Ada² saja sih drama pagi². Si tikus ini kayanya kualat habis menyakiti lansia sampe berdarah-darah lho. Saya mau posting aja, cerita ini, untuk jadi pengingat. 

Jadi begini ceritanya:

Di rumah orang tua saya di Cirebon itu kan bangunannya memang sudah tua, sudah harus mendapatkan renovasi, bangunannya masih asli sama seperti waktu bangunan generasi awal². Alhasil itu banyak bangunan yang sudah lapuk dan rusak dan jadi jalan masuk dan keluar tikus. Tikusnya ukuran besar, gak lagi tikus kecil 🐁, tapi sudah kaya marmut. Kita biasa sebut 'wirog'. 

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

Untuk mengatasi hama tikus ini keluarga saya memilih menggunakan jalur soft action, yaitu menggunakan lem tikus. Lebih memilih tidak mematikan karena takutnya ketika mati menjadi bangkai dia terperangkap di plafon, itu akan merepotkan.

Jadi malam sebelum tidur, ayah saya menaruh itu lem tikus "Cap Gajah 🐘" di dekat tempat dimana si tikus itu biasa aktivitas. Ternyata semalam itu si tikus kena perangkap lem. 

Namun mungkin ya si kaki tikus lainnya belum kena sempurna, si tikus berusaha melepas dan melarikan diri, nampaknya si tikus ini mencoba berlari ke arah persembunyian nya, yaitu di kamar ayah saya. 

Sampai pagi itu si tikus berserta lem nya sudah sampai di bawah tempat tidur, dimana biasa kaki ayah saya turun dari tempat tidur. Karena kamar gelap, jadi ketika kaki ayah saya turun jelas beliau gak liat dibawahnya ada tikus berserta lem nya, kenalah kaki ayah saya ke lem tikus, pas ada tikusnya, si tikus itu merasa terancam dan digigitlah telapak kaki ayah saya. 

Karena gigitan nya dalam dan ayah saya berusaha berontak, maklum beliau sudah masuk usia lansia, jadi pasti kesulitan melepaskannya, ditambah baru bangun tidur, alhasil ayah saya memaksa melepaskannya dan telapaknya jadi sobek kena gigitan tikus. Lumayan dalam hingga membuat darah berceceran menetes di TKP. Beliau coba berjalan akhirnya darah netes ke mana-mana. 

Si tikusnya itu tewas seketika dihajar atau dibanting ayah saya, wasalam. Kalau kata tikus lainnya mungkin dia dianggap mati syahid 🤣. 

Hati² video ini mengandung konten 'disturbubing' ada darah² nya, kalau gak kuat jangan diputar. #dokpri

Akhirnya untuk menutup aliran darah keluar, telapak kaki ayah saya diperban sementara, setelah itu pergi ke IGD di rumah sakit terdekat. Tapi ternyata di sana ditolak dan di suruh ke RSUD Gunung Jati, Kota Cirebon. Dugaan IGD RS yang menolak ini Siloam Grup, dulunya RS Putera Bahagia. 

Di RSUD Gunung Jati, ayah saya ini ditangani, lukanya dibersihkan dan mendapatkan beberapa jaitan, katanya perawat lukanya cukup dalam, dan itu yang membuat darah mengalir terus, kena jalur aliran darah di telapak kaki. 

Selain itu juga mendapatkan obat anti tetanus, untuk mengantisipasi infeksi akibat gigitan dari si tikus ini. 

Oh ya, saya sempet saya salah kaprah. Tulisan ini saya berikan warna ungu, sebagai bentuk salah kaprah pemahaman. 

Jadi begini, saya kira itu gigitan hewan itu arahnya ke rabies. Ternyata tidak demikian. Seperti anjing, kera, monyet, kucing, itu kalau kita kena gigitannya arahnya ke anti rabies. Oleh karena tikus itu serupa dengan hewan berbulu, jadi saya pikir rabies juga, ternyata salah ❌, yang bener adalah tetanus. 

Saya salah kaprah, tetanus itu diakibatkan oleh tusukan benda tajam berkarat, atau kayu atau apapun yang menjadikan luka dari suatu benda, bukan dari gigitan hewan. 

Untuk itu supaya gak salah lagi, saya berikan tanda ungu dan saya coba dari kantor informasi yang membedakan rabies dan tetanus itu apa pada tulisan berwarna biru dibawah ini. 


Seperti yang disinggung sedikit di atas, saya tadi kan salah tuh, rabies dan tetanus. Nah gimana membedakannya, nampak sama saja, tapi ternyata meski sumber gigitannya dari hewan, ternyata efeknya bisa berbeda. 

Jadi penyamanya: keduanya bisa bersumber dari hewan melalui gigitan. Penangananya dengan cara vaksinasi segera setelah gigitan. 

Jadi pembedanya: jika tetanus itu sumbernya disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani dan sedangkan rabies itu sumbernya disebabkan oleh virus. 

Gejala tetanus: meliputi kekakuan otot dan sulit menelan. 

Gejala rabies: menyebabkan demam, kejang, dan masalah neurologis lainnya. 

Lalu pertanyaannya, kenapa gigitan tikus larinya ke dugaan tetanus? 

Jawabnya: risiko tetanus dan infeksi bakteri lainnya lebih tinggi karena tikus dapat membawa bakteri pada giginya, sementara risiko rabies dari tikus sangat rendah karena mereka jarang terinfeksi dan tidak menjadi pembawa utama penyakit tersebut.  Tikus dan hewan pengerat kecil lainnya sangat jarang sekali tertular rabies. 

Semua gigitan hewan berisiko terhadap tetanus, dan luka gigitan tikus dapat menyebabkan tetanus. 

Nah sudah paham kan? Itu dia jawaban untuk meluruskan pemikiran saya yang salah. Semoga ini bisa menambah pengetahuan. Mungkin hanya saya yang bodok soal informasi ini. Semoga catatan tinta biru ini bisa membantu kalian yang bernasib sama seperti saya, bodoh dan kurang informasi. 


Begitulah kira² catatan drama cerita saya kali ini. Saya tidak punya banyak dokumentasi yang jelas dan langsung Terkait kejadian, tetapi ada beberapa video yang bisa mendukung apa yang saya ceritakan ini. 

Semoga bisa menjadi bahan sharing, siapa tahu suatu saat ada rekan² blogger yang juga mengalami hal serupa. Sampai jumpa dipostingan lainnya, membahas hal² yang aneh dan unik menurut saya. -cpr

#onedayonepost
#pengalaman
#umum
#digigittikus
Punya peliharaan di rumah itu pasti menyenangkan, karena ada yang menemani aktivitas ketika di rumah. Bersosialisasi dengan sesama manusia itu hal yang biasa, tapi berinteraksi dengan hewan itu punya feel yang berbeda, kesan yang berbeda. 

Entah apapun peliharaannya, burung, hamster, kucing, anjing dll. Keluarga saya ini punya peliharaan anjing, pernah juga dibahas di beberapa blog pribadi saya. 

Ketika Juli 2025 dia baru tiba di Pandaan setelah menjalani perjalanan dengan KLog. #dokpri


Tapi memelihara anjing itu juga harus telaten, jika memang anjing peliharaan mu itu dijadikan tidak sekedar peliharaan, namun jadi anggota keluarga. Menjaga dia tetap bersih, tidak bau anjing, menjaga kebersihan pup dan lee nya, tetap steril ketika berada di lingkungan dalam rumah jadi suatu keharusan yang harus dipenuhi. 

Jika orang berada macam anggota DPR yang katanya gajinya selalu kurang, itu bisa saja menggunakan jasa pet shop care untuk menjaga kebersihan hewan peliharaannya. Namun bagi rakyat biasa yang dianggap 'tolol' karena mau membubarkan DPR, menggunakan jasa pet shop care pasti harus dipikirkan berulang, karena masalah biaya. Oleh karena itu kalau hanya rakyat biasa ya mau gak mau harus siap repot untuk mengurusi hewan peliharaan kita itu agar layak dipelihara sebagai anggota keluarga, bukan sekedar peliharaan. 


Tsi Tzu peliharaan keluarga saya, yang sudah dianggap anak bungsu (ke-4), ini bener² sekali dirawat dengan telaten, ibu saya sudah menganggap Cella ini sebagai anak bungsu, dia diperlakukan ya sebagai anggota keluarga. 


Walaupun bagi orang lain yang merasa 'jiji' dan menganut paham kebersihan level dewa akan menganggap ini tidak higienis. 

Tapi selama ini Cella sudah seperti anggota keluarga, dulu ketika dia masih sehat, masih masa² produktif, ya Cella memang layak ada di dalam rumah. Sampai Cella memasuki masa senja, banyak penyakit yang menimpanya, dari katarak pada matanya, masalah gangguan saraf dan secara fisik agak pengkor, pendengaran yang tidak maksimal membuatnya jadi tidak seperti dulu, perawatannya lebih extra lagi. 

Belakangan ya dia (baca: Cella) punya masalah pada matanya yang mengalami katarak, muncul cairan yang seperti gel pada matanya yang sering berair/ basah, nah efek basah ini membuat 'jembek' di bangian mata, muka, lebatnya bulunya membuat campuran tidak sedap dan seperti bau ikan asing. Ternyata bau ikan asin ini datang dari cairan gel/nanah dari matanya yang mengalami katarak. Jika dibersihkan pun karena seperti gel akan menjadi kotoran lagi bagian matanya. 

Akhir pekan yang lalu sempat dimandikan, tetapi tidak sampai grooming atau memangkas bulu² nya, jadi ya tetap seperti kotor. Bau ikan asinnya masih tetap saja. 

Sampai akhirnya siang ini Cella di treatment grooming sendiri, potong bulu sendiri dan mandi sendiri. Repot, iya repot sekali sih sampai harus dipegangin 3 orang, saya, adik saya dan eksekutornya ibu saya. Dokumentasinya bisa dilihat difoto dibawah ini. 

Tampang stres Cella ketika dipegangin 3 orang, ekspresinya kaya lagi mau diapain aja. #dokpri

Nampak wajahnya masih jembrong, coklat kotor bulunya meng-coklat kena kotoran dan debu. #dokpri

Ini lagi motongin bulu dikaki belakangnya. Dipegangin biar gak berontak. #dokpri

Ini lagi motongin kaki bagian lainnya, hanya bisa pasrah dpegangin sambil mendengar kalimat² afirmasi positif. #dokpri

Bayangkan saja ekspresi mukanya Cella yang meronta tapi tak bisa melawan. Dia takut sebenarnya, takut tergunting soalnya dia pernah mengalami, jadi seperti ada rasa ketakutan disakiti. 

Jadi sambil dipegangi, saya menyampaikan afirmasi supaya dia tenang, walaupun kata² itu entah dimengerti atau tidak, tapi nampaknya Cella memahami itu. Ada kalanya dia diam dan tenang, ada kalanya dia melawan ketika dia merasa kurang nyaman, ya setidaknya itu bentuk komunikasi dia pada kami. 

Ini view setelah dipotong bulunya dan dimandikan, nampak lebih seger dan bersih, gak bau ikan asin lagi. #dokpri

Ya inilah solusi kami punya demi efisiensi biaya, ya mau gak mau harus repot. Tapi dengan begitu bonding kami keluarga dengan peliharaan jadi terjalin. Kami bisa saling mengerti walaupun bahasa yang digunakan berbeda. 

Sejauh ini kehidupan Cella di Pandaan sih lebih baik daripada ketika di Cirebon. Oh ya, ada hal menarik, jadi setelah dimandikan, Cella kan makan, lalu disimpan di halaman belakang untuk dijemur, karena di rumah mau dipel. Eh gak lama dia pup, pup nya gak kecil kaya biasa, tapi besar kaya tainya manusia. Dan ini kita semua baru pernah melihatnya. Kita jadi mikir, mungkin pas selama dipegangin itu, perut dan ususnya tertekan dan memadatkan usus besarnya sehingga tainya menjadi besar dan utuh sempurna. 

Ya sayangnya gak didokumentasikan tadi, karena sudah panik takut bulunya kena tainya, wong habis mandi, masa iya kena tai bau lagi nanti. 

Begitulah kira², kalau punya peliharaan anjing yang statusnya gak sekedar pelihara tapi jadi anggota keluarga maka ya harus mau repot, kalau punya duitnya ya pas²an. Memang harus telaten dan gak bisa kalau hanya sendiri yang urus, ya minimal 2 orang yang handel.

Segitu saja sih sharing² saya, sebagai keluarga yang punya peliharaan anjing sebagai anggota keluarga, bukan sekedar peliharaan biasa. 

Bagaimana dengan cerita mu, apakah juga punya peliharaan biasa atau dianggap sebagai anggota keluarga juga? -cpr

#onedayonepost
#pet
#tzitsu
#cella
#marcellavonatmosfer
#pengalaman
#umum

Saya sengaja buat postingan ini karena keprihatinan komentar yang menganggap hewan peliharaan itu sekedar hewan 🐥🐶🐱🐮, yang ketika sudah gak diperlukan ya dibuang, dicampakan begitu saja, melupakan semua kenangan² yang pernah terjadi. 

Ini berlaku untuk pada hewan apapun yang kamu pelihara, walaupun efek psikis kepada hewannya itu bisa berbeda-beda, ada yang cuek ada yang mengena ke psikisnya. 

Ketika Cella masih sehat dan diajak sepedaan sama mami, ini anak bungsunya mami. #dokpri

Saya ambil contoh anjing. Karena hewan ini punya sesuatu dimemori mereka yang membuat mereka lebih peka dibandingkan dengan hewan peliharaan lainnya. 

Pernah gak lihat video yang sengaja dibuat untuk menunjukan, bagaimana respon anjing kita, yang tiba² dibuang atau ditinggal di tempat asing, ditinggal begitu saja dan majikannya pergi. Video ini dibuat hanya untuk melihat reaksi, karena banyak terjadi hal seperti ini tapi tidak ada dokumentasinya, sehingga video ini dibuat untuk mewakili situasi atau menggambarkan situasinya.

Kalau ini video bukan rekaan, tapi ada case yang membuang anjing tapi tertangkap kamera video dan nampak si majikan tega membuat anjingnya berlari diantara kendaraan yang tengah melaju. Source: youtube

Ini juga contoh video sejenis dari negara lain. Source: youtube

Ini juga video serupa, tapi bukan video dibuat-buat tapi sepertinya kejadian realita. Source: youtube

Anjing itu kebingungan dan berusaha mencari majikannya, dia mencoba mengendus tapi gak bisa, dia menyadari bahwa itu tempat asing baginya. Si anjing berusaha mencari dan mengendus bau majikannya, hanya dengan itu dia berusaha. Tujuannya cuma satu mencari majikannya dimana, dia khawatir. Mungkin juga dia tidak mengkhawatirkan dirinya, naluri dia hanya mencari majikannya sampai ketemu. Bisa dilihat pula ketika majikannya ketemu, betapa senangnya dia. 

Bayangkan jika anjing peliharaan mu dibuang begitu saja dan kamu sebagai majikan ya tanpa rasa bersalah pergi begitu saja. Padahal si anjing mu itu memikirkan mu, tapi sebaliknya tidak.

Seperti yang pernah saya ceritakan pada postingan sebelumnya, keluarga saya pelihara seekor anjing Tsi Tzu sudah lama, meski kami tangan kedua yang memeliharanya namun relasi kami cukup dekat. Dia bukan peliharaan yang disimpan di kandang, dia hidup bersama-sama dengan kami di rumah. Bercanda, bermain, menemani, jadi teman ngobrol dll., banyak hal yang keluarga kami lakukan bersamanya. 

Dulu ya bisa dibilang bersih sekali, makan, buang kotoran semuanya teratur dan tertata, sehingga bau anjing itu gak terasa, karena dia dipelihara seperti boneka hidup, baunya wangi karena parfum selalu tersedia, mandi dan grooming rutin dilakukan sendiri, ya sama seperti anggota keluarga layaknya 'manusia'. Bahkan dia kami anggap sebagai si bungsu. 

Seiring waktu, usianya terus bertambah, sakit tua dan fisiknya gak seperti dulu. Matanya mulai bermasalah dan ada infeksi sehingga kerap mengeluarkan bau, sejak itu penglihatannya mulai kabur dan kesulitan beraktivitas. Ditambah lagi kaki belakangnya entah karena insiden apa (kami gak tahu), seperti pengkor. Alhasil situasi ini membuatnya kesulitan, pup dan buang air gak bisa seperti dulu. Mulai saat itu, dia jadi seperti anjing pada umumnya yang bau anjing. 

Karena soal kebersihan ini akhirnya kini dia dipelihara di kandang untuk melokalisir kotorannya, makan dan minum juga di sana. Memang sejak itu pula lah bau tidak sedap seperti layaknya memelihara anjing. Aroma² yang banyak gak disukai, apalagi mereka yang terbiasa bersih. Hal seperti ini sudah pasti harus disingkirkan. 

Itu kenapa beberapa saran yang muncul:
🗣️: "Kenapa gak dibuang saja?"
🗣️: "Kenapa gak ditaruh di shelter anjing saja?"
🗣️: "Kenapa gak ditaruh di luar/halaman?"

Dari semua itu kita yang jadi keluarga ya berat, masa iya senang bersama, giliran susah begini dicampakan, bak pepatah "habis manis sepah dibuang".

Mereka berkata demikian karena mereka gak merasakan momen² itu, jika pun mereka pernah memelihara anjing atau hewan juga, tapi saya yakin jika dipelihara dengan cara yang sama, pasti gak akan tega melakukan itu. Ini hanya soal cinta aja, orang kan lebih mudah menjudge. Sama seperti saya kali ini juga menjudge bahwa mereka gak punya cinta. 

Jadi berhentilah menyalahkan orang lain dengan pilihan yang dibuat, pasti ada latar belakangnya. Soal kenapa peliharaan saya gak ditaruh diluar? Itu karena, Tsi Tzu yang kami pelihara adalah ras murni, bersertifikat, dan dia bukan hewan yang dipelihara di luar ruangan, karena selama ini suhu ruangan lebih baik dan buat dia nyaman dan hidup bahagia hingga usia senja.

Jika di luar resikonya ular, gongongannya mengganggu apalagi dengan lingkungan yang menganggap mereka najis dll., bayangkan bagi mereka yang tidak menganggap najis saja dia disingkirkan apalagi dengan yang menganggapnya najis, bisa diracun. 

Kemudian, banyak rekan² kolega saya yang menceritakan pengalamannya memelihara Tsi Tzu gak pernah bisa bertahan lama, 1-2 tahun mati, dikarenakan virus tertentu. Mereka heran Tsi Tzu yang kami punya bisa bertahan hingga usia senja. 

Saya tidak tahu bagaimana mereka pelihara, tapi saya tidak bisa menjudge mereka memelihara, catatan saya, mereka yang intens memelihara dan niat saja gampang terkena penyakit, apalagi kalau Cella ini ditempatkan di luar. 

Jadi intinya begini, perlakukanlah hewan dengan baik, apalagi hewan yang punya cerita dan kenangan baik dengan mu, intinya bagaimana dia dipelihara dulu, sekarang dan nanti minimal berikan kasih sayang yang sama. 

Contohnya begini, kamu pelihara anjing, sejak awal dia dipelihara di luar, di kandang dan dirantai karena alasan tertentu. Suatu saat ketika dia tua, ya perlakukanlah dia minimal sama seperti itu, jangan kamu perlakukan dia lebih buruk atau bahkan dicampakkan ketika dia tua atau merepotkanmu. Jadi perlakukanlah sama sejak awal, sekarang atau nanti. 

Mungkin saya dinilai buruk dalam perlakukan orang² terdekat, bagi kacamata orang tertentu yang bisa perlakukan lebih baik dan memang baik, lalu dia membandingkannya saya mempertahankan hewan peliharaan daripada memperlakukan manusia. 

Statementnya begini: "Kamu lho merawat orang tua, adik saja gak becus, ngasi duit aja gak pernah, tapi bela²in pelihara hewan seperti segitunya. Gak mikir penyakit dll., yang dari kotoran hewan dll."

Nah bisa saja saya dikatain demikian. Saya tidak cari pembenaran apapun, tapi intinya satu hal, mengerti dan pahami kenapanya, banyak kenangan hasil relasi antara kita dengan hewan peliharaan kita, walaupun belum tentu si hewan ingat, tapi kita kan ingat, ya hargai itu sih. 

Intinya bagi pencinta hewan pasti akan setuju dan menganggap ini benar dan bisa dipertanggung jawabkan. Toh ini hanya masalah sepele, gimana memahami. 

Pada intinya disini saya akan selalu dianggap salah memilih cara ini. Itu kenapa, saya tulis sesuai judul demikian, itu yang saya rasakan ketika pilihan kita dianggap 'aneh' orang pada umumnya. Mungkin ini asumsi, tapi asumsi lahir karena pernah muncul pernyataan² yang mendukung asumsi itu tercipta. 

Segitu saja, postingan ini sekedar sharing apa yang saya rasakan, ketika duduk melihat hewan peliharaan kita yang tak sudah seperti dulu lagi, sedih tapi gimana, dimasa tuanya mudah-mudahan bisa tetap merawat hingga ajak menjemputnya. -cpr

#onedayonepost
#opini
#postingpribadi
#sayangipeliharaanmu
#jangancampakanmereka
#loveyourdog
#tsitzulovers
#pengalaman
Akhirnya rasa penasaran dan jawab²an dari logika saya sendiri melihat fenomena alam ketika saya berkunjung ke Gunung Kidul pada kisaran tahun 2015/2016 terjawab. 

Gunung Kidul, gambar diambil dari Google

Jadi pas ke Gunung Kidul daerah di sekitaran Jogjakarta, pas mau ke pantai, saya kan lewat lawasan perbukitan dan tebing² gitu, saya lihat paprasan tebing yang terlihat sedimentasinya, itu seperti koq menunjukan batuan karang yng identik dengan di pesisir atau di laut. 

Tebing² karang di dekat laut juga seperti ini karakternya. Tapi yang buat saya heran, posisi laut itu masih jauh, ini malah masih di puncak² perbukitan. Kemudian juga, saya melihat kiri-kanan tanahnya itu seperti tanah² di pesisir Laut gitu. Itu kenapa saya berlogika, jangan² di sini dulunya adalah laut atau pernah terendam air laut. Kemudian seperti ada sisa² kerang²an laut. Nah bisa dibayangkan, berarti dulunya di posisi saya berada saat itu (di perbukitan) adalah laut, berarti pantai yang saat ini mau saya tuju itu bisa jadi dasar lautnya, atau bahkan hanya tubiran laut. 

Tapi pada tahun kapan di sini itu kondisinya laut? 

Saya jadi berpikir pada alatnya Doraemon, jika alat itu nyata, saya ingin saja memutar waktu beberapa tahun atau mungkin ratusan tahun atau ribuan tahun lalu, seperti apakah tempat yang saya pijak itu dulunya? Ini jadi pertanyaan saya sampai saat ini. 

Ilustrasi, suasana bentang alam Gunung Kidul. Gambar diambil dari Google

Pada akhirnya pertanyaan dan dugaan berdasarkan logika saya itu terjawab ketika membaca sebuah artikel dari X, artikel yang diposting dari X, yang menyatakan bahwa daerah Gunung Kidul dulunya memang laut dan pernah terendam air laut. Jadi bisa dibayangkan betapa tingginya debit lautan ketika itu. 

Pertanyaan lanjutan, kenapa saat ini bisa menyusut drastis, lautnya justru turun ke bawah puluhan kilometer. Ini terjadi karena apa? 

Pada postingan kali ini coba menjawab itu, tapi apakah bisa menjawab semua pertanyaan² di kepala dan yang tertulis di atas tadi? 


Jadi inilah jawabannya: jadi situasi Gunung Kidul yang berbukit-bukit sebelum menuju pantai, dan dimana di perbukitan itu ada banyak ditemukan karakter sedimentasi gamping, sisa² fosil tumbuhan dan hewani laut, terjadi karena proses geologi tektonik. Jadi bukan posisinya memang seperti itu dulunya. Tapi sebenarnya bukit² di Gunung Kidul itu adalah dulunya memang dasar laut, mungkin sejajar dengan wilayah pantai. 

Tapi karena peristiwa geologi tektonik, terjadi pergerakan lempeng tektonik Indo-Australia ke arah utara, dan menabrak lempeng Eurasia yang lebih  menyebabkan bagian selatan Jawa terangkat, menjadi barisan perbukitan. 

Pergerakan lempeng bumi lah yang membuatnya terbentuk perbukitan. Sehingga sedimen² tanah yang tadinya dasar laut seperti terangkat ke atas dan berpindah, seolah² itu adalah dasar laut. Padahal sebenarnya kondisinya sama saja, muka air masih sama atau tidak meningkat signifikan, tapi efek pergeseran lempeng ke ataslah yang membuatnya terangkat dan jadi bukit saat ini, dimana yang kita pijak dulunya adalah dasar laut. 

Proses pengangkatan ini terjadi secara bertahap, tidak ujug² sekali pergeseran lempeng tektonik langsung terjadi begitu saja. 

Diduga perubahan ini terjadi pada masa Pliosen akhir sekitar 2,5 juta tahun yang lalu, belanjut ke masa Pleistosen awal sekitar 0,7 juta tahun yang lalu. 

Batuan gamping mendominasi permukaan tanah di wilayah Gunung Kidul, terbentuk dari endapan laut dangkal yang kaya akan fosil moluska. Situasi ini membuat wilayah Gunung Kidul cenderung tandus, karena yang membentuknya adalah lempengan karya dan gamping. Hanya vegetasi tertentu saja yang bisa tumbuh baik di sana seperti pohon jati dan jambu monyet. 

Selain itu pengangkatan lempeng tektonik yang terjadi di sana membentuk gua² bawah tanah, gua² karya, dimana gua² yang berongga ini diisi oleh aliran air dari air hujan, menjadi sungai² bawah tanah, yang pada akhirnya bermuara ke laut juga air² ini. 

Di Gunung Kidul terkenal ada beberapa gua karst seperti Gua Pindul dan Gua Kalisuci. Kalian pernah ke sana? Kalau Gua Pindul sih gak asing didengar di telinga sering jadi destinasi wisata saat libur lebaran. 

Ketebalan batuan gamping di sini bisa mencapai 650 meter. Usia batuan tertua itu berkisar antara 15 juta tahun yang lalu dan yang termuda di 2,5 juta tahun yang lalu. Yang tertua artinya itu merupakan lapisan batuan yang ada paling dasar lempeng ketika sebelum terangkat. 



Itulah dia jawabannya, berarti terjawab sudah. Dugaan saya ya benar tapi ada yang kurang tepat. Tadinya kan saya berpikir sejak dulu sampai saat ini kondisi Gunung Kidul adalah sama, ternyata tidak. Gunung Kidul terbentuk saat ini akibat pergerakan lempeng tektonik. 

Jadi bukan efek debit air laut meningkat sehingga menggenangi perbukitan Gunung Kidul, lalu debit air menyusut karena penguapan ekstrem, tidak seperti itu. 

Debit air laut ya masih sama, tidak terlalu berbeda signifikan, yang berubah adalah efek perubahan atau pergeseran lempeng tektonik yang membuat yang tadinya di dasar jadi terangkat ke atas, dan proses ini tidak instan melainkan bertahap dalam tempo jutaan tahun. 

Terjawablah satu per satu pertanyaan yang tadinya menjadi misteri karena saya tak mendapatkan jawaban dari yang mampu menjawab, ternyata sosial media dan Google bisa membantu saya menjawabnya. 

Segitu saja sharing² informasinya, Mudah-mudahan bisa menjawab keresahan yang juga dialami teman² yang lain, yang berpikir hal yang sama seperti saya ini. Jumpa lagi dipostingan lainnya lagu, membahas hal lain seputar bentang alam dan lingkungan. -cpr

#onedayonepost
#teori
#umum
#informasi
#gunungkidul
#lempengtektonik

Sore menjelang magrib hari ini saya berkeliling survei untuk kebutuhan persiapan pernikahan, tadi waktu berangkat memang suasananya sudah mendung². Tapi belakangan, mendung² tak berarti hujan, ujung² nya ya panas aja hawanya. 

Tapi ternyata tidak disangka, lagi keliling dengan sepeda motor, eh kena hujan, akhirnya harus berteduh di warung² di pinggir jalan. 

Lalu saya membuka browser dan menuliskan, cuaca Google dan ditunjukan perkiraan cuaca di sekitar GPS saya berada. 

Diperkirakan, 2-3 hari ke depan dijam yang serupa akan terjadi hujan juga seperti malam ini. Hujan kali ini gak deras tapi lumayan bikin basah dan juga intensitas air hujan yang turun relatif derasnya. Kalau dipaksa trabas pasti basah kuyup sih ini. 

Saya capture pada 18-08-2025, ini sebagai bukti apakah nanti besok atau lusa sesuai dengan prakiraan yang ditampilkan ini. 

Melihat perkiraan cuaca Google pada hari Rabu diperkirakan hujan akan lebih deras plus petir, nah apakah perkiraan cuaca oleh BMKG yang direlay oleh Google ini akan akurat? 

Terkadang orang bilang akurat, tapi jika tidak dibuktikan mana tahu, maka saya coba membuktikannya dengan mencapturenya saat ini dan akan dibuktikan 2-3 hari kedepan. Benar atau tidak? 

Soalnya begini, seiring waktu prakiraan cuaca ini bisa berubah-ubah, jika diakses esok pagi misalnya. Tapi memang prakiraan cuaca itu hanya mengira-ngira berdasarkan metode ilmiah. Jadi bisa benar dan bisa salah. 

Segitu saja, sisanya akan dilanjutkan dikolom komentar untuk membuktikan  dan sekaligus jawaban apakah prakiraan cuaca di atas itu benar atau akurat atau malah salah alias meleset. -cpr

#onedayonepost
#prakiraancuaca
#benarsalah
#opini
#pengalaman
#review
#umum