambar diambil dari Google

Buah yang belum masak teksturnya pasti masih keras, rasanya masam/ asam, bahkan ada pula yang rasanya pahit (bergetah), bahkan tidak enak dimakan.

Tapi ketika sudah masak/ matang, rasanya pastinya enak, empuk, dan manis, belum juga aromanya khas dari buah tersebut. Siapapun pasti suka pada buah yang sudah masak, apalagi masak di pohon. Hmm, tapi terkadang gak semua paham, asal buah itu masak/ matang semua orang pasti suka koq.

Proses pemasakan buah ini terjadi oleh karena senyawa pektin dan pati yang dipecah sehingga menimbulkan kelembutan dan rasa manis pada daging buahnya. Hal ini dipengaruhi oleh aktivitas dari enzim peknisane, amilase, dan gas etilen.

Seperti diketahui, tidak semua tanaman buah punya proses pematangan buah yang sama, masing² punya karakteristik yang berbeda.

Pematangan buah yang berbeda ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu buah klimaterik dan buah nonklimaterik.

Apa itu?

Buah klimaterik
Merupakan kelompok jenis buah² yang bisa matang setelah dipetik. Artinya pemasakan buah bisa terjadi meskipun si buah sudah terlepas dari kesatuan tangkai tanamannya.

Laju respirasi buah ini akan terus meningkat setelah buah dipanen. Umumnya buah ini dipanen ketika sebelum buah matang di pohon.

Setelah dipetik ketika sebelum matang, buah² jenis ini akan melalui proses pemeraman terlebih dahulu.  Teknik pemeraman ini banyak caranya. Cara yang umum, adalah buah yang sudah matang digabungkan disimpan dalam satu wadah bersama buah² yang dipanen sebelum matang.

Gas etilen dari buah yang sudah matang inilah yang merangsang pemasakan buah saat proses pemeraman ini.

Cara pemanenan untuk buah jenis klimaterik ini adalah untuk memperpanjang masa simpan buah itu sendiri, umumnya membantu bagi para pedagang buah, yang mendistribusikan buah dari petani hingga ke konsumen akhir. Jika buah dipanen ketika sudah masak, maka buah akan terus mematang hingga akhirnya membusuk, proses yang terlalu cepat ini akan membuat masa simpan buah jadi singkat. Bagi pedagang ini adalah suatu kerugian. Konsumen pun akhirnya tidak bisa mendapatkan kualitas buah yang optimal ketika dikonsumsi.

Istilah pemeraman buah juga dikenal dengan istilah karbit. Karena proses pemeraman buah ini dibantu dengan 'karbit'.

Hmm apa itu karbit? Karbit itu sebenarnya adalah singkatan dari Kalsium karbida, merupakan senyawa ionik yang apabila dilarutkan dalam sejumlah kecil air atau diletakkan di tempat lembap, dapat melepaskan gas asetilena.

Berikut ini beberapa jenis buah yang termasuk jenis buah klimaterik antara lain sawo, mangga, pisang, pepaya, jambu, nangka, durian, sirsak, melon, dan manggis.

Perlu dipahami bahwa teknik pemeraman tiap² buah itu berbeda-beda ya, jadi harus disesuaikan dengan karakteristik buahnya. Selain itu, sebelum memanen dini, jangan sembarang memanen buah sebelum matang, perhitungkan masa layak panen ketika masih mentah, jangan masih kecil dan belum buah sempurna sudah dipanen.

Seperti contoh buah mangga, dipanen setelah bentuk buahnya penuh dan warna kulitnya agak terang. Contoh lagi buah pepaya dipanen setelah ada warna merah pada ujung buah yang membentuk bintang. Sementara itu buah nangka dan sirsak dipanen setelah jarak durinya melebar.


Buah nonklimaterik
Merupakan jenis kelompok buah yang tidak dapat mengalami pemasakan lanjut setelah dipetik dari pohonnya. Laju respirasi buah ini tidak meningkat setelah dipanen.

Oleh karena itu buah jenis ini tidak bisa matang jika tidak matang dari pohonnya. Jika buah non klimaterik dipanen dalam keadaan masih mentah, maka buah tidak dapat matang meskipun sudah diperam.

Hal ini terjadi karena memang genetik tanaman/ pohon buah itu sendiri. Buah-buah non klimaterik tidak bereaksi terhadap gas etilen yang berasal dari luar tubuh (gas etilen eksogen).

Sama² membutuhkan gas etilen, namun gas etilen yang bisa diterima hanya gas etilen dari dalam tubuh pohon atau tanaman dimana buah tersebut tergantung.

Tapi jika tetap dipaksa diperam, buah jenis ini akan mengalami pembusukan bahkan tanpa melewati masa dia matang. Artinya busuk sebelum dia akan matang, walaupun diperam bagaimanapun juga. Hmm, sia² belaka jika kita melakukan pemeraman pada buah yang termasuk jenis nonklimaterik ini.

Contoh buah non klimaterik adalah duku, belimbing, rambutan, nanas, salak, stroberi, apel, dan jeruk.

Nah sudah tahu kan jenis² buahnya apa saja, jadi jangan coba² tuh meram buah² di atas, karena hanya akan sia² belaka. Jadi lebih baik tunggu sampai masak pohon baru petik dan konsumsi.


Semoga informasi ini bisa membantu pemahaman kita soal mana saja sih buah yang bisa diperam dan mana yang tidak bisa. Istilahnya adalah klimaterik dan nonklimaterik.

Semoga bisa nambah pengetahuan kita semua seputar dunia tanaman/ tumbuh-tumbuhan. Semakin sering sharing semakin banyak pula saya belajar memahami banyak hal yang sebelumnya tidak saya ketahui. Sampai jumpa dipostingan lainnya lagi. -ngp

#onedayonepost
#teori
#umum