Potensi Indonesia Ada, Memanfaatkan Sumber Energi Baru (Nuklir)?

Bagaimana pendapat mu, ketika Indonesia mulai melirik pemanfaatan energi baru, dari energi nuklir?

Beberapa waktu yang lalu, NGP pernah bahas soal limbah nuklir dari salah¹ PLTN di Jepang yang membuang limbah nuklir yang telah mengalami proses netralisasi ke laut, karena penampungan limbah mereka overload.


Apa yang Jepang lakukan menimbulkan pro kontra dari masyarakat dunia, terutama negara terdekat, bahkan negara² lain yang berhubungan dengan laut. Efek limbah nuklir terhadap ekosistem laut dunia pasti akan terdampak, hasil² laut kan gak hanya dikonsumsi Jepang atau negara terdekat saja, tapi kan meluas kemana-mana.

Kekhawatiran masyarakat dunia terhadap kontaminasi limbah nuklir terhadap ekosistem laut jelas. Meski Jepang menyakinkan dunia bahwa limbah yang dibuang telah mengalami proses penetralan, namun tetap saja hal ini belum bisa meyakinkan.

Ilustrasi pembangkit tenaga nuklir, gambar diambil dari Google

Lalu, Indonesia kini mulai melirik energi baru satu ini demi menekan zero emisi atau net zero emission (nze) pada tahun 2060.

Jika melihat tahunnya, masih lama sih. Tapi jika kajiannya tidak dipersiapkan sejak lama, kita akan terus tertinggal. Negara lain mungkin bisa mandiri energi, sedangkan kita malah akan ketergantungan energi fosil. Kita tahu keterbatasan energi fosil yang terus dieksploitasi.


Melalui Kementrian ESDM, di Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi persiapan menuju ke arah kemandirian energi ini tengah dipersiapkan.

Potensinya adalah memanfaatkan energi baru dari hidrogen hijau, ammonia, hingga energi nuklir.

Menuju penerapannya lembaga terkait tentunya harus mempersiapkan segalanya, seperti regulasi, standar, infrastruktur, teknologi, supply-demand, dan lain-lain. Lembaga internasional yang khusus mengurusi hal ini yakni Internasional Atomic Energi Agency (IAEA) mendukung hal ini dan akan mensupport Indonesia.

Hidrogen hijau sendiri tujuan akhirnya adalah dekarbonisasi sektor transportasi yang akan dimulai pada tahun 2031, dan sektor industri dimulai pada tahun 2041.

Hidrogen sendiri selama ini dimanfaatkan dalam industri pupuk, sebagai bahan baku.

Energi hijau lainnya adalah pemanfaatan tenaga surya dan energi dari panas bumi.

Sedangkan energi baru yang perlu penanganan khusus memang ada pada nuklir. Penanganannya tidak bisa sembarangan, perlu teknologi dan pelaksana² yang terstandar, karena energi ini punya dampak positif jika dimanfaatkan baik, bisa juga berdampak negatif terhadap lingkungan jika salah penerapannya, imbasnya bisa ke bencana lingkungan.

Indonesia yang rawan bencana alam, gempa bumi, erupsi gunung api harus jadi pertimbangan dan pengendalian resiko yang mungkin terjadi.

Melihat resikonya ini, apakah masyarakat Indonesia bisa menerima ini?

Secara kebutuhan energi baru jelas semua butuh, jika enaknya jelas semua pihak pasti mau. Tapi ketika membahas soal resiko, pasti semua akan mundur dan menolaknya. Lalu, mau dibangun dimana?

Sosialisasi dan pemahaman akan energi baru ini perlu sejak dini disampaikan ke masyarakat Indonesia. Ini harus didahulukan, mengingat pola pikir dan kecerdasan, melek teknologi dan literasi pemahaman orang Indonesia saya katakan buruk, sangat buruk. Why?

Itu nampak dari setiap hal yang baru selalu menimbulkan pro kontra, bahkan lebih senang disusupi isu² sana-sini, sehingga maksud atau tujuan baik dari hal baru itu gak pernah bisa diserap dan dicerna baik. Itulah Indonesia, negeri yang bodoh dan mudah diadu domba. Disamping terkadang elit² nya tidak bekerja murni untuk keuntungan masyarakat banyak.

Jadi, terutama yang lebih didahulukan adalah sosialisasi dan penyamaan persepsi ke seluruh masyarakat Indonesia ini, jika tidak, lihat saja ujung² kita habiskan waktu buat debat kusir pro dan kontra. Energi kita habis hanya buat hal seperti ini daripada memahami teknologi² baru untuk kemajuan.

Masyarakat Indonesia kan paling mudah disusupi isu, apalagi masyarakat kita ini sulit memahami informasi yang fakta dan hoax, bahkan informasi fakta saja sulit dipahami kebenarannya karena ya itu tadi, isu² nya lebih dulu ditelan mentah².

Inilah kelemahan besar bangsa Indonesia untuk menjadi negara yang mandiri akan energi, catat itu!

Sekedar informasi, sebenarnya Indonesia gak gaptek² banget soal energi nuklir. Indonesia ternyata juga memiliki fasilitas seperti reaktor nuklir, akselerator, dan iradiator. Ada tiga fasilitas reaktor nuklir di Indonesia, yakni Reaktor Kartini, Reaktor Triga, dan Reaktor G.A Siwabessy.

Salah¹ reaktor yakni Reaktor G.A. Siwabessy digunakan untuk riset bahan bakar nuklir, radiografi neutron, analisis aktivasi neutron, pewarnaan batu permata, riset berkas neutron, dan produksi radioisotop.

Kita punya lembaga BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) adalah lembaga riset yang mendukung pengembangan² energi² baru yang bisa dimanfaatkan di Indonesia.

Indonesia juga punya BATAN dan BAPETEN yang fokus mengurusi pernukliran di Indonesia.

Persiapan Indonesia dalam memanfaatkan energi nuklir ini sudah dilakukan sejak tahun 2009. Persiapan² nya tengah dilakukan dari tahun ke tahun, fase demi fase, meskipun secara nasional keputusan untuk Go Nuclear belum sepenuhnya diwujudkan, intinya banyak persiapan yang harus disiapkan dan IAEA sepenuhnya mendukung perkembangan ke arah sana.

Salah satu bahan baku dasar dalam pembuatan nuklir yakni Uranium dan Thorium yang merupakan jenis radioaktif. Bahan² baku ini tersedia di Indonesia, meski jumlahnya ya tidak begitu melimpah, namun memang belum dimanfaatkan maksimal karena regulasi yang mengaturnya juga belum sepenuhnya lengkap.

Data Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) pada 2020, Indonesia memiliki bahan baku nulir berupa sumber daya uranium sebanyak 81.090 ton dan juga thorium sebanyak 140.411 ton.

Dimana bahan baku ini tersebar di tersebar di beberapa daerah di antaranya di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Angka tersebut dalam satuan ton. Gambar diambil dari Google


Melihat Sejarah Nuklir di Indonesia
Melihat sejarahnya, jauh² sebelum tahun 2009 kalau kalian tahu, Indonesia sudah melirik energi nuklir sejak tahun 1954. Indonesia telah meneliti soal energi atom.

Tahun 1965 reaktor atom pertama di Indonesia dibuat, yaitu Reaktor Triga Mark II diresmikan di Bandung, Jawa Barat. 

Pada 1997 ditetapkan UU No. 10 tentang Ketenaganukliran disana diatur pemisahan unsur pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir (BATAN) dengan unsur pengawas tenaga nuklir (BAPETEN).

Rencana pengembangan atom ditangguhkan pada tahun 1997 karena ladang gas Natuna ditemukan. Baru pada tahun 2005 kembali ditinjau lagi.

Energi nuklir di Indonesia ditujukan untuk kemandirian energi, terutama soal kelistrikan. Selain digunakan untuk keperluan medis dan industri lainnya ya. Jadi gak murni polos² bego soal nuklir sebenarnya. Periset² Indonesia terus mengembangkan dan meriset kemampuan bangsa untuk memanfaatkan energi ini, hanya saja bagi masyarakat awam yang gak mengikutinya dianggapnya asing.

Menurut Keputusan Presiden No. 5 Tahun 2006, Indonesia berencana memiliki empat PLTN pada tahun 2025.

Reaktor² yang disebutkan di atas merupakan reaktor untuk keperluan riset ya, jadi kapasitasnya pastinya gak besar seperti yang dimiliki negara² lain.

Reaktor Kartini itu berada di wilayah Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Reaktor G.A. Siwabessy berada di Serpong, Banten. Reaktor Triga Mark III berada di Bandung, Jawa Barat.


Jikapun didirikan reaktor nuklir berskala lebih besar untuk PLTN misalnya, kira² dimanakah yang memungkinkan untuk itu?

Bangka Barat dan Bangka Selatan cukup potensi dibangun reaktor di sini. Kenapa? Karena di sini terdapat sumber daya timah, dimana memiliki kandungan monazit di seluruh wilayahnya. Kurang lebih 183 ton sedimen monazit ditemukan di Gunung Muntai.

Daerah lain yang masuk sebagai daerah potensi untuk dibangunnya PLTN adalah di Tanjung Muria, Kudus (Jawa Tengah); Gorontalo dan Kalimantan.


Rencana nuklir Indonesia dikritik oleh Greenpeace, beberapa organisasi, dan kalangan individu. Pada Juni 2007, 4.200 orang berunjuk rasa di Jawa Tengah. mereka meminta pemerintah membatalkan rencana pembangunan PLTN di sana.

Itulah dia yang saya katakan tadi di awal, Indonesia itu perlu diberikan pemahaman yang positif mengenai hal ini.

Soal Greenpeace kita tahu tugas mereka, mereka mengawal pelaksanaan apapun supaya tidak menyalahi bahkan berdampak pada lingkungan, tugas mereka memang seperti itu, namun jika kita bisa memahami bersama pelaksanaannya yang tepat, energi nuklir tentunya bisa dimanfaatkan dengan baik.

Biarlah mereka bertugas mengawal dan mengingatkan tapi jangan sampai jadi hambatan untuk Indonesia mencapai kemandirian energi.


Ya itu dia sedikit informasi yang NGP bisa sarikan dari beberapa bahasan seputar energi nuklir.

Kembali lagi apapun hal baiknya jika itu mau diterapkan pada masyarakat yang bodoh, tidak akan ada hasilnya, yang utama adalah mencerdaskan pemahaman masyarakatnya terlebih dahulu, pararel dengan riset² mengenai hal ini tetap berjalan, untuk membuktikan bahwa energi ini aman koq dikembangkan di Indonesia.

Kita harus sadar diri bahwa masyarakat Indonesia secara umum bodoh dengan hal ini, sehingga perlu ada pelurusan informasi dan penetrasi pemahaman yang lebih mendalam.

Namun bukan berarti asal manut, kekritisan perlu namun harus membangun, jangan asal tolak-tolak tapi bego, seperti kebiasaan yang terjadi di bangsa ini.

Ayo, berkaca dan sadar dirilah, apakah anda termasuk masyarakat yang seperti itu?

Saya pribadi mendukung go nuclear di Indonesia untuk tujuan kemandirian energi dengan tetap pemanfaatan yang bertanggung jawab.

Apakah Indonesia bisa? -ngp

#onedayonepost
#opini
#umum
#nuklir
#gonuclear
#tenagaatom
#energibaru

2 komentar:

  1. Mudah"an sih bisa, cuman memang perlu persiapan yang maksimal,seperti yg mas bilang tadi, masyarakat Indonesia itu umumnya masih belom paham, termasuk saya pun belum paham,gimana prakteknya nanti di lapangan,kalau urusan teori mah tentu sudah banyak para ahlinya, buktinya aja di Indonesia sendiri ada lembaga " yg mas sebutin di atas tadi, memang harus di persiapkan jauh"hari biar usaha yg di lakukan bertahun"gak sia-sia, memberi pemahaman pada masyarakat itu jauh lebih sulit,apalagi kalau pandangan udah ke kunci sama tanda kutip Bom Nuklir, pasti yang di inget dampaknya, walaupun gak melulu nulkir itu berdampak buruk, buktinya Jepang yang negara maju dan penduduknya enggak bego juga,masih banyak pro dan kontra nya,apalagi masyarakat kita, yg memang gampang kena hoax dan menelan mentah "informasi yg ga bener, pokoknya harus banyak persiapan deh,mudah"an apa yg di canangkan pemerintah itu bisa terlaksana,kan ujung 'nya buat kemaslahatan negri ini .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya biar gak tergantung dg bahan bakar fossil, yang makin langka dan jadi mahal. Harapannya supaya qt bisa dapat energi murah, tapi bukan untuk pemborosan, tapi untuk ngurangi tekanan biaya hidup 😂

      Hapus