Wah gak sangka ya, pas banget hari ini pas setahun blog ini NGP rilis di internet, menemani blog² saya yang lain yang sudah eksis sebelumnya.

Jadi blog ini dulu dibuat untuk mengakomodir catatan² saya ketika menggeluti hobi bercocok tanam, daripada saya gabungkan diblog gado², mending saya jadikan satu saja tersendiri.

Jadi NGP ini menyimpan histori ketika saya melakukan hobi bercocok tanam, dimana tahun lalu itu jadi periode pertama, atau bisa dikatakan batch I saya memulai hobi berkebun.



Tahun ini 2024, jadi batch II, dimana periode kedua saya memulai lagi berkebun, dengan beberapa tanaman yang saya rawat. Pada periode pertama yang lalu, hanya menyisakan tanaman cabai saja yang masih hidup, oh ya tambah tanaman hias lidah mertua. Tanaman lainnya mati dan tidak bisa bertahan.

Nah periode kedua ini ada beberapa tanaman yang saya rawat, beberapa ya ada terung dayak, kangkung, tomat, labu kuning, timun, kemangi, lidah buaya (ini sebenarnya sudah ada sejak periode pertama, tapi gak sehat, baru setelah dipindah pot periode kedua ini tampak lebih subur dan sehat).

Nah ternyata nih, blog ini yang tadinya untuk menghobi tanaman, jadinya saya masukan hobi lainnya, seperti memelihara hewan².

Jadi jangan kaget kalau meski namanya Naturality Green Plant, bahasanya lebih ke hayati, ternyata ada hewaninya, karena saya memasukannya ke dalam blog ini sekalian.

Jadi saya juga masukan histori saya memelihara burung love bird, perkutut jawa liar dan yang terbaru adalah peliharaan sidat (yang dimulai pas di Juni 2024 ini).

Pas kebetulan hari ini bertepatan dengan anniversary blog ini, saya pas ada waktu senggang membuat postingan ini ditanggal yang bersejarah buat Naturality Green Plant.

Semoga ya ke depan blog ini bisa menyimpan banyak catatan soal hobi saya ini, dan bisa jadi pengingat yang baik, sharing² bagi blogger lain yang pas kebetulan blog walking ke sini.

Segitu saja, semoga bisa terus konsisten dan eksis di dunia maya. Happy anniversary -ngp

#onedayonepost
#blog
#anniversaryfirst

Kalau tidak salah ya sudah jalan mau 2 minggu ini saya pelihara peliharaan baru (ikan sidat). Meski ada perbedaan sejak datang hingga saat ini, 10 ekor ikan yang saya pelihara ada pertumbuhannya, mereka tumbuh dengan baik.

Namun ya itu, sejak awal datang, saat feeding, selalu pakan tidak habis ludes. Saya hitung sekali saja pakan habis ludes, habis itu sampai saat ini saya buat post ini selalu saja nyisa.

Ini salah satu ikan yang agak besar dari kelompoknya, masih mencoba menikmati pakannya. Secara nafsu makan ada, tapi gak merata disemua ikan.

Time feedingnya ini bervariasi, tapi biasanya diatas 1 jam, range 1-2 jam time of feedingnya, tapi ya tadi masih selalu menyisakan pakannya.

Pakannya diadon atau diuleni jadi pasta, dimana adonannya ini terdiri dari tepung ikan, additional dan tepung kanji sebagai perekatnya supaya jadi pasta itu. Plus tambahan sebagai toping diberikan cacing darah di atasnya.

Namun belakangan, 1-3 hari ini saya amati nampaknya mereka lebih suka ke topingnya saja. Memang sih habis makan, saya amati perut ikan² ini gemuk² seperti kekenyangan, ada yang sampai nyangkut itu badannya pas lagi nyelap-nyelip di sela thermometer.

Gak mudah sih emang, tapi sebagai pemelihara kita harus sering mengamati dan belajar memahami bagaimana ikan ini maunya, nafsu makannya seperti apa, apa ada yang salah. Apakah terpengaruh dengan suhu air kah, pH air yang gak mendukung kah?

Perkembangan ikan peliharaan saya pada batch I ini bisa dilihat diQR code di bawah ini.


Saya sampai berpikir apakah dalam pengadonan atau menguleni adonan kurang kalis atau bagaimana ya. Sebagai pemula emang harus sering mencoba dan belajar memahami, itu pasti.

Ke depan saya akan coba selang-seling, dimana feeding pagi saya berikan tanpa toping, nanti pas feeding malam saya berikan dengan toping.

Kemudian saya sepertinya harus punya takaran tertentu supaya jelas, berapa gram sih pakan yang optimal dihabiskan, berapa gram pakan yang kelebihan, supaya gak banyak pakan terbuang percuma.

Saya mencoba mencatatnya diblog ini sebagai histori, proses yang saya jalani ketika awal. Karena gak mudah memang ketika memulai. Saya memulai ditahap kedua, belum ditahap awal dimana di sana bagian paling sulit.

Tahap awal gimana?

Tahap awal itu maksudnya memelihara sejak GE, kalau saya emang pemula, tapi memulainya untuk pertama saya dimulai dari elver, coba memulainya dari GE, itu yang sulit.

Tapi jika tahap awal memelihara dari GE berhasil, maka kedepannya pasti lebih bisa lah ya.

Ini juga sekalian sebagai gambaran bahwa rumah tangga² keluarga² di Indonesia bisa lho memelihara ikan ini sebagai sumber makanan bergizi, untuk mencegah stunting. Para ayah, bisa memelihara ini, daripada memelihara ikan² yang gak bisa dikonsumsi, hanya buat hobi dirinya sendiri. Boleh sih, tapi ada baiknya memelihara sesuatu buat asipan gizi terbaik keluarga, terutama untuk anak.

Segitu saja deh sharingnya, nanti saya lanjutkan pada cerita lainnya dalam proses saya memelihara ikan sidat ini. -ngp

#onedayonepost
#budidayasidat
#sidataquarium
#sidatuntukrumahtangga
#sidatelver
#sidatpandaan
#pengalaman


Hewan² terkadang nasibnya selalu jadi 'kelinci percobaan', nasibnya apa memang begitu ya, disamping mereka memang tidak sesempurna manusia yang punya akal budi.

Malah terkadang bukan cuma hewan yang nasibnya seperti itu, manusia juga terkadang ya sering dijadikan 'kelinci percobaan', hanya hal ini tidak terekspos, karena pasti akan kena masalah HAM.

Siang ini saya berkesempatan keliling, jalan² ke tempat proses pengolahan instalasi limbah cair, dimana dari proses pengolahan limbah cair, cairan yang telah terproses 'naturalisasi', itu istilah yang saya pakai saja y, jadi jangan dianggap serius. Harus menjadi air yang biasa sehingga layak untuk dilepas ke saluran air umum. Intinya adalah air itu tak lagi berbahaya, karena sudah dinetralisir, intinya begitulah.

Saya lihat ada sebuah kolam tampung, yang berukuran panjang 2-3 meter, lebar 50 cm dengan kedalaman mungkin 1-2 meter ya.

Tidak begitu jelas y, gak sempet videoin, tapi kalau diamati ikan² nya sih sehat dan segar².

Untuk memastikan apakah air yang ada di dalam itu sudah lolos baku mutu dengan apa?

Pengujian sih itu sudah pasti, uji laboratorium, itu pengunian secara fisika kimia. Nah perlu juga pengujian secara nyata, dengan apa?

Ya dengan menaruh ke dalamnya makluk hidup. Manusia? Oh tentu tidak, seperti yang saya sampaikan di awal, maka selalu butuh 'kelinci percobaan', hewan yang dipilih tentunya bukan kelinci, tapi sesuai dengan habitat, yaitu ikan.

Dimasukanlah ikan² untuk memastikan apakah air tersebut sudah layak hidup. Saya lihat ada beberapa ikan yang ada di sana, tapi rata² mujaer dan nila deh, jenis ikan serumpun.

Alhasil yang saya lihat sih ikannya hidup lho, tapi entah juga sudah berapa lama kolam ini ada, tapi nampak dinding kolam itu sudah ditumbuhi lumut hijau, artinya berarti untuk kehidupan air itu cukup memenuhi standar hidup minimal. Kalau saya perkirakan disekitaran April - Mei kolam itu ada dan mulai difungsikan.

Melihat periode waktu ini sepertinya air yang keluar ke kolam itu sudah cukup baik, memenuhi standar minimal layak hidup, terbukti ikan² dan vegetasi lumut di sana bisa tumbuh.

Hanya saja jika dikonsumsi ikannya pasti gak layak lah ya. Perlu peneletian dan pengujian lebih lanjut kandungan limbah B3 pada ikan sebesar berapa ppm.

Katanya ya, kalau buat kolam cek seperti ini ikan yang dipilih untuk dijadikan 'kelinci percobaan' jangan jenis ikan² yang kuat, seperti lele, ikan sapu², mujaer, nila dan sejenisnya, karena mereka pasti lebih kuat hidup di habitat dengan standar minimal. Ikan yang dipilih itu mininal ya ikan emas.

Tapi ya kadang kasihan juga sih, jadi bahan percobaan, tapi ya bagaimana lagi untuk membuktikan air itu layak gak jika dilepas ke saluran umum, toh nantinya kan akan bergabung dengan makluk hidup di sungai juga.

Itulah kewajiban para pemilik industri, memastikan limbah dari hasil produksi itu tidak mencemari lingkungan. Sederhana tapi penting sekali.

Tapi gak sesederhana itu juga sih, investasi untuk pembuatan instalasi limbah itu gak murah, ya itu para pengusaha manufaktur harus sadar itu, jangan mentang² punya uang, mau buat fasilitas produksinya saja, tapi giliran bahas soal instalasi pengolahan limbah seperti tutup mata.

Hmm, apakah manajemen tempat kalian bekerja peduli lingkungan? Terutama bagi yang bekerja di industri manufaktur ya, coba kalian jawab sendiri². -ngp

#onedayonepost
#umum
#kolamnaturalisasi
#kolamoutputipal

Hampir tepat seminggu saya pelihara sidat di aquarium. Ketika melakukan cleaning rutin saya selalu kesulitan membersihkan kotoran di dasar aquarium, karena karakter kotorannya itu melekat pada dasar aquarium.

Dari mencoba membersihkan dengan alat sedot siphon manual yang kurang sedotannya, sampai saya beli vacuum electric ternyata dirasa masih kurang, akhirnya saya coba datangkan alat bantu lainnya.

Saya beli 2 set, yang satu lebih kecil. Ya saya pikir saya mininal punya 2 set apabila nanti saya punya beberapa aquarium nantinya. Tapi di sini tidak akan saya share harga dan dimana belinya, karena gak sempet dokumentasi kemasannya.

Untuk alat yang pertama ini lebih kecil, ada beberapa aksesoris additionalnya, disertai gagang utama model ulir. Jadi tinggal copot pasang saja untuk aksesorisnya, seperti yang kalian lihat di dokumentasi di bawah ini.


Untuk aksesorisnya ada pembersih yang disertai kain sabut pembersih berbahan seperti karpet gitu, ini cocok buat membersihkan sidut² aquarium. Lalu ada yang model segitiga, ini cocok untuk membersihkan sudut sempit lainnya. Dan satu lagi itu model scraper untuk menggosok noda lengket di kaca. Kesemuanya itu model joint, jadi untuk geraknya lebih leluasa. Materialnya berbahan plastik ya.

Untuk alat yang kedua ini lebih panjang, punya aksesoris lebih banyak, disertai gagang utama model suction, dengan diameter gagang lebih besar 2x dari yang pertama, seperti dokumentasi di bawah ini.


Aksesoris yang kedua ini lebih banyak, tapi secara umum hampir sama, tapi dengan ukuran lebih besar saja, ditambah beberapa aksesoris tambahan. Tapi tidak model joint seperti alat sebelumnya.

Tambahannya itu ada seser kecil untuk membersihkan kotoran yang mengambang di permukaan air. Terus ada plant clamp ini sepertinya buat mengambil misalkan ada alga atau lumut yang sulit diambil bisa pakai aksesoris ini. Kemudian ada serokan yang biasa buat bersihkan kotoran pup pet, ini bisa dipakai jika dasar aquarium berpasir atau berbatuan.

Tools ini harapannya akan mempermudah dalam saya melakukan cleaning aquarium rutin. Ketika pembersihan kotoran² yang sudah terangkat tinggal disedot dengan vacuum electric yang sudah saya miliki sebelumnya.

Harapannya kualitas air bisa terjaga lebih baik dan peliharaan kita di dalamnya bisa lebih sehat dan bersih.

Segitu saja deh sharing saya kali ini, semoga bisa membantu menambah informasi buat kalian pemula hobi memelihara ikan di aquarium. -ngp

#onedayonepost
#produk
#umum
#cleaningtoolset
Pada awal Mei lalu, saya kan beli kangkung di pasar buat pakan tambahan love bird peliharaan saya, biasanya saya hanya ambil batangnya saja buat pakannya.

Waktu itu, bagian batangnya emang diambil untuk dipotong-potong buat pakan tambahan. Nah bagian akarnya waktu itu terpikirlah untuk ditanam, makanya di awal Mei itu batang bagian bawah yang ada akarnya saya tancapkan di tanah, di petak samping rumah, di sana kan ada aliran air parit buangan air cucian tai burung, air kurasan aquarium. Harapannya kan di sana tanah selalu lembab terjaga dan kangkung rasanya sanggup hidup di sana.

Setelah ditanam, ya rutin disiram dan dia tumbuh bersama tanaman lain yang ada dipetak itu. Eh pas Juni di awal Juni, tepat sebulan sih ya, ternyata tanaman² di sana tumbuh subur, termasuk kangkungnya.


Mereka menjalar bahkan ada yang sudah berbunga dan bertunas segala, artinya ini subur dan mereka bisa tumbuh lagi walau hanya tinggal batang dan akar saja waktu saya tanam.

Minggu ini sekalian bersihin tanaman liar, saya sekalian panen biar si kangkung ini gak menjalar kemana-mana, toh kebetulan butuh juga buat pakan tambahan si Love Birds. Batangnya saya pisahkan, saya petik potong batangnya, daunnya saya ambil untuk makan saya, saya buat tumis kangkung.


Jam 9 pagi saya sudah sarapan sayur dan protein dari telur kornet. Maknyoss

Meskipun ini kangkung tumbuh dari nutrisi kotoran burung dan air buangan aquarlum, tapi rasanya tetap kangkung sih, gak ada rasa yang aneh.

Hasil panen ini itu bisa buat makan love birds 2x, dan saya makan sarapan 1x, lumayan bukan, sebulan dapat hasil segitu, ya gak banyak emang tapi kan saya gak perlu beli kangkung di pasar, walaupun harganya murah, tapi butuh hanya sedikit ngapain beli kalau di kebun ada.

Baiklah segitu saja obrolan pagi ini, habis makan kenyang waktunya me time menikmati sunday yang sebentar lagi berakhir. Padahal masih pagi tetapi di kepala sudah terbayang keruwetan Senin. Sampai jumpa lagi dipostingan lainny. -ngp

#onedayonepost
#panen
#umum
#experience