Air Sumur di Rumah yang Berbau

Air memang jadi sumber daya paling vital buat kehidupan manusia dimanapun rasanya. Bahkan ilmuwan yang tengah mencari planet lain untuk hunian baru saja pertama-tama mencari tanda keberadaan air.

Air itu sangatlah vital, karena dari air itulah awal kehidupan bisa dimulai, sumber penghidupan. Itu kenapa ketika menghadapi kekeringan banyak yang kerepotan.

Musim kemarau tahun ini saya alami di rumah, bukan di kos²an seperti tahun sebelumnya. Di rumah yang saya tinggali ini menggunakan atau memanfaatkan air dari sumber sumur bor.

Sumur bornya ada di halaman teras rumah. Digali atau dibor tidak terlalu dalam, hanya kurang lebih empat meteran saja. Entah apa alasannya, tapi sepertinya ya ketika digali sedalam itu sudah menemukan air. Tapi, kualitasnya sepertinya tidak diperhatikan.

Sumur ini digunakan untuk sumber air dua rumah, rumah saya dan rumah sebelah kiri. Karena dua rumah ini merupakan satu pemilik, dibuatkan satu sumur di halaman rumah saya ini.

Itu dia sumur yang berbentuk lingkaran, ditutup dengan sebuah cor beton, terdapat dua pompa sumur bor. Didekatnya ada keran air untuk siram² dan cuci².

Sekedar informasi, di belakang rumah ini ada sungai kecil, tidak besar juga, tapi gak terlalu kecil juga. Sungai ini aliran airnya cukup stabil, tidak melimpah ruah tapi stabil mengaliri air. Soalnya kan ada tuh sungai dengan dimensi besar tapi airnya gak sesuai dengan ukuran sungainya.

Kemudian, di sisi lain di depan kanan rumah (arah jam 2), terdapat sebuah kolam lele dumbo. Kolam lele ini kerap membawa aroma tidak sedap gitu. Tahulah bagaimana habitat hidup kolam lele ternak. Apalagi ikan lele di sini diberi makan bangkai ayam/bebek rutin, wajar jika airnya jadi pekat dan memberikan aroma yang tidak sedap.

Nah, belakangan ini kualitas air sumur di rumah seperti berbau. Dari sisi warna memang agak berwarna kekuningan kadang kehijauan, tapi masih bening, tidak keruh sekali.

Sejak awal memang saya menilai air sumur ini tidak begitu fresh airnya, jika dibandingkan rumah tetangga sebelah kanan (arah jam 3), dimana air mereka jernih dan bersih. Padahal dibor di sisi lebih dekat dengan kolam lele.

Saya menganalisa air sumur yang belakangan membau ini disebabkan beberapa hal, seperti:
(-) Oleh karena musim kemarau, debitnya terbatas, sehingga intensitas air dan pertumbuhan lumut atau alga atau kotoran atau hal² lain di sumur ini jadi meningkat. Jika musim penghujan tiba, setidaknya konsentrasi air tetap dan air baru itu bisa bercampur sehingga tidak lagi pekat.

(-) Dugaan lain adalah nampaknya kolam lele di seberang sana itu ada rembesan ke dalam tanah dan nampaknya ya alirannya itu mengarah ke sumber sumur yang saya gunakan ini.

Itu dia kolam lele dumbo (arah jam 2), sebelahnya ada percis rumah tetangga yang airnya sumurnya lebih bersih.

Kenapa saya menduga ke arah sana?

Karena baunya itu hampir serupa, seperti bau comberan gitu, mirip² aroma semriwing yang tercium dari arah kolam jika terbawa angin. Lalu kemudian, ketika saya menggunakan air di rumah untuk cuci kaki saja, efek setelahnya dari cuci kaki ini bukannya bersih malah bikin berbau, layaknya seperti kaki kita habis tercebur ke air comberan gitu, baunya sampai tercium lho. Nah lho, ini kan parah. Berarti kan sumber air bersihnya memang gak layak pakai.

(-) Dugaan lain adalah ada rembesan dari cucian air di atas teras saya. Saya kan sering cuci² di teras, dimana teras saya ada keran air dan dekat sekali dengan lubang sumur. Nah ini ditakutkan ada rembesan yang bisa saja turun ke sumur. Kan saya sering mencuci kandang burung, ditakutkan air cucian kandang burung yang berisi kotoran burung juga ikut merembas ke dalam.


Semua itu hanya dugaan yang belum tentu kebenarannya. Tapi kita kan hidup bukan cuma menduga, perlu ada solusi.

Kemarin sore saya sempat diskusi dengan tetangga sebelah rumah percis, membahas air ini dan beliau juga merasakan apa yang saya rasakan, yakni kualitas air yang buruk.

Kebetulan ya kami sepakat berencana memberikan chemical penjernih air, entah itu kaporit atau sejenisnya. Kebetulan tetangga saya juga menggunakannya di tempat kerjanya. Dalam waktu dekat akan diujicobakan untuk memberikannya ke dalam sumur ini.

Nah kita lihat saja perkembangan selanjutnya bagaimana kualitas air sumur ini, lebih baik, lebih buruk atau malah sama saja tidak ada perubahan.


Sedih rasanya, habis mandi bukannya fresh tapi berasa kaya belum mandi, sesekali tercium bau² yang kurang sedap. Sabun mandi seakan-akan hanya memberikan efek netral saja.

Kamar mandi juga mudah berlumut dan kotor, membuat aroma kamar mandi jadi tidak sedap.

Ini dia view kamar mandi, yang jadi gak fresh dan berbau.

Sayang memang beberapa kali saya tinggal di kos dulu selalu saja bermasalah dengan kualitas air dan stok debit airnya. Kos terakhir sebelum saya tinggal rumahan ini juga sama, meski jernih kualitas airnya itu mengandung lumpur lumut yang mudah sekali ngendap dan menghitam, agak berbau juga.

Apa yang saya alami ini masih jauh lebih baik, bayangkan saudara² kita di daerah lain yang mengalami kekeringan parah, malah tidak dapat air sama sekali, jika pun dapat kualitas airnya lebih buruk bahkan gak layak sama sekali.

Segitu saja deh catatan sharing saya. Air itu sangatlah penting dan berharga, sehingga jika mungkin jagalah kelangsungan ketersediaannya dengan memberikan ruang pada air yang datang ketika musim penghujan kembali ke dalam tanah, mengisi celah² ceruk lubang untuk air itu kembali bersarang di sana.

Keep fresh water for future and for give live together. -ngp

#onedayonepost
#opini
#umum
#teori
#pengalaman
#freshwater
#sumurkotorbau

2 komentar:

  1. Bisa jadi si mas rembesan air berasal dari kolam lele atau rembesan lainnya, memang jadi nya gimana gitu ya, udah enggak dalem, di tambah musim kemarau, dulu sy pernah ngontrak sama juga begitu,sumur cetek tapi air gak layak pakai krna deket dengan comberan🙄 rumah almarhumah ibu saya pas buat sumur bor aja sampe lebih dari 20 meter tapi Alhamdulillah airnya bersih dan masih mengalir sampai saat ini, di tunggu solusinya .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah 20 meter, dalam sekali ya. Jauh sekali dengan sumur saya di sini hanya 4 meter saja, pantas jika kualitasnya memperihatinkan. Mandi dan aktivitas yang pakai air begini jadi geli, mandi jadi gak seger.

      Mau gimana lagi ...

      Tadi siang diberikan kaporit, entah dosisnya berapa, soalnya pekat sekali, saya coba nyalakan keran, mata langsung pedih. Untungnburung saya gak tak kasi minum air ini, bisa mabok.

      Hapus