Kolam 'Naturalisasi' Proses Pengolahan Limbah

Hewan² terkadang nasibnya selalu jadi 'kelinci percobaan', nasibnya apa memang begitu ya, disamping mereka memang tidak sesempurna manusia yang punya akal budi.

Malah terkadang bukan cuma hewan yang nasibnya seperti itu, manusia juga terkadang ya sering dijadikan 'kelinci percobaan', hanya hal ini tidak terekspos, karena pasti akan kena masalah HAM.

Siang ini saya berkesempatan keliling, jalan² ke tempat proses pengolahan instalasi limbah cair, dimana dari proses pengolahan limbah cair, cairan yang telah terproses 'naturalisasi', itu istilah yang saya pakai saja y, jadi jangan dianggap serius. Harus menjadi air yang biasa sehingga layak untuk dilepas ke saluran air umum. Intinya adalah air itu tak lagi berbahaya, karena sudah dinetralisir, intinya begitulah.

Saya lihat ada sebuah kolam tampung, yang berukuran panjang 2-3 meter, lebar 50 cm dengan kedalaman mungkin 1-2 meter ya.

Tidak begitu jelas y, gak sempet videoin, tapi kalau diamati ikan² nya sih sehat dan segar².

Untuk memastikan apakah air yang ada di dalam itu sudah lolos baku mutu dengan apa?

Pengujian sih itu sudah pasti, uji laboratorium, itu pengunian secara fisika kimia. Nah perlu juga pengujian secara nyata, dengan apa?

Ya dengan menaruh ke dalamnya makluk hidup. Manusia? Oh tentu tidak, seperti yang saya sampaikan di awal, maka selalu butuh 'kelinci percobaan', hewan yang dipilih tentunya bukan kelinci, tapi sesuai dengan habitat, yaitu ikan.

Dimasukanlah ikan² untuk memastikan apakah air tersebut sudah layak hidup. Saya lihat ada beberapa ikan yang ada di sana, tapi rata² mujaer dan nila deh, jenis ikan serumpun.

Alhasil yang saya lihat sih ikannya hidup lho, tapi entah juga sudah berapa lama kolam ini ada, tapi nampak dinding kolam itu sudah ditumbuhi lumut hijau, artinya berarti untuk kehidupan air itu cukup memenuhi standar hidup minimal. Kalau saya perkirakan disekitaran April - Mei kolam itu ada dan mulai difungsikan.

Melihat periode waktu ini sepertinya air yang keluar ke kolam itu sudah cukup baik, memenuhi standar minimal layak hidup, terbukti ikan² dan vegetasi lumut di sana bisa tumbuh.

Hanya saja jika dikonsumsi ikannya pasti gak layak lah ya. Perlu peneletian dan pengujian lebih lanjut kandungan limbah B3 pada ikan sebesar berapa ppm.

Katanya ya, kalau buat kolam cek seperti ini ikan yang dipilih untuk dijadikan 'kelinci percobaan' jangan jenis ikan² yang kuat, seperti lele, ikan sapu², mujaer, nila dan sejenisnya, karena mereka pasti lebih kuat hidup di habitat dengan standar minimal. Ikan yang dipilih itu mininal ya ikan emas.

Tapi ya kadang kasihan juga sih, jadi bahan percobaan, tapi ya bagaimana lagi untuk membuktikan air itu layak gak jika dilepas ke saluran umum, toh nantinya kan akan bergabung dengan makluk hidup di sungai juga.

Itulah kewajiban para pemilik industri, memastikan limbah dari hasil produksi itu tidak mencemari lingkungan. Sederhana tapi penting sekali.

Tapi gak sesederhana itu juga sih, investasi untuk pembuatan instalasi limbah itu gak murah, ya itu para pengusaha manufaktur harus sadar itu, jangan mentang² punya uang, mau buat fasilitas produksinya saja, tapi giliran bahas soal instalasi pengolahan limbah seperti tutup mata.

Hmm, apakah manajemen tempat kalian bekerja peduli lingkungan? Terutama bagi yang bekerja di industri manufaktur ya, coba kalian jawab sendiri². -ngp

#onedayonepost
#umum
#kolamnaturalisasi
#kolamoutputipal

0 comments:

Posting Komentar