Olivia Farm sebuah usaha kecil yang bergerak dibudidaya ikan sidat skala rumah. Berdiri kurang lebih tiga tahun lalu, dan semua dimulai dari otodidak, tidak ada mentor yang membimbing ketika memulainya, semua belajar dari insting dan belajar dari banyak hal.

Olivia Farm dijalankan oleh pasangan suami istri yang kompak, dimana urusan opersional dari teknis hingga pakan mereka kolaborasikan berdua. Mereka adalah Stafanus Topan Wijaya dan Bintang.


Olivia Farm saat ini berlokasi di Desa Manjung, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Kontak person yang bisa dihubungi terkait informasi seputar sidat ala Olivia Farm bisa menghubungi +6281288850129 (Olivia Farm).


Terkait link sosial media mereka di Instagram bisa dilihat di sini. Akun sosial media mereka ini baru rilis di Juni 2024 ini, tapi mereka sudah eksis di Facebook, bisa klik di sini.


Mereka memulai berkenalan dengan sidat dari rumah, dari fasilitas aquarium eks peliharaan arwana, beberapa aquarium di rumah yang tadinya dimanfaatkan untuk ikan predator dirubah menjadi tempat pembesaran bibit sidat.

Alasannya sederhana, daripada pelihara ikan predator, ikan mahal, hanya bisa dinikmati mata tapi kurang ada nilai jualnya, akhirnya dipilihlah ikan sidat karena manfaatnya dan nilai jualnya yang baik ketika berhasil dipelihara dengan cara yang benar.

Seperti yang disampaikan tadi, Olivia Farm ini memulai budidaya ikam sidat dari aquarium, lalu kemudian setelah mulai berkembang ke fingerling, mereka mempersiapkan kolam² beton di belakang rumah. Saat ini ada terdapat empat kolam yang cukup untuk menampung 1000 - 2000 ekor sidat.




Satu hal yang bisa jadi inspirasi, apa yang mereka lakukan, bisa juga kita mulai dari rumah. Satu hal lagi, dalam waktu tersebut, hasil belajar otodidak dan learn by doing, akhirnya mereka bisa merasakan hasil dari budidaya ini.

Oh ya, ada lagi yang menarik. Dimana, pemain sidat di Indonesia ini relatif banyak, hanya saja, dari kesemua yang ada punya caranya masing² untuk menghasilkan sidat konsumsi.

Olivia Farm punya sesuatu yang beda daripada pelaku budidaya sidat yang sudah eksis, dimana daging ikan sidat hasil budidaya di Olivia Farm punya kualitas terbaik dan inilah yang mengangkat harga jual di pasar, dimana di luar sana ikan sidat per kg dijual di kisaran paling rendah Rp 80.000,- sampai Rp 150.000,-. Hal ini sangat bergantung pada kualitas daging ikan sidat itu sendiri.



Kualitas daging ikan sidat ini tergantung dari rasa daging yang tidak bau tanah, tidak amis, dagingnya pun kenyal empuk bukan kenyal alot. Setidaknya itulah yang dicari oleh pasar, terutama pasar ekspor.

Sekedar informasi, untuk pasar lokal Indonesia sendiri, pasokan untuk pasar sidat masih kurang. Saat ini justru pasokan sidat yang ada didapat dari luar negeri. Itu informasi yang saya peroleh ketika mau ikut terjun dalam usaha budidaya ikan sidat ini.

Untuk sementara hanya itu yang bisa saya bagikan pada post kali ini, mengenai profil Olivia Farm. Jika ingin lebih mengenal tentang Olivia Farm bisa kontak nomor yang tertera dipostingan ini. -THN

#onedayonepost
#sidat
#sidatbyoliviafarm
#sidatmagetan
#sidatmadiun
#budidayasidat

Sejak kedatangan peliharaan baru, saya jadi punya rutinitas baru yang wajib dilakukan, salah¹ nya adalah feeding atau pemberian pakan.

Berdasarkan juklak dari Olivia Farm, rutinitas yang dilakukan selama ini adalah pemberian pakan pada jam 04:00 dan 19:00, dan jikapun meleset, 1-2x tapi harus segera kembali ke track nya, karena di sanalah salah¹ faktor kunci.

Semalam saya lakukan feeding yang pertama kali sejak si 10 ekor peliharaan saya datang. Apa saja yang saya persiapkan?


Jadi memang saat ini saya masih menggunakan pakan racikan yang sudah teracik dari Olivia Farm, dimana pakannya ini sederhana, tidak terlalu sulit, dimana ada tiga komponen, yaitu tepung ikan berkualitas, tepung additional nutrisi dan tepung perekat yang terbuat dari singkong. Semuanya dicampur dengan takaran standar takaran besar, untuk feeding di kolam² Olivia Farm.

Untuk 10 ekor sidat ukuran elver ini, saya menggunakan takaran 1/2 - 1 sendok makan, air ini masih nakar², karena adonan sedikit jadi secukupnya. Untuk toping, cacing darahnya cukup 1/2 capsul.

Patokan pakannya adalah adonan harus seperti pasta, nah pada percobaan pertama dan kedua, sejauh ini sih berhasil nampak seperti pasta. Hanya saja ini belum diuji oleh mentor saya di Olivia Farm.

Ini hasil pasta yang saya buat, ini adonan pertama yang saya buat, di atasnya diberikan toping cacing darah.

Oh ya selama pemberian pakan usahakan dalam kondisi gelap, karena seperti pada post sebelumnya saya pernah sampaikan bahwa SiDat merupakan hewan norkturnal, gelap itu lebih membuat mereka aktif.


Apa yang saya lihat pada proses ini yang bisa jadi evaluasi?

#1 SiDat ini masih baru pindah rumah, nah mereka masih belum paham posisi dan lokasi pakannya dimana, jadi dari 10 ekor ini, hanya 4-5 ekor saja yang ngeh, jadi belum segerombol seperti di Olivia Farm.

#2 Tempat feedingnya perlu diganti kop² yang buat nempel ke kacanya, karena melorot terus.

#3 Perlu dipasang termometer untuk melihat suhu air, untuk membaca atau menjaga suhu air ini berhubungan dengan nafsu makan ikan.

#4 Sisa kotoran dari pakan dan sekresi ikan ini perlu dipikirkan cara efektif untuk membersihkannya, karena baru 2x makan saja sudah nampak mulai keruh airnya.

#5 Mulai dikondisikan frekuensi untuk pencucian filter air, untuk menjaga kualitas air. Termasuk soal cleaning dan penggantian air.


Sejauh ini sampai saya mempublish post ini, kondisi SiDat masih baik, masih nampak segar, mungkin tidak 100%, kalau penilaian saya dikisaran 90% - 80% lah 

Segitu saja post soal testimoni, pengalaman pertama melakukan feeding SiDat di aquarium. Selanjutnya saya akan mencoba konsisten posting soal proses² yang saya lakukan.

Karena saya dilahirkan untuk merintis, bukan menjadi pewaris, jadi harus memulai semuanya dari nol, belajar dan terus mencoba. Sampai jumpa dipostingan berikutnya. -ngp

#onedayonepost
#sidatbyoliviafarm
#sidat
#sidatpandaan
#budidayasidat
Seperti yang sudah dibahas dibeberapa postingan saya sebelumnya, beberapa hari lalu akhirnya saya merealisasikan untuk memulai merintis usaha. Karena kesadaran diri, gak bisa kita bergantung pada satu 'kaki', perlu ada kaki lain untuk membantu melangkah. Ya inilah yang tengah saya lakukan.

Pada post kali ini saya akan menuliskan testimoni first impression saya ketika awal memelihara ikan sidat, ikan yang katanya agak tricky dalam pemeliharaannya, karena tidak semua orang bisa melakukannya dan berhasil.

Saya berani mencoba karena didukung pengalaman dari Olivia Farm, meski mereka pun baru beberapa tahun memulai, namun mereka bisa jadi panutan, bahwa kita yang awam jika mau belajar otodidak dan terus mencoba pasti bisa.



Keyakinan saya adalah karena Olivia Farm ini punya sesuatu yang membuat daging ikan sidat yang dihasilkan ini punya kualitas terbaik, sehingga bisa kalau melakukan ATM (amati, tiru dan modifikasi).

Beberapa ekor elver saya bawa dari Olivia Farm, tepatnya 10 ekor elver dengan variasi gramasi, ada yang sudah murni elver dan ada yang baru lepas dari fase GE, jadi tubuhnya masih mungil.

Saat penanganan pasca perjalanan dan pindah kolam, Olivia Farm memberikan arahan agar diberikan waktu untuk penyesuaian air terlebih dahulu, supaya tidak kaget.

Media pengiriman menggunakan plastik bening double diisikan oksigen medis, yang biasa kita gunakan saat jaman covid19 dulu itu. Setelah tiba di rumah, saya ikuti instruksi tadi, saya masukan air yang akan digunakan di aquarium ke dalam plastik wadah tadi, separuh dari banyaknya air yang ada di plastik, lalu setelah itu diamkan dulu selama beberapa jam, waktu itu saya diamkan sekitar 3,5 jam.

Setelah dimasukan ke dalam aquarium mereka nampaknya baik² saja dan bisa menyesuaikan diri, berenang ke sana kemari.


Sejak saat itulah saya sudah punya tanggung jawab untuk pemberian pakan sehari 2x, yakni jam 4 pagi dan jam 7 malam.

Di sini saya juga diminta untuk konsisten dan merawat dengan hati, dari pembersihan aquarium, penggantian air supaya kehidupan si ikan ini pada kondisi yang optimal, sehingga pada waktunya nanti bisa dapat hasil panen yang dibarapkan.

Sekali lagi ini cara saya mengawali, bagaimana saya mencoba usaha baru yang dimulai dari hobi. Saya selalu ingat pernyataan, "berusahalah dari sesuatu yang kamu sukai (hobi), karena itu akan lebih tahan lama daripada melakukan usaha dari yang tidak kamu suka."

Segitu saja sharing first impression saya, update dan perkembangan soal pemeliharaan sidat bisa dibaca dipostingan blog saya, masih di channel ini, Naturality Green Plant. -ngp

#onedayonepost
#budidayasidat
#pengalaman
#sidataquarium
#sidatdirumah
Akhirnya saya memutuskan untuk segera memulai, melangkah, tidak lagi sekedar wacana. Per hari ini, saya memulainya, mencoba belajar dan memahami, supaya bisa ikut melangkah.

Jadi di akhir pekan mengawali bulan Juni, saya jauh² bertandang ke Olivia Farm untuk memulai ini, dan pagi ini bibit elver pertama saya tempatkan di aquarium pembesaran.


Hmm, bahas opo seh ini?


Jadi begini, saya akan mencoba belajar berwirausaha dengan budidaya atau pembesaran ikan sidat. Apa itu ikan sidat? Saya gak bahas itu dipost ini ya.

Wacana soal ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 2022 awal, tapi belum bisa terealisasi, baru ini bisa terealisasi. Ini ujian awal saya, ketika saya bisa berlatih diawal ini praktek langsung, harapannya kedepannya bisa.

Jadi sepulang saya dari Olivia Farm, saya datang membawa 10 ekor fingerling ikan sidat. Elver itu adalah sebutan salah satu proses tumbuh kembang ikan sidat ini. Elver itu termasuk bibit sidat selepas masa sulit GE (glass eel).

Nah jadi 10 ekor elver sidat ini akan jadi praktek awal saya, untuk pengujian saya ke tahap berikutnya, apakah saya mampu atau tidak. Karena satu hal, memelihara atau membesarkan ikan sidat ini tricky, gak mudah, gak semua orang bisa. Banyak pemain² sidat yang gagal dengan mencoba berbagai cara. Tapi saya percaya diri, karena saya mendapatkan support ilmu dari Olivia Farm, dimana Olivia Farm juga pemain baru yang ketika saya memulai ini baru berusia 3 tahun namun sudah menghasilkan sidat kualitas premium untuk pasar ekspor, dengan kualitas daging konsumsinya terbaik.

Oke kembali ke awal lagi soal ini.


Jadi bibit elver sidat yang saya bawa ini dikemas dalam plastik beroksigen. Sampai di rumah, saya tidak langsung memasukannya ke dalam aquarium. Tapi saya kondisikan dulu supaya si sidat ini mengenal karakteristik air di tempat saya tinggal.


Jadi air aquarium saya ambil dan saya masukan ke dalam plastik tadi, saya diamkan bercampur selama beberapa jam, sebagai usaha adaptasi supaya si sidat ini tidak kaget dan bisa adaptasi lebih cepat ketika di tempatkan di aquarium.


Setelah saya masukan ke aquarium, saya mulai mengamati gerakannya, apakah sekiranya sidat ini bisa menyesuaikan diri dengan tempat barunya di sini. Jadi saya amati satu per satu dari 10 ekor ini, mulai dari fisik, gerakannya dan bagaimana karakter mereka di sini.

Saya lihat ada beberapa ekor yang berenang ke sana kemari, ada yang nangkring di waterpump, bahkan ada yang bersembunyi di lubang obeng waterpump. Mereka yang ada di sini nampaknya sedang beristirahat. Oh ya, perlu kalian tahu, sidat termasuk ikan norkturnal, artinya dia aktif di malam hari, aktif ketika dalam keadaan gelap.

Bagaimana ikan sidat tidur?

Hasil pengamatan saya selama ini ke Olvia Farm, di sana ketika siang, sidat tidur di dasar kolam atau di rumahnya atau dimanapun dia suka, tidur dengan seperti mendiamkan dirinya (idle), nampak seperti sedang mati, namun mereka bernafas dibuktikan dengan gerak ingsang mereka. Ini pun yang saya jumpai di sini, di 10 ekor yang tengah jadi bahan praktek ujian awal saya.


Baiklah segitu dulu deh yang bisa saya bagikan, selanjutnya sebagai laporan awal praktek ujian pelihara sidat konsumsi di aquarium akan saya bahas pada post selanjutnya. -ngp

#onedayonepost
#sidatbyoliviafarm
#sidat
#sidatpandaan
#budidayasidat

Beberapa tanaman yang ditanam di halaman sejauh ini tidak menggunakan semprotan pestisida, jadi berusaha ditanam dengan organik.

Ada satu tanaman cabai yang saya terpaksa gunakan pestisida untuk membasmi serangga: kepik, kumbang, belalang, walang sangit, semut, laba-laba yang buat saya mengganggu. Meskipun secara gak langsung saya harusnya berterima kasih dengan mereka karena membantu proses penyerbukan.

Tapi jujur saja saya gak suka dengan serangga, sehingga membuat saya tetap ingin menyingkirkannya.

Beberapa hama serangga ini rata-rata sih menyerang daun-daun hijau. Saya melihat banyak dedaunan hijau yang kroak bekas gigitan serangga. Dedaunan yang diserang mayoritas adalah dedaunan hijau tunas baru, yang masih hijau segar.

Beberapa tanaman yang jadi sasaran makanan para serangga antara lain:
1. Tanamn timun
2. Tanaman labu
3. Tanaman kangkung yang ditanam liar
4. Tanaman terung dayak
5. Tanaman kangkung pot
6. Tanaman caisim pot

Itulah dia beberapa tanaman yang jadi korban, dokumentasinya bisa dilihat dibeberapa foto yang terlampir.

Ini tanaman timun yang nampak bertumbuh daripad dokumentasi sebelumnya.

Ini tanaman labu, dia nampak bertumbuh daripada dokumentasi sebelumnya

Lihat daun tanaman labu ini, gripis digigit serangga dan nampak kurang segar.

Ini tanaman kangkung sambung batang, nampak tumbuh namun daunnya berlubang dimakan serangga.

Lihat daun tanaman timun berlubang, ini pasti karena serangga, jadi kurang segar dan kurang sehat.

Lalu kira-kira usaha apa yang akan dilakukan? Pernah pada post saya tahun lalu, menggunakan semprotan hama organik tapi rasanya kurang efektif juga. Larutan bawang putih yang digunakan sepertinya eman-eman, lebih baik bawang putih saya gunakan untuk bumbu masak, lebih bermanfaat, secara harga bawang tidaklah murah.


Mungkin saya harus cari bahan lain yang sekiranya murah meriah, yang cuma-cuma sehingga ketika digunakan tidak ada rasa eman-eman.

Segitu dulu sharing saya, catatan ini untuk mencatat perkembangan tanaman² yang ditanam pada periode cocok tanam kali ini. -ngp

#onedayonepost
#pengalaman
#umum