Tampilkan postingan dengan label Teori. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teori. Tampilkan semua postingan
Setiap hari ketika mau masuk ruangan kerja saya selalu melintasi taman yang lokasinya di samping tangga naik ke atas. Seperti yang bisa dilihat didokumentasi dibawah ini. Dulu waktu awal-awal ditanam ya besar tapi tak sebesar ini, setelah beberapa waktu sepertinya tanaman ini mendapatkan nutrisi tanah yang sesuai sehingga tampak tumbuh dengan baik, segar dan menghijau.


Di tengah taman ini ada satu tanaman yang menarik, dia paling berbeda, karena ukuran daunnya yang besar dan posisinya yang ada di tengah.

Ini view dari atas tangga, nampak daunnya yang lebar seperti kipas

Saya mencoba menggunakan Google Image untuk mendeteksi sebenarnya tanaman ini jenisnya apa. Hasil pencitraan dari Google Image ini, ada beberapa kemungkinan mengenai jenis tanaman ini. Tapi saya tidak tahu yang pastinya apa. Jadi ini saya share informasi kemungkinan-kemungkinannya:

Bira Besar atau Alocasia macrorrhizos
Secara fisik tanaman ini mirip-mirip dengan yang saya lihat. Kalau spesies ini, termasuk tumbuhan penghasil umbi yang dapat dimakan. Dalam bahasa Jawa, dikenal dengan "sente". Umbinya berasal dari bagian batang, sering dijadikan sumber pangan karbohidrat non-serealia. Bahkan daun mudanya yang telah direbus dapat digunakan sebagai pembungkus makanan seperti nasi atau buntil. Wajar jika akrab di masyarakat Jawa.

Ilustrasi Alocasia atau kuping gajah atau bira, gambar diambiil dari Google

Namun ada hal yang perlu diperhatikan, yaitu bagian tanaman yang di atas permukaan tanah seperti daun dan bunga, itu mengandung kristal kalsium oksalat, yang apabila dimakan mentah atau pengolahannya tidak sempurna dapat menyebabkan mulut dan perut terasa gatal, efek dari getahnya menimbulkan radang.


Talas atau keladi atau seratah atau Colocasia esculenta L.
Ini juga masih serupa secara visual dengan yang disebutkan di atas tadi. Ternyata masih sama sebagai tumbuhan penghasil umbi-umbian. Berasal dari suku talas-talasan atau Araceae.

Ilustrasi tanaman talas, gambar diambil dari Google

Tanaman ini sudah lama dibudidayakan, bahkan sejak jaman manusia purba ketika padi belum ditanam banyak manusia kala itu. Tanaman ini dimanfaatkan sebagai sumber pangan karbohidrat.

Sumber pangannya ada pada bagian umbi atau bonggol yang tumbuh di bawah tanah, tingginta 0,4 - 1,5 meter. Ada beberapa jenis tanaman ini, diantaranta ada talas pandan, talas ketan, talas banteng, dan talas lahun anak. Tapi yang umum dijual di pasaran adalah talas dari jenis pandan dan ketan.


Nah dari pencarian Google itu saya temukan dua jenis tanaman itu yang punya kemiripan satu sama lain. Hanya saja yang sesuai dengan spesies yang ada di halaman office itu yang mana, saya belum bisa memastikan.

Tapi kalau baca² di internet, memang tanaman talas yang sering digunakan sebagai tanaman hias, tapi gak menutup kemungkinan bira juga digunakan.

Nah buat kalian yang paham, kira² manakah spesies yang cocok untuk tanaman yang ditanam di taman depan office saya, yang fotonya ada dua saya bagikan di awal paragraf.


Segitu saja sharing² ringan dari saya, untuk membangkitkan kembali gairah menulis diblog ini, maklum sudah cukup lama hiatus tidak ada bahasan seputar dunia flora.

Kebetulan lahan di samping rumah sudah tak terurus lagi sejak musim hujan tiba, sejak ada proyek rumah di tetangga depan, dimana lahan samping rumah tertutup pasir urugan dan saat ini lahan tersebut tengah tumbuh pohon pepaya di sana.

Sejak musim hujan tiba ini jadi banyak serangga dan reptil yang tak diinginkan melintas, jadi jaga² saja daripada terjadi hal² tak diinginkan dipatok ular, bisa bahaya. Kalau reptil² macam kadal atau biawak sih gak masalah, saya bisa terima, tapi kalau ular gak bisa ditolerir.

Info soal tanaman pepaya ini saya bahas di postingan terpisah saja ya. Sampai jumpa dipostingan lainnya. Oh ya sekali lagi yang bisa jawab silakan komentar di bawah ya. -ngp

#onedayonepost
#tumbuhan
#teori
#umum

Sudah beberapa buah labu madu yang sudah saya panen hingga saat ini. Bahkan saat ini saya tengah menunggu panen untuk gen#2 masih dari penanaman batch #1, dimana pada gen#1 ada 8 buah labu madu yang dipanen, saat ini sisa ditanaman yang belum terpanen sampai saat postingan ini saya buat.

Selalu ada pertanyaan, apa sih khasiatnya jika dikonsumsi?

Terkadang pertanyaan ini tidak bisa saya jawab langsung, karena saya belum pernah membaca detail tentang informasi ini. Saya hanya tahu jika buah labu madu ini bisa dikonsumsi sebagai bahan pangan, untuk olahan kolak, bubur biji salak, makanan pendamping ASI dsb.

Tanaman labu sendiri secara umum, merupakan tanaman kuno, karena sudah dikenal sejak 10.000 tahun yang lalu dari wilayah negara Meksiko dan Amerika Tengah.


Buah labu madu ini punya rasa sedikit manis, rasanya mirip seperti ubi jalar hanya saja lebih lembut. Buah ini punya kandungan nutrisi dari 100 gram labu madu terdiri dari:
- 86,4 gram air
- 45-63 kalori,
- 0-0,1 gram lemak,
- 11,7-16 gram karbohidrat,
- 2,8-7 gram serat makanan,
- 2,2 gram gula,
- 48 mg kalsium,
- 33 mg fosfor,
- 1-1,4 gram protein,
- 4-6 mg natrium.
- 532 mcg vitamin A,
- 21 mg vitamin C, 
- 34 mg magnesium.

Dari kandungan tersebut, dipercaya bahwa mengkonsumsi labu madu memberikan khasiat sbb.:
1. Menghindarkan tubuh dari dehidrasi
2. Meningkatkan sistem imun
3. Meningkatkan kesehatan mata
4. Mencegah kanker
5. Menjaga kesehatan peredaran darah
6. Menjaga kesehatan mata
7. Mencegah diabetes
8. Memenuhi kesehatan cairan tubuh
9. Menyehatkan jantung
10. Menjaga kesehatan pencernaan
11. Menurunkan berat badan
12. Menjaga kesehatan tulang



Itulah dia kandungan gizi dari buah labu madu, semoga bisa menambah pengetahuan tentang apa yang kita konsumsi, untuk saya sendiri untuk menambah pengetahuan tentang profil tanaman yang saya tanam di rumah. Jika mau tahu lebih detail kandungan dari buah panen tanaman yang kita tanam ya bawa saja ke laboratorium uji untuk menguji kandungannya.

Segitu saja sharing informasi ini, informasi ini saya temukan dari beberapa artikel di internet, berikut ini saya bagikan sumber artikelnya.




Semoga ini bisa menambah pengetahuan kita bahwa ketika mengkonsumsi bahan makanan juga harus tahu manfaat dan khasiatnya. Sampai jumpa dipostingan lainnya. -cpr

#onedayonepost
#labumadu
#informasi
#umum
#teori
Kita sering dengar organik, organik, organik. Sayuran organik, buah organik, padi atau beras organik. Frase itu sering kita dengar. Katanya kalau mau hidup sehat kita harus mengkonsumsi sumber pakan organik.

Katanya kalau organik itu dalam proses tanamnya tidak menggunakan pupuk kimia, bahkan pertisida kimia. Itu yang sering kita dengar ketika merujuk kata organik. Tapi apakah benar seperti itu?

Ilustrasi, gambar diambil dari   Google

Pada postingan kali ini kita akan membahas hal tersebut. Kalau merujuk dari informasi pertanian yang saya peroleh, apa yang kita pahami diparagraf kedua itu memang ternyata ada benarnya. Namun ada hal² lain yang perlu kita ketahui bagaimana si suatu sistem pertanian dikatakan sebagai pertanian organik?

Pertanian organik merupakan  teknik budidaya  pertanian yang berorientasi  pada pemanfaatan  pada bahan² alami, tanpa menggunakan  bahan² kimia sintesis.

Pertanian organik itu punya prinsip² yang dipegang dan inilah yang sering jadi pedoman, bahwa pertanian atau hasil pertanian organik itu yang prosesnya seperti ini lho. Apa saja itu?

#1  Lahan bebas dari cemaran bahan kimia.
#2  Menghindari  penggunaan benih/bibit  dari hasil rekayasa genetik atau GMO (Genetically  Modified  Organism).
#3  Menghindari penggunaan pupuk kimia  sintetis  dan zat pengatur tumbuh.
#4  Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis.
#5 Menghindari penggunaan  hormon pertumbuhan dan bahan aditif sintetis, biasanya digunakan pada pakan ternak.
#6  Pengunaan cara alami  untuk penanganan pasca panen.


Itulah dia prinsip² dari pertanian organik yang harus dipegang. Jadi begini, apabila nih prosesnya  memang tanpa bahan² kimia, tapi ternyata penggunaan bibitnya adalah hasil rekayasa genetik, maka pertanian yang dilakukan bukan termasuk pertanian organik.

Jadi intinya adalah ketika ada prinsip tersebut dilanggar, kita harus menyadari bahwa yang kita lakukan berarti bukan murni organik.

Nah kalau dari ini, lalu labu madu yang saya tanam di pekarangan rumah apakah termasuk pertanian organik?  Tapi ada satu ganjalan saya, yakni soal benih/bibit yang saya gunakan, apakah itu termasuk rekayasa genetik?


Sekian sharing yang bisa saya bagikan, semoga bisa menambah pemahaman soal pertanian organik. Sampai jumpa dipostingan lainnya masih tentang bercocok tanam dan budidaya. -cpr

#onedayonepost
#pertanianorganik
#teori
#umum
Di daerah lain dan bahkan di negara lain, ikan sidat dipercaya memiliki khasiat dan manfaat gizi yang baik bagi tubuh manusia, dimana nilai gizinya jauh lebih baik daripada jenis ikan lainnya, termasuk ikan salmon sekalipun.

Di negara Jepang terkenal dengan olahan ikan sidat yang bernama unagi, kabayaki dan olahan ini terkenal dimana-mana.

Selain Jepang di negara Asia Tenggara, seperti Vietnam dan Thailand juga mengenal olahan dari ikan sidat ini, termasuk di Indonesia juga gak asing, terutama untuk masyarakat kelas atas.

Namun untuk masyarakat biasa, ikan sidat masih asing. Malah dari mereka masih menyamakan ikan sidat sama seperti belut, padahal ini dua hal berbeda.

Secara morfologi meski bentuknya serupa tetapi sidat dan belut itu berbeda. Jelas itu dan gak bisa didebat.

Mungkin, istilah 'belut' akhirnya bergeser, untuk menyebut hewan air menyerupai reptil ular, dengan bentuk memanjang, licin, berlendir, hitam dan senang bermain di liang² yang basah atau berair, itu diistilahkan 'belut'. Jadi apapun yang dimaknai seperti ini, orang² mayoritas akan menganggap nya sebagai 'belut'.

Bahkan di Maluku saja, dimana di sana ikan sidat hidup berdampingan dengan masyarakat, mereka menyebutnya sebagai 'belut morea', padahal jelas berbeda belut dan ikan sidat, tidaklah sama, ini yang perlu dipahami banyak orang dan perlu diberikan pemahaman yang benar.

Perbedaan secara morfologi antara ikan sidat dan belut ada pada sirip insang atau orang sering sebut bertelinga (untuk ikan sidat) dan mempunyai sirip dorsal memanjang hingga ke ekor, sedangkan belut tidak punya itu.

Ikan sidat bisa hidup di dua perairan, air darat saat dewasa dan air laut ketika akan kawin dan menetas dari telur hingga larva, hingga menuju glass ell, sidat² junior ini akan berenang kembali ke perairan darat untuk membesarkan diri dan hidup di sana (perairan darat).

Pemahaman dan pengetahuan ini harus dipahami banyak orang agar tidak lagi salah kaprah.

Mari kita bahas jenis sidat yang dianggap masyarakat Maluku sebagai hewan yang dikeramatkan.

Seperti yang disinggung sedikit di atas,  ikan sidat bagi masyarakat di sana dianggap sebagai 'belut',  mereka menyebutnya sebagai belut morea.

Ilustrasi, ikan sidat dewasa yang mungkin usianya sudah bertahun-tahun hidup berdampingan dengan masyarakat. Gambar diambil dari   Google

Belut Raksasa atau Morea hidup di suatu tempat keramat bernama Kolam Waiselaka di Desa Waai, Kecamatan Tulehu, Kabupaten Maluku Tengah berbatasan dengan Kota Ambon.

Ukuran hewan keramat ini sangatlah besar, panjangnya bisa sampai satu meter, bahkan  ada yang mencapai 2 - 2,5 meter, dengan bobot 10 kg hingga 30 kg.

Masyarakat  setempat sering memanggilnya dan memberikan makan telur ayam mentah. Hewan air keramat ini terkenal jinak dan masyarakat yang ingin  menyentuhnya bisa melakukannya dengan mudah.

Hewan ini menjadi keramat dikarenakan kisah² dongeng masa lalu. Dikisahkan pada zaman dulu penduduk dari gunung ingin pindah ke pinggiran pantai. Kebutuhan hidup di sana dinilai lebih baik, seperti makanan dan lain-lainnya. Lalu, dilemparlah tombak dari jauh yang diyakini berkekuatan gaib dan tertancaplah di tanah yang sekarang di pinggirannya kolam. Dari sana keluarlah air dan ikan-ikan serta Morea. Kondisi ini adalah pertanda ada mahluk hidup di sana dan bisa menjadi tempat tinggal. Tapi tentu, mahluk-mahluk di dalam airnya termasuk Morea dilarang untuk dibunuh.

Saat ini di lokasi tersebut dijadikan tempat wisata, dimana wisatawan yang datang bisa melihat 'belut morea' ini. Jam potensial untuk melihat hewan keramat ini adalah jam 16:00, dipercaya pada  jam tersebut jam makan biologis si hewan yang dinamai belut morea.

Belut morea ini dipercaya bisa hidup di dua air, yaitu air tawar sungai dan air laut, ketika akan kawin dan memijah morea ini akan menuju laut, kemudian larva telurnya akan pergi kembali ke perairan darat untuk berkembang menjadi dewasa.





Siapakah belut morea ini?

Jadi hewan yang dianggap keramat ini sebenarnya adalah ikan sidat. Dari mana tahunya? Jelas dari siklus hidupnya, sangat sesuai dengan siklus hidup ikan sidat  serta ciri fisik dari sidat itu sendiri.

Karena jenis belut apapun tidak bisa hidup di dua perairan air tawar sungai dan air laut. Sedangkan ikan yang bisa melakukan ini hanya salmon dan sidat. Jika salmon gak mungkin, karena morfologinya berbeda, salmon lebih mirip dengan ikan pada umumnya. Sedangkan sidat bentuknya menyerupai dengan belut, tapi bukan belut.

Itu wajar jika masyarakat yang gak paham menyebutnya sebagai belut, karena hewan² seperti itu dipanggil dengan istilah belut, padahal bukan termasuk keluarga belut.

Lalu jenis sidat apa yang ada di sana?

Kita tahu bahwa terdapat 18 jenis spesies sidat di dunia. Terdapat  7 jenis di Indonesia. Namun yang populer adalah Anquila Marmorata dan Anquila Bicolor.

Lokasi hidup Anquila Bicolor umum di Kepulauan Mentawai: Sungai Muko-muko; Bengkulu : Sungai Ketau;  Sungai Cimandiri, Pelabuhan Ratu, Banten ; Perairan Donggala, Sulawesi.

Lokasi hidup Anquila Marmorata di Teluk Tomini Poso, Sulawesi Utara (Sungai Poigar,  Amurang, Inobonto); Kalimantan Timur (Sungai Sangata).

Anquila marmorata, gambar diambil dari   Google

Melihat lokasi hidup jenis sidat yang populer  di Indonesia, jenis Anquila Marmorata ini hidup di perairan sekitar utara Indonesia. Wilayah Maluku dekat dengan Sulawesi Utara, jadi kemungkinan ikan sidat yang dianggap sebagai belut morea itu adalah ikan sidat jenis ini.

Melihat dari morfologi tubuh belut morea ini pun cocok dengan fisik dari Anquila Marmorata.

Bagi pembudidaya sidat, Anquila Marmorata dikenal sebagai sidat batik, karena pada kulit sidat ini ada seperti loreng batik. Sering juga disebut sidat kembang, moa raksasa.

Tubuh sidat jenis ini di alam liar bisa mencapai ukuran yang sangat besar, seperti yang sudah dibahas di atas tadi. Sidat betina mempunyai variasi panjang 2 meter, dan sidat jantan mempunyai variasi panjang 1,5 meter.


Nah jadi sudah jelaskan, belut morea adalah ikan sidat, bukan belut, sekali lagi bukan belut. Jenis sidatnya adalah A. Marmorata.

Kondisi ini sangatlah positif sebenarnya untuk prospek budidaya sidat. Karena indukan sidat dewasa yang memang sudah besar di alam tidaklah diambil untuk dikonsumsi.

Sehingga peluang mereka untuk memijah ke palung laut, dan menghasilkan larva² sidat yang jumlahnya ribuan akan potensial dan menghasilkan siklus hidup sidat² baru.

Nah para pembudidaya sidat hendaknya memproses budidayanya di rumah atau di lahan budidaya adalah dari larva sidat atau GE, bukan yang sudah berukuran besar.

Pembudidaya instan macam begini saya katakan sebagai pembudidaya tolol!

Karena apa, daging sidat konsumsi untuk pasar restoran atau layak konsumsi adalah sidat² hasil pembudidayaan sejak GE ke usia 2 tahun maksimal, selepas itu ikan sidat tidak enak untuk dikonsumsi.

Para pembudiaya pun pada akhir wajib melepasliarkan sidat² yang telah melewati masa layak konsumsi itu kembali ke alam, bukan memaksakannya untuk dijual dan dikonsumsi, karena memang dagingnya sudah tidak enak.

Tekstur dagingnya menjadi alot, tidak lumer ketika disantap, kemudian kulitnya tebal dan keras, intinya sangat tidak layak untuk dikonsumsi.

Jadi sebenarnya siklus hidup sidat akan tetap terjaga baik jika pembudidaya cerdas saling bersinergi mendukung kembali ekosistem. Karena sidat² yang sudah lepas masa pembudiayan layak konsumsi hendaklah bisa dilepasliarkan sebagai bentuk CSR mereka kepada lingkungan.

Masalahnya, budaya dan kelakuan manusia di Indonesia ini berbeda. Orang Ambon, Maluku di sana punya kisah² keramat yang ini positif untuk kelangsungan hidup sidat. Tapi tidak di Jawa atau daerah lain, dimana manusia² perusak banyak tersebar.

Coba ya, ini di Jawa, orang² tolol liat ikan atau 'belut' macam ini langsung dijarah, dipancing dan dibawa pulang dengan kebanggaan, "dapat ikan tangkapan besar". Kelakuan ini bukan 1-2 orang, tapi mayoritas orang² nya begitu.

Jadi sangat wajar di daerah lain ikan sidat ini gak bisa hidup berdampingan dengan masyarakatnya ditambah ekosistem sungai dan muara di daerah lain di Indonesia sudah tidak layak, karena kotor dengan limbah² berbahayanya.

Kembali lagi, bagi pembudidaya walaupun mengambil benih dari alam, tetapi mereka pun juga harus mengingat dan jadi agen penyeimbang ekosistem, dan tidak jadi pembudidaya serakah.

Satu hal yang lagi dan terus dikampanyekan, bahwa hentikan mengambil sidat ukuran besar dari alam untuk alasan  budidaya atau hanya kesenangan semata (memancing). Jika dipelihara okelah, tapi tidak untuk diperjual belikan.

Jika mau dipelihara untuk hiasan di rumah, belilah sidat hasil budidaya yang usianya lebih dari dua tahun, tapi bukan yang dari alam. Dan apabila nanti sudah tidak mau pelihara lepas liarkan kembali ke muara, supaya bisa memijah dan bertelur menghasilkan sidat² junior yang baru.

Jangan pernah ambil sidat alam berukuran besar, atau sidat ukuran elver, fingerling dan dewasa dari alam untuk budidaya atau diperjualbelikan ke pasar konsumsi!

Jadilah pembudidaya yang cerdas, memahami apa yang mau dipelihara dan jangan jadi pembudidaya yang serakah.

Yang suka mancing, kalau dapat ikan seperti ini, jangan dibawa pulang, lepas liarkan kembali, gunakan sistem catch and release, supaya mereka bisa bersiklus dengan normal.


Segitu saja sharing dan bahasan soal sidat keramat di Maluku, semoga bisa memberikan pencerahan buat kita semua. -ngp

#onedonepost
#budidayasidat
#teori
#umum
#anguilamarmorata
#sidatmorea
#morea
#bukanbelu
#sidatbukanbelut
Pada periode cocok tanam ke-2 (2024) ini ada salah satu bibit tanaman labu madu yang saya tanam, dimana benihnya ini saya peroleh beli di Superindo.

Bibit labu madu tergolong cukup mahal dibandingkan bibit yang lain. Isian bibitnya dalam satu kemasan pun gak banyak, setidaknya bisa dihitung jari, dan ukurannya yang relatif besar dibandingkan bibit lainnya.

Saat ini bibit yang ditanam diawal Mei lalu sudah tumbuh cukup signifikan. Kebetulan entah yang ditanam di luar halaman cuma satu benih. Karena bingung lahan terbatas. Tadinya saya mau menanamnya di pot, tapi katanya tanaman labu adalah tanaman yang tumbuh merambat di tanah.

Saya tidak cukup mengenal profil tanaman ini, untuk itu pada post kali ini saya mencoba membuat resumenya di sini, supaya menambah pengetahuan saya juga.

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

Tanaman labu madu termasuk kedalam jenis tumbuhan semak berkayu, dan dikelompokan kedalam keluarga  Cucurbitaceae.

Labu madu adalah kultivar labu musim dingin. Labu madu merupakan kultivar murni yang berasal dari persilangan antara labu kuning (Cucurbita moschata) dan labu buttercup (C. maxima).

Labu ini memiliki bentuk dan rasa yang mirip dengan labu kuning tetapi ukurannya hanya setengah dari labu kuning dan secara signifikan lebih manis dari labu tersebut.

Labu madu muda berwarna hijau tua ketika dalam proses pematangan delapan minggunya (menyerupai warna zucchini), dan berubah warna menjadi madu pada kulitnya dalam beberapa minggu terakhir.  Membutuhkan waktu sekitar 105 hingga 110 hari dari biji hingga matang.

Saat matang, warnanya berubah dari hijau menjadi jingga tua dan rasanya menjadi lebih manis. Labu ini memiliki lebih banyak beta-karoten hingga dua sampai tiga kali lipat daripada labu kuning.

Labu madu ini pertama kali dikembangkan pada 1980-an oleh Richard W. Robinson, seorang profesor emeritus di Universitas Cornell.

Nah kalian perlu tahu, ternyata ada lima jenis spesies dari tanaman labu ini, yaitu:
  • Cucurbita maxima,
  • Cucurbita ficifolia,
  • Cucurbita mixta,
  • Cucubita moschata,
  • Cucurbita pipo.
Lalu untuk jenis spesies yang ditanam di rumah saya termasuk jenis yang mana?

Sudah dijawab di atas tadi, karena merupakan persilangan dari dua jenis labu yang umum.

Labu madu  tumbuh subur di daerah beriklim tropis, dengan suhu ideal berkisar 20°C sampai dengan 27°C. Dan kelembaban udara pada kisaran 60% sampai dengan 75%.

Situasi ini cocok dengan kondisi di rumah saya, dimana suhu dan kelembabannya berada pada kisaran itu. Ditambah sinar matahari bersinar menerangi area penanaman dengan cukup baik.

Kondisi tanah yang ideal adalah pada pH 5 sampai pH 6,5 untuk mendapatkan kualitas pertumbuhan yang bagus. Kemudian juga pastikan melihat kondisi fisik lahan tanam yaitu gembur dan subur.

Penanaman budidaya labu madu disarankan pada akhir musim hujan/saat kemarau. Ini bertujuan agar labu madu tidak berpotensi terserang penyakit busuk akar.

Pas kebetulan penanaman batch #2 bercocok tanam yang saya lakukan tahun ini dimulai pada pertengahan tahun, ketika memasuki musim kemarau.

Meski begitu, penyiraman tanaman secara rutin juga perlu dilakukan, mengingat tanaman ini butuh kelembaban yang cukup untuk membuat tanah tumbuhnya tetap gembur.

Penyiraman harus dilakukan secara rutin setiap hari, utamanya saat tanaman labu madu masih berumur muda. Jika pada puncak kemarau disarankan menyiramnya pagi dan sore.

Menanam labu madu ini melewati 2 tahap, yaitu  penyemaian benih dan penanaman di lahan budidaya. Tujuannya agar benih yang dipersiapkan bisa tumbuh optimal, pertumbuhannya seragam.

Masa penanaman hingga panen labu madu membutuhkan waktu  110 hari, atau kisaran 3 bulan lebih.

Berikut ini ciri² buah labu madu yang memasuki masa panen, yaitu:
- Tangkai buah sudah berubah warna, dari hijau menuju ke coklat.
- Warna buah mulai menguning dan kecoklatan serta mengkilap
- Saat buah dipukul, maka akan berbunyi dengan lebih nyaring/berdenting.

Saat panen usahakan untuk menggunakan alat potong yang proper untuk memotong tangkai buah labu, agar tidak mengenai buah dan menyebabkan luka pada kulit buah.

Buah labu madu yang sudah disimpan memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan yang fresh. Labu madu yang sudah disimpan selama sekitar 2 bulan, maka daging buahnya menjadi lebih manis dan lezat.


Itulah dia catatan singkat mengenai profil buah labu madu. Tidak banyak yang mengenalnya dan pasti orang bertanya-tanya ketika melihat buah labu madu masih hijau. "Ini buah apa? Labu koq bentuknya begitu?"

Setidaknya resume profil soal buah labu yang saya buat diatas bisa menambah sedikit pemahaman, supaya tahu oh ada toh buah labu dengan bentuk unik seperti ini.




Pengalaman Menanam Labu Madu Batch #1 di Halaman Samping Rumah
Sedikit tambahan informasi, bibit buah labu madu yang saya gunakan dipenanaman batch #1 kali ini adalah jenis Labu Madu F1. Ada juga orang yang menyebutnya sebagai butternut squash.

Sebelum disemai, bibit perlu dilakukan seed treatment dengan perendaman air panas untuk mempercepat proses perkecambahan. Bibit dapat dipindahkan ke lapangan setelah berumur 1-2 minggu

Informasi soal lahan yang saya tanam pada batch #1 ini berada pada ketinggian 222 mdpl. Suhu ambient area penanaman sekitar 26°C sampai dengan 39°C ketika siang hari, bahkan lebih dari itu ketika terik. Kelembaban udara berada pada kisaran 65% hingga 80%.

Metode penanaman yang saya lakukan adalah murni organik dengan menggunakan pupuk organik cair dari air kurasan ikan sidat dan kotoran burung, dalam hal ini burung yang digunakan adalah dari burung lovebird dan perkutut Jawa. Saya tidak menggunakan takaran tertentu untuk POC yang digunakan.

Kemudian untuk insektisida Saya tidak menggunakannya, saya hanya melakukan pengusiran serangga secara manual. Untuk saat ini serangga yang ada saya anggap untuk membantu dalam proses penyerbukan, penyerbukan manual atau polinasi saya lakukan juga.

Diketahui bahwa kotoran ikan sidat yang bercampur dalam air kurasan akuarium mengandung NH³ atau amonia yang mengandung unsur nitrogen di dalamnya, diketahui unsur nitrogen juga diperlukan dalam tanah sebagai nutrisi hara. Kemudian kotoran lain yang tercampur dalam air akuarium kurasan juga mengandung sisa-sisa makanan berupa pasta halus yang di dalamnya terkandung nutrisi protein yang digunakan untuk nutrisi konsumsi ikan sidat untuk tumnuh namun terbuang karena tidak termakan oleh ikan sidat.

Pupuk dari kotoran burung sering disebut dengan guano. Pupuk dari jenis ini termasuk ke dalam pupuk organik. Di mana pupuk dari kotoran burung banyak mengandung nutrisi atau manfaat antara lain kaya akan unsur fosfor dan nitrogen, memiliki daya kapasitas tukar kation yang baik, kondisi ini membuat tanaman lebih mudah dalam menyerap unsur bermanfaat, mengandung bakteria dan mikrobiotik flora yang memiliki manfaat untuk pertumbuhan tanaman, dan menguatkan batang serta dapat mengoptimalkan pertumbuhan daun baru.

Untuk POC lainnya saya tambahkan air cucian beras dan air kaldu dari vetsin Ajinomoto, sebagai variasi untuk POC.

Mungkin hanya segitu saja yang bisa saya bagikan untuk pengalaman saya merawat perkembangan tanaman labu madu pada batch #1.

Bunga betina muncul 8 hari lebih awal dari bunga jantan. Dimana bunga jantan muncul pada kisaran 38 - 44 hst (hari setelah tanam) atau 64 - 80 hss (hari setelah semai).


Mungkin informasi mengenai profil mengenai lampu madu bisa menambah pengetahuan kalian bahwa labu tidak hanya bulat ada juga buah labu yang bentuknya unik yaitu buah labu madu ini. Buah ini punya banyak khasiat dan akan saya bahas pada postingan terpisah mengenai manfaat atau khasiat dari mengkonsumsi buah labu madu. 

Terus pantengin blog ini untuk mendapatkan informasi seputar hobi berkebun atau budidaya entah tanaman atau hewan. Jika ada yang mampir ke blog ini bisa berkomentar di bawah, terima kasih. -ngp

#onedayonepost
#pengalaman
#teori
#labumadu
#labumaduorgani
Ketika  saya membaca-baca artikel tentang bagaimana dan seperti apa tanah yang subur, saya menemukan istilah tanah terra preta. Tanah ini dipercaya sebagai tanah dengan kesuburan abadi.

Hmm, maksudnya bagaimana?

Tanah adalah media tumbuh dari vegetasi di atasnya. Tanah adalah sumber makanan utama dari vegetasi yang hidup di atasnya. Sehingga ketika vegetasi bisa tumbuh subur di atasnya maka dipastikan tanahnya subur.

Ilustrasi, tanah hitam, gambar diambil dari    Google

Tapi tanah yang subur ada batasnya, ketika ditanah itu ditanam tumbuhan secara homogen secara terus menerus lama-kelamaan tanah tersebut akan kehilangan kesuburannya.


Ini sama seperti yang pernah saya bahas sebelumnya, dimana hutan akan mengembalikan unsur haranya sendiri jika hasil  dari apa yang tumbuh di permukaannya tidak diambil keluar. Jika tetap kembali ke tanah itu maka kesuburannya akan tetap terjaga.

Karena pada dasarnya tanah perlu waktu cukup lama untuk merecovery kesuburannya. Tidak ada yang instan di dunia ini.

Tapi ternyata ilmuwan mengetahui bahwa ada tanah abadi, dimana dia bisa menjaga kesuburan tanahnya terus menerus. Tanah itu dikenal dengan istilah terra preta, yang berasal dari tanah di  Hutan Amazon. Dikenal juga sebagai tanah hitam.

Hingga saat ini banyak peneliti masih meneliti mengenai tanah ini. Dan mencoba untuk meniru kandungan² penyusun tanah ini, untuk diaplikasikan di daerah lain guna menggenjot produktifitas kesuburan tanah.

Pengetahuan soal tanah abadi ini bukan untuk membuat kita harus mengimpor tanah ini dari Amazon. Tidak seperti itu konsepnya.

Karena tanah ini terjadi tidak secara instan tapi melalui proses yang panjang selama ribuan tahun, melalui proses peradaban manusia atau secara alamiah, hal ini pun masih jadi bahan penelitian.

Tanah terra preta mengandung konsentrasi yang tinggi seperti elemen nutrisi penting yaitu karbon, nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan banyak mikronutrien lainnya yang mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat.

Para arkeolog menemukan perbedaan tanah ini ketika melalukan aktivitas penggalian kepurbakalaan di tanah Amazon, guna meneliti peradaban manusia di sana.


Penjelajah Spanyol dahulu kala jauh² dari Eropa masuk ke pedalaman Amazon dalam rangka mencari kerajaan emas, yang dikenal dengan istilah El-Dorado, namun mereka tak menemukannya.

Tapi mereka menemukan peradaban manusia yang hidup di sana dengan segala kemakmuran, dimana mereka melihat banyak ladang² pertanian yang subur, yang tidak terbayangkan oleh penjelajah Eropa kala itu.

Sampai akhirnya berabad-abad kemudian penjelajah lain ke sana tapi tak menemukan apapun yang digambarkan penjelajah sebelumnya. Sampai akhirnya dikira penggambaran itu hanya imajinasi.

Hingga akhirnya para arkeolog menemukan banyak hal dari penggalian² peradaban, dimana apa yang digambarkan penjelajah Eropa mula² tidaklah imajinatif.

Ditemukan memang lapisan tanah di sana berbeda dengan lapisan tanah pada umumnya yang mengandung nitrisi kompleks untuk pasokan kebutuhan hidup vegetasi apapun itu.

Kini banyak insinyur pertanian mencoba membuat tiruan terra preta ini berdasarkan kandungan penyusunnya. Meskipun tidak membuatnya serupa, namun setidaknya dari unsur inilah secara logika bisa menjadi  replikasi menciptakan kesuburan di daerah lain.

Beberapa insinyur pertanian dan pelaku otodidak pertanian menyampaikan beberapa unsur penyusun dari tanah hitam ini.

Pertama adalah tanah pertanian yang mengandung humus normal seperti tanah pada umumnya.

Kedua adalah arang dari sisa pembakaran. Bisa juga memanfaatkan arang kayu, arang sekam sisa pembakaran vegetasi. Arang bambu dipercaya punya kemampuan menyuburkan tanah, pengalaman dari kakek nenek yang hidupnya berkebun dan berladang.

Ketiga adalah   kompos organik.

Keempat adalah mikroorganisme  bisa diperoleh dari mol cairan hasil fermentasi untuk menghidupan bakteri² baik yang membantu mengekstrak nutrisi baik dalam tanah. 

Keempat komponen itu dicampurkan menjadi satu untuk menghasilkan replika dari tanah terra preta. Meskipun ini hanya tiruannya namun pelaku pertanian sudah membuktikannya bahwa tanah replika ini mampu memberi nutrisi baik untuk vegetasi yang ditanam di atasnya.

Komponen utama terpenting yang membuat tanah hitam itu ternyata berasal dari pembakaran organik,  entah apapun itu. Jadi wajar warna hitam itu berasal dari zat karbon. Memang ilmuwan menemukan unsur karbon yang lebih pada jenis tanah terra preta  di wilayah Amazon.


Tanah terra preta merupakan teknologi pertanian yang diterapkan peradaban manusia kala itu, dimana beribu-ribu tahun lalu dilakukan di sana, dan siklus peradaban dan waktu membuat tanah ini semakin kompleks dan menciptakan tanah yang ajaib, jika dibandingkan dengan tanah lainnya.

Jika peradaban manusia saat ini melakukan trik serupa pada lahan pertaniannya, bukan tidak mungkin pada masa yang akan datang pada peradaban selanjutnya, tanah terra preta ini akan ada dimana-mana. Tidak hanya ada di Amazon.

Sudah saatnya peradaban manusia saat ini kembali ke alam, mengingat mayoritas tanah pertanian yang ada sudah tidak lagi produktif, terdegradasi oleh pupuk kimia.


Jika mendengar cerita dari penggarap lahan perkebunan tebu, mereka bercerita bahwa tanah garapan ladang tebu sudah sangat² tidak subur, bahkan jika mereka bisa bilang tanah itu sudah tidak ada gizinya.

Penyebabnya adalah penggunaan pupuk kimia guna mempercepat produksi, menggenjot produksi yang pada akhirnya mengabaikan  sumber hidup itu sendiri.


Ada yang bilang pembakaran hutan untuk membuka lahan itu seperti dua mata pisau. Secara instan jelas akan merusak ekosistem pada saat itu. Tapi pada saat yang sama,  itulah awal siklus hidup tanah subur dimulai, bukan untuk saat ini tapi nanti setelah mengalami proses bertahun-tahun.

Ayo, kapan mau mencoba membuat tanah terra preta?

Gambar diambil dari   Google

Beberapa video ini bisa membantu kalian mencoba membuatnya untuk tanaman² mu di rumah.




Segitu dulu sharing² dan berbagi informasi dari apa yang saya baca dan ketahui, gak banyak yang bisa saya pahami dan pelajari, tapi setidaknya bisa jadi resume apa yang saya pelajari baru² ini.
ngp

#onedayonepost
#teori
#umum
#terrapreta
#tanahabadi
#tanahhitam
Sekarang saya gak kesulitan lagi untuk mantau suhu air di aquarium, karena suhunya bisa ditulis dengan pasti gak kira² lagi. Kini sudah tertulis secara digital.

Jadi saya baru membeli alat thermohygrometer, gak mahal ini dijual di marketplace, entah yang saya beli ini KW nya atau memang harganya segitu, merk nya HTC.


Ada beberapa tipe dari HTC ini, tipe 1 dan tipe 2, yang saya beli ini tipe 2. Untuk tipe 2 ini perbedaannya adalah ada probe atau sensor eksternal yang digunakan untuk mengecek suhu di sisi terluar. Jadi itu bisa dilihat di gambar di atas ada sebuah kabel panjang berwarna putih yang saya celupkan ke dalam air akuarium. Di display ditunjukkan dengan suhu 28, 1°C dan tampilan suhu di atasnya itu merupakan suhu ruangan tertulis 29, 6°C.


Suhu yang di dalam air saya cek dengan termometer manual air raksa yang tertempel sebelumnya di akuarium ternyata suhunya sesuai. Meskipun di termometer air raksa tidak tertulis angkanya, tetapi bisa terlihat dari air raksa yang terlihat di termometer tersebut. 

Jadi saya pikir alat ini berfungsi dan relatif akurat lah ya dan bisa dijadikan panduan untuk memantau suhu air dan suhu ruangan. 

Dari beberapa hari pemakaian ini saya lihat memang ada perbedaan antara suhu di dalam air dan suhu di ruangan. Rata-rata suhu di dalam air itu lebih rendah dibandingkan suhu yang ada di ruangan selisih 1 derajat. Tapi pernah juga suhu di dalam air dan suhu di luar air itu sama angkanya. 

Bisa dilihat juga ada angka lagi di paling bawah tertulis 63%. Angka ini menunjukkan kelembaban udara yang ada di ruangan di mana termohygro ini berada. 

Jadi cara bacanya adalah jika angka pada kelembaban udara itu tinggi artinya adalah bahwa kelembaban udara di tempat itu tinggi dan begitu juga sebaliknya, ditunjukkan dengan skala dari 0 sampai 100, dalam persentase. Nah dari foto yang ada di atas tertulis 63% berarti kelembaban udara pada ruangan tersebut berada pada angka 63. 

Angka kelembaban udara yang normal atau yang ideal berkisar pada 45% - 64%. Sedangkan pada tingkat kelembaban udara yang tinggi berarti di atas 64% dan kelembaban udara yang rendah berarti di bawah 45%.

Pada tingkat kelembaban udara yang tinggi dimungkinkan virus, jamur, tungau, lumut dan bakteri yang berada di udara itu bisa bertumbuh dengan pesat. Namun jika sebaliknya kelembaban udara rendah maka kulit, tenggorokan, mata akan terasa gatal, membuat tubuh kita menjadi rentan terhadap penyakit karena udara terasa kering. 

Tinggi rendahnya kelembaban ini dipengaruhi dari luar maupun dari dalam rumah. Bisa karena perubahan cuaca seperti musim hujan dapat meningkatkan kelembaban udara dan ketika musim panas bisa merendahkan kelembaban udara. Penggunaan penghangat ruangan oven dan AC pun bisa menyebabkan kelembaban udara berkurang sehingga udara menjadi kering. Kemudian apabila sering melakukan aktivitas mandi, mencuci dan memasak itu bisa meningkatkan kelembaban udara efek dari penguapan air yang terjadi. 

Selain suhu dan kelembaban udara yang bisa dipantau dari alat termohygro yang saya punya ini ada juga display jam, serta bisa memantau min dan max suhu yang terekam sebelumnya. Jadi misalnya suatu waktu tanpa kita pantau suhu tiba-tiba tinggi, tapi kita tidak tahu situasi itu, maka dengan fitur min dan max kita bisa mengetahui suhu terakhir yang terjadi, entah tinggi atau rendah. 

Ya segitu saja yang bisa saya bagikan untuk alat baru yang saya miliki, semoga bisa membantu saya memantau suhu air dan suhu ruangan lebih detail dengan angka, tidak lagi dengan kira-kira. Oh iya untuk harga sendiri Saya beli dengan harga Rp 55.000,-. Sampai jumpa di postingan lainnya. -ngp

#onedayonepost
#produk
#review
#teori

Saya pernah kan buat postingan soal labu sebelumnya,  link tautannya di bawah ini. Saat itu saya melihat beberapa bakal buah labu saya itu busuk pada ujung buah. Tadi saya berpikir itu karena lalat buah, tapi sepertinya itu karena penyerbukan sempurna tidak terjadi, dan soal penyerbukan manual sudah sempet saya singgung pada post sebelumnya.


Saat itu saya gak bahas detail soal labu yang busuk ujungnya lalu rontok. Saya hanya bahas soal  bakal buah labu yang tahu² rontok.

Tampak bakal buah labu yang sudah membusuk sempurna, padahal waktu awal pembusukan dimulai dari ujung buah.

Belakangan saya lihat banyak bakal calon buah labu yang ujungnya ini busuk dan pada akhirnya rontok alias tidak lanjut tumbuh besar seperti satu seniornya .

Akhirnya kembali mencoba memahami, kenapa terjadi kebusukan pada buah, saya menduganya karena ada penyerbukan yang tidak sempurna atau mungkin bahkan tidak terjadi (penyerbukan).

Pertama kali memang kita harus membedakan mana bunga betina dan bunga jantan. Dimana bunga betina pasti punya bakal buah dipangkalnya.

Ini penampakan bunga betina yang pas lagi mekar pagi hari, dipangkal bunga ada bakal buahnya, di putiknya ini ada banyak semut² agen penyerbukan alami.

Kesulitan lain yang saya jumpai, ketika mau mengawinkan, pada saat mau mengawinkan seringnya kuncup bunganya tertutup. Memang kita harus rajin memantau ketika bunga mekar, karena momen itu bisa dimanfaatkan untuk proses perkawinan.

Kemudian saya juga mempercayakan 'penghulu' pada serangga di sana, yaitu semut. Namun ternyata ini kurang efektif karena semut yang berkeliling tidaklah banyak, jadi peluang keberhasilan perjodohan jadi kecil.

Terakhir saya hitung ada sekitar 13 calon bakal buah, itu belum tahu apakah perkawinannya sempurna atau tidak, karena belum nampak tanda kebusukan.

Untuk buah busuk nampak  3 buah yang tersebar dibeberapa titik. Buah yang busuk saya biarkan jatuh rontok ditanah, supaya hara nya kembali ke tanah.


Berdasarkan kondisi ini saya mencoba untuk mengawinkan bunga jantan ke bunga betina, entah dia sudah kawin apa belum, saya menganggapnya belum kawin. Karena dari sini akan jadi pengamatan saya ke depan, apakah permasalahan bakal buah busuk diujung terjadi lagi atau tidak.

Pagi ini saya gak menemukan bunga jantan yang cukup.  Bunga betina yang saya temui yang sudah bisa dikawin ada tiga, namun bunga jantan yang saya temui hanya dua, itu pun sudah agak meleleh benang sarinya, gak sempurna.

Ya seperti kelamin jantan  selepas ereksi lumer, dia meleleh dan sudah tak seprima waktu awal, begitulah kira² menggambarkannya.

Tapi tetap saya kawinkan ke bunga betina yang pagi ini banyak dikerubungi oleh semut² nakal. Semoga si gak busuk deh ke depannya.

Saya amati beberapa bunga jantan juga belum mekar, jadi saya tunggu saja, siapa tahu besok atau lusa ada bunga jantan dan betina yang siap dijodohkan.

Ini solusi saat ini yang bisa saya lakukan untuk mengurangi kemungkinan gagal tumbuh buahnya, masa iya dari semua kemungkinan buah hanya satu ini si senior yang berhasil timbuh besar.

Updatenya bisa dibaca dipostingan blog ini selanjutnya. Happy farming and planting in your home.  -ngp

#onedayonepost
#pengalaman
#teori
#labumadu
#kebundirumah
Pagi ini ketika saya sedang searching video-video di timeline YouTube, saya menemukan sebuah video yang di-upload beberapa tahun lalu tentang tanaman labu.

Tapi sepertinya jenis labunya berbeda dengan yang saya tanam. Labu yang di video ini sepertinya lagu biasa yang bentuknya bulat hijau, sedangkan labu yang saya tanam ini bentuknya lonjong memanjang.


Buah labu yang saya tanam bisa dilihat di postingan saya sebelumnya linknya saya sajikan di bawah ini. 


Jadi dari video yang saya tonton itu diinformasikan bahwa buah atau calon buah labu itu bisa rontok dan penyebabnya itu karena tidak langsung dilakukan penyerbukan dan karena hama dari lalat buah. Jadi ketika lalat buah itu menyengat atau menghisap sari dari buah atau calon buah labu ini maka akan membuat calon buah labu ini rontok atau mati. 

Video ini disampaikan beberapa cara hal itu terjadi. Yang pertama itu adalah dengan mempercepat penyerbukan, penyerbukan yang dibantu oleh manusia yaitu dengan menempelkan bunga jantan ke bunga betina.


Yang kedua adalah dengan memanfaatkan daun pisang kering lalu gunakan untuk menutup bagian calon buah labu yang ada di pangkal bunga betina. Tujuannya adalah mencegah atau menghalau lalat buah untuk menyengat calon buah labu itu.

Cara yang ketiga adalah dengan melakukan penyemprotan hama agar si hama lalat buah tidak menyerang bakal calon buah labu. 

Untuk cara yang ketiga ini sepertinya untuk saat ini belum makan saya lakukan, karena sejauh ini saya mencoba untuk meminimalisir bahan kimia yang digunakan, jadi sementara hanya mengandalkan alam dan pupuk alamiah saja. Untuk lalat buah sendiri Saya belum menemukannya mudah-mudahan sih tidak ada. Hanya Saya punya resiko lalat buah ini dari larva cacing beku yang saya gunakan untuk pakan dari ikan sidat. Soalnya di Olivia Farm, larva dari cacing darah yang digunakan untuk pakan ikan sidat dan berhasil menjadi organisme selanjutnya itu berubah menjadi lalat buah. Jadi untuk saat ini saya harus berhati-hati dalam memilih larva cacing darah, jangan sampai larva cacing darah yang saya pakai ini adalah larva dari lalat buah.



Tanaman labu yang saya miliki di pekarangan rumah ini nampak sudah ada beberapa bakal calon buah labu, ini akan saya amati dan mudah-mudahan dari beberapa bakal calon buah itu bisa tumbuh menjadi buah besar dan bisa dipanen pada akhirnya. Untuk video perkembangan tanaman labu bisa dilihat di atas paragraf ini. 

Ya segitu saja sharing yang bisa saya bagi untuk membagikan soal cara bagaimana mencegah agar buah labu atau calon buah labu tidak rontok, ya semoga bisa membantu teman-teman yang juga sedang memelihara tanaman labu kuning, utama bagi teman-teman yang newbie sama seperti saya, Saya tidak ada fisik sama sekali dalam bercocok tanam apalagi bertani, jadi saya banyak belajar dari apa yang bisa Saya baca dan saya tonton dari YouTube. 

Sampai jumpa di postingan berikutnya lagi membahas tentang apa saja yang berhubungan dengan hobi terutama soal bercocok tanam, budidaya ikan sidat dan memelihara hewan peliharaan. See you next time bye bye. -ngp

#onedayonepost
#pengalaman
#teori
#umum
#labukuning
#lalatbuah
Sejak mulai mencoba memelihara sidat di rumah dengan media aquarium saya jadi harus rajin memantau parameter² untuk syarat ideal sidat dipelihara dengan baik, salah¹ nya ya memantau kadar pH air.

Berdasarkan literatur dan pengalaman pembudidaya sidat, pH air itu harus dijaga dikisaran 8-9. Karena ikan sidat sebenarnya senang dikadar pH netral sebenarnya.

Katanya, pH ini berpengaruh pada nafsu makan si sidat itu sendiri, selain juga dipengaruhi faktor lain yaitu suhu air.



Saat ini pengecekan pH air yang saya lakukan masih manual, menggunakan kertas pH lakmus. Pengecekan pH bener² mengandalkan manual mata, mencocokan warna kertas lakmus yang sudah kena sampel air, dicocokan dengan warna standar pH.

Perlu diketahui ada 1-14 standar warna pH, dimulai dari asam - netral - basa. Masing² punya tingkatannya masing², kalian bisa lihat berdasarkan tabel pH manual ini.

Kertas pH lakmus yang saya punya ini model kertas sobek ala tiket gitu, tinggal sobek dan masukan ke dalam air sampel yang mau diuji.

Secara hasil sih ya masih sesuai sih, saya coba ke berbagai cairan random dan memang menunjukan kondisi sebenarnya sih. Ketika saya celupkan ke air mineral, jelas dia netral, warnanya yang dicocokan ke tabel pH ya juga sesuai.

Sebenarnya yang paling praktis menggunakan instrumen tools digital, dimana cukup mencelupkan sensor atau probe ke dalam cairan sampel, maka hasilnya akan keluar langsung dalam bentuk angka yang tidak perlu mengira-ngira, orang buta warna bisa membacanya, asal gak buta huruf saja.

Ini dia kertas lakmus yang saya miliki, sejak beli ya masih banyak stok kertas pH nya.



Merupakan produk dari China sepertinya. Dijual dengan harga sangat murah. Entah kalau dibuat di Indonesia pasti harganya mahal sekali.

Segitu saja sharing saya, ya buat nambah² post di sini dalam rangka berusaha jadi pemelihara sidat di rumah. -ngp

#onedayonepost
#kertasph
#budidayasidat
#produk
#teori
Ada cerita menarik peliharaan love birds saya bertelur ternyata. Ini juga sebenarnya saya ketahui baru² ini, mungkin seminggu belakangan.


Beberapa waktu yang lalu saya sempat mencarikan jodoh untuk love bird betina yang saya perlihara sebelumnya si Cuwit, sempet juga saya posting diblog Naturality Healing. Love bird jantan berwarna biru, tapi gak lama si jantan ini mati karena kehabisan makan tapi dia gak bisa bertahan.


Jantan ini saya beri nama Cuwat, namun sayangnya dia tidak 'secuwat' namanya, dia harus mati karena gak bisa nahan lapar. Padahal dia burung yang bagus warnanya, saya suka.


Alhasil si Cuwit jadi janda kembang. Entahlah mereka ini sudah sempet saling berhubungan atau tidak. Tapi dugaan saya sih belum, mereka baru tahap penjajakan.

Saya belikan rumah kayu tapi waktu itu mereka jarang mendiaminya, lebih sering tidur di luar. Malah si Cuwit gak pernah tidur di dalam rumah, selalu bertengger. Si jantan yang malah sering masuk ke rumah kayu ketika waktunya tidur.

Setelah itu saya mudik ke Cirebon, saya membawa seekor love bird lagi, tapi entah dia itu jantan atau betina. Tidak dan belum bisa dipastikan, tapi dugaan saya betina. Love bird yang saya bawa ini masih satu saudara, karena dulu sewaktu kecil mereka lahir dari kelompok telur yang sama, hanya saja si Cuwit diurus oleh adik saya langsung sedangkan saudaranya dipelihara teman ibu saya.


Kebetulan pas lebaran kemarin saya bilang butuh love bird untuk teman si Cuwit, berharap dia itu jantan, tapi ternyata tidak ada yang tahu pasti jenis kelaminnya.

Love bird baru ini saya bingung beri nama siapa, tapi saya namai dia si Mabro, karena saya bingung dia jantan atau betina. Nama Mabro ini artinya adalah 'maybe bro', mungkin dia brother (saudara laki²).

Cuwit dan Mabro lebih cepat akrab. Cuwit dan Mabro ya perlahan akrab dan jadi teman, terkadang mereka berantem, kadang ya akur kalau pas malam jam istirahat mereka ya tidur berdekatan, entah nangkring atau tidur di dalam rumah.

Sejak beberapa minggu saat saya tulis postingan ini, mereka sering tuh aktivitas di dalam rumah kayu. Entah ngapain mereka ini, sering sekali berdua bersama di sana. Kadang keluar gantian, untuk makan.

Suatu waktu saya penasaran apa yang mereka lakukan di sana, saya intip kandangnya dan saya lihat ada warna putih², eh ternyata itu telur.

Saya sempet senang waktu lihat telur itu. Tapi lama² saya mikir, ini telur itu datang dari mana, jika di Mabro ini betina, koq bisa bertelur. Ya syukur kalau Mabro ini betul² jantan.

Saya baca² dan nonton Youtube, ternyata bisa saja love bird betina itu bertelur tanpa jantan, tapi telurnya gak akan pernah bisa menetas, karena infertil, karena tidak dibuahi sel jantan.

Lho koq bisa bertelur?

Tentu bisa, ketika masa birahinya love bird betina bisa saja bertelur atau mengeluarkan telur, tapi telur itu gak bisa menetas.

Hal ini didukung karena makanan yang baik, sehingga ketika masanya birahi telur bisa saja keluar, yang seharusnya ketika ada jantan yang membuahi maka telur itu akan jadi telur fertil.

Memang saya sejak Mei, setelah si Mabro datang jadi rutin memberikan kangkung segar untuk makanan tambahan mereka berdua. Mungkin karena kangkung ini mendukung masa birahinya, dan pada saat waktunya bertelur, maka keluarlah telur itu.



Saya sempet baca literatur, bahwa love bird punya masa penetasan telur itu 21 hari. Nah, sekarang tinggal tunggu saja, apakah nanti setelah 21 hari berlalu ada love bird menetas? Jika tidak ada, berarti fixed bahwa kedua love bird yang saya pelihara adalah duo betina.

Untuk itu saya harus tetap mencari jodohnya, yaitu love bird jantan untuk kedepannya.

Walau pada akhirnya nanti akan ada 2 betina dan satu jantan, artinya adalah 'poligami' sistem yang terjadi disana. Akankah bisa akur kedua betina ini? Ya itu jika tadi, dugaan terbukti.

Nah, ayo tebak, menurut kalian apakah dugaan saya ini benar?

Jawaban soal ini akan saya posting pada postingan berikutnya. Untuk menebak² mungkin sulit ya, kalian gak cukup membaca postingan ini, karena bagi yang ngerti mesti harus mengamati Mabro secara langsung, untuk memastikan Mabro ini jantan atau betina.


Kalau si Cuwit jelas dia adalah betina, saya bisa pastikan itu, karena saya pernah mencatat dan membuat video ketika si Cuwit tengah birahi.




Baiklah segitu dulu, update soal catatan ini akan saya share dipostingan lain terpisah. Sampai jumpa dipostingan berikutnya. -cpr

#onedayonepost
#lovebird
#telurlovebird
#umum
#teori