Tampilkan postingan dengan label Youtube. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Youtube. Tampilkan semua postingan
Post ini telat saya buatkan tulisan, saya lebih dulu membuat videonya dan sudah saya upload di channel pribadi saya. Pada post sebelumnya ketika panen #1 saya buatkan postingan khusus untuk itu.


Panen kedua kali ini sebenarnya tidak direncanakan. Jadi ketika saya sedang cek buah² labu di halaman rumah, saya lihat di pekarangan samping ada dua buah labu yang tangkainya sudah kering. Saya lihat di sana ada labu madu nomor #4 dan labu madu nomor #10.

Sebelah kiri yang kecil adalah labu madu #10 dan kanannya labu madu nomor #4. Warnanya agak beda, tapi isinya hampir sama matangnya, sempurna.

Kalau berdasarkan perhitungan di data pengamatan, kedua labu ini masih belum berusia genap 90 hari, masih kurang 40 hari lagi. Tapi melihat tangkainya kering akhirnya saya putuskan untuk memanennya.

Agak ragu awalnya, apakah ini sudah masak, atau belum. Saya memanennya waktu itu tanggal  08-09-2024. Labu nomor #10 berukuran lebih kecil dan labu nomor #4 berukuran lebih besar.

Lalu kemudian saya menimbangnya dan memang terbukti setelah ditimbang, ukuran memang pengaruh pada bobot labu madu itu. Diketahui labu madu nomor #10 punya bobot   1,2 kg dan labu madu nomor #4 punya bobot 1,8645 kg.

Rencananya labu madu yang terbesar akan saya buat kolak dan dibagikan buat teman² seruangan, supaya bisa merasakan hasil kebun, labu madu organik.

Hasil pembelahan dari buah labu madu #4, matang sempurna.

Pas dibelah ternyata hasilnya diluar dugaan, labu madu ini matang dengan warna kuning segar dan matangnya merata ternyata.

Untuk labu madu yang kecil itu dibawa ke Madiun sebagai buah tangan untuk sepupu saya di sana, dan ternyata juga matang dengan warna kuning segar merata. Di sana, buah labu madu ini dibuat kolak juga dan rasanya sama seperti labu madu yang sudah dipanen sebelumnya.

Selengkapnya bisa dilihat di video di bawah ini, yang saya ambil dari channel pribadi saya, Naturality Channel.


Labu madu jenis yang saya tanam ini di supermarket Superindo, Singosari, Kabupaten Malang dijual dengan harga Rp  2.490,- per 100 gram. Jika harga ini dikonversikan ke labu madu hasil panen di rumah, harga labu madu #4 itu dihargai Rp 46.426,05 dan labu madu #10 dihargai Rp  30.002,01.

Sebenarnya cukup menggiurkan sih jika menanam labu madu ini lalu bisa memasarkannya sendiri. Karena harga benihnya itu satu sachet isi 2 butir bibit  sekitar 30rb. Dengan berat bervariasi, rata² ya di atas 1 kg, bisa dihitung kemungkinan yang bisa diperoleh.

Biayanya nyaris minim, hanya semangat buat menyiram, merawat dan membantu dalam proses polinasi, jika telaten maka bisa dapatkan hasil panen lebih maksimal. Sejauh ini ketika menanam, saya memang hanya berhasil menjadikannya buah hingga siap panen 8 buah saja, padahal kalau dilihat kemungkinan peluangnya itu bisa sampai < 30 buah, namun ada yang gagal polinasi dan ada yang tak terpantu akhirnya busuk, serta tidak seimbangnya antara pertumbuhan bunga jantan dan betina.

Itu baru satu bibit saja, bayangkan jika punya lahan yang cukup, kita menanam lebih banyak, hasilnya juga akan lebih banyak.

Dari penan kedua ini, terutama dari buah labu madu #10 diperoleh biji baru itu cukup banyak, tapi entah apakah ini bisa tumbuh jika ditanam, saya belum mencobanya.


Apakah hasilnya akan optimal seperti bibit yang ditanam di awal dulu, saya belum bisa membuktikannya.

Segitu saja yang bisa saya bagikan pada post kali ini, panen kedua diperoleh 2 buah labu, hasilnya seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Selanjutnya jika ada panen  lagi akan saya bagikan dipostingan terbaru. Begitu juga soal bibit yang diperoleh dari labu madu nomor #4 yang bibitnya bisa dilihat di atas. Ada beberapa butir bibit yang diminta oleh tetangga. Update soal itu saya bisa tulis dikolom komentar jika ada testimoni dari tetangga.

Sampai jumpa ditulisan Naturality Green Plant lainnya. Happy planting and happy every day. Berkebun jadi solusi menghibur diri menghadapi stres bekerja di kantor. -ngp

#onedayonepost
#labumadu
#pengalaman
#youtube
#panen
Akhirnya hari ini saya mutuskan untuk memanen satu buah labu yang lebih dulu tumbuh (pertama), yang saya namai sebagai labu madu senior. Alasan memanennya hari ini karena berhitung hari nya sudah mendekati atau bahkan sudah 90 hari.

Kondisi buahnya juga sudah menguning, sehingga saya pikir saatnya panen. Walaupun ini belum jadi patokan apakah pilihan saya ini benar. Wajarlah jika ini yang pertama, jadi saya punya standar untuk buah² berikutnya.

Saat ini bibit tanaman labu madu ini sudah masuk masa tua, iya itu ditunjukan dari daun² nya yang mulai menguning dan sudah tak optimal lagi tumbuh. Walaupun peluang calon buah baru masih ada pada pucuk tanaman ini. Masih menghasilkan calon bunga betina dan bunga jantan.

Ini sekalian saya eksperimen apakah saya bisa membesarkan calon buah ini. Karena saya amati, calon bunga jantan dan betina ini tumbuh bersamaan, ukuran mereka bersamaan besarnya harapannya pas berbunga itu bareng, sehingga bisa saya polinasi.

Untuk bobot satu buah dipanen pertama ini sekitar 1,040 kg (sekilo)

Diakhir masa tua tanaman labu madu ini yang sudah menginjak bulan ke-4, optimal calon buah yang bisa menjadi buah hanya 8 buah saja. Sebenarnya calon buahnya itu bisa sampai < 30 bakal buah, namun yang berhasil hanya 8 buah. Jadi hanya 26,67% saja kemungkinannya.

Faktornya banyak si yang menyebabkan hal itu terjadi dan lebih ke perawatannya dan pola tumbuhnya bunga jantan dan betina yang gak sejalan.  Ini pernah saya singgung juga dipostingan sebelumnya. Jika membaca tulisan saya sebelum² nya pasti akan tahu soal ini.

Untuk memanennya saya membutuhkan gunting saja, untuk memotong pangkal tangkainya. Mesti nampaknya rapuh, tangkai buah labu madu ini keras meski kopong. Tangkai daun tanaman labu itu bukan batang berisi tapi kopong lho.


Nah bagian ini yang jadi jawaban rasa penasaran, duga²an selama ini akhirnya terjawab. Jadi begini, sebelumnya saya gak paham soal labu madu ini.

Jadi ya banyak pertanyaan dan dugaan. Memang semua ini bisa dijawab kalau saya cari tahu lebih lengkap dari Youtube atau platform lainnya. Tapi saya memilih menunggu untuk dapat jawabannya.

Kalau menurut saya, ini kurang maksimal matangnya. Ya buat catatan berikutnya.

#1 Saya pikir labu madu ini empuk, minimal seperti melon, meski luarnya keras dalamnya masih empuk dan lembut.
Ternyata tidak begitu, pas dibelah itu butuh efforts ternyata. Jadi kekerasannya menurut saya dibawah ubi, tapi gak sekeras ubi, tapi tidak seempuk melon.

#2 Bisa langsung dimakan seperti melon.

Sebenarnya bisa sih kalau mau langsung dimakan, tapi kalau buat saya sih masih keras sedikit enaknya direbus dulu atau dikukus dulu.


#3 Pas saya panen ini dikirain belum masak, ternyata sudah masak dan sudah cukup untuk bisa dipanen. Walaupun menurut saya mungkin butuh seminggu lagi menggantung ditanamannya supaya lebih tua.


#4 Tadinya saya pikir semakin tua semakin empuk, ternyata tidak, semakin tua nampaknya semakin keras kulitnya, jadi pas mau membelah butuh efforts dan gunakan pisau besar.


Ya itulah beberapa dugaan dan pertanyaan seputar labu madu yang dipelihara hingga panen ini.

Hasil panen labu madu pertama ini dibuat kolak dan hasilnya enak. Selain jadi bahan buat bikin kolak, dibuat bubur candil juga bisa lho, olah²an makanan lain pun memungkinkan. Hanya saja kalau dimakan langsung seperti melon sepertinya keras deh.

Hasil buah labu yang hanya sekilo ini dibuat kolak jadinya cuma sedikit, hanya bisa berbagi sedikit. Kalau dibuat mangkok 400 ml, paling hanya jadi 5 mangkok. Hasil panen pertama disharing dengan tetangga satu dekat rumah.

Segitu saja yang bisa saya bagikan di sini, selebihnya tonton dokumentasi dibuang saya melalui channel youtube saya saja ya.


Sampai jumpa dipanen berikutnya, menghabiskan sisa yang belum terpanen, berarti masih ada sekitar 7 buah lagi yang menunggu petik. -cpr

#onedayonepost
#labumadu
#panen
#pengalaman
#youtube


Akhirnya terealisasi juga dibulan Juli ini buat nambah aquarium lagi. Bulan ini memang investasi untuk memulai usaha agak tinggi dibandingkan sebelumnya. Tapi ini gak seberapa sebenarnya, karena saya memulai bener² dari gak punya apa², barang dan dana, alhasil harus sabar setapak demi setapak.

Dibantu teman saya Mr. G, dia yang aktif di Facebook membantu saya mencari unit aquarium bekas layak pakai. Soalnya saya gak mampu jika beli baru. Saya percaya di luar sana banyak orang siklus hobi orang, dimana sudah tak membutuhkan, daripada menuh-menuhin rumah mending dijual dengan harga yang murah, dan saya dapatkan itu juga akhirnya.

Walaupun ukuran aquariumnya gak besar, ukuran standar aquarium rumahan untuk ikan² kecil maksimal medium, tapi ini lumayan lah.


Rumah saya juga kecil, lahan buat budidaya pun memanfaatkan area ruang tengah rumah, masih serba terbatas. Jadi aquarium kecil sementara cukup.

Memang jika pakai aquarium kecil boros di pompa airnya dan chamber yang digunakan mesti ngikuti jumlah aquarium, sedangkan daya tampung sedikit.

Tapi ya kembali lagi, saat ini saya hanya punya ini, kalau menunggu punya dulu baru memulai rasanya rugi waktu yang terbuang. Waktu kan katanya adalah uang, walaupun gak punya uang untuk dibuang, minimal tidak membuang waktu.

Aquarium yang datang kali ini punya dua ukuran berbeda, yang pertama itu ukurannya  (p x t x l) : 58,5 x 28 x 28,5 cm dan yang kedua ukurannya : 59 x 30 x 39 cm. Ini ukuran riil dari luasan isinya aquarium, jadi tinggal dikalikan saja jika diisi penuh berapa liter isinya.

Kalau mengukur dari tebal kaca sekalian sih ya ada lebih dari itu, soalnya tebal kaca saya tidak hitung sih, kan selisihnya sedikit paling hanya setengah centimeter saja.

Sabtu malam saya dan Mr. G ambil ke penjualnya, Minggu pagi saya bersihkan dulu, cuci bersih, sekalian cek kebocoran. Hasilnya semuanya aman, good. Btw, dulunya siempunya barang ini menggunakan untuk piara ikan chana, tapi mati katanya gak terurus jadi dijual saja, gak cari untung, daripada jadi barang tak terpakai di rumah.

Di rumah penjualnya juga pelihara ikan arwana dan beberapa ikan chana juga. Jika mereka sudah kenal budidaya sidat di rumah, saya pikir mereka akan kepincut dan gak akan jual aquariumnya dengan harga murah, malah gak akan mejualnya karena buat media budidaya.


Saat ini saya memang belum punya meja atau rak buat taruh aquarium ini. Sementara aquarium yang lebih kecil lebarnya akan saya taruh sebelah dengan aquarium eksisting, walau tempatnya gak proper, tapi coba saya taruh sana dulu.

Model penyimpannya adalah model T, seperti yang bisa dilihat didokumentasi. Gak bahaya ta? Ya bahaya sih, tapi mau bagaimana lagi, gak ada tempat. Ditakutkan kaca bisa stres karena tumpuannya kurang dan pada saatnya akan pecah.


Untuk sementara saya belum isikan air dulu di sana, sampai saya temukan cara yang lebih aman. Beginilah sulitnya mengakali dengan sumber daya yang terbatas. Tapi seru sih, memulai semuanya dari nol, intinya jangan menyerah dan terus melangkah.

Segitu saja sharing saya, saya mau lanjutkan beres² nya. Semoga catatan ini bisa jadi nostalgia dilain kesempatan dan saya nikmati prosesnya, biarlah sejarah ini dicatat dan disimpan di sini.  -ngp

#onedayonepost
#pengalaman
#budidayasidat
#aquariumbekas
#facebookplace
Seperti yang saya sudah ceritakan pada postingan blog saya sebelumnya, saya punya tanaman labu madu yang ditanam di petak kecil samping halaman rumah. Belakangan saya lihat tanaman ini mulai tumbuh subur dan mulai berbunga, bunganya berwarna kuning dan tumbuh di beberapa titik.

Tanaman labu madu ini memang dikenal tumbuh merambat di tanah, jadi ketika saya tanam di satu titik, si tanaman labu madu ini tumbuh ke arah kanan dan kiri.

Kalau yang saya tanam ini tumbuh ke arah kanan itu mengarah ke sisi pagar dan sisi lainnya mengarah ke kebun belakang rumah yang berisi semak-semak.


Tanaman labu madu ini mulai ditanam di awal Juni dan sekarang perkembangannya cukup pesat daunnya hijau dan sudah berbunga pula.

Tanda dari tanaman labu ini tumbuh subur ya dari daunnya yang hijau kemudian besar-besar. Saya lihat tanaman labu ini sudah akan berbuah, dan saya lihat ada satu buah yang mau tumbuh namun ujungnya busuk. Ada juga yang sudah berbuah satu besar.

Ini buah yang paling senior daripada yang lainnya, besar seperti tongki gajah ya 🤭

Kemudian saya coba cari tahu mengenai hama dan penyakit tanaman labu madu ini, namun saya menemukan bahwa ada satu hal yang menarik. Apa itu? 

Jadi tanaman labu madu ini untuk perkawinannya membutuhkan bantuan manusia juga, walaupun secara alami perkawinannya bisa dilakukan. Melalui serangga yang hinggap.

Kalau di kebun saya ini saya amati serangga yang bantu penyerbukan itu semut merah besar tapi bukan jenis rangrang, kemudian serangga seperti lebah atau tawon atau sejenisnya.

Namun untuk lebih efektif agar bunga tidak rontok dan mati sia-sia tanpa penyerbukan katanya perlu juga dibantu untuk penyerbukannya. Caranya cukup mudah yaitu dengan menempelkan bunga jantan dan bunga betina. 

Untuk mengetahui bunga jantan dan bunga betina ini saya dibantu dari YouTube, karena saya sendiri sulit untuk membedakannya.

Ini salah satu contoh bunga jantan.

Ini bunga jantan yang lainnya.

Kalau ini contoh bunga betina, seperti memew tapi pada bunga, bentuknya gak seperti memew yang biasa kita kenal ya 🤭.

Ternyata untuk membedakannya sangat mudah. Untuk bunga jantan carilah bunga yang di bagian tengahnya terdapat bagian yang memanjang.

Sedangkan untuk bunga betina bentuknya seperti tumpukan putik gitu yang bisa jadi tempat menancapkan bunga jantan.

Jika sudah menemukan bunga jantan dan bunga betina, ambilah bunga jantan dan tempelkan ke bunga betina, lalu kemudian tusukan bunga jantan ke tengah bunga betina, hampir mirip seperti proses perkawinan pada umumnya. Satu bunga betina bisa ditusukkan dua bunga jantan, untuk lebih mengefektifkan proses penyerbukan atau perkawinan. 

Inilah yang saya lakukan saat ini. Saya berpikir bakal buah yang busuk itu terjadi karena perkawinan tidak sempurna, saya berpikir bahwa itu terjadi karena penyakit.



Untuk hama tanaman labu madu dan jenis tanaman labu lainnya, yang paling umum adalah hama kumbang merah. Hama kumbang merah ini marak menyerang pada musim penghujan, mereka menyerang berkelompok hinggap dari daun baik muda maupun daun tua. 

Yang saya amati dari tanaman labu peliharaan saya ini memang serangan hama serangga yang paling banyak. Karena saya lihat beberapa tanaman saya yang lain daunnya berlubang seperti dimakan oleh sesuatu, yang mana sesuatu ini pasti serangga.

Untuk hama serangga ini saya belum ada rencana untuk menghilangkannya, karena saya belum tahu pestisida alami yang cocok untuk untuk menghilangkan serangga ini. Untuk saat ini saya berusaha menggunakan bahan-bahan alami supaya hasil dari tanaman labu madu ini masuk ke kategori tanaman organik. 

Untuk pupuk dari tanaman labu madu yang saya tanam ini murni menggunakan bahan-bahan alami, Saya hanya menggunakan siraman air dari air kurasan akuarium, air cucian beras yang pertama, air cucian daging, serta larutan dari penyedap makanan. Soalnya sejauh ini sejak penanaman di awal Juni hingga saat ini pertumbuhannya sangat optimal menurut saya. Sehingga saya belum merasa perlu untuk menambahkan bahan-bahan lain sebagai pupuk. 

Untuk penyiraman saya lakukan 3-4 hari sekali menggunakan air kurasan aquarium. Kemudian untuk air cucian beras saya siramkan ketika saya akan memasak saja, gitu juga dengan air cucian daging saya siramkan ketika saya akan memasak daging. Untuk larutan dari penyedap makanan saya berikan dua minggu sekali.


Catatan ini saya sengaja buat untuk mencatat progres dari pemeliharaan tanaman labu madu di halaman rumah. Saya merasa perlu mencatat ini sebagai bahan evaluasi untuk penanaman pada periode berikutnya jika pada periode pertama ini sukses atau gagal. 


Untuk sementara segitu dulu catatan yang bisa saya bagikan di sini, selanjutnya pantengin terus blog ini untuk mendapatkan update soal tanaman di halaman rumah. Jadikan halaman rumahmu sebagai kebun untuk suplai dapurmu. -ngp

#onedayonepost
#pengalaman
#pupuk
#umum
#youtube
#labukuning
Wah², saya yang tengah mau berproses membuktikan post saya sebelumnya akhirnya terhenti setelah saya muncul notifikasi di akun YouTube saya.


Ternyata sudah dibuktikan bahwa membibitkan jeruk lemon dengan cara instan itu terbukti hoax. Ternyata daripada sia², membuktikan yang sudah terbukti hoax, akhirnya saya hentikan proses menunggu hal yang sesat.

Jadi melalui akun YouTube Infarm, mereka ini aktif dalam dunia bercocok tanam dan berusaha mencerahkan para penghobi bercocok tanam agar tak tersesat pada informasi yang salah.

Ilustrasi, jeruk lemon gambar diambil dari Google

Mereka mencoba membuktikan video² konten yang membahas membibitkan jeruk dengan cara instan. Sebelumnya mereka juga buktikan membibitkan tomat dengan cara instan, dan itu juga gak terbukti.


Untuk lebih jelasnya kalian bisa lihat video di bawah ini, saya tautkan supaya kalian juga tahu dan gak lagi penasaran soal pembuktiannya. Konten dari Infarm ini jauh lebih bisa dipercaya sebagai rujukan tips dan trik berkebun yang lebih realistis.


Jangan pernah tersesat dengan informasi² yang hoax.

Pada prinsipnya kalian harus percaya hal ini, "di dunia ini gak ada yang instan, yang instan hanyalah milik mie dan kopi sachet."

Jadi yang terbaik adalah ikuti prosesnya karena katanya proses gak akan mengkhianati hasil, jika dijalani dengan sungguh². Kira² begitulah ya.

Segitu saja sharing informasi dari saya, sekaligus menjawab dan membuktikan tips trik yang hoax dan menyesatkan dan tidak perlu dicoba, karena buang² waktu saja. -ngp

#onedayonepost
#umum
#youtube
#teori
Wah² hari ini dari WAG kantor saya dapat sesuatu yang menyejukkan mata, lihat hijau² di tengah terik matahari yang selalu panas setiap siang.

Apa itu?

Informasi kalau besok (hari ini), akan ada first panen sayuran (pakcoi). Oh ya, catatan ini saya buat dihari Jumat siang menjelang sore.

Ternyata salah¹ departemen di kantor ku ini melakukan aksi hijau, tidak sekedar lakukan aksi bersih², cleaning day, operasi semut atau hal aksi yang sudah mainstream. Tapi kali ini membuat sesuatu yang bisa jadi percontohan. Memanfaatkan lahan dan sumber daya yang ada, dibuatlah kebun kecil memanfaatkan area kosong, sebagai laboratorium kebun.

Ternyata di sudut bangunan pabrik ada sebuah area untuk berkebun. Terdapat 2 'gubuk' yang satu digunakan untuk penanaman dan satu lagi untuk proses pembuatan kompos sebagai media tanam.

Foto diambil tanggal 07-10-2023

Gubuk untuk penanaman juga tidak besar, berbentuk persegi panjang yang atapnya terbuka, hanya ditutupi oleh jaring paranet. Begitu juga kiri kanannya. Di dalamnya terdapat tiga meja yang memanfaatkan besi² bekas untuk sebagai penempatan media tanam. Wadah media tanam pun menggunakan keranjang bekas buah (eks penempatan bahan baku strawberry), dialasi dengan alufoil sisa bahan kemas yang tak terpakai.

Sebenarnya bahan² itu kalau tidak dimanfaatkan ujung² nya jadi limbah, tapi di sini dimanfaatkan jadi wadah media tanam. Joss, ini adalah pemanfaatan yang tepat guna sekali, efisiensi yang nyata dan bermanfaat.

Ini dia 'artis' Sabtu pagi, yang akan dipanen, dibagikan secara gratis lho ini. Foto diambil pada 05-10-2023.

Kemudian galon² mini bekas air mineral dari brand Le-Minerale dimanfaatkan untuk pot media tanam, alhasil yang mana galon bekas itu kalau keluar pabrik dianggap limbah B3 tapi di sini jadi bermanfaat.

Ini di keranjang dan bekas galon mini ada kangkung yang masih kecil², medianya adalah barang bekas² yang harusnya jadi limbah B3 ini kini jadi bermanfaat punya nilai lebih.

Gubuk kedua tadi saya jelaskan sebelumnya berisi tempat untuk proses pembuatan media tanam dalam hal ini komposan di buat di sana.

Foto diambil tanggal 07-10-2023

Memanfaatkan kedebog pisang yang dirancang kecil², lalu kemudian dimasukan ke dalam drum 200 liter, dicampurkan EM4 dan molase, air secukupnya lalu kemudian bisa juga dicampurkan dengan tanah sedikit, lalu aduk rata kemudian ditutup dengan kedap. Berikan lubang fentilasi dengan selang supaya jadi sumber pernafasan saat proses pengomposan ini.

Hasilnya seperti yang kalian lihat, di gubug penanaman ini ada beberapa tanaman sayur dan buah yang tengah proses penanaman. Kebetulan yang dipanen kali ini adalah pakcoi, yang ditanam 40 hari yang lalu.

*kedebog = batang pohon pisang

Ada pula tanaman terong, tomat, seledri, kangkung, dan cabai. Semuanya nampak subur dan sehat², walaupun beberapa tanaman ada hamanya, itu tuh hama yang kaya serbuk putih, yang juga di rumah saya menyerang tanaman cabe peliharaan saya.

Ini tanaman cabe, masalahnya daun keriting seperti ada hamanya gitu deh. Foto diambil pada 05-10-2023.

Entahlah, dari tim pengelola belum tahu bagaimana untuk mengusir atau membasmi hama ini, jujur saja sangat mengganggu dan bisa saja merusak proses pertumbuhan si tanaman.

Di sini itu ada tanaman terung, sebelahnya ada tanaman tomat ditanam semuanya. Foto pada 05-10-2023.

Tanaman di sini tumbuh relatif cepat, barang dan daun tomat misalnya itu besar² nampak sehat dan subur, bahkan sudah berbunga, tanda sebentar lagi akan berbuah. Bahkan ada yang sudah berbuah juga, baru pentil sih.

Begitu juga dengan tanaman terung ya juga sudah mulai berbunga dan akan berbuah juga.

Di sudut lain ya ada kangkung yang baru ditanam beberapa minggu, itu sudah mulai tumbuh, kalau sudah panen pasti bakal rimbun.

Bermain ke sini saya cukup antusias sih, ya disaat saya masih gagal membuat media tanam yang terbaik, di sini sudah berhasil membuat media tanam yang relatif subur, ya menurut saya subur dan nampak nutrisi yang disediakan media tanam cukup mumpuni membawa tanaman tersebut panen untuk satu kali siklus lah minimal.

Foto diambil tanggal 07-10-2023.

Saya sengaja mendokumentasikannya di NGP sebagai catatan penting, ya setidaknya ini bisa jadi laboratorium hijau saya belajar lebih mengenal tumbuhan.

Hal lainnya saya ingin mengetahui bagaimana praktik penanganan hama di sini, seperti apa dan bagaimana, supaya saya bisa terapkan di kebun rumah saya yang tidak sehijau di sini.



Sementara begitu dulu yang bisa saya bagikan kali ini, dokumentasi lainnya akan saya tambahkan sesuai kebutuhan ya. Jumpa lagi nanti dipostingan lainnya, masih membahas sesuatu yang menyejukkan mata dengan yang hijau². -ngp

#onedayonepost
#panen
#umum
#review
#youtube
Ini bisa menjawab post saya sebelumnya tentang membibitkan jeruk lemon, walaupun saya belum bisa membuktikan ya, tapi contoh dari video yang dipublish oleh Infarm bisa jadi pembukaan bahwa memang konten² video yang nampaknya menunjukan sesuatu itu mudah, saat realita belum tentu. Kembali itu hanya sekedar konten, tapi ketika diaplikasi apakah bisa ya belum tentu.

Jadi Infarm itu mempraktekan membibitkan tomat dari buah tomat yang masih segar, bermodalkan getah dari pelepah lidah buaya, yang kemudian ditanamkan ke media tanam, katanya setelah 15 hari akan muncul tunas baru, hanya dengan menutupnya dengan plastik cup atau sejenisnya.

Ilustrasi, tomat bisa tumbuh subur padahal ditanam di pot. Gambar diambil dari Google

Video praktekan Infarm ini bisa kalian lihat dicuplikan short video YouTube di akun channel Infarm.


Bahan yang perlu disiapkan antara lain:
- Pelepah lidah buaya
- Tomat segar
- Media tanam

#1 Diawali dengan potong² pelepah lidah buaya, lalu tanamkan ke media tanam.

#2 Kemudian oleskan getah lidah buaya ke bagian buah tomat pada bagian permukaan atas (bekas tangkai) tomat dan bawah tomat.

#3 Setelah itu kubur buah tomat tadi ke media tanam.

#4 Lalu tutup dengan cup plastik dan diamkan sampai 15 harian.

Hasilnya?

Tomat itu ternyata busuk duluan, karena tomat itu dimakan oleh jamur dan bakteri2 pembusukan yang ada di media tanam. Hal ini jelas gak terbukti sama sekali, bahwa cara ini gak akan bisa memunculkan tunas baru dari tomat itu.

Artinya terbukti hoax video dari konten tomat yang mudah dibibitkan dengan cara tersebut. Jadi kita harus pintar² menelaah video. Itu kenapa, menshare video itu harus logika juga sih. Emang konten ya sekedar konten, apalagi saat ini demi mencari viewer yang penting konten itu menarik.

Konten terbaik adalah hasil percobaan yang benar² dialami sendiri.

Jadi dari video Infarm ini saya jadi ragu soal percobaan pembibitan jeruk lemon yang kemarin saya posting. Tinggal saya buktikan sendiri apakah memang konten itu hoax atau memang bisa, tapi dari video ini kemungkinan si hoax.


Segitu saja sharing dari saya, semoga bisa mencerahkan, supaya kita gak mudah termakan hoax dari konten kreator. -ngp

#onedayonepost
#umum
#teori
#youtube
#review
Akhirnya sore ini saya memutuskan untuk memetik butir² buah rambusa yang sudah berubah warna dari hijau ke kuning jingga, seperti yang bisa dilihat didokumentasi di bawah ini.

Tampak beberapa butir rambusa yang sudah menguning jingga tanda sudah masak pohon.

Beberapa waktu yang lalu saya pernah membahas tanaman rambusa liar yang ada di halaman belakang rumah, dia tumbuh sendiri tanpa saya pernah menanam bibitnya, bahkan saya tidak tahu dari mana tanaman ini tumbuh karena tidak tampak tumbuh dari tanah. Jadi tanaman ini tumbuh merambat di tembok halaman belakang rumah.

Postingan sebelumnya kalian bisa baca pada tautan link di bawah ini, di sana saya bahas juga soal tanaman rambusa itu seperti apa, tentang profil dari tanaman ini.


Sebenarnya saya sudah lihat beberapa butir buah rambusa itu mulai berubah warna menuju jingga dan itu menandakan buah akan segera masak di pohon, itu bagus pikir saya, dan dalam beberapa hari lagi akan saya panen deh, dan itu terjadi hari ini, tepatnya sore ini.

Post yang lalu tercatat tanggal 9 Juli 2023, kalau dihitung sampai hari ini sebenarnya belum genap 30 hari lho, tapi sudah menguning, entah apakah sebenarnya saat ini sudah ideal untuk panen? Saya juga kurang tahu. Maka dari itu sebagai percobaan akan saya review dan bahas pada post kali ini.

Saya lihat hanya ada lima butir buah yang warnanya kuning jingga, jadi panen pertama ini saya hanya ambil lima butir itu saja, lainnya saya tunggu hingga masak pohon. Sepertinya buah rambusa ini termasuk ke dalam jenis buah yang harus masak di pohon, tidak bisa diperam, kalau bahasa istilahnya itu adalah jenis buah non klimaterik.

Bahasan soal jenis buah non klimaterik itu apa, kalian bisa baca pada tautan di bawah ini, saya pernah bahas pada postingan sebelumnya.


Lalu seperti apa review dari buah rambusa ini? Buah yang pertama kali saya konsumsi dari hasil panen kebun sendiri, walaupun dia tumbuh liar begitu saja, tanpa saya harus menanamnya, saya hanya melakukan perawatan menyiramnya tiap pagi dan sore. Sesekali saya menyemprotkan pupuk daun agarndia tumbuh subur, hanya itu saja perawatannya.

Saya akui bahwa tanaman liar malah justru lebih simple dan tidak perlu dirawat ekstra, tapi dia malah lebih kuat daya tahan tumbuhnya dan mampu tumbuh hingga panen, berbunga hingga berbuah dan bisa dimanfaatkan untuk dikonsumsi.

Rasanya seperti apa?


Rasanya itu manis, bener katanya mirip markisa. Tapi ada rasa lain menurut saya, rasanya ada mirip seperti sari dari pisang.

Cara memakannya sebenarnya hanya bisa dengan menghisap sarinya saja, karena daging buahnya sedikit, seperti selaput lendir yang menyelubungi bijinya. Oh ya, agak mirip biji selasih ya.

Saya sendiri sempet bingung, ini bijinya bisa dimakan apa gak. Kalau kata teman, rasa bijinya itu kecut ada asam² nya. Saya hanya takut saja, jika bijinya kemakan jadi bikin usus buntu deh.

Kalau membandingkan dengan markisa, hampir mirip, hanya markisa lebih banyak selaput yang mengelilingi bijinya dan bijinya bisa dimakan sekalian, walaupun ada kandungan sianida alaminya tapi tenang tidak akan berbahaya koq bagi tubuh, masih level aman.

Begitulah kira² review after panen rambusa liar yang tumbuh dari pekarangan belakang rumah. Kita lihat panen berikutnya terjadi kapan lagi. Akan saya bahas dikolom komentar saja. -ngp


#onedayonepost
#pengalaman
#review
#panen
#kebunsendiri
#tumbuhanliar
#rambusa
Saya beruntung tinggal di rumah yang mempunyai halaman belakang, karena jaman saat ini punya rumah yang menyediakan sedikit saja slot untuk halaman belakang agak sulit. Terkadang yang umum, rumah² di perkotaan halaman belakang dihabiskan untuk bangunan.

Hal yang sama tadinya mau diperlakukan ke rumah yang saya tinggali, namun berhubung saya yang tinggal di sini dan saya punya kuasa untuk itu, saya minta halaman terbuka ini tetap dipertahankan.

Di sini saya bisa menyalurkan hobi saya yang baru, yakni mencoba berkebun, mencoba menanam dan merawat tanaman peliharaan.


Memelihara gak lagi terbatas pada hewan saja, tapi juga tanaman. Hobi yang selama ini saya pandang sebelah mata, karena apa sih esensinya.

Hmm ternyata ya ketika sudah coba terjun, di sini saya banyak belajar dan memang hewan atau tumbuhan, sama saja sebenarnya. Mereka memang berbeda itu jelas, jadi ya kita harus memahami karakteristiknya masing².

Musuh utamanya ya sama, penyakit dan hama. Ketika pelihara hewan peliharaan ya itu juga musuhnya, kalau hewan itu penyakit, hamanya ya kutu yang mengganggu, kadang sudah diusir ya balik lagi.

Begitu juga tanaman, saya punya musuh yang tiap hari saya hadapi, itu soal penyakit tanaman itu sendiri yang terdiri dari jamur, dan hamanya itu sendiri. Tambahannya adalah kalau yang saya alami adalah soal serangga pengganggu, misalnya semut dan laba-laba.

Hampir tiap hari saya bantai serangga² ini tapi tiap hari pula mereka selalu ada, tidak ada habisnya. Ingin sekali bisa membantai mereka habis, supaya tak kembali lagi. Tapi kembali lagi, saya menyadari mereka ada sebagai keseimbangan ekosistem, jadi ketika mereka dibantai habis akan membuat rantai makanan terganggu.

Pada akhirnya ya harus mencoba bersahabat dengan itu semua dengan tetap pembasmian yang bisa diketemui, ketika saya sedang merawat tanaman peliharaan saya dan menemukan mereka (baca: serangga) itu sudah pasti saya eksekusi.

Jadi, kalau mau selamat ya ketika ada saya pergilah dan jangan sampai menampakan diri di depan mata saya. Tapi kalau mereka merusak tanaman saya, pastinya sudah pasti akan saya tunggu untuk dibasmi.

Menyebalkan sekali kalau lihat tanaman kita yang berwarna hijau muda itu gripis digigit oleh serangga, belalang misalnya atau serangga pemakan daun lainnya. Atau semut² yang bersarang di daun atau di dahan, itu sangat mengganggu pemandangan kan. Jadi ya pasti saya basmi mereka ini, gak ada kata ampun.

Beberapa tanaman yang saya pelihara antara lain:
✓ Tanaman jeruk sambel, ini saya dulu beli bibitnya ya sudah besar sih, ini mungkin hasil stek atau apa ya, soalnya pas saya beli itu sudah ada buahnya 2 buah dan masih tergantung di pohonya. Saya beri nama ini SiJeruk.

✓ Tanaman cabe ini saya pelihara juga di tanam di tanah di halaman depan rumah dan tumbuh liar di halaman belakang ini. Yang tumbuh liar di halaman belakang itu ada 3 tanaman, sempat saya pangkas dan sekarang tumbuh daun baru. Saya pangkas waktu itu karena hama.

Ini tanaman cabe yang di halaman depan rumah. Ini dua buah yang sudah ada sejak saya beli bibitnya, setelah beberapa Minggu sejak beli kemudian ditanam, barulah sekarang mulai berubah warna buahnya menuju merah. Namun pertumbuhannya menurut saya agak lambat dan banyak terganggu hama semut.

✓ Beberapa tanaman tomat, yang saya masih proses pembibitan itu, sudah mulai saya pindahkan ke polibag, seperti yang bisa dilihat di foto dan beberapa postingan saya sebelumnya.

Kalau ini tanaman tomat yang di halaman depan, ini rimbun dan lebih subur walau cuma di dalam polibag, di sana ada tanaman lain juga, seperti jahe dan kunyit tapi lihatlah tetap subur dan lebat.

Tanaman tomat ini di halaman depan rumah ada yang tumbuh subur, satu polibag itu ada 1-2 tanaman tomat tapi subur sekali dibandingkan yang saya pindahkan di belakang ini.

✓ Tanaman lidah mertua saya punya dua pot, tapi ya agak kurang menarik sih. Dari sisi warna daunnya cenderung pucat sih, entah emang begitu coraknya atau gimana saya kurang paham.

✓ Tanaman bawang prei yang saya tanam di pot kecil, itu saya peroleh dari teman sekantor.

✓ Beberapa bibit cabe dan bayam yang saya coba tanam dari biji, nampak pertumbuhannya ya masih lambat tidak bisa cepat seperti yang biasa ditunjukan orang² di YouTube atau IG atau Tiktok.

✓ Tanaman liar ciplukan yang tumbuh merambat di pagar anyaman besi, tadinya ini tumbuh merambat kecil, hampir tiap hari saya siram dan sekarang mulai tumbuh lebat menjalar ke mana-mana. Tadinya saya gak tahu tanaman apa itu, sampai akhirnya Google membantu menjawab pertanyaan saya ini. Informasinya mungkin akan saya bahas pada postingan tersendiri.


Ya itulah kira² apa yang sedang saya pelihara sampai saat ini. Saya belum tahu apakah akan bisa menghasilkan sesuatu, karena itu jadi pencapaian saya ketika bisa membuahkan satu tanaman saja dari apa yang saya pelihara.

Aktivitas pagi yang saya lakukan ketika me time di rumah, menikmati hari libur, ketika tidak melakukan aktivitas ngecamp.

Ya sayangnya saya bekerja di kantor yang tidak meliburkan karyawannya dihari Sabtu, sehingga waktu me time untuk diri sendiri jadi berkurang. Apa boleh buat terpaksa bertahan demi hobi² ini tercukupi kebutuhannya.


Segitu saja deh catatan pagi ini, sambil duduk menikmati cemilan pagi, kebab dan secangkir kopi manis. Happy Sunday, happ planting. -ngp-

#umum
#pengalaman
#youtube