Pada awal Mei lalu, saya kan beli kangkung di pasar buat pakan tambahan love bird peliharaan saya, biasanya saya hanya ambil batangnya saja buat pakannya.

Waktu itu, bagian batangnya emang diambil untuk dipotong-potong buat pakan tambahan. Nah bagian akarnya waktu itu terpikirlah untuk ditanam, makanya di awal Mei itu batang bagian bawah yang ada akarnya saya tancapkan di tanah, di petak samping rumah, di sana kan ada aliran air parit buangan air cucian tai burung, air kurasan aquarium. Harapannya kan di sana tanah selalu lembab terjaga dan kangkung rasanya sanggup hidup di sana.

Setelah ditanam, ya rutin disiram dan dia tumbuh bersama tanaman lain yang ada dipetak itu. Eh pas Juni di awal Juni, tepat sebulan sih ya, ternyata tanaman² di sana tumbuh subur, termasuk kangkungnya.


Mereka menjalar bahkan ada yang sudah berbunga dan bertunas segala, artinya ini subur dan mereka bisa tumbuh lagi walau hanya tinggal batang dan akar saja waktu saya tanam.

Minggu ini sekalian bersihin tanaman liar, saya sekalian panen biar si kangkung ini gak menjalar kemana-mana, toh kebetulan butuh juga buat pakan tambahan si Love Birds. Batangnya saya pisahkan, saya petik potong batangnya, daunnya saya ambil untuk makan saya, saya buat tumis kangkung.


Jam 9 pagi saya sudah sarapan sayur dan protein dari telur kornet. Maknyoss

Meskipun ini kangkung tumbuh dari nutrisi kotoran burung dan air buangan aquarlum, tapi rasanya tetap kangkung sih, gak ada rasa yang aneh.

Hasil panen ini itu bisa buat makan love birds 2x, dan saya makan sarapan 1x, lumayan bukan, sebulan dapat hasil segitu, ya gak banyak emang tapi kan saya gak perlu beli kangkung di pasar, walaupun harganya murah, tapi butuh hanya sedikit ngapain beli kalau di kebun ada.

Baiklah segitu saja obrolan pagi ini, habis makan kenyang waktunya me time menikmati sunday yang sebentar lagi berakhir. Padahal masih pagi tetapi di kepala sudah terbayang keruwetan Senin. Sampai jumpa lagi dipostingan lainny. -ngp

#onedayonepost
#panen
#umum
#experience
Beberapa waktu yang lalu saya kan post soal tanaman² yang jadi peliharaan saya. Waktu itu mereka masih kecil, masih baru 'menetas' dari tunas². Terutama bibit yang ditanam di petak kecil samping halaman rumah tinggal saya saat ini.

Di sana ada labu madu, timun, tomat, kemangi dan kangkung, ada pula tanaman rimpang pindahan dari pot.

Waktu awal² petak kecil itu masih botak, kalian bisa lihat postingan saga sebelumnya.


Post di atas itu waktu awal², lalu seiring waktu saya coba dokumentasikan lagi dalam postingan lainnya, dan kalian bisa lihat perbedaannya. Walaupun sempet terserang hama alamiah, tapi pertumbuhan dan imun yang sehat membuatnya tetap survive hingga seperti sekarang ini.


Tapi lihatlah sekarang, rimbunnya, hijaunya. Terutama si tanaman labu madu yang daun besarnya mulai menjalar di sekitarnya. Tanaman² liar kebun juga tumbuh bersama mereka.

Nah lihat kan, tanaman liar tumbuh bersama dan subur bersama, namun ini kan jelas mengganggu pemandangan. Ini view ketika sebelum dipangkas dan dirapihkan.

Sabtu sore selesai saya kuras aquarium peliharaan sidat saya, saya coba bersihkan kebun petak mini yang ada, tanaman² liar yang ada saya pangkas, supaya gak mengganggu dan supaya nampak mana yang terpelihara mana yang alam.

Saya lihat ada kangkung yang tumbuh subur menjalar. Kangkung ini saya pikir harus segera saya panen. Kangkung ini saya tanam sebagai konsumsi pendamping love bird peliharaan, karena dia suka batang kangkung.

Sekalian saya rapihkan si kangkung supaya gak menjalar kemana-mana, supaya gak terkesan liar banget gitu.

Sangat menyenangkan sih melihat kebun petak mini ini, warna hijaunya buat segar mata. Hanya saja memang saya gak sepandai itu menyiangi atau memangkas tanaman² liar lain, supaya gak mengganggu pertumbuhan dan mengganggu pemandangan.

Di musim kemarau ini, mereka tumbuh cukup subur. Nutrisinya dari mana?
 
Kebun setelah saya pangkasin tanaman liarnya, jadi lebih sedep lah lihatnya.

Terlihat kan paritnya beda dengan foto pertama tadi di paling atas.

Saya hanya sesekali menggunakan air bilasan beras, air mecin dan yang paling rutin air dari cucian tai burung dan air kurasan aquarium peliharaan sidat saya. Saya pikir itu jadi nutrisi yang cukup untuk membuatnya subur.

Kini saya mencoba bersabar apakah labu kuning, timun dan tomatnya bisa berbuah dan bisa saya nikmati hasilnya?

Tanaman kangkungnya bisa saya panen, batangnya buat love bird, saya makan daunnya buat jadi tumis kangkung.

Love bird dapat bagiannya, tanpa harus beli sekarang bisa petik di kebun sendiri.

Majikannya makan tumisnya, jam 09 pagi sudah sarapan, itu super sekali, habis berkebun langsung sarapan #josss

Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya, yang jelas saya sudah bisa menikmati hasilnya dari tanaman kangkung. Love bird peliharaan saya yang menikmatinya.


Segitu dulu post saya soal petak kebun mini di sebelah rumah. Senang rasanya punya rumah dengan halaman kebun yang luas. Jadi mimpi saya punya tanah yang subur, dimana di sana akan saya dirikan rumah semi permanen ala cafe dan petak² kebun yang lebih luas, dimana ada tanaman² sayur dan buah kebutuhan dapur, jadi urusan dapur tercukupi dari rumah saja.

Jumpa lagi postingan lain masih membahas hal yang sama, perkembangan selanjutnya dari kebun saya. -ngp

#onedayonepost
#umum
#panen
#panenkangkung
Olivia Farm sebuah usaha kecil yang bergerak dibudidaya ikan sidat skala rumah. Berdiri kurang lebih tiga tahun lalu, dan semua dimulai dari otodidak, tidak ada mentor yang membimbing ketika memulainya, semua belajar dari insting dan belajar dari banyak hal.

Olivia Farm dijalankan oleh pasangan suami istri yang kompak, dimana urusan opersional dari teknis hingga pakan mereka kolaborasikan berdua. Mereka adalah Stafanus Topan Wijaya dan Bintang.


Olivia Farm saat ini berlokasi di Desa Manjung, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Kontak person yang bisa dihubungi terkait informasi seputar sidat ala Olivia Farm bisa menghubungi +6281288850129 (Olivia Farm).


Terkait link sosial media mereka di Instagram bisa dilihat di sini. Akun sosial media mereka ini baru rilis di Juni 2024 ini, tapi mereka sudah eksis di Facebook, bisa klik di sini.


Mereka memulai berkenalan dengan sidat dari rumah, dari fasilitas aquarium eks peliharaan arwana, beberapa aquarium di rumah yang tadinya dimanfaatkan untuk ikan predator dirubah menjadi tempat pembesaran bibit sidat.

Alasannya sederhana, daripada pelihara ikan predator, ikan mahal, hanya bisa dinikmati mata tapi kurang ada nilai jualnya, akhirnya dipilihlah ikan sidat karena manfaatnya dan nilai jualnya yang baik ketika berhasil dipelihara dengan cara yang benar.

Seperti yang disampaikan tadi, Olivia Farm ini memulai budidaya ikam sidat dari aquarium, lalu kemudian setelah mulai berkembang ke fingerling, mereka mempersiapkan kolam² beton di belakang rumah. Saat ini ada terdapat empat kolam yang cukup untuk menampung 1000 - 2000 ekor sidat.




Satu hal yang bisa jadi inspirasi, apa yang mereka lakukan, bisa juga kita mulai dari rumah. Satu hal lagi, dalam waktu tersebut, hasil belajar otodidak dan learn by doing, akhirnya mereka bisa merasakan hasil dari budidaya ini.

Oh ya, ada lagi yang menarik. Dimana, pemain sidat di Indonesia ini relatif banyak, hanya saja, dari kesemua yang ada punya caranya masing² untuk menghasilkan sidat konsumsi.

Olivia Farm punya sesuatu yang beda daripada pelaku budidaya sidat yang sudah eksis, dimana daging ikan sidat hasil budidaya di Olivia Farm punya kualitas terbaik dan inilah yang mengangkat harga jual di pasar, dimana di luar sana ikan sidat per kg dijual di kisaran paling rendah Rp 80.000,- sampai Rp 150.000,-. Hal ini sangat bergantung pada kualitas daging ikan sidat itu sendiri.



Kualitas daging ikan sidat ini tergantung dari rasa daging yang tidak bau tanah, tidak amis, dagingnya pun kenyal empuk bukan kenyal alot. Setidaknya itulah yang dicari oleh pasar, terutama pasar ekspor.

Sekedar informasi, untuk pasar lokal Indonesia sendiri, pasokan untuk pasar sidat masih kurang. Saat ini justru pasokan sidat yang ada didapat dari luar negeri. Itu informasi yang saya peroleh ketika mau ikut terjun dalam usaha budidaya ikan sidat ini.

Untuk sementara hanya itu yang bisa saya bagikan pada post kali ini, mengenai profil Olivia Farm. Jika ingin lebih mengenal tentang Olivia Farm bisa kontak nomor yang tertera dipostingan ini. -THN

#onedayonepost
#sidat
#sidatbyoliviafarm
#sidatmagetan
#sidatmadiun
#budidayasidat

Sejak kedatangan peliharaan baru, saya jadi punya rutinitas baru yang wajib dilakukan, salah¹ nya adalah feeding atau pemberian pakan.

Berdasarkan juklak dari Olivia Farm, rutinitas yang dilakukan selama ini adalah pemberian pakan pada jam 04:00 dan 19:00, dan jikapun meleset, 1-2x tapi harus segera kembali ke track nya, karena di sanalah salah¹ faktor kunci.

Semalam saya lakukan feeding yang pertama kali sejak si 10 ekor peliharaan saya datang. Apa saja yang saya persiapkan?


Jadi memang saat ini saya masih menggunakan pakan racikan yang sudah teracik dari Olivia Farm, dimana pakannya ini sederhana, tidak terlalu sulit, dimana ada tiga komponen, yaitu tepung ikan berkualitas, tepung additional nutrisi dan tepung perekat yang terbuat dari singkong. Semuanya dicampur dengan takaran standar takaran besar, untuk feeding di kolam² Olivia Farm.

Untuk 10 ekor sidat ukuran elver ini, saya menggunakan takaran 1/2 - 1 sendok makan, air ini masih nakar², karena adonan sedikit jadi secukupnya. Untuk toping, cacing darahnya cukup 1/2 capsul.

Patokan pakannya adalah adonan harus seperti pasta, nah pada percobaan pertama dan kedua, sejauh ini sih berhasil nampak seperti pasta. Hanya saja ini belum diuji oleh mentor saya di Olivia Farm.

Ini hasil pasta yang saya buat, ini adonan pertama yang saya buat, di atasnya diberikan toping cacing darah.

Oh ya selama pemberian pakan usahakan dalam kondisi gelap, karena seperti pada post sebelumnya saya pernah sampaikan bahwa SiDat merupakan hewan norkturnal, gelap itu lebih membuat mereka aktif.


Apa yang saya lihat pada proses ini yang bisa jadi evaluasi?

#1 SiDat ini masih baru pindah rumah, nah mereka masih belum paham posisi dan lokasi pakannya dimana, jadi dari 10 ekor ini, hanya 4-5 ekor saja yang ngeh, jadi belum segerombol seperti di Olivia Farm.

#2 Tempat feedingnya perlu diganti kop² yang buat nempel ke kacanya, karena melorot terus.

#3 Perlu dipasang termometer untuk melihat suhu air, untuk membaca atau menjaga suhu air ini berhubungan dengan nafsu makan ikan.

#4 Sisa kotoran dari pakan dan sekresi ikan ini perlu dipikirkan cara efektif untuk membersihkannya, karena baru 2x makan saja sudah nampak mulai keruh airnya.

#5 Mulai dikondisikan frekuensi untuk pencucian filter air, untuk menjaga kualitas air. Termasuk soal cleaning dan penggantian air.


Sejauh ini sampai saya mempublish post ini, kondisi SiDat masih baik, masih nampak segar, mungkin tidak 100%, kalau penilaian saya dikisaran 90% - 80% lah 

Segitu saja post soal testimoni, pengalaman pertama melakukan feeding SiDat di aquarium. Selanjutnya saya akan mencoba konsisten posting soal proses² yang saya lakukan.

Karena saya dilahirkan untuk merintis, bukan menjadi pewaris, jadi harus memulai semuanya dari nol, belajar dan terus mencoba. Sampai jumpa dipostingan berikutnya. -ngp

#onedayonepost
#sidatbyoliviafarm
#sidat
#sidatpandaan
#budidayasidat
Seperti yang sudah dibahas dibeberapa postingan saya sebelumnya, beberapa hari lalu akhirnya saya merealisasikan untuk memulai merintis usaha. Karena kesadaran diri, gak bisa kita bergantung pada satu 'kaki', perlu ada kaki lain untuk membantu melangkah. Ya inilah yang tengah saya lakukan.

Pada post kali ini saya akan menuliskan testimoni first impression saya ketika awal memelihara ikan sidat, ikan yang katanya agak tricky dalam pemeliharaannya, karena tidak semua orang bisa melakukannya dan berhasil.

Saya berani mencoba karena didukung pengalaman dari Olivia Farm, meski mereka pun baru beberapa tahun memulai, namun mereka bisa jadi panutan, bahwa kita yang awam jika mau belajar otodidak dan terus mencoba pasti bisa.



Keyakinan saya adalah karena Olivia Farm ini punya sesuatu yang membuat daging ikan sidat yang dihasilkan ini punya kualitas terbaik, sehingga bisa kalau melakukan ATM (amati, tiru dan modifikasi).

Beberapa ekor elver saya bawa dari Olivia Farm, tepatnya 10 ekor elver dengan variasi gramasi, ada yang sudah murni elver dan ada yang baru lepas dari fase GE, jadi tubuhnya masih mungil.

Saat penanganan pasca perjalanan dan pindah kolam, Olivia Farm memberikan arahan agar diberikan waktu untuk penyesuaian air terlebih dahulu, supaya tidak kaget.

Media pengiriman menggunakan plastik bening double diisikan oksigen medis, yang biasa kita gunakan saat jaman covid19 dulu itu. Setelah tiba di rumah, saya ikuti instruksi tadi, saya masukan air yang akan digunakan di aquarium ke dalam plastik wadah tadi, separuh dari banyaknya air yang ada di plastik, lalu setelah itu diamkan dulu selama beberapa jam, waktu itu saya diamkan sekitar 3,5 jam.

Setelah dimasukan ke dalam aquarium mereka nampaknya baik² saja dan bisa menyesuaikan diri, berenang ke sana kemari.


Sejak saat itulah saya sudah punya tanggung jawab untuk pemberian pakan sehari 2x, yakni jam 4 pagi dan jam 7 malam.

Di sini saya juga diminta untuk konsisten dan merawat dengan hati, dari pembersihan aquarium, penggantian air supaya kehidupan si ikan ini pada kondisi yang optimal, sehingga pada waktunya nanti bisa dapat hasil panen yang dibarapkan.

Sekali lagi ini cara saya mengawali, bagaimana saya mencoba usaha baru yang dimulai dari hobi. Saya selalu ingat pernyataan, "berusahalah dari sesuatu yang kamu sukai (hobi), karena itu akan lebih tahan lama daripada melakukan usaha dari yang tidak kamu suka."

Segitu saja sharing first impression saya, update dan perkembangan soal pemeliharaan sidat bisa dibaca dipostingan blog saya, masih di channel ini, Naturality Green Plant. -ngp

#onedayonepost
#budidayasidat
#pengalaman
#sidataquarium
#sidatdirumah