Bagaimana pendapat mu, ketika Indonesia mulai melirik pemanfaatan energi baru, dari energi nuklir?

Beberapa waktu yang lalu, NGP pernah bahas soal limbah nuklir dari salah¹ PLTN di Jepang yang membuang limbah nuklir yang telah mengalami proses netralisasi ke laut, karena penampungan limbah mereka overload.


Apa yang Jepang lakukan menimbulkan pro kontra dari masyarakat dunia, terutama negara terdekat, bahkan negara² lain yang berhubungan dengan laut. Efek limbah nuklir terhadap ekosistem laut dunia pasti akan terdampak, hasil² laut kan gak hanya dikonsumsi Jepang atau negara terdekat saja, tapi kan meluas kemana-mana.

Kekhawatiran masyarakat dunia terhadap kontaminasi limbah nuklir terhadap ekosistem laut jelas. Meski Jepang menyakinkan dunia bahwa limbah yang dibuang telah mengalami proses penetralan, namun tetap saja hal ini belum bisa meyakinkan.

Ilustrasi pembangkit tenaga nuklir, gambar diambil dari Google

Lalu, Indonesia kini mulai melirik energi baru satu ini demi menekan zero emisi atau net zero emission (nze) pada tahun 2060.

Jika melihat tahunnya, masih lama sih. Tapi jika kajiannya tidak dipersiapkan sejak lama, kita akan terus tertinggal. Negara lain mungkin bisa mandiri energi, sedangkan kita malah akan ketergantungan energi fosil. Kita tahu keterbatasan energi fosil yang terus dieksploitasi.


Melalui Kementrian ESDM, di Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi persiapan menuju ke arah kemandirian energi ini tengah dipersiapkan.

Potensinya adalah memanfaatkan energi baru dari hidrogen hijau, ammonia, hingga energi nuklir.

Menuju penerapannya lembaga terkait tentunya harus mempersiapkan segalanya, seperti regulasi, standar, infrastruktur, teknologi, supply-demand, dan lain-lain. Lembaga internasional yang khusus mengurusi hal ini yakni Internasional Atomic Energi Agency (IAEA) mendukung hal ini dan akan mensupport Indonesia.

Hidrogen hijau sendiri tujuan akhirnya adalah dekarbonisasi sektor transportasi yang akan dimulai pada tahun 2031, dan sektor industri dimulai pada tahun 2041.

Hidrogen sendiri selama ini dimanfaatkan dalam industri pupuk, sebagai bahan baku.

Energi hijau lainnya adalah pemanfaatan tenaga surya dan energi dari panas bumi.

Sedangkan energi baru yang perlu penanganan khusus memang ada pada nuklir. Penanganannya tidak bisa sembarangan, perlu teknologi dan pelaksana² yang terstandar, karena energi ini punya dampak positif jika dimanfaatkan baik, bisa juga berdampak negatif terhadap lingkungan jika salah penerapannya, imbasnya bisa ke bencana lingkungan.

Indonesia yang rawan bencana alam, gempa bumi, erupsi gunung api harus jadi pertimbangan dan pengendalian resiko yang mungkin terjadi.

Melihat resikonya ini, apakah masyarakat Indonesia bisa menerima ini?

Secara kebutuhan energi baru jelas semua butuh, jika enaknya jelas semua pihak pasti mau. Tapi ketika membahas soal resiko, pasti semua akan mundur dan menolaknya. Lalu, mau dibangun dimana?

Sosialisasi dan pemahaman akan energi baru ini perlu sejak dini disampaikan ke masyarakat Indonesia. Ini harus didahulukan, mengingat pola pikir dan kecerdasan, melek teknologi dan literasi pemahaman orang Indonesia saya katakan buruk, sangat buruk. Why?

Itu nampak dari setiap hal yang baru selalu menimbulkan pro kontra, bahkan lebih senang disusupi isu² sana-sini, sehingga maksud atau tujuan baik dari hal baru itu gak pernah bisa diserap dan dicerna baik. Itulah Indonesia, negeri yang bodoh dan mudah diadu domba. Disamping terkadang elit² nya tidak bekerja murni untuk keuntungan masyarakat banyak.

Jadi, terutama yang lebih didahulukan adalah sosialisasi dan penyamaan persepsi ke seluruh masyarakat Indonesia ini, jika tidak, lihat saja ujung² kita habiskan waktu buat debat kusir pro dan kontra. Energi kita habis hanya buat hal seperti ini daripada memahami teknologi² baru untuk kemajuan.

Masyarakat Indonesia kan paling mudah disusupi isu, apalagi masyarakat kita ini sulit memahami informasi yang fakta dan hoax, bahkan informasi fakta saja sulit dipahami kebenarannya karena ya itu tadi, isu² nya lebih dulu ditelan mentah².

Inilah kelemahan besar bangsa Indonesia untuk menjadi negara yang mandiri akan energi, catat itu!

Sekedar informasi, sebenarnya Indonesia gak gaptek² banget soal energi nuklir. Indonesia ternyata juga memiliki fasilitas seperti reaktor nuklir, akselerator, dan iradiator. Ada tiga fasilitas reaktor nuklir di Indonesia, yakni Reaktor Kartini, Reaktor Triga, dan Reaktor G.A Siwabessy.

Salah¹ reaktor yakni Reaktor G.A. Siwabessy digunakan untuk riset bahan bakar nuklir, radiografi neutron, analisis aktivasi neutron, pewarnaan batu permata, riset berkas neutron, dan produksi radioisotop.

Kita punya lembaga BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) adalah lembaga riset yang mendukung pengembangan² energi² baru yang bisa dimanfaatkan di Indonesia.

Indonesia juga punya BATAN dan BAPETEN yang fokus mengurusi pernukliran di Indonesia.

Persiapan Indonesia dalam memanfaatkan energi nuklir ini sudah dilakukan sejak tahun 2009. Persiapan² nya tengah dilakukan dari tahun ke tahun, fase demi fase, meskipun secara nasional keputusan untuk Go Nuclear belum sepenuhnya diwujudkan, intinya banyak persiapan yang harus disiapkan dan IAEA sepenuhnya mendukung perkembangan ke arah sana.

Salah satu bahan baku dasar dalam pembuatan nuklir yakni Uranium dan Thorium yang merupakan jenis radioaktif. Bahan² baku ini tersedia di Indonesia, meski jumlahnya ya tidak begitu melimpah, namun memang belum dimanfaatkan maksimal karena regulasi yang mengaturnya juga belum sepenuhnya lengkap.

Data Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) pada 2020, Indonesia memiliki bahan baku nulir berupa sumber daya uranium sebanyak 81.090 ton dan juga thorium sebanyak 140.411 ton.

Dimana bahan baku ini tersebar di tersebar di beberapa daerah di antaranya di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Angka tersebut dalam satuan ton. Gambar diambil dari Google


Melihat Sejarah Nuklir di Indonesia
Melihat sejarahnya, jauh² sebelum tahun 2009 kalau kalian tahu, Indonesia sudah melirik energi nuklir sejak tahun 1954. Indonesia telah meneliti soal energi atom.

Tahun 1965 reaktor atom pertama di Indonesia dibuat, yaitu Reaktor Triga Mark II diresmikan di Bandung, Jawa Barat. 

Pada 1997 ditetapkan UU No. 10 tentang Ketenaganukliran disana diatur pemisahan unsur pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir (BATAN) dengan unsur pengawas tenaga nuklir (BAPETEN).

Rencana pengembangan atom ditangguhkan pada tahun 1997 karena ladang gas Natuna ditemukan. Baru pada tahun 2005 kembali ditinjau lagi.

Energi nuklir di Indonesia ditujukan untuk kemandirian energi, terutama soal kelistrikan. Selain digunakan untuk keperluan medis dan industri lainnya ya. Jadi gak murni polos² bego soal nuklir sebenarnya. Periset² Indonesia terus mengembangkan dan meriset kemampuan bangsa untuk memanfaatkan energi ini, hanya saja bagi masyarakat awam yang gak mengikutinya dianggapnya asing.

Menurut Keputusan Presiden No. 5 Tahun 2006, Indonesia berencana memiliki empat PLTN pada tahun 2025.

Reaktor² yang disebutkan di atas merupakan reaktor untuk keperluan riset ya, jadi kapasitasnya pastinya gak besar seperti yang dimiliki negara² lain.

Reaktor Kartini itu berada di wilayah Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Reaktor G.A. Siwabessy berada di Serpong, Banten. Reaktor Triga Mark III berada di Bandung, Jawa Barat.


Jikapun didirikan reaktor nuklir berskala lebih besar untuk PLTN misalnya, kira² dimanakah yang memungkinkan untuk itu?

Bangka Barat dan Bangka Selatan cukup potensi dibangun reaktor di sini. Kenapa? Karena di sini terdapat sumber daya timah, dimana memiliki kandungan monazit di seluruh wilayahnya. Kurang lebih 183 ton sedimen monazit ditemukan di Gunung Muntai.

Daerah lain yang masuk sebagai daerah potensi untuk dibangunnya PLTN adalah di Tanjung Muria, Kudus (Jawa Tengah); Gorontalo dan Kalimantan.


Rencana nuklir Indonesia dikritik oleh Greenpeace, beberapa organisasi, dan kalangan individu. Pada Juni 2007, 4.200 orang berunjuk rasa di Jawa Tengah. mereka meminta pemerintah membatalkan rencana pembangunan PLTN di sana.

Itulah dia yang saya katakan tadi di awal, Indonesia itu perlu diberikan pemahaman yang positif mengenai hal ini.

Soal Greenpeace kita tahu tugas mereka, mereka mengawal pelaksanaan apapun supaya tidak menyalahi bahkan berdampak pada lingkungan, tugas mereka memang seperti itu, namun jika kita bisa memahami bersama pelaksanaannya yang tepat, energi nuklir tentunya bisa dimanfaatkan dengan baik.

Biarlah mereka bertugas mengawal dan mengingatkan tapi jangan sampai jadi hambatan untuk Indonesia mencapai kemandirian energi.


Ya itu dia sedikit informasi yang NGP bisa sarikan dari beberapa bahasan seputar energi nuklir.

Kembali lagi apapun hal baiknya jika itu mau diterapkan pada masyarakat yang bodoh, tidak akan ada hasilnya, yang utama adalah mencerdaskan pemahaman masyarakatnya terlebih dahulu, pararel dengan riset² mengenai hal ini tetap berjalan, untuk membuktikan bahwa energi ini aman koq dikembangkan di Indonesia.

Kita harus sadar diri bahwa masyarakat Indonesia secara umum bodoh dengan hal ini, sehingga perlu ada pelurusan informasi dan penetrasi pemahaman yang lebih mendalam.

Namun bukan berarti asal manut, kekritisan perlu namun harus membangun, jangan asal tolak-tolak tapi bego, seperti kebiasaan yang terjadi di bangsa ini.

Ayo, berkaca dan sadar dirilah, apakah anda termasuk masyarakat yang seperti itu?

Saya pribadi mendukung go nuclear di Indonesia untuk tujuan kemandirian energi dengan tetap pemanfaatan yang bertanggung jawab.

Apakah Indonesia bisa? -ngp

#onedayonepost
#opini
#umum
#nuklir
#gonuclear
#tenagaatom
#energibaru
Wah² hari ini dari WAG kantor saya dapat sesuatu yang menyejukkan mata, lihat hijau² di tengah terik matahari yang selalu panas setiap siang.

Apa itu?

Informasi kalau besok (hari ini), akan ada first panen sayuran (pakcoi). Oh ya, catatan ini saya buat dihari Jumat siang menjelang sore.

Ternyata salah¹ departemen di kantor ku ini melakukan aksi hijau, tidak sekedar lakukan aksi bersih², cleaning day, operasi semut atau hal aksi yang sudah mainstream. Tapi kali ini membuat sesuatu yang bisa jadi percontohan. Memanfaatkan lahan dan sumber daya yang ada, dibuatlah kebun kecil memanfaatkan area kosong, sebagai laboratorium kebun.

Ternyata di sudut bangunan pabrik ada sebuah area untuk berkebun. Terdapat 2 'gubuk' yang satu digunakan untuk penanaman dan satu lagi untuk proses pembuatan kompos sebagai media tanam.

Foto diambil tanggal 07-10-2023

Gubuk untuk penanaman juga tidak besar, berbentuk persegi panjang yang atapnya terbuka, hanya ditutupi oleh jaring paranet. Begitu juga kiri kanannya. Di dalamnya terdapat tiga meja yang memanfaatkan besi² bekas untuk sebagai penempatan media tanam. Wadah media tanam pun menggunakan keranjang bekas buah (eks penempatan bahan baku strawberry), dialasi dengan alufoil sisa bahan kemas yang tak terpakai.

Sebenarnya bahan² itu kalau tidak dimanfaatkan ujung² nya jadi limbah, tapi di sini dimanfaatkan jadi wadah media tanam. Joss, ini adalah pemanfaatan yang tepat guna sekali, efisiensi yang nyata dan bermanfaat.

Ini dia 'artis' Sabtu pagi, yang akan dipanen, dibagikan secara gratis lho ini. Foto diambil pada 05-10-2023.

Kemudian galon² mini bekas air mineral dari brand Le-Minerale dimanfaatkan untuk pot media tanam, alhasil yang mana galon bekas itu kalau keluar pabrik dianggap limbah B3 tapi di sini jadi bermanfaat.

Ini di keranjang dan bekas galon mini ada kangkung yang masih kecil², medianya adalah barang bekas² yang harusnya jadi limbah B3 ini kini jadi bermanfaat punya nilai lebih.

Gubuk kedua tadi saya jelaskan sebelumnya berisi tempat untuk proses pembuatan media tanam dalam hal ini komposan di buat di sana.

Foto diambil tanggal 07-10-2023

Memanfaatkan kedebog pisang yang dirancang kecil², lalu kemudian dimasukan ke dalam drum 200 liter, dicampurkan EM4 dan molase, air secukupnya lalu kemudian bisa juga dicampurkan dengan tanah sedikit, lalu aduk rata kemudian ditutup dengan kedap. Berikan lubang fentilasi dengan selang supaya jadi sumber pernafasan saat proses pengomposan ini.

Hasilnya seperti yang kalian lihat, di gubug penanaman ini ada beberapa tanaman sayur dan buah yang tengah proses penanaman. Kebetulan yang dipanen kali ini adalah pakcoi, yang ditanam 40 hari yang lalu.

*kedebog = batang pohon pisang

Ada pula tanaman terong, tomat, seledri, kangkung, dan cabai. Semuanya nampak subur dan sehat², walaupun beberapa tanaman ada hamanya, itu tuh hama yang kaya serbuk putih, yang juga di rumah saya menyerang tanaman cabe peliharaan saya.

Ini tanaman cabe, masalahnya daun keriting seperti ada hamanya gitu deh. Foto diambil pada 05-10-2023.

Entahlah, dari tim pengelola belum tahu bagaimana untuk mengusir atau membasmi hama ini, jujur saja sangat mengganggu dan bisa saja merusak proses pertumbuhan si tanaman.

Di sini itu ada tanaman terung, sebelahnya ada tanaman tomat ditanam semuanya. Foto pada 05-10-2023.

Tanaman di sini tumbuh relatif cepat, barang dan daun tomat misalnya itu besar² nampak sehat dan subur, bahkan sudah berbunga, tanda sebentar lagi akan berbuah. Bahkan ada yang sudah berbuah juga, baru pentil sih.

Begitu juga dengan tanaman terung ya juga sudah mulai berbunga dan akan berbuah juga.

Di sudut lain ya ada kangkung yang baru ditanam beberapa minggu, itu sudah mulai tumbuh, kalau sudah panen pasti bakal rimbun.

Bermain ke sini saya cukup antusias sih, ya disaat saya masih gagal membuat media tanam yang terbaik, di sini sudah berhasil membuat media tanam yang relatif subur, ya menurut saya subur dan nampak nutrisi yang disediakan media tanam cukup mumpuni membawa tanaman tersebut panen untuk satu kali siklus lah minimal.

Foto diambil tanggal 07-10-2023.

Saya sengaja mendokumentasikannya di NGP sebagai catatan penting, ya setidaknya ini bisa jadi laboratorium hijau saya belajar lebih mengenal tumbuhan.

Hal lainnya saya ingin mengetahui bagaimana praktik penanganan hama di sini, seperti apa dan bagaimana, supaya saya bisa terapkan di kebun rumah saya yang tidak sehijau di sini.



Sementara begitu dulu yang bisa saya bagikan kali ini, dokumentasi lainnya akan saya tambahkan sesuai kebutuhan ya. Jumpa lagi nanti dipostingan lainnya, masih membahas sesuatu yang menyejukkan mata dengan yang hijau². -ngp

#onedayonepost
#panen
#umum
#review
#youtube
Ini bisa menjawab post saya sebelumnya tentang membibitkan jeruk lemon, walaupun saya belum bisa membuktikan ya, tapi contoh dari video yang dipublish oleh Infarm bisa jadi pembukaan bahwa memang konten² video yang nampaknya menunjukan sesuatu itu mudah, saat realita belum tentu. Kembali itu hanya sekedar konten, tapi ketika diaplikasi apakah bisa ya belum tentu.

Jadi Infarm itu mempraktekan membibitkan tomat dari buah tomat yang masih segar, bermodalkan getah dari pelepah lidah buaya, yang kemudian ditanamkan ke media tanam, katanya setelah 15 hari akan muncul tunas baru, hanya dengan menutupnya dengan plastik cup atau sejenisnya.

Ilustrasi, tomat bisa tumbuh subur padahal ditanam di pot. Gambar diambil dari Google

Video praktekan Infarm ini bisa kalian lihat dicuplikan short video YouTube di akun channel Infarm.


Bahan yang perlu disiapkan antara lain:
- Pelepah lidah buaya
- Tomat segar
- Media tanam

#1 Diawali dengan potong² pelepah lidah buaya, lalu tanamkan ke media tanam.

#2 Kemudian oleskan getah lidah buaya ke bagian buah tomat pada bagian permukaan atas (bekas tangkai) tomat dan bawah tomat.

#3 Setelah itu kubur buah tomat tadi ke media tanam.

#4 Lalu tutup dengan cup plastik dan diamkan sampai 15 harian.

Hasilnya?

Tomat itu ternyata busuk duluan, karena tomat itu dimakan oleh jamur dan bakteri2 pembusukan yang ada di media tanam. Hal ini jelas gak terbukti sama sekali, bahwa cara ini gak akan bisa memunculkan tunas baru dari tomat itu.

Artinya terbukti hoax video dari konten tomat yang mudah dibibitkan dengan cara tersebut. Jadi kita harus pintar² menelaah video. Itu kenapa, menshare video itu harus logika juga sih. Emang konten ya sekedar konten, apalagi saat ini demi mencari viewer yang penting konten itu menarik.

Konten terbaik adalah hasil percobaan yang benar² dialami sendiri.

Jadi dari video Infarm ini saya jadi ragu soal percobaan pembibitan jeruk lemon yang kemarin saya posting. Tinggal saya buktikan sendiri apakah memang konten itu hoax atau memang bisa, tapi dari video ini kemungkinan si hoax.


Segitu saja sharing dari saya, semoga bisa mencerahkan, supaya kita gak mudah termakan hoax dari konten kreator. -ngp

#onedayonepost
#umum
#teori
#youtube
#review
Saya dibuat tertarik pada sebuah post twit di aplikasi X milik Elon Musk, di sana divideokan tutorial membibitkan lemon jeruk untuk kemudian ditanam supaya jadi tanaman lagi. Kalau lihat divideo itu mudah sekali.

Tapi realita apa semudah itu?

Terkadang video atau konten² yang dibuat disosial media itu hanya sekedar konten, kadang dibuktikannya juga sulit, syukur² sulit masih bisa dibuktikan, repotnya itu hoax alias imajinasi si pembuat konten saja.



Bahan² yang diperlukan juga sederhana sekali kalau melihat video tersebut, yaitu buah jeruk lemon segar 🍋, pelepah lidah biaya, bawang merah, serta empat batang lidi tusuk sate.

Seperti tautan video yang saya relay dari X ya bisa dilihat di atas. Sederhana sekali bukan? Bukan!?!

Saya juga akan mencobanya di rumah, hanya saja kan kalau divideo ini instan, pertumbuhannya akar kan gak secepat itu, jadi video konten pastinya sudah dipercepat dan mengalami proses editing, sedangkan saya ini baru mengikuti proses yang awal, hasilnya apakah akan tumbuh akar, entahlah. Hanya konten kreator dan mba YouTube yang tahu.

#1 Tusuk itu si buah jeruk lemon 🍋 menyilang dengan empat buah lidi jadi seperti bentuk penyangga seperti yang kalian bisa lihat divideo.

#2 Kemudian bagian pantat jeruk diolesi getah dari pelepah lidah buaya.

#3 Siapkan air mineral dimangkok, lalu berikan rajangan bawang merah ke dalam air mineral tadi.

#4 Taruh si jeruk lemon dengan penyangga lidi tadi ke atas mangkok berisi air yang telah dicampur rajangan bawang merah.

#5 Lalu diamkan saja hingga si jeruk lemon 🍋 itu mulai tumbuh akar. Jika akar sudah memanjang bisa dipindahkan ke polibag dan tanam si buah lemon berakar itu ke dalam tanah dan biarkan tunas baru tumbuh di sana.

Jeruk lemon, menyegarkan sekali apakah bisa ya ditanam di rumah? Gambar diambil dari Google

Sesederhana itu proses pembibitan jeruk lemon. Keberhasilanya seperti apa, nanti akan saya update diblog ini, sementara saya akan siapkan bahannya dan membuktikan semudah Itukah membibitkan jeruk lemon?

Mudah-mudahan video yang direlay dari akun X ini tetap bertahan lama, karena tautan blog ini menggunakan direct video dari postingan X, jika video di X dihapus atau ditake down, pastinya video ditautan saya akan hilang juga.

Jadi akan saya buktikan dipost blog berikutnya. Happy planting. -ngp

#onedayonepost
#pengalaman
#review
#umum
Baru saja membaca post dari rekan blogger, mba Mreneyo kalau beliau ini kerepotan gara² PAM nya cuti memasok air ke rumahnya karena masalah kekeringan.

Baca juga: Air PAM Mati Lagi

Eh pas baca berita daring, Sungai Amazon, sungai yang membentang jauh di 'benua' Amerika Latin juga sampai kekeringan. Padahal kalau semua orang tahu, di sana kan gugusan hutan rimbanya luar biasa, bayangkan hutan selebat itu sampai bisa kekeringan, kemana tampungan airnya coba, diserap kemana?

Ilustrasi, ketika terik matahari tanpa hujan membuat lahan terbelah karena kering. Ternyata bukan cuma 'pemilu' saja yang buat kita terbelah, tapi kekeringan juga bisa buat tanah terbelah-belah. Gambar diambil dari Google

Masa iya orang² Amazon pada punya pompa sumur buat ambil air segitu banyak, kemudian hutan rimba itu apakah hewan² nya sudah modern sampai ngambil airnya segitu masifnya. Why?

Apa terjadi kerusakan ekosistem di bantaran sungai dan hutan alami di sana sudah mulai rusak? Apa juga emang hujannya yang berkurang sehingga pasokan air dari langit gak ada. Banyak faktor sih ya, saya gak paham di sana itu karena apa.

Ups, mba Mreneyo, kalau baca post ini ijin ya tak sebut² blognya 😁, lupa ijin didepan malah asyik nyerocos aja.

Sebenarnya, apa yang terjadi di daerah Amazon sama juga ya terjadi di negeri kita. Kalau baca berita topik kekeringan banyak itu daerah² di nusantara ini tersebut namanya, warga kesulitan ambil air lah, sungai kering, pasokan air ke pertanian juga sulit.

Air sudah disadari punya peran vital dalam kehidupan kita makluk hidup.

Bahkan tanaman saya yang lupa 1-2 hari gak rutin saya siram saja, itu pada layu, kuyu dan tak bergairah. Seperti yang tampak didokumentasi, selain kurang air itu juga kurang nutrisi sih, iya maklum rencana mau saya benahi karena ada yang salah dengan cara saya menanam, rencana mau saya bongkar, ini lagi eksperimen kalau tanpa rutin disiram tahan berapa hari sampai dia nyaris mati si. Jahat sih, tapi saya harus tahu, karena kalau saya tinggal pergi, maksimal berapa lama. Back to topic.


Apa yang terjadi di banyak tempat, terutama di Amazon harusnya bisa jadi bahan cerminan. Bahwa hutan belantara rimba yang mana, kita semua tahu bahwa tumbuhan atau tanaman, apalagi pepohonan besar yang bergugus-gugus itu adalah alat untuk membantu air terserap dalam tanah, air diikat dalam tanah, tidak menggerojok begitu saja ke laut.

Tapi bayangkan hutan Amazon yang begitu lebatnya saja bisa terjadi kekeringan, lalu bagaimana kita yang bukannya menambah pepohonan, malah nebangim pohon saja, karena alasan estetika lah, peremajaan kota lah, takut tertimpa kayu pohon tumbang lah dll. Tapi kita saat ini itu butuh alat untuk bagaimana air itu tidak terbuang sia² ngalir ke pelimbahan begitu saja.

Berikut beberapa cara yang mungkin bisa dilakukan guna menghadapi kekeringan yang saya kumpulkan dari berbagai sumber, saya sesuaikan dengan yang mungkin bisa kita lakukan sehari-hari (itu prioritas), karena nyata bisa langsung diterapkan.

#1 Mulai rajin menanam pepohonan jika di sekitar rumah terdapat lahan tanah kosong. Ini bermanfaat combo, sekalian bisa untuk mengikat air di tanah, bisa juga dipakai nanti saat kemarau jadi peneduh. Bisa dipilih vegetasi yang baik dalam menahan atau mengikat air.


#2 Mulai buat tampungan² air, tandon² air hujan di sekitar rumah. Hanya pastikan tandon ini tertutup rapat dari nyamuk. Jika nyamuk bisa bertelur di sana gak masalah, tapi dia gak bisa keluar, itu yang penting. "Bisa masuk tapi gak bisa keluar."

#3 Memperbanyak area resapan air, kurangi memplester semen area terbuka, minimal menggunakan paving blok jika ingin tetap menjaga kebersihan atau keamanan dari serangga tanah.

#4 Penggunaan air dengan hemat dan tepat guna.

#5 Pembangunan waduk atau penampungan air dengan debit besar jika memang di area tersebut memang relatif sulit terhadap pasokan air bersih dengan melihat pertimbangan² tertentu. Ini bisa diusahakan oleh pemerintah daerah. Minimal kolam tampung air hujan dengan debit yang cukup, setidaknya air hujan tidak terbuang sia² begitu saja, apalagi sampai jadi genenangan banjir.

Area ini bisa jadi area RTH (Ruang Terbuka Hijau) untuk hiburan warga, tentunya jika pemerintah daerah setempat memahami kebutuhan warga.

#6 Hal ini perlu didukung jalur irigasi yang baik, supaya aliran air hujan itu mengalir ke lokasi tampung yang memadai.

Kenyataan nya irigasi hanya sekedar proyek buat ngisi dompet pejabat terkait. Kalau denger kata 'proyek' pejabat terkait langsung gak bolot, "btw gw dapat apa ya". Inilah Indonesia.

#7 Ini sederhana tapi penting, yakni menjaga kemurnian air bersih, dengan tidak membuang limbah atau sampah sembarangan ke aliran air. Sehingga baku mutu air bisa tetap terjaga baik tidak terkontaminasi. Air terbatas jika kita cemari itu sama saja seperti bunuh diri.


Cara diatas efektif untuk pemukiman yang memang RTH nya relatif banyak. Jika pemukiman perkotaan dimana lahan RTH nyaris tidak ada, caranya adalah dengan tetap membuat tandon² resapan secara kolektif, intinya ketika musim penghujan datang air ini bisa dimanfaatkan.

Rumah² harus mulai menyediakan tandon² tampungan lebih dari satu, guna antisipasi.

Kelola air seperti kita kelola rejeki (baca: uang). Rejeki datang pasti jika kita bekerja, ada gajian, yang gak pasti kan banyak. Setiap musim hujan pasti hujan, tapi kapannya datang kita bisa perkirakan, nah gimana kita putar otak untuk mengelola rejeki itu, supaya disaat tertentu kita tidak kekurangan.

Sejauh ini rejeki (baca: air) masih dianggap sebelah mata, karena dianggap tak berharga ketika ada, jika sudah tidak ada baru dianggap berharga.


Sebagai penutup, barangkali ada yang bertanya, kenapa hutan Amazon yang dikenal sebagai hutan perawan bisa kekeringan?

Jawabnya karena dampak El-nino. Terjadi perubahan dalam suhu permukaan laut di Samudra Pasifik tengah dan timur memengaruhi pola cuaca global. El-nino dapat mempengaruhi berbagai aspek, mulai dari curah hujan hingga suhu udara, dan bahkan bisa menyebabkan bencana alam.

El-nino ekstrem mengakibatkan hutan Amazon di Amerika Selatan tidak mampu menyerap karbon dengan tingkat yang sama seperti sebelumnya. Sehingga tingkat kematian pohon lebih cepat daripada pertumbuhan pohon yang baru.

Faktor lain non alamiah yang mendukung proses degradasi hutan adalah peningkatan penebangan hutan dan kebakaran hutan.

Semakin lengkap bukan, alam sudah punya mekanisme rantai kehidupannya, eh ditambah manusia bikin ulah, makin hancurlah dunia ini. Alam punya keseimbangannya, manusia itu seperti dua bilah mata pisau, bisa merusak bisa juga mendukung. Tapi ternyata manusia lebih banyak merusak daripada menjaga keseimbangan alam, maka jadilah demikian.

Jadi kesimpulannya ratapilah ulah mu sendiri wahai manusia?


Semoga kita bisa lebih aware terhadap lingkungan. Perbanyak lah aktivitas outdoor bersama keluarga karena dari situ kita bisa merasakan pentingnya alam untuk kita.

Jika kita hanya asyik dengan hiburan di mall, pusat² keramaian non alam, maka kita gak akan dapat pelajaran mengenai perlunya keseimbangan. Apa yang ada diantara keramaian itu diambil dari alam, itu yang membuat alam gak seimbang, jadi di alam yang sudah gak seimbang ini kita harus bisa jadi penopang bukan jadi "dewa penghancur".

Bukan begitu adik² dan kakak², semoga jadi bahan instrospeksi bersama ya.

Tahun ini mudah²an saya bisa melewati masa kekeringan dengan aman sentosa sampai nanti musim hujan tiba dan air yang datang mudah² bisa dimanfaatkan setidaknya untuk acara siram² tanaman atau dibiarkan terserap kembali ke tanah untuk cadangan air.


Sampai jumpa disharing dan obrol² berikutnya, walau obrol satu arah tapi gak apa lah. Kalau ada yang mau ajak ngobrol bisa lanjut dikolom komentar ya.

Happy planting, make your world back to green again. -ngp

#onedayonepost
#umum
#teori
#amazonkering
#elnino