Pernah gak sih bertanya, pas siang hari itu panasnya ampun², teriknya ke kulit itu rasanya seperti kaya menyayat kulit. Tetapi pas sore hari, cahaya matahari masih terang namun radiasi panasnya jauh berkurang. Itu kenapa bisa begitu?
Padahal matahari yang sama yang tadi siang 'membakar' kulit mu. Kenapa pas sore atau pagi hari teriknya masih bisa diterima kulit kita, sedangkan siang tidak?
Jawabannya adalah?
Ilustrasi, matahari di ufuk, sore/pagi. Gambar diambil dari Google
Logika ternyata, yaitu sudut pancar sinar matahari itu sendiri, karena ketika pagi dan sore, matahari itu condong berasa di wilayah ufuk, kalau pagi di ufuk timur dan sore di ufuk barat, nah sudut kemiringan ufuk inilah yang membuat pancaran sinar matahari jadi lebih jauh ke titik terimanya di bumi. Sedangkan pada siang hari sudutnya tegak lurus sehingga pancaran matahari terasa langsung.
Kemiringan sudut pancar sinar matahari ini juga harus melewati lapisan atmosfer yang lebih tebal, plus lebih jauh seperti yang dijelaskan sebelumnya. Semakin mengurangi dampak radiasi pancaran sinar matahari.
Radiasi panas matahari terserap dan menyebar oleh molekul² udara sehingga intensitas radiasi yang kita rasakan itu jauh berkurang. Ini berbeda ketika matahari pada siang hari, jaraknya yang pendek membuat molukul² udara tidak mampu menyerap dan menyebarkan radiasi panas yang ada.
Kemudian paparan sinar matahari pada saat siang hari itu lebih lama, setelah melewati sudut kemiringan (pagi) sekitar jam 9 ke atas, hingga jam 4 sore, total ada 7 jam potensi sinar matahari menyorot langsung. Sedangkan pagi hari hanya 3,5 jam dan sore hari hanya 2 jam. Paparan panas sinar matahari yang langsung ke bumi ini membuat suhu bumi jadi panas, kemudian terpantul lagi ke udara sehingga membuat sensasi siang hari lebih panas.
Begitulah kira² logikanya ya, entahlah ini logikanya bener apa tidak, karena logika saya sering diluar mainstream, jadi bisa saja salah, tapi secara awam sih masih masuk akal.
Hanya awan mendung sajalah yang mampu menahan paparan sinar matahari ini. Oh bisa juga ditahan oleh bulan pas gerhana walau waktunya gak lama. Tapi misalkan lagi mendung itu bisa relatif lebih lama pancaran cahaya matahari tertahan tidak menjangkau bumi, dan kita akan terlindung dari sengat panas matahari.
Sinar matahari yang terik ini hanya cocok untuk ngisi daya panel surya, fotosintesis, mengeringkan gabah petani, ngeringin jemuran, pengering alami untuk berbagai macam hal, membunuh kuman² penyakit yang kalah dengan sinar UV dan hal² lain yang membutuhkan itu.
Tapi buat manusia, kulit manusia, cahaya matahari gak ada baik² nya *menurut saya. Matahari hanya merusak kulit saja, bikin hitam dan membuat sel kulit mati, bahkan bisa kena kanker kulit jika kena radiasi sinar matahari yang full saat siang hari. Cahaya matahari yang baik hanya pagi hari, sisanya mematikan.
Tapi jika bumi tanpa matahari akan repot juga, kiamat di depan mata. Lalu apa solusinya, ya musim berjalan dengan normal, ada kalanya panas dan ada kalanya hujan, jika semuanya seimbang, saya kira akan baik.
Segitu saja pembahasan soal pancaran sinar matahari siang dan pagi/sore itu berbeda, mudah-mudahan bisa menjawab kegelisahan selama ini. Sampai jumpa pada postingan berikutnya, membahas hal lainnya yang menarik untuk saya bahas. -cpr
#onedayonepost
#informasi
#umum
#radiasimatahari
#siangpanas
#soreadem
#pagiadem
Saya sengaja buat postingan ini karena keprihatinan komentar yang menganggap hewan peliharaan itu sekedar hewan 🐥🐶🐱🐮, yang ketika sudah gak diperlukan ya dibuang, dicampakan begitu saja, melupakan semua kenangan² yang pernah terjadi.
Ini berlaku untuk pada hewan apapun yang kamu pelihara, walaupun efek psikis kepada hewannya itu bisa berbeda-beda, ada yang cuek ada yang mengena ke psikisnya.
Ketika Cella masih sehat dan diajak sepedaan sama mami, ini anak bungsunya mami. #dokpri
Saya ambil contoh anjing. Karena hewan ini punya sesuatu dimemori mereka yang membuat mereka lebih peka dibandingkan dengan hewan peliharaan lainnya.
Pernah gak lihat video yang sengaja dibuat untuk menunjukan, bagaimana respon anjing kita, yang tiba² dibuang atau ditinggal di tempat asing, ditinggal begitu saja dan majikannya pergi. Video ini dibuat hanya untuk melihat reaksi, karena banyak terjadi hal seperti ini tapi tidak ada dokumentasinya, sehingga video ini dibuat untuk mewakili situasi atau menggambarkan situasinya.
Kalau ini video bukan rekaan, tapi ada case yang membuang anjing tapi tertangkap kamera video dan nampak si majikan tega membuat anjingnya berlari diantara kendaraan yang tengah melaju. Source: youtube
Ini juga contoh video sejenis dari negara lain. Source: youtube
Ini juga video serupa, tapi bukan video dibuat-buat tapi sepertinya kejadian realita. Source: youtube
Anjing itu kebingungan dan berusaha mencari majikannya, dia mencoba mengendus tapi gak bisa, dia menyadari bahwa itu tempat asing baginya. Si anjing berusaha mencari dan mengendus bau majikannya, hanya dengan itu dia berusaha. Tujuannya cuma satu mencari majikannya dimana, dia khawatir. Mungkin juga dia tidak mengkhawatirkan dirinya, naluri dia hanya mencari majikannya sampai ketemu. Bisa dilihat pula ketika majikannya ketemu, betapa senangnya dia.
Bayangkan jika anjing peliharaan mu dibuang begitu saja dan kamu sebagai majikan ya tanpa rasa bersalah pergi begitu saja. Padahal si anjing mu itu memikirkan mu, tapi sebaliknya tidak.
Seperti yang pernah saya ceritakan pada postingan sebelumnya, keluarga saya pelihara seekor anjing Tsi Tzu sudah lama, meski kami tangan kedua yang memeliharanya namun relasi kami cukup dekat. Dia bukan peliharaan yang disimpan di kandang, dia hidup bersama-sama dengan kami di rumah. Bercanda, bermain, menemani, jadi teman ngobrol dll., banyak hal yang keluarga kami lakukan bersamanya.
Dulu ya bisa dibilang bersih sekali, makan, buang kotoran semuanya teratur dan tertata, sehingga bau anjing itu gak terasa, karena dia dipelihara seperti boneka hidup, baunya wangi karena parfum selalu tersedia, mandi dan grooming rutin dilakukan sendiri, ya sama seperti anggota keluarga layaknya 'manusia'. Bahkan dia kami anggap sebagai si bungsu.
Seiring waktu, usianya terus bertambah, sakit tua dan fisiknya gak seperti dulu. Matanya mulai bermasalah dan ada infeksi sehingga kerap mengeluarkan bau, sejak itu penglihatannya mulai kabur dan kesulitan beraktivitas. Ditambah lagi kaki belakangnya entah karena insiden apa (kami gak tahu), seperti pengkor. Alhasil situasi ini membuatnya kesulitan, pup dan buang air gak bisa seperti dulu. Mulai saat itu, dia jadi seperti anjing pada umumnya yang bau anjing.
Karena soal kebersihan ini akhirnya kini dia dipelihara di kandang untuk melokalisir kotorannya, makan dan minum juga di sana. Memang sejak itu pula lah bau tidak sedap seperti layaknya memelihara anjing. Aroma² yang banyak gak disukai, apalagi mereka yang terbiasa bersih. Hal seperti ini sudah pasti harus disingkirkan.
Itu kenapa beberapa saran yang muncul:
🗣️: "Kenapa gak dibuang saja?"
🗣️: "Kenapa gak ditaruh di shelter anjing saja?"
🗣️: "Kenapa gak ditaruh di luar/halaman?"
Dari semua itu kita yang jadi keluarga ya berat, masa iya senang bersama, giliran susah begini dicampakan, bak pepatah "habis manis sepah dibuang".
Mereka berkata demikian karena mereka gak merasakan momen² itu, jika pun mereka pernah memelihara anjing atau hewan juga, tapi saya yakin jika dipelihara dengan cara yang sama, pasti gak akan tega melakukan itu. Ini hanya soal cinta aja, orang kan lebih mudah menjudge. Sama seperti saya kali ini juga menjudge bahwa mereka gak punya cinta.
Jadi berhentilah menyalahkan orang lain dengan pilihan yang dibuat, pasti ada latar belakangnya. Soal kenapa peliharaan saya gak ditaruh diluar? Itu karena, Tsi Tzu yang kami pelihara adalah ras murni, bersertifikat, dan dia bukan hewan yang dipelihara di luar ruangan, karena selama ini suhu ruangan lebih baik dan buat dia nyaman dan hidup bahagia hingga usia senja.
Jika di luar resikonya ular, gongongannya mengganggu apalagi dengan lingkungan yang menganggap mereka najis dll., bayangkan bagi mereka yang tidak menganggap najis saja dia disingkirkan apalagi dengan yang menganggapnya najis, bisa diracun.
Kemudian, banyak rekan² kolega saya yang menceritakan pengalamannya memelihara Tsi Tzu gak pernah bisa bertahan lama, 1-2 tahun mati, dikarenakan virus tertentu. Mereka heran Tsi Tzu yang kami punya bisa bertahan hingga usia senja.
Saya tidak tahu bagaimana mereka pelihara, tapi saya tidak bisa menjudge mereka memelihara, catatan saya, mereka yang intens memelihara dan niat saja gampang terkena penyakit, apalagi kalau Cella ini ditempatkan di luar.
Jadi intinya begini, perlakukanlah hewan dengan baik, apalagi hewan yang punya cerita dan kenangan baik dengan mu, intinya bagaimana dia dipelihara dulu, sekarang dan nanti minimal berikan kasih sayang yang sama.
Contohnya begini, kamu pelihara anjing, sejak awal dia dipelihara di luar, di kandang dan dirantai karena alasan tertentu. Suatu saat ketika dia tua, ya perlakukanlah dia minimal sama seperti itu, jangan kamu perlakukan dia lebih buruk atau bahkan dicampakkan ketika dia tua atau merepotkanmu. Jadi perlakukanlah sama sejak awal, sekarang atau nanti.
Mungkin saya dinilai buruk dalam perlakukan orang² terdekat, bagi kacamata orang tertentu yang bisa perlakukan lebih baik dan memang baik, lalu dia membandingkannya saya mempertahankan hewan peliharaan daripada memperlakukan manusia.
Statementnya begini: "Kamu lho merawat orang tua, adik saja gak becus, ngasi duit aja gak pernah, tapi bela²in pelihara hewan seperti segitunya. Gak mikir penyakit dll., yang dari kotoran hewan dll."
Nah bisa saja saya dikatain demikian. Saya tidak cari pembenaran apapun, tapi intinya satu hal, mengerti dan pahami kenapanya, banyak kenangan hasil relasi antara kita dengan hewan peliharaan kita, walaupun belum tentu si hewan ingat, tapi kita kan ingat, ya hargai itu sih.
Intinya bagi pencinta hewan pasti akan setuju dan menganggap ini benar dan bisa dipertanggung jawabkan. Toh ini hanya masalah sepele, gimana memahami.
Pada intinya disini saya akan selalu dianggap salah memilih cara ini. Itu kenapa, saya tulis sesuai judul demikian, itu yang saya rasakan ketika pilihan kita dianggap 'aneh' orang pada umumnya. Mungkin ini asumsi, tapi asumsi lahir karena pernah muncul pernyataan² yang mendukung asumsi itu tercipta.
Segitu saja, postingan ini sekedar sharing apa yang saya rasakan, ketika duduk melihat hewan peliharaan kita yang tak sudah seperti dulu lagi, sedih tapi gimana, dimasa tuanya mudah-mudahan bisa tetap merawat hingga ajak menjemputnya. -cpr
#onedayonepost
#opini
#postingpribadi
#sayangipeliharaanmu
#jangancampakanmereka
#loveyourdog
#tsitzulovers
#pengalaman
Akhirnya rasa penasaran dan jawab²an dari logika saya sendiri melihat fenomena alam ketika saya berkunjung ke Gunung Kidul pada kisaran tahun 2015/2016 terjawab.
Jadi pas ke Gunung Kidul daerah di sekitaran Jogjakarta, pas mau ke pantai, saya kan lewat lawasan perbukitan dan tebing² gitu, saya lihat paprasan tebing yang terlihat sedimentasinya, itu seperti koq menunjukan batuan karang yng identik dengan di pesisir atau di laut.
Tebing² karang di dekat laut juga seperti ini karakternya. Tapi yang buat saya heran, posisi laut itu masih jauh, ini malah masih di puncak² perbukitan. Kemudian juga, saya melihat kiri-kanan tanahnya itu seperti tanah² di pesisir Laut gitu. Itu kenapa saya berlogika, jangan² di sini dulunya adalah laut atau pernah terendam air laut. Kemudian seperti ada sisa² kerang²an laut. Nah bisa dibayangkan, berarti dulunya di posisi saya berada saat itu (di perbukitan) adalah laut, berarti pantai yang saat ini mau saya tuju itu bisa jadi dasar lautnya, atau bahkan hanya tubiran laut.
Tapi pada tahun kapan di sini itu kondisinya laut?
Saya jadi berpikir pada alatnya Doraemon, jika alat itu nyata, saya ingin saja memutar waktu beberapa tahun atau mungkin ratusan tahun atau ribuan tahun lalu, seperti apakah tempat yang saya pijak itu dulunya? Ini jadi pertanyaan saya sampai saat ini.
Ilustrasi, suasana bentang alam Gunung Kidul. Gambar diambil dari Google
Pada akhirnya pertanyaan dan dugaan berdasarkan logika saya itu terjawab ketika membaca sebuah artikel dari X, artikel yang diposting dari X, yang menyatakan bahwa daerah Gunung Kidul dulunya memang laut dan pernah terendam air laut. Jadi bisa dibayangkan betapa tingginya debit lautan ketika itu.
Pertanyaan lanjutan, kenapa saat ini bisa menyusut drastis, lautnya justru turun ke bawah puluhan kilometer. Ini terjadi karena apa?
Pada postingan kali ini coba menjawab itu, tapi apakah bisa menjawab semua pertanyaan² di kepala dan yang tertulis di atas tadi?
Jadi inilah jawabannya: jadi situasi Gunung Kidul yang berbukit-bukit sebelum menuju pantai, dan dimana di perbukitan itu ada banyak ditemukan karakter sedimentasi gamping, sisa² fosil tumbuhan dan hewani laut, terjadi karena proses geologi tektonik. Jadi bukan posisinya memang seperti itu dulunya. Tapi sebenarnya bukit² di Gunung Kidul itu adalah dulunya memang dasar laut, mungkin sejajar dengan wilayah pantai.
Tapi karena peristiwa geologi tektonik, terjadi pergerakan lempeng tektonik Indo-Australia ke arah utara, dan menabrak lempeng Eurasia yang lebih menyebabkan bagian selatan Jawa terangkat, menjadi barisan perbukitan.
Pergerakan lempeng bumi lah yang membuatnya terbentuk perbukitan. Sehingga sedimen² tanah yang tadinya dasar laut seperti terangkat ke atas dan berpindah, seolah² itu adalah dasar laut. Padahal sebenarnya kondisinya sama saja, muka air masih sama atau tidak meningkat signifikan, tapi efek pergeseran lempeng ke ataslah yang membuatnya terangkat dan jadi bukit saat ini, dimana yang kita pijak dulunya adalah dasar laut.
Proses pengangkatan ini terjadi secara bertahap, tidak ujug² sekali pergeseran lempeng tektonik langsung terjadi begitu saja.
Diduga perubahan ini terjadi pada masa Pliosen akhir sekitar 2,5 juta tahun yang lalu, belanjut ke masa Pleistosen awal sekitar 0,7 juta tahun yang lalu.
Batuan gamping mendominasi permukaan tanah di wilayah Gunung Kidul, terbentuk dari endapan laut dangkal yang kaya akan fosil moluska. Situasi ini membuat wilayah Gunung Kidul cenderung tandus, karena yang membentuknya adalah lempengan karya dan gamping. Hanya vegetasi tertentu saja yang bisa tumbuh baik di sana seperti pohon jati dan jambu monyet.
Selain itu pengangkatan lempeng tektonik yang terjadi di sana membentuk gua² bawah tanah, gua² karya, dimana gua² yang berongga ini diisi oleh aliran air dari air hujan, menjadi sungai² bawah tanah, yang pada akhirnya bermuara ke laut juga air² ini.
Di Gunung Kidul terkenal ada beberapa gua karst seperti Gua Pindul dan Gua Kalisuci. Kalian pernah ke sana? Kalau Gua Pindul sih gak asing didengar di telinga sering jadi destinasi wisata saat libur lebaran.
Ketebalan batuan gamping di sini bisa mencapai 650 meter. Usia batuan tertua itu berkisar antara 15 juta tahun yang lalu dan yang termuda di 2,5 juta tahun yang lalu. Yang tertua artinya itu merupakan lapisan batuan yang ada paling dasar lempeng ketika sebelum terangkat.
Itulah dia jawabannya, berarti terjawab sudah. Dugaan saya ya benar tapi ada yang kurang tepat. Tadinya kan saya berpikir sejak dulu sampai saat ini kondisi Gunung Kidul adalah sama, ternyata tidak. Gunung Kidul terbentuk saat ini akibat pergerakan lempeng tektonik.
Jadi bukan efek debit air laut meningkat sehingga menggenangi perbukitan Gunung Kidul, lalu debit air menyusut karena penguapan ekstrem, tidak seperti itu.
Debit air laut ya masih sama, tidak terlalu berbeda signifikan, yang berubah adalah efek perubahan atau pergeseran lempeng tektonik yang membuat yang tadinya di dasar jadi terangkat ke atas, dan proses ini tidak instan melainkan bertahap dalam tempo jutaan tahun.
Terjawablah satu per satu pertanyaan yang tadinya menjadi misteri karena saya tak mendapatkan jawaban dari yang mampu menjawab, ternyata sosial media dan Google bisa membantu saya menjawabnya.
Segitu saja sharing² informasinya, Mudah-mudahan bisa menjawab keresahan yang juga dialami teman² yang lain, yang berpikir hal yang sama seperti saya ini. Jumpa lagi dipostingan lainnya lagu, membahas hal lain seputar bentang alam dan lingkungan. -cpr
#onedayonepost
#teori
#umum
#informasi
#gunungkidul
#lempengtektonik
Sore menjelang magrib hari ini saya berkeliling survei untuk kebutuhan persiapan pernikahan, tadi waktu berangkat memang suasananya sudah mendung². Tapi belakangan, mendung² tak berarti hujan, ujung² nya ya panas aja hawanya.
Tapi ternyata tidak disangka, lagi keliling dengan sepeda motor, eh kena hujan, akhirnya harus berteduh di warung² di pinggir jalan.
Lalu saya membuka browser dan menuliskan, cuaca Google dan ditunjukan perkiraan cuaca di sekitar GPS saya berada.
Diperkirakan, 2-3 hari ke depan dijam yang serupa akan terjadi hujan juga seperti malam ini. Hujan kali ini gak deras tapi lumayan bikin basah dan juga intensitas air hujan yang turun relatif derasnya. Kalau dipaksa trabas pasti basah kuyup sih ini.
Saya capture pada 18-08-2025, ini sebagai bukti apakah nanti besok atau lusa sesuai dengan prakiraan yang ditampilkan ini.
Melihat perkiraan cuaca Google pada hari Rabu diperkirakan hujan akan lebih deras plus petir, nah apakah perkiraan cuaca oleh BMKG yang direlay oleh Google ini akan akurat?
Terkadang orang bilang akurat, tapi jika tidak dibuktikan mana tahu, maka saya coba membuktikannya dengan mencapturenya saat ini dan akan dibuktikan 2-3 hari kedepan. Benar atau tidak?
Soalnya begini, seiring waktu prakiraan cuaca ini bisa berubah-ubah, jika diakses esok pagi misalnya. Tapi memang prakiraan cuaca itu hanya mengira-ngira berdasarkan metode ilmiah. Jadi bisa benar dan bisa salah.
Segitu saja, sisanya akan dilanjutkan dikolom komentar untuk membuktikan dan sekaligus jawaban apakah prakiraan cuaca di atas itu benar atau akurat atau malah salah alias meleset. -cpr
#onedayonepost
#prakiraancuaca
#benarsalah
#opini
#pengalaman
#review
#umum
Setiap hari
ketika mau masuk ruangan kerja saya selalu melintasi taman yang lokasinya di
samping tangga naik ke atas. Seperti yang bisa dilihat didokumentasi dibawah
ini. Dulu waktu awal-awal ditanam ya besar tapi tak sebesar ini, setelah
beberapa waktu sepertinya tanaman ini mendapatkan nutrisi tanah yang sesuai
sehingga tampak tumbuh dengan baik, segar dan menghijau.
Di tengah taman ini ada satu tanaman yang menarik, dia paling berbeda, karena
ukuran daunnya yang besar dan posisinya yang ada di tengah.
Ini view dari atas tangga, nampak daunnya yang lebar seperti kipas
Saya mencoba menggunakan Google Image untuk mendeteksi sebenarnya tanaman ini
jenisnya apa. Hasil pencitraan dari Google Image ini, ada beberapa kemungkinan
mengenai jenis tanaman ini. Tapi saya tidak tahu yang pastinya apa. Jadi ini saya share informasi kemungkinan-kemungkinannya:
Bira Besar atau Alocasia macrorrhizos
Secara fisik tanaman ini mirip-mirip dengan yang saya lihat. Kalau spesies ini, termasuk tumbuhan penghasil umbi yang dapat dimakan. Dalam bahasa Jawa, dikenal dengan "sente". Umbinya berasal dari bagian batang, sering dijadikan sumber pangan karbohidrat non-serealia. Bahkan daun mudanya yang telah direbus dapat digunakan sebagai pembungkus makanan seperti nasi atau buntil. Wajar jika akrab di masyarakat Jawa.
Ilustrasi Alocasia atau kuping gajah atau bira, gambar diambiil dari Google
Namun ada hal yang perlu diperhatikan, yaitu bagian tanaman yang di atas permukaan tanah seperti daun dan bunga, itu mengandung kristal kalsium oksalat, yang apabila dimakan mentah atau pengolahannya tidak sempurna dapat menyebabkan mulut dan perut terasa gatal, efek dari getahnya menimbulkan radang.
Talas atau keladi atau seratah atau Colocasia esculenta L.
Ini juga masih serupa secara visual dengan yang disebutkan di atas tadi. Ternyata masih sama sebagai tumbuhan penghasil umbi-umbian. Berasal dari suku talas-talasan atau Araceae.
Ilustrasi tanaman talas, gambar diambil dari Google
Tanaman ini sudah lama dibudidayakan, bahkan sejak jaman manusia purba ketika padi belum ditanam banyak manusia kala itu. Tanaman ini dimanfaatkan sebagai sumber pangan karbohidrat.
Sumber pangannya ada pada bagian umbi atau bonggol yang tumbuh di bawah tanah, tingginta 0,4 - 1,5 meter. Ada beberapa jenis tanaman ini, diantaranta ada talas pandan, talas ketan, talas banteng, dan talas lahun anak. Tapi yang umum dijual di pasaran adalah talas dari jenis pandan dan ketan.
Nah dari pencarian Google itu saya temukan dua jenis tanaman itu yang punya kemiripan satu sama lain. Hanya saja yang sesuai dengan spesies yang ada di halaman office itu yang mana, saya belum bisa memastikan.
Tapi kalau baca² di internet, memang tanaman talas yang sering digunakan sebagai tanaman hias, tapi gak menutup kemungkinan bira juga digunakan.
Nah buat kalian yang paham, kira² manakah spesies yang cocok untuk tanaman yang ditanam di taman depan office saya, yang fotonya ada dua saya bagikan di awal paragraf.
Segitu saja sharing² ringan dari saya, untuk membangkitkan kembali gairah menulis diblog ini, maklum sudah cukup lama hiatus tidak ada bahasan seputar dunia flora.
Kebetulan lahan di samping rumah sudah tak terurus lagi sejak musim hujan tiba, sejak ada proyek rumah di tetangga depan, dimana lahan samping rumah tertutup pasir urugan dan saat ini lahan tersebut tengah tumbuh pohon pepaya di sana.
Sejak musim hujan tiba ini jadi banyak serangga dan reptil yang tak diinginkan melintas, jadi jaga² saja daripada terjadi hal² tak diinginkan dipatok ular, bisa bahaya. Kalau reptil² macam kadal atau biawak sih gak masalah, saya bisa terima, tapi kalau ular gak bisa ditolerir.
Info soal tanaman pepaya ini saya bahas di postingan terpisah saja ya. Sampai jumpa dipostingan lainnya. Oh ya sekali lagi yang bisa jawab silakan komentar di bawah ya. -ngp
#onedayonepost
#tumbuhan
#teori
#umum
Sudah beberapa buah labu madu yang sudah saya panen hingga saat ini. Bahkan saat ini saya tengah menunggu panen untuk gen#2 masih dari penanaman batch #1, dimana pada gen#1 ada 8 buah labu madu yang dipanen, saat ini sisa ditanaman yang belum terpanen sampai saat postingan ini saya buat.
Selalu ada pertanyaan, apa sih khasiatnya jika dikonsumsi?
Terkadang pertanyaan ini tidak bisa saya jawab langsung, karena saya belum pernah membaca detail tentang informasi ini. Saya hanya tahu jika buah labu madu ini bisa dikonsumsi sebagai bahan pangan, untuk olahan kolak, bubur biji salak, makanan pendamping ASI dsb.
Tanaman labu sendiri secara umum, merupakan tanaman kuno, karena sudah dikenal sejak 10.000 tahun yang lalu dari wilayah negara Meksiko dan Amerika Tengah.
Buah labu madu ini punya rasa sedikit manis, rasanya mirip seperti ubi jalar hanya saja lebih lembut. Buah ini punya kandungan nutrisi dari 100 gram labu madu terdiri dari:
- 86,4 gram air
- 45-63 kalori,
- 0-0,1 gram lemak,
- 11,7-16 gram karbohidrat,
- 2,8-7 gram serat makanan,
- 2,2 gram gula,
- 48 mg kalsium,
- 33 mg fosfor,
- 1-1,4 gram protein,
- 4-6 mg natrium.
- 532 mcg vitamin A,
- 21 mg vitamin C,
- 34 mg magnesium.
Dari kandungan tersebut, dipercaya bahwa mengkonsumsi labu madu memberikan khasiat sbb.:
1. Menghindarkan tubuh dari dehidrasi
2. Meningkatkan sistem imun
3. Meningkatkan kesehatan mata
4. Mencegah kanker
5. Menjaga kesehatan peredaran darah
6. Menjaga kesehatan mata
7. Mencegah diabetes
8. Memenuhi kesehatan cairan tubuh
9. Menyehatkan jantung
10. Menjaga kesehatan pencernaan
11. Menurunkan berat badan
12. Menjaga kesehatan tulang
Itulah dia kandungan gizi dari buah labu madu, semoga bisa menambah pengetahuan tentang apa yang kita konsumsi, untuk saya sendiri untuk menambah pengetahuan tentang profil tanaman yang saya tanam di rumah. Jika mau tahu lebih detail kandungan dari buah panen tanaman yang kita tanam ya bawa saja ke laboratorium uji untuk menguji kandungannya.
Segitu saja sharing informasi ini, informasi ini saya temukan dari beberapa artikel di internet, berikut ini saya bagikan sumber artikelnya.
Semoga ini bisa menambah pengetahuan kita bahwa ketika mengkonsumsi bahan makanan juga harus tahu manfaat dan khasiatnya. Sampai jumpa dipostingan lainnya. -cpr