Beberapa tanaman yang ditanam di halaman sejauh ini tidak menggunakan semprotan pestisida, jadi berusaha ditanam dengan organik.

Ada satu tanaman cabai yang saya terpaksa gunakan pestisida untuk membasmi serangga: kepik, kumbang, belalang, walang sangit, semut, laba-laba yang buat saya mengganggu. Meskipun secara gak langsung saya harusnya berterima kasih dengan mereka karena membantu proses penyerbukan.

Tapi jujur saja saya gak suka dengan serangga, sehingga membuat saya tetap ingin menyingkirkannya.

Beberapa hama serangga ini rata-rata sih menyerang daun-daun hijau. Saya melihat banyak dedaunan hijau yang kroak bekas gigitan serangga. Dedaunan yang diserang mayoritas adalah dedaunan hijau tunas baru, yang masih hijau segar.

Beberapa tanaman yang jadi sasaran makanan para serangga antara lain:
1. Tanamn timun
2. Tanaman labu
3. Tanaman kangkung yang ditanam liar
4. Tanaman terung dayak
5. Tanaman kangkung pot
6. Tanaman caisim pot

Itulah dia beberapa tanaman yang jadi korban, dokumentasinya bisa dilihat dibeberapa foto yang terlampir.

Ini tanaman timun yang nampak bertumbuh daripad dokumentasi sebelumnya.

Ini tanaman labu, dia nampak bertumbuh daripada dokumentasi sebelumnya

Lihat daun tanaman labu ini, gripis digigit serangga dan nampak kurang segar.

Ini tanaman kangkung sambung batang, nampak tumbuh namun daunnya berlubang dimakan serangga.

Lihat daun tanaman timun berlubang, ini pasti karena serangga, jadi kurang segar dan kurang sehat.

Lalu kira-kira usaha apa yang akan dilakukan? Pernah pada post saya tahun lalu, menggunakan semprotan hama organik tapi rasanya kurang efektif juga. Larutan bawang putih yang digunakan sepertinya eman-eman, lebih baik bawang putih saya gunakan untuk bumbu masak, lebih bermanfaat, secara harga bawang tidaklah murah.


Mungkin saya harus cari bahan lain yang sekiranya murah meriah, yang cuma-cuma sehingga ketika digunakan tidak ada rasa eman-eman.

Segitu dulu sharing saya, catatan ini untuk mencatat perkembangan tanaman² yang ditanam pada periode cocok tanam kali ini. -ngp

#onedayonepost
#pengalaman
#umum

Pada catatan sebelumnya, diblog ini saya pernah cerita punya tanaman jeruk kan, tapi sayangnya karena hama, tanaman itu gak bertahan.

Padahal ya sudah coba dijagain, tetap saja ya kalah, karena memang dia ada di halaman belakang, jadi tidak setiap saat terpantau, apalagi ketika itu saya sering pulang kantor malam, ditambahi akhir pekan sudah diisi aktivitas outdoor, akhirnya terbengkalai sudah.

Tanaman jeruk itu kering dan mati. Saya tidak pernah lagi melihat ke halaman belakang, sampai akhirnya pas saya ke halaman belakang setelah berbulan-bulan, saya lihat koq muncul tanaman hijau baru dengan daun lebar.

Saya tidak tahu itu tanaman apa, sampai Google membantu saya menjawab pertanyaan saya itu.


Akhirnya tanaman itu saya ungsikan ke halaman depan supaya bisa terpantau pertumbuhannya. Resiko hama serangga pasti tinggi karena daunnya yang lebar pasti jadi sasaran empuk serangga cari makan.

Tanaman ini tumbuh tinggi, dengan daun lebar seperti atap gitu. Tekstur daunnya relatif kasar, mirip daun dari pohon jati, punya ketiak daun di sisi luar atau tepi daunnya. Hal yang menarik adalah pada batangnya terdapat duri². Duri² ini ada dari batang hingga ke tangkai daun.

Daripada tebak²an, Google jadi sarana membantu pertanyaan saya. Dugaan awal, tanaman ini masuk ke suku terong-terongan, melihat morfologinya itu tadi. Ternyata benar dugaan saya itu, Google memberikan jawaban bahwa tanaman ini adalah Terung Dayak, sebutan lokalnya.

Terung dayak punya nama latin Solanum ferox lasiocarpum. Nama lokal lainnya adalah terung asam. Ada pula nama lainnya seperti terong perat (Madura), cung bulu, latteoeng, terong asam, (Sumatera), asam rimbang (Dayak).

Dari mana sih asal mula tanaman ini?

Terung asam berasal dari Asia Timur yang menyebar di China, India, Sri Lanka, Bangladesh, Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Kepulauan Solomon dan termasuk juga Indonesia.

Ternyata memang tanaman ini tumbuh baik di daerah tropis, terung asam dapat tumbuh subur di daerah yang memiliki cukup sinar matahari langsung. Jadi pantas saja, walaupun matahari bersinar terik, tanaman ini tetap hijau. Walaupun tetap tanahnya dalam kondisi baik ya, kalau gersang juga ya gak bisa tumbuh subur.

Terung asam, dapat tumbuh di berbagai jenis tanah yang subur dan berdrainase baik. Lebih suka pH dalam kisaran 5,5 - 7, mentolerir 4,5 - 7,5.

Pertanyaan umum lainnya, apakah bisa dikonsumsi? Karena percuma juga kan pelihara tanaman yang gak ada manfaatnya. Toh rumah tangga memelihara tanaman itu untuk membantu memenuhi kebutuhan dapur, selain dari yang beli di pasar.

Terung dayak atau terung asam ini biasa dimanfaatkan untuk dibuat sambal.

Selain itu ketika kalian search di Google, ternyata ada manfaat atau khasiat kesehatan dari jenis terung satu ini, antara lain pengobatan bengkak, meredakan nyeri hebat di seluruh tubuh dan ketidaknyamanan setelah makan, pengobatan sifilis, untuk demam di malam hari, gatal, luka, memar parah, mengobati sakit gigi, batuk, asma, demam, muntah, sakit tenggorokan, gonore dan gangguan seksual wanita.


Di ladang sekitar rumah ku banyak tumbuh tanaman ini dan tumbuh subur, sudah berbuah juga saya lihat, salah¹ nya yang tumbuh di depan rumah, di sebuah ladang milik tetangga yang gak terurus, terong dayak tumbuh liar begitu saja.

Ini yang tertanam liat begitu saja di ladang depan rumah percis, terong dayak di sini sudah berbuah masih kecil² berwarna hijau.

Buah² muda berwarna hijau, yang terlihat di halaman depan sih masih kecil². Pada bangian tangkai dahannya ada tumbuhan liar merambat yang juga tumbuh mendampingi.

Bunga dari terung dayak seperti ini, berwarna putih dengan putik/serbuk sarinya kuning

Ini dia buahnya, terungnya, mirip seperti lenca (lalapan di daerah Jawa Barat)

Selain buah terdapat juga bunga sebagai awal sebelum jadinya buah, nampak calon bunganya cukup banyak tumbuh subur. Walau daunnya ya hampir sama, banyak lubang dimakan oleh serangga.

Namanya tanaman liar, dia tidak dirawat sama sekali, pasokan air saja dia dapatkan dari air hujan saja, itu kalau hujan. Sedangkan yang saya pelihara itu ada di pot, dimana pasokan air bergantung pada saya pemeliharanya.

Ada cerita unik, beberapa waktu terakhir saya rutin merawatnya dengan pagi dan malam menyiram air. Pernah satu hari saya melewatkan menyiram air malam hari, eh keesokan paginya tanaman jadi layu, daunnya lunglai. Langsung saya berikan air dan semprotkan air, daunnya kembali segar kembali. Padahal sebelumnya, sebelum saya mulai merawatnya, tanaman ini tanpa air walau masih di pot tetap segar, tapi setelah rutin dirawat, pas lalai merawat langsung nampak efeknya.

Dari kejadian ini saya menyimpulkan bahwa tanaman jika kita merawatnya maka dia akan jadi ketergantungan, jika sejak awal dilepas secara alami, ya mekanisme alamiah akan membuatnya kuat untuk tumbuh.

Mungkin segitu dulu yang bisa saya bagikan, sharing pada post kali ini. Saya akan coba sharing info lain pada perkembangan berikutnya. -ngp

#onedayonepost
#terongdayak
#umu
Beberapa waktu lalu kan sekitar awal Mei 2024 beberapa benih ditanam, harapannya bisa jadi start awal punya kebun untuk support dapur. Kali ini ada usaha jilid ke-2, dimana pada jilid pertama sebelumnya kurang sukses.

Hanya berhasil satu tanaman yaitu cabe yang ditanam di depan rumah dan kini subur, tumbuh banyak buah² cabe, tahun ini umurnya sekitaran setahunan.

Ini dia lahan tanam di samping rumah, buat tanam beberapa bibit di sana.

Ini disisi lainnya, di tengah itu lubang pembuangan irigasi dari rumah, kalau cuci² di halaman, airnya terbuang ke saluran buatan alami. Pasokan airnya ya dari situ.

Pada jilid ke-2 ini kita akan lihat siapakah yang bertahan, siapa yang akan gugur. Berikut ini beberapa tanaman yang dalam progres:
1. Terung dayak
2. Pepaya
3. Timun
4. Labu
5. Kangkung
6. Cesim
7. Tomat
8. Cabai rawit
9. Cabai merah panjang
10. Kemangi

Sedangkan tanaman lain yang sudah eksis adalah:
1. Cabai rawit 'gendut' di depan rumah
2. Lidah buaya
3. Rimpang jahe-kunyit
4. Cabai rawit 'gendut' di samping rumah (tumbuh liar)

Ada kangkung, sesim dan tomat sebelah kanan yang jarang² itu. Yang tomat rencana mau dipindah ke lahan di sebelah.

Dari bibit² yang diusahakan untuk disemai, nampaknya ada dua bibit yang nampaknya agak terlambat tumbuh, yaitu bibit pepaya dan cabai merah panjang.

Untuk pepaya ini sudah disortir dengan memilih bibit yang berbobot, tapi tetap saja ketika disemai dengan cara konvensional tidak juga tumbuh. Mungkin ya perlu cara khusus, karena ketika semai tidak baca literatur khusus semai pepaya itu bagaimana.

Kalau untuk cabe merah panjang ini memang belum ada tempat buat semainya, karena potnya ini belum ada yang kosong dan lahan juga terbatas karena sudah terisi beragam bibit tanaman yang lainnya.

Sama seperti di pertengahan tahun tahun 2023 yang lalu saya memulai musim tanam. Musim tanam yang aneh sih, dimulai diakhir musim hujan, biasanya kan musim tanam dimulai saat memasuki musim penghujan, karena pasokan air berlimbah dan kelembaban tanah terjamin.

Suasana pagi libur tengah pekan, ngurusin burung peliharaan, dan siram² tanaman dan cabut rumput pengganggu lahan tanam.

Post diblog ini mulai akan ramai lagi beberapa waktu kedepan, sama seperti periode tanam tahun lalu.

Segitu dulu post awal ini, pembahasan berikutnya akan kita bahas dipost lainnya, mungkin untuk masing² tanaman atau entah bagaimana nanti ya. Mudah-mudahan bisa konsisten mengisi kembali blog ini. ngp

#onedayonepost
#umum
#pengalaman
#benihbaru
#bibitbebetbobot
#musimtanam2024
#musimkemarautiba
Media tanam yang saya gunakan pada persiapan berkebun tahun ini saya pakai dari produknya Panpas Garden. Diproduksi dari Pasuruan, Jawa Timur.

Saya dapat media tanam ini dari teman kantor, yang kebetulan menjual atau mendistribusikan media tanam siap pakai ini. Satu sak itu harganya cukup murah meriah, ya menurut saya sih murmer.

Komposisi dari media tanam ini antara lain campuran kompos, organik, skem bakar, cocopeat, tanah dan pasir. Campurannya cukup homogen dan gembur sekali sih, nampaknya cocok sekali untuk media tanam.


Jika mau langsung digunakan sebagai media tanam langsung juga bisa. Hanya saja karena saya beli gak begitu banyak jadi saya oplos dengan tanah yang saya ambil dari kebun depan rumah.

Kalau dari testimoni teman yang sudah pakai media tanam ini sih hasilnya oke banget. Coba nanti kalau di saya ini kan dicampur, hasilnya akan seperti apa.

Oh ya, bagi yang tertarik media tanam ini bisa menghubungi nomor ini 0851-0179-3407 (Musafik). Area distribusinya saat ini yang cepat ya untuk area Pasuruan, Jawa Timur ya. Tapi lebih pastinya hubungi saja nomor tersebut ya.

Segitu saja sharing produk yang bisa saya bagikan ya, semoga bisa membantu teman² yang ingin berkebun. Media tanam seperti ini banyak ragamnya, tinggal cari saja toko yang jual urusan tanam atau berkebun pasti ada, hanya mungkin merknya beragam. Karena sebenarnya kita bisa koq buat media tanam ala kita sendiri.

Selamat berkebun, happy planting. -ngp

#produk
#berkebundirumah
#umum
#produk
#pengalaman

Hampir lama juga saya vacuum untuk urusan berkebun ini. Dimenjelang akhir April tahun ini, kebetulan ada ayah datang berkunjung dari jauh, beliau mengisi waktu dengan memanfaatkan bahan² yang ada mau berkebun.


Wadah air mineral sekali pakai jadi sarana pengganti pot. Media tanamnya pakai tanah dari kebun depan rumah, lalu humusnya kebetulan pakai stok humus yang pernah saya beli beberapa bulan lalu.


Beberapa bulan terakhir memang saya sendiri, pulang kerja sudah lelah, ketika akhir pekan terkadang saya isi dengan aktivitas outdoor, akhirnya jadi jarang di rumah.

Beberapa tanaman peliharaan saya sebelumnya sempet terbengkalai, tanaman jeruk dihajar hama, akhirnya mati. Tanaman tomat yang ditanam di pinggir halaman rumah tertebas mesin potong rumput tetangga akhirnya mati.

Yang berhasil selamat dan panen itu ya cabai rawit yang ditanam tahun lalu (2023) pertengahan tahun. Hasilnya sudah bisa dinikmati saya dan tetangga.

Kali ini mau mencoba menanam beberapa tanaman, seperti kemangi, mindahin tanaman lidah buaya dan mencoba merawat tanaman yang diduga terung²an (tapi belum bisa dipastikan sih).

Persiapan awal ya menyediakan media tanamnya dulu. Pas kebetulan Minggu, jadi bisa bekerja bersama, berkebun bersama.


Sore harinya saya dan ayah saya coba ke Superindo untuk cari bibit tanaman yang bisa ditanam di sekitar halaman rumah, untuk mengisi waktu selama liburan di sini. Sekalian juga melakukan beberapa eksperimen, mencoba media tanam dari tanah yang berbeda.

Di Superindo, bibit ini dijual @10K

Tinggal nanti dilihat setelah proses persiapan ini, akankah bibit² tanaman ini bisa jadi tanaman yang menghasilkan?

Lokasi tanamnya ya kalau gak di pot ya di tanah di samping rumah. Jadi ada yang mengandalkan nutrisi alam dan ada yang via pot.

Ini bibit tomat dalam pot, ditanam 02-05-2024

Ini bibit cesim, ditanam 02-05-2024

Ini bibit kangkung, ya bisa buat makan love bird dan majikannya tumis², ditanam 02-05-2025

Untuk awal ini, saya mau sharing itu dulu. Perkembangan berikutnya saya akan update dipostingan berikutnya. Mudah-mudahan kedepan bisa mulai lagi mengisi post diblog ini. -ngp

#onedayonepost
#persiapantanam
#potdarigalonminerale
#pengalaman
#umum
#kebunrumahan