Tampilkan postingan dengan label Youtube. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Youtube. Tampilkan semua postingan
Wah², saya yang tengah mau berproses membuktikan post saya sebelumnya akhirnya terhenti setelah saya muncul notifikasi di akun YouTube saya.


Ternyata sudah dibuktikan bahwa membibitkan jeruk lemon dengan cara instan itu terbukti hoax. Ternyata daripada sia², membuktikan yang sudah terbukti hoax, akhirnya saya hentikan proses menunggu hal yang sesat.

Jadi melalui akun YouTube Infarm, mereka ini aktif dalam dunia bercocok tanam dan berusaha mencerahkan para penghobi bercocok tanam agar tak tersesat pada informasi yang salah.

Ilustrasi, jeruk lemon gambar diambil dari Google

Mereka mencoba membuktikan video² konten yang membahas membibitkan jeruk dengan cara instan. Sebelumnya mereka juga buktikan membibitkan tomat dengan cara instan, dan itu juga gak terbukti.


Untuk lebih jelasnya kalian bisa lihat video di bawah ini, saya tautkan supaya kalian juga tahu dan gak lagi penasaran soal pembuktiannya. Konten dari Infarm ini jauh lebih bisa dipercaya sebagai rujukan tips dan trik berkebun yang lebih realistis.


Jangan pernah tersesat dengan informasi² yang hoax.

Pada prinsipnya kalian harus percaya hal ini, "di dunia ini gak ada yang instan, yang instan hanyalah milik mie dan kopi sachet."

Jadi yang terbaik adalah ikuti prosesnya karena katanya proses gak akan mengkhianati hasil, jika dijalani dengan sungguh². Kira² begitulah ya.

Segitu saja sharing informasi dari saya, sekaligus menjawab dan membuktikan tips trik yang hoax dan menyesatkan dan tidak perlu dicoba, karena buang² waktu saja. -ngp

#onedayonepost
#umum
#youtube
#teori
Wah² hari ini dari WAG kantor saya dapat sesuatu yang menyejukkan mata, lihat hijau² di tengah terik matahari yang selalu panas setiap siang.

Apa itu?

Informasi kalau besok (hari ini), akan ada first panen sayuran (pakcoi). Oh ya, catatan ini saya buat dihari Jumat siang menjelang sore.

Ternyata salah¹ departemen di kantor ku ini melakukan aksi hijau, tidak sekedar lakukan aksi bersih², cleaning day, operasi semut atau hal aksi yang sudah mainstream. Tapi kali ini membuat sesuatu yang bisa jadi percontohan. Memanfaatkan lahan dan sumber daya yang ada, dibuatlah kebun kecil memanfaatkan area kosong, sebagai laboratorium kebun.

Ternyata di sudut bangunan pabrik ada sebuah area untuk berkebun. Terdapat 2 'gubuk' yang satu digunakan untuk penanaman dan satu lagi untuk proses pembuatan kompos sebagai media tanam.

Foto diambil tanggal 07-10-2023

Gubuk untuk penanaman juga tidak besar, berbentuk persegi panjang yang atapnya terbuka, hanya ditutupi oleh jaring paranet. Begitu juga kiri kanannya. Di dalamnya terdapat tiga meja yang memanfaatkan besi² bekas untuk sebagai penempatan media tanam. Wadah media tanam pun menggunakan keranjang bekas buah (eks penempatan bahan baku strawberry), dialasi dengan alufoil sisa bahan kemas yang tak terpakai.

Sebenarnya bahan² itu kalau tidak dimanfaatkan ujung² nya jadi limbah, tapi di sini dimanfaatkan jadi wadah media tanam. Joss, ini adalah pemanfaatan yang tepat guna sekali, efisiensi yang nyata dan bermanfaat.

Ini dia 'artis' Sabtu pagi, yang akan dipanen, dibagikan secara gratis lho ini. Foto diambil pada 05-10-2023.

Kemudian galon² mini bekas air mineral dari brand Le-Minerale dimanfaatkan untuk pot media tanam, alhasil yang mana galon bekas itu kalau keluar pabrik dianggap limbah B3 tapi di sini jadi bermanfaat.

Ini di keranjang dan bekas galon mini ada kangkung yang masih kecil², medianya adalah barang bekas² yang harusnya jadi limbah B3 ini kini jadi bermanfaat punya nilai lebih.

Gubuk kedua tadi saya jelaskan sebelumnya berisi tempat untuk proses pembuatan media tanam dalam hal ini komposan di buat di sana.

Foto diambil tanggal 07-10-2023

Memanfaatkan kedebog pisang yang dirancang kecil², lalu kemudian dimasukan ke dalam drum 200 liter, dicampurkan EM4 dan molase, air secukupnya lalu kemudian bisa juga dicampurkan dengan tanah sedikit, lalu aduk rata kemudian ditutup dengan kedap. Berikan lubang fentilasi dengan selang supaya jadi sumber pernafasan saat proses pengomposan ini.

Hasilnya seperti yang kalian lihat, di gubug penanaman ini ada beberapa tanaman sayur dan buah yang tengah proses penanaman. Kebetulan yang dipanen kali ini adalah pakcoi, yang ditanam 40 hari yang lalu.

*kedebog = batang pohon pisang

Ada pula tanaman terong, tomat, seledri, kangkung, dan cabai. Semuanya nampak subur dan sehat², walaupun beberapa tanaman ada hamanya, itu tuh hama yang kaya serbuk putih, yang juga di rumah saya menyerang tanaman cabe peliharaan saya.

Ini tanaman cabe, masalahnya daun keriting seperti ada hamanya gitu deh. Foto diambil pada 05-10-2023.

Entahlah, dari tim pengelola belum tahu bagaimana untuk mengusir atau membasmi hama ini, jujur saja sangat mengganggu dan bisa saja merusak proses pertumbuhan si tanaman.

Di sini itu ada tanaman terung, sebelahnya ada tanaman tomat ditanam semuanya. Foto pada 05-10-2023.

Tanaman di sini tumbuh relatif cepat, barang dan daun tomat misalnya itu besar² nampak sehat dan subur, bahkan sudah berbunga, tanda sebentar lagi akan berbuah. Bahkan ada yang sudah berbuah juga, baru pentil sih.

Begitu juga dengan tanaman terung ya juga sudah mulai berbunga dan akan berbuah juga.

Di sudut lain ya ada kangkung yang baru ditanam beberapa minggu, itu sudah mulai tumbuh, kalau sudah panen pasti bakal rimbun.

Bermain ke sini saya cukup antusias sih, ya disaat saya masih gagal membuat media tanam yang terbaik, di sini sudah berhasil membuat media tanam yang relatif subur, ya menurut saya subur dan nampak nutrisi yang disediakan media tanam cukup mumpuni membawa tanaman tersebut panen untuk satu kali siklus lah minimal.

Foto diambil tanggal 07-10-2023.

Saya sengaja mendokumentasikannya di NGP sebagai catatan penting, ya setidaknya ini bisa jadi laboratorium hijau saya belajar lebih mengenal tumbuhan.

Hal lainnya saya ingin mengetahui bagaimana praktik penanganan hama di sini, seperti apa dan bagaimana, supaya saya bisa terapkan di kebun rumah saya yang tidak sehijau di sini.



Sementara begitu dulu yang bisa saya bagikan kali ini, dokumentasi lainnya akan saya tambahkan sesuai kebutuhan ya. Jumpa lagi nanti dipostingan lainnya, masih membahas sesuatu yang menyejukkan mata dengan yang hijau². -ngp

#onedayonepost
#panen
#umum
#review
#youtube
Ini bisa menjawab post saya sebelumnya tentang membibitkan jeruk lemon, walaupun saya belum bisa membuktikan ya, tapi contoh dari video yang dipublish oleh Infarm bisa jadi pembukaan bahwa memang konten² video yang nampaknya menunjukan sesuatu itu mudah, saat realita belum tentu. Kembali itu hanya sekedar konten, tapi ketika diaplikasi apakah bisa ya belum tentu.

Jadi Infarm itu mempraktekan membibitkan tomat dari buah tomat yang masih segar, bermodalkan getah dari pelepah lidah buaya, yang kemudian ditanamkan ke media tanam, katanya setelah 15 hari akan muncul tunas baru, hanya dengan menutupnya dengan plastik cup atau sejenisnya.

Ilustrasi, tomat bisa tumbuh subur padahal ditanam di pot. Gambar diambil dari Google

Video praktekan Infarm ini bisa kalian lihat dicuplikan short video YouTube di akun channel Infarm.


Bahan yang perlu disiapkan antara lain:
- Pelepah lidah buaya
- Tomat segar
- Media tanam

#1 Diawali dengan potong² pelepah lidah buaya, lalu tanamkan ke media tanam.

#2 Kemudian oleskan getah lidah buaya ke bagian buah tomat pada bagian permukaan atas (bekas tangkai) tomat dan bawah tomat.

#3 Setelah itu kubur buah tomat tadi ke media tanam.

#4 Lalu tutup dengan cup plastik dan diamkan sampai 15 harian.

Hasilnya?

Tomat itu ternyata busuk duluan, karena tomat itu dimakan oleh jamur dan bakteri2 pembusukan yang ada di media tanam. Hal ini jelas gak terbukti sama sekali, bahwa cara ini gak akan bisa memunculkan tunas baru dari tomat itu.

Artinya terbukti hoax video dari konten tomat yang mudah dibibitkan dengan cara tersebut. Jadi kita harus pintar² menelaah video. Itu kenapa, menshare video itu harus logika juga sih. Emang konten ya sekedar konten, apalagi saat ini demi mencari viewer yang penting konten itu menarik.

Konten terbaik adalah hasil percobaan yang benar² dialami sendiri.

Jadi dari video Infarm ini saya jadi ragu soal percobaan pembibitan jeruk lemon yang kemarin saya posting. Tinggal saya buktikan sendiri apakah memang konten itu hoax atau memang bisa, tapi dari video ini kemungkinan si hoax.


Segitu saja sharing dari saya, semoga bisa mencerahkan, supaya kita gak mudah termakan hoax dari konten kreator. -ngp

#onedayonepost
#umum
#teori
#youtube
#review
Akhirnya sore ini saya memutuskan untuk memetik butir² buah rambusa yang sudah berubah warna dari hijau ke kuning jingga, seperti yang bisa dilihat didokumentasi di bawah ini.

Tampak beberapa butir rambusa yang sudah menguning jingga tanda sudah masak pohon.

Beberapa waktu yang lalu saya pernah membahas tanaman rambusa liar yang ada di halaman belakang rumah, dia tumbuh sendiri tanpa saya pernah menanam bibitnya, bahkan saya tidak tahu dari mana tanaman ini tumbuh karena tidak tampak tumbuh dari tanah. Jadi tanaman ini tumbuh merambat di tembok halaman belakang rumah.

Postingan sebelumnya kalian bisa baca pada tautan link di bawah ini, di sana saya bahas juga soal tanaman rambusa itu seperti apa, tentang profil dari tanaman ini.


Sebenarnya saya sudah lihat beberapa butir buah rambusa itu mulai berubah warna menuju jingga dan itu menandakan buah akan segera masak di pohon, itu bagus pikir saya, dan dalam beberapa hari lagi akan saya panen deh, dan itu terjadi hari ini, tepatnya sore ini.

Post yang lalu tercatat tanggal 9 Juli 2023, kalau dihitung sampai hari ini sebenarnya belum genap 30 hari lho, tapi sudah menguning, entah apakah sebenarnya saat ini sudah ideal untuk panen? Saya juga kurang tahu. Maka dari itu sebagai percobaan akan saya review dan bahas pada post kali ini.

Saya lihat hanya ada lima butir buah yang warnanya kuning jingga, jadi panen pertama ini saya hanya ambil lima butir itu saja, lainnya saya tunggu hingga masak pohon. Sepertinya buah rambusa ini termasuk ke dalam jenis buah yang harus masak di pohon, tidak bisa diperam, kalau bahasa istilahnya itu adalah jenis buah non klimaterik.

Bahasan soal jenis buah non klimaterik itu apa, kalian bisa baca pada tautan di bawah ini, saya pernah bahas pada postingan sebelumnya.


Lalu seperti apa review dari buah rambusa ini? Buah yang pertama kali saya konsumsi dari hasil panen kebun sendiri, walaupun dia tumbuh liar begitu saja, tanpa saya harus menanamnya, saya hanya melakukan perawatan menyiramnya tiap pagi dan sore. Sesekali saya menyemprotkan pupuk daun agarndia tumbuh subur, hanya itu saja perawatannya.

Saya akui bahwa tanaman liar malah justru lebih simple dan tidak perlu dirawat ekstra, tapi dia malah lebih kuat daya tahan tumbuhnya dan mampu tumbuh hingga panen, berbunga hingga berbuah dan bisa dimanfaatkan untuk dikonsumsi.

Rasanya seperti apa?


Rasanya itu manis, bener katanya mirip markisa. Tapi ada rasa lain menurut saya, rasanya ada mirip seperti sari dari pisang.

Cara memakannya sebenarnya hanya bisa dengan menghisap sarinya saja, karena daging buahnya sedikit, seperti selaput lendir yang menyelubungi bijinya. Oh ya, agak mirip biji selasih ya.

Saya sendiri sempet bingung, ini bijinya bisa dimakan apa gak. Kalau kata teman, rasa bijinya itu kecut ada asam² nya. Saya hanya takut saja, jika bijinya kemakan jadi bikin usus buntu deh.

Kalau membandingkan dengan markisa, hampir mirip, hanya markisa lebih banyak selaput yang mengelilingi bijinya dan bijinya bisa dimakan sekalian, walaupun ada kandungan sianida alaminya tapi tenang tidak akan berbahaya koq bagi tubuh, masih level aman.

Begitulah kira² review after panen rambusa liar yang tumbuh dari pekarangan belakang rumah. Kita lihat panen berikutnya terjadi kapan lagi. Akan saya bahas dikolom komentar saja. -ngp


#onedayonepost
#pengalaman
#review
#panen
#kebunsendiri
#tumbuhanliar
#rambusa
Saya beruntung tinggal di rumah yang mempunyai halaman belakang, karena jaman saat ini punya rumah yang menyediakan sedikit saja slot untuk halaman belakang agak sulit. Terkadang yang umum, rumah² di perkotaan halaman belakang dihabiskan untuk bangunan.

Hal yang sama tadinya mau diperlakukan ke rumah yang saya tinggali, namun berhubung saya yang tinggal di sini dan saya punya kuasa untuk itu, saya minta halaman terbuka ini tetap dipertahankan.

Di sini saya bisa menyalurkan hobi saya yang baru, yakni mencoba berkebun, mencoba menanam dan merawat tanaman peliharaan.


Memelihara gak lagi terbatas pada hewan saja, tapi juga tanaman. Hobi yang selama ini saya pandang sebelah mata, karena apa sih esensinya.

Hmm ternyata ya ketika sudah coba terjun, di sini saya banyak belajar dan memang hewan atau tumbuhan, sama saja sebenarnya. Mereka memang berbeda itu jelas, jadi ya kita harus memahami karakteristiknya masing².

Musuh utamanya ya sama, penyakit dan hama. Ketika pelihara hewan peliharaan ya itu juga musuhnya, kalau hewan itu penyakit, hamanya ya kutu yang mengganggu, kadang sudah diusir ya balik lagi.

Begitu juga tanaman, saya punya musuh yang tiap hari saya hadapi, itu soal penyakit tanaman itu sendiri yang terdiri dari jamur, dan hamanya itu sendiri. Tambahannya adalah kalau yang saya alami adalah soal serangga pengganggu, misalnya semut dan laba-laba.

Hampir tiap hari saya bantai serangga² ini tapi tiap hari pula mereka selalu ada, tidak ada habisnya. Ingin sekali bisa membantai mereka habis, supaya tak kembali lagi. Tapi kembali lagi, saya menyadari mereka ada sebagai keseimbangan ekosistem, jadi ketika mereka dibantai habis akan membuat rantai makanan terganggu.

Pada akhirnya ya harus mencoba bersahabat dengan itu semua dengan tetap pembasmian yang bisa diketemui, ketika saya sedang merawat tanaman peliharaan saya dan menemukan mereka (baca: serangga) itu sudah pasti saya eksekusi.

Jadi, kalau mau selamat ya ketika ada saya pergilah dan jangan sampai menampakan diri di depan mata saya. Tapi kalau mereka merusak tanaman saya, pastinya sudah pasti akan saya tunggu untuk dibasmi.

Menyebalkan sekali kalau lihat tanaman kita yang berwarna hijau muda itu gripis digigit oleh serangga, belalang misalnya atau serangga pemakan daun lainnya. Atau semut² yang bersarang di daun atau di dahan, itu sangat mengganggu pemandangan kan. Jadi ya pasti saya basmi mereka ini, gak ada kata ampun.

Beberapa tanaman yang saya pelihara antara lain:
✓ Tanaman jeruk sambel, ini saya dulu beli bibitnya ya sudah besar sih, ini mungkin hasil stek atau apa ya, soalnya pas saya beli itu sudah ada buahnya 2 buah dan masih tergantung di pohonya. Saya beri nama ini SiJeruk.

✓ Tanaman cabe ini saya pelihara juga di tanam di tanah di halaman depan rumah dan tumbuh liar di halaman belakang ini. Yang tumbuh liar di halaman belakang itu ada 3 tanaman, sempat saya pangkas dan sekarang tumbuh daun baru. Saya pangkas waktu itu karena hama.

Ini tanaman cabe yang di halaman depan rumah. Ini dua buah yang sudah ada sejak saya beli bibitnya, setelah beberapa Minggu sejak beli kemudian ditanam, barulah sekarang mulai berubah warna buahnya menuju merah. Namun pertumbuhannya menurut saya agak lambat dan banyak terganggu hama semut.

✓ Beberapa tanaman tomat, yang saya masih proses pembibitan itu, sudah mulai saya pindahkan ke polibag, seperti yang bisa dilihat di foto dan beberapa postingan saya sebelumnya.

Kalau ini tanaman tomat yang di halaman depan, ini rimbun dan lebih subur walau cuma di dalam polibag, di sana ada tanaman lain juga, seperti jahe dan kunyit tapi lihatlah tetap subur dan lebat.

Tanaman tomat ini di halaman depan rumah ada yang tumbuh subur, satu polibag itu ada 1-2 tanaman tomat tapi subur sekali dibandingkan yang saya pindahkan di belakang ini.

✓ Tanaman lidah mertua saya punya dua pot, tapi ya agak kurang menarik sih. Dari sisi warna daunnya cenderung pucat sih, entah emang begitu coraknya atau gimana saya kurang paham.

✓ Tanaman bawang prei yang saya tanam di pot kecil, itu saya peroleh dari teman sekantor.

✓ Beberapa bibit cabe dan bayam yang saya coba tanam dari biji, nampak pertumbuhannya ya masih lambat tidak bisa cepat seperti yang biasa ditunjukan orang² di YouTube atau IG atau Tiktok.

✓ Tanaman liar ciplukan yang tumbuh merambat di pagar anyaman besi, tadinya ini tumbuh merambat kecil, hampir tiap hari saya siram dan sekarang mulai tumbuh lebat menjalar ke mana-mana. Tadinya saya gak tahu tanaman apa itu, sampai akhirnya Google membantu menjawab pertanyaan saya ini. Informasinya mungkin akan saya bahas pada postingan tersendiri.


Ya itulah kira² apa yang sedang saya pelihara sampai saat ini. Saya belum tahu apakah akan bisa menghasilkan sesuatu, karena itu jadi pencapaian saya ketika bisa membuahkan satu tanaman saja dari apa yang saya pelihara.

Aktivitas pagi yang saya lakukan ketika me time di rumah, menikmati hari libur, ketika tidak melakukan aktivitas ngecamp.

Ya sayangnya saya bekerja di kantor yang tidak meliburkan karyawannya dihari Sabtu, sehingga waktu me time untuk diri sendiri jadi berkurang. Apa boleh buat terpaksa bertahan demi hobi² ini tercukupi kebutuhannya.


Segitu saja deh catatan pagi ini, sambil duduk menikmati cemilan pagi, kebab dan secangkir kopi manis. Happy Sunday, happ planting. -ngp-

#umum
#pengalaman
#youtube