Pada postingan yang sebelumnya saya menuliskan bahwa tanaman saja yang sudah memasuki usia tua masih bisa berbuah, masa manusia yang sudah memasuki usia tua tidak menghasilkan 'buah' untuk orang lain?


Sebuah tulisan refleksi sebenarnya tapi juga menceritakan hal yang sebenarnya. Jadi tanaman labu madu yang saya tanam kan sudah tua, sudah gak produktif sebenarnya. Namun saya kemarin menemukan calon buah.

Tadinya saya berpikir dan berharap bahwa calon buah ini akan bisa tumbuh menjadi buah labu madu hingga panen, tapi ternyata tidak berhasil alias gagal.

Jadi sejak postingan itu saya mulai amati dan pada akhirnya kegagalannya nampak, calon buah labu madu itu akhirnya busuk juga.

Lha ternyata oh ternyata setelahnya ada lagi calon buah labu madu baru, namun sayangnya pertumbuhan mereka tak sejalan dengan tumbuhnya bunga jantan, alhasil pada akhirnya busuk juga.

Foto diambil pada tanggal 22-09-2024, beberapa hari setelah postingan sebelumnya.

Foto diambil pada 22-09-2024 sama seperti foto di atas tadi.

Dalam budidaya buah labu madu, polinasi adalah bagian terpenting dalam optimalisasi hasil panen. Meski secara alami bisa saja dibiarkan penyerbukan terjadi, namun efektifitasnya kecil. Apabila kita mengejar produksi optimal dari satu bibit tanam, jika hasilnya hanya 1-2 buah labu saja sepertinya kurang efektif.

Berdasarkan pengalaman, satu bibit tanaman labu madu yang ditanam, hanya berhasil menghasilkan 8 buah labu madu yang efektif hingga panen. Ada pun nambah +1 buah labu madu bungsu, yang bentuk buahnya sudah gak optimal. Seperti dokumentasi di bawah ini.

Foto diambil pada tanggal 22-09-2024, saya namakan buah ini sebagai buah labu madu bungsu. Nampaknya dia yang paling terakhir dari semua buah yang sudah dan akan dipanen.

Jadi bagi yang mau membudidaya tanaman labu madu, perawatan dan polinasi jadi kunci. Hasilnya cukup lumayan jika bisa dijual ke tempat yang benar. Jika pun mau diolah dulu menjadi makanan olahan, kolak, makanan pendamping ASI atau lainnya pasti bisa memberi nilai tambah.

Pada postingan tiap kali panen sejauh ini saya selalu menuliskan berapa harga per buah labu dari hasil panenan dari kebun depan rumah.





Ini buat pengalaman sih, saya sekedar sharing. Memang sih pada akhirnya ketika tanaman buah labu madu kita sudah sampai pada tahap optimal menghasilkan, sepertinya langsung saja ditebang dan ganti dengan tanaman baru.

Soalnya dari pengalaman ini, jika sudah masuk usia tua gini, pertumbuhan bunga jantan dan bunga betina sudah tak lagi bisa sama. Akhirnya ketika bunga betina tumbuh tidak bisa dibuahi, begitu pun ketika bunga jantan tumbuh eh gak bisa membuahi, akhirnya pada jomblo, akhirnya busuk, calon² buah yang harusnya bisa tumbuh jadi gagal.

Jika ada bunga jantan sintetis, bisa saja sih dikawin, tapi kan hasilnya bukan lagi buah organik, soalnya sudah hasil rekayasa.

Kebetulan tanaman buah labu yang ditanam pada batch #1 ini adalah hasil pertanian organik, murni 100% organik.

Segitu saja deh sharing ya, ya sekedar bercerita dan berbagi pengalaman. Saya senang jika di sekitar saya ini jika ada yang mau menanam tanaman ini dan meramaikan pasar tanaman ini, walaupun kalau gitu membuat harganya turun. Tapi senang sih membuat petani jadi punya pilihan tanam yang sedikit perawatan tapi cukup menghasilkan. Kuncinya hanya pada telaten melakukan polinasi saja sih.

Potensi berbuahnya ada terus, hanya lagi² pertumbuhan bunga jantan gak sejalan dengan bunga betina. Foto diambil tanggal 22-09-2024, ditemukan lagi calon buah, tapi paling 4+ akan busuk juga.

Disisi yang lain ditemukan calon buah, bunga betina akan mekar dalam 1-2 hari kedepan, foto diambil tanggal  22-09-2024 tapi tidak ada bunga jantan yang tumbuh. Paling 7+ akan busuk juga pada akhirnya.

Sampai jumpa dicatatan lainnya atau obrolan sharing lainnya. Sebagai penutup, "jadilah orang yang bermanfaat, belajarlah dari tanaman labu madu, yang masih berbuah walaupun pada akhirnya busuk, tetap ada buah yang bisa diusahakan, daripada sudah tua tidak memberikan apapun hanya memberikan pengaruh negatif  buat lingkungan sekitarnya." -ngp

#onedayonepost
#labumadu
#pengalaman
#opini
Kali ini saya mau sharing cerita lagi, panen labu madu yang kesekian kalinya. Jadi ini panen #4, memang hanya sebutir. Kalau melihat hari tumbuhnya belum waktunya panen, masih sisa hari 27+ hari lagi, katanya kan 90 harian.

Karena waktu yang saya hitung sejak polinasi itu baru total 73 hari, harusnya sisa 27 hari lagi sampai masa tuanya.


Tapi karena melihat fisiknya nampak sudah tua dan layak panen, maka pada hari ini sepulang kerja saya putuskan untuk memanennya untuk kesekian kali.

Labu madu yang terpanen ini punya nomor 2, ya ini labu madu kedua yang saya polinasi sendiri setelah labu madu senior yang dipanen perdana beberapa waktu lalu. Labu madu kedua ini adalah awal saya mengenal sistem polinasi dalam pemeliharaan budidaya labu madu.

Labu madu nomor 2 dan nomor 3 merupakan labu madu yang awal saya mulai polinasi bantuan manusia, dikawin, dan hasilnya seperti yang saya panen kali ini. Hanya untuk labu madu nomor 3 masih belum saya panen.


Kalau mau tahu buah labu madu ketika masih kecil bisa dibaca pada catatan saya sebelumnya, masih diblog ini juga, tautannya saya bagikan di bawah ini.


Untuk panen kali ini diperoleh bobot sebesar 
2119,4 gram atau jika dikilogramkan menjadi 2,1 kg. Jika ini dilakikan dengan harga per 100 gram harga di Superindo per tanggal 
05-09-2024, Rp 2.490,- /100 gram maka diperoleh Rp 52.773,06.

Merupakan bobot buah labu madu paling besar sih sampai saat ini, jika dibandingkan buah labu madu yang dipanen sebelumnya.

Sama seperti panen² sebelumnya selalu ada ketidakyakinan apakah buah labu madu ini sudah layak panen apa belum. Tapi pada akhirnya terjawab sudah setelah membelahnya. Tampilannya seperti yang bisa dilihat dibawah ini.



Oh ya, untuk membelahnya saya harus menggunakan pisau besar dan membutuhkan bantuan palu untuk membelahnya. Soalnya cukup keras sih, bahkan untuk tangkai buahnya itu seperti kayu, padahal tampak berongga.

Jujur saja sampai saat ini saya masih bingung, sebenarnya masa panen dan ciri buah labu madu yang sudah layak panen itu seperti apa. Sejauh ini patokan saya adalah dari hari sejak polinasi.

Segitu saja catatan pada panen ke-4 kali ini, saya tidak melakukan dokumentasi video kali ini, hanya dokumentasi tertulis saja.

Sampai jumpa pada postingan berikutnya, pembahasan pada panen berikutnya. Mungkin dalam waktu dekat masih diminggu ini akan ada panen selanjutnya, ditunggu saja updatenya di Naturality Green Plant. -ngp

#onedayonepost
#panen
#labumadu
#hasilkebun
#pengalaman


Sore ini saya terpaksa memanen lagi buah labu madu yang nampak sudah kering tangkai buahnya. Padahal kalau saya amati sih belum sempurna matang. Tapi mau bagaimana, pasti sudah gak akan ada nutrisi yang bisa dipasok untuk mematangkan buah.

Daripada membusuk atau tidak terkondisi baik maka saya panen saja tadi sore. Ini adalah buah labu madu nomor 8, kalau melihat dari tabel data tanam itu masih tersisa 40 hari lagi sih, tapi entahlah, tangkai kering itu terjadi sudah sejak kapan.

Ini ketika saya ambil dari kebun samping rumah

Buah labu madu no.8 ini tidaklah besar, termasuknya ini paling kecil kalau lihat dari fisik ukuran dari total empat buah yang sudah terpanen.


Hasil penimbangan terbukti bahwa buah labu madu ini punya berat  897,8 gram. Jika ini dikalikan dengan harga per 100 gram di Superindo beberapa waktu lalu, harga sebutir ini jadi Rp  22.355,22. Sejauh ini, ini yang paling murah.

Saya tidak tahu ini  sudah matang apa belum. Soalnya ini rencana akan jadi buah tangan  untuk Tante Susilo di Semarang, teman sekolah emma saya. Rencana diakhir pekan terakhir bulan September ini beliau pulang ke Cirebon, tapi rencana mampir Semarang dulu.

Emma cerita kalau saya punya hasil kebun, ingin juga ngerasain hasil kebun jadi panen ketiga ini pas ukurannya gak terlalu besar bisa buat jadi oleh², soalnya Tante Susilo tinggal sendiri, ukuran segini dirasa cukup untuk bahan buat kolak.

Panen ketiga ini tidak saya buat video, jadi saya cukup posting diblog ini saja. Nanti akan saya share komen saja divideo panen ke-2.

Pas saya cek di halaman kebun ini eh saya ketemu satu lagi buah labu madu yang paling bungsu, ukurannya kecil dan bentuknya gak sempurna kaya cacat gitu. Buah ini nyempil disemak-semak, jadi baru ketauan pas lagi nyabutin rumput.

Bentuknya gak sesimetris pendahulunya, tapi gak apa, wajar ini kan si bungsu yang tumbuh tanpa polinasi buatan, tapi bener² alami dengan bantuan serangga.

Mungkin setelah si bungsu ini saya panen, maka semua tanaman labu generasi pertama ini akan saya pangkas bersih dan persiapan  untuk penanaman generasi berikutnya.

Segitu saja sharing panen ketiga kali ini, walau cuma sebutir yang terpanen, tapi setidaknya saya punya catatan untuk setiap buah yang terpanen dari tanaman buah labu madu generasi pertama. Sampai jumpa lagi diinfo panen berikutnya. -ngp

#onedayonepost
#panen
#labumadu
#panenketiga
Kali ini saya mau bahas labu madu. Pada Jumat - Senin  minggu yang lalu saya kan trip ke Madiun - Magetan, alhasil  saya meninggalkan rumah cukup lama.

Kalau berdasarkan pengalaman² sebelumnya,  setiap kali ditinggal pergi kemana, selalu saya dapat kejutan, tanaman² yang sebelum ditinggal biasa aja, pas saya pulang itu seperti tambah tinggi, pas berbuah dll.

Dua calon buah labu lahir di rumpun rimbun bagian ini, satu di atas dan satu di bawah.

Hal tersebut terjadi pada tanaman labu yang sebenarnya sudah masuk usia pensiun, sudah waktunya diganti, karena daun² nya nampak sudah sering dan banyak yang menguning, kering. Pertumbuhan bunga jantan dan betina pun tidak jelas. Bahkan di pangkal awal tumbuhnya tunas awal sudah mengering di sana.

Tapi pas kemarin saya pulang dari trip, saya lihat ada dua buah calon labu madu tumbuh, bahkan sudah melewati masa polinasi. Entah apakah itu berhasil dipolinasi atau tidak.

Ini dibagian atas. Dibagian ini pernah juga ada calon buah tapi gagal tumbuh, apakah ini akan berhasil tumbuh? | Foto diambil tanggal 19-09-2024

Ini dibagian bawah dekat dengan pagar, dekat juga dengan labu madu yang hampir panen yang sudah besar | Foto diambil tanggal 19-09-2024.

Tanda biasanya kalau gagal polinasi itu biasanya ujung buah yang jadi pangkal bunga betina biasanya menguning dan busuk. Nah sejak pengamatan awal tanggal  17-09-2024 sampai hari ini saya buat postingan ini, belum ada tanda² pembusukan di sana.

Saya heran, dapat sel jantan dari mana, sedangkan beberapa waktu terakhir saya gak menemukan bunga jantan tumbuh. Entahlah, mungkin ini yang dinamai surprise, karena selalu ada kejutan kalau  ditinggal.

Sekarang kita lihat apakah dua buah ini akan bertahan sampai dia panen atau akan gugur beberapa hari lagi.

Kondisi ini membuat saya berpikir,  tanaman yang sudah tua saja masih berbuah. Koq kontras dengan kehidupan manusia yang saya dan teman² saya kenal. Dia sudah memasuki usia matang, tetapi sangat amat tidak bisa menghasilkan buah bagi sekelilingnya. Buah ketenangan, kebaikan, keramahan dan suasana positif saja gak bisa dihasilkan dari si manusia matang ini, yang sensitif jika dikatakan tua.

Kalau peka, orang ini harusnya malu, tanaman labu madu yang sudah tua saja masih mau dan berusaha berbuah, tapi dia yang berakal tidak melakukannya justru tidak membuatnya diterima oleh orang² di sekitarnya.


Kita kembali ke tanaman labu madu peliharaan saya ini. Jika dua buah ini berhasil tumbuh sampai panen, saya akan menunggu keduanya panen dulu baru saya akan gantikan bersihkan dan ganti dengan tanaman baru.

Update selanjutnya akan saya bahas dipostingan berikutnya atau dikolom komentar. Segitu saja deh informasi yang bisa saya sampaikan. -cpr

#onedayonepost
#tanamanlabumadu
#labumadutua
#pengalaman
Post ini telat saya buatkan tulisan, saya lebih dulu membuat videonya dan sudah saya upload di channel pribadi saya. Pada post sebelumnya ketika panen #1 saya buatkan postingan khusus untuk itu.


Panen kedua kali ini sebenarnya tidak direncanakan. Jadi ketika saya sedang cek buah² labu di halaman rumah, saya lihat di pekarangan samping ada dua buah labu yang tangkainya sudah kering. Saya lihat di sana ada labu madu nomor #4 dan labu madu nomor #10.

Sebelah kiri yang kecil adalah labu madu #10 dan kanannya labu madu nomor #4. Warnanya agak beda, tapi isinya hampir sama matangnya, sempurna.

Kalau berdasarkan perhitungan di data pengamatan, kedua labu ini masih belum berusia genap 90 hari, masih kurang 40 hari lagi. Tapi melihat tangkainya kering akhirnya saya putuskan untuk memanennya.

Agak ragu awalnya, apakah ini sudah masak, atau belum. Saya memanennya waktu itu tanggal  08-09-2024. Labu nomor #10 berukuran lebih kecil dan labu nomor #4 berukuran lebih besar.

Lalu kemudian saya menimbangnya dan memang terbukti setelah ditimbang, ukuran memang pengaruh pada bobot labu madu itu. Diketahui labu madu nomor #10 punya bobot   1,2 kg dan labu madu nomor #4 punya bobot 1,8645 kg.

Rencananya labu madu yang terbesar akan saya buat kolak dan dibagikan buat teman² seruangan, supaya bisa merasakan hasil kebun, labu madu organik.

Hasil pembelahan dari buah labu madu #4, matang sempurna.

Pas dibelah ternyata hasilnya diluar dugaan, labu madu ini matang dengan warna kuning segar dan matangnya merata ternyata.

Untuk labu madu yang kecil itu dibawa ke Madiun sebagai buah tangan untuk sepupu saya di sana, dan ternyata juga matang dengan warna kuning segar merata. Di sana, buah labu madu ini dibuat kolak juga dan rasanya sama seperti labu madu yang sudah dipanen sebelumnya.

Selengkapnya bisa dilihat di video di bawah ini, yang saya ambil dari channel pribadi saya, Naturality Channel.


Labu madu jenis yang saya tanam ini di supermarket Superindo, Singosari, Kabupaten Malang dijual dengan harga Rp  2.490,- per 100 gram. Jika harga ini dikonversikan ke labu madu hasil panen di rumah, harga labu madu #4 itu dihargai Rp 46.426,05 dan labu madu #10 dihargai Rp  30.002,01.

Sebenarnya cukup menggiurkan sih jika menanam labu madu ini lalu bisa memasarkannya sendiri. Karena harga benihnya itu satu sachet isi 2 butir bibit  sekitar 30rb. Dengan berat bervariasi, rata² ya di atas 1 kg, bisa dihitung kemungkinan yang bisa diperoleh.

Biayanya nyaris minim, hanya semangat buat menyiram, merawat dan membantu dalam proses polinasi, jika telaten maka bisa dapatkan hasil panen lebih maksimal. Sejauh ini ketika menanam, saya memang hanya berhasil menjadikannya buah hingga siap panen 8 buah saja, padahal kalau dilihat kemungkinan peluangnya itu bisa sampai < 30 buah, namun ada yang gagal polinasi dan ada yang tak terpantu akhirnya busuk, serta tidak seimbangnya antara pertumbuhan bunga jantan dan betina.

Itu baru satu bibit saja, bayangkan jika punya lahan yang cukup, kita menanam lebih banyak, hasilnya juga akan lebih banyak.

Dari penan kedua ini, terutama dari buah labu madu #10 diperoleh biji baru itu cukup banyak, tapi entah apakah ini bisa tumbuh jika ditanam, saya belum mencobanya.


Apakah hasilnya akan optimal seperti bibit yang ditanam di awal dulu, saya belum bisa membuktikannya.

Segitu saja yang bisa saya bagikan pada post kali ini, panen kedua diperoleh 2 buah labu, hasilnya seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Selanjutnya jika ada panen  lagi akan saya bagikan dipostingan terbaru. Begitu juga soal bibit yang diperoleh dari labu madu nomor #4 yang bibitnya bisa dilihat di atas. Ada beberapa butir bibit yang diminta oleh tetangga. Update soal itu saya bisa tulis dikolom komentar jika ada testimoni dari tetangga.

Sampai jumpa ditulisan Naturality Green Plant lainnya. Happy planting and happy every day. Berkebun jadi solusi menghibur diri menghadapi stres bekerja di kantor. -ngp

#onedayonepost
#labumadu
#pengalaman
#youtube
#panen