Setelah kemarin kita bahas soal minyak goreng dan cangkang telur yang bisa dimanfaatkan untuk pupuk, kali ini kita bahas bahan lain yang bisa kita manfaatkan dan mudah diperoleh di rumah. Kemarin semper juga saya singgung sedikit manfaat kopi yang baru saya sadari ternyata bisa memgusir semut dari tanaman peliharaan kita.


Nah kalau di rumah penghuninya seneng ngopi, tentunya mendapatkan bubuk kopi bekas pakai terasa mudah. Karena pastinya ampas kopi itu akan dibuang setelah diekstrak. Nah daripada dibuang begitu saja, ternyata ampas kopi ini bisa dimanfaatkan menjadi pupuk lho.

Ilustrasi, penggunaan kopi sebagai pupuk atau nutrisi tanaman. Gambar diambil dari Google

Baru tahu?

Hmm harusnya sih sudah tahu ya, mungkin paling tidak pernah mendengarnya.

Pada postingan kali ini saya mau bahas soal itu, bagaimana pemanfaatan bubuk kopi bekas atau ampas kopi bisa digunakan sebagai nutrisi tanah dan tanaman di rumah kalian.

Ada banyak cara sih, ada yang mudah dan ada yang agak ribet, tapi sebenarnya masih dalam tahap paling mudah koq. Bahkan orang yang malas repot saja bisa melakukannya koq.

Jadi ampas kopi yang digunakan ini tidak perlu dibilas terlebih dahulu, jadi ampas kopi hasil ekstrak pertama bisa langsung digunakan sebagai pupuk. Ampas kopi bersifat netral jika mencucinya maka ampas kopi akan mendekati pH netral yakni 6,5 dan kondisi ini tidak akan mempengaruhi tingkat keasaman tanah padahal kondisi ini diperlukan oleh tanah.

Ampas kopi tersebut ditabur di permukaan tanah, lalu sesudah ditabur secara menyeluruh langkah berikutnya menaburkan kembali tanah untuk menutup permukaan ampas kopi. Tidak perlu terlalu tebal, sekitar setengah inci, dan biarkan mikroba pada tanah dan ampas bubuk kopi bekerja.

Untuk perbandingan tanah yang digunakan, jika ingin melakukannya terhadap tanaman dalam pot pada tanaman yang agak besar, maka permukaan lapisan ampas kopi cukup ditabur sekitar setengah inci. Berbeda jika tanaman kecil, kadar lapisan tanah juga kecil, sekitar seperempat inci.

Cara ini sangat mudah bukan, tidak perlu melakukan fermentasi yang membutuhkan effort bagi yang tidak mau ribet. Cukup plug and play.


Bubuk kopi bekas pakai atau ampas kopi merupakan sumber nitrogen yang baik, cocok pula bagi tanaman yang menyukai keasaman seperti bluberi, rhododendron, azalea, lily, serta beragam tanaman hias dan buah lainnya. Kopi mengandung asam ringan yang pas jika diberikan sebagai nutrisi tanaman.

Diketahui pula dalam kopi terdapat kandungan mineral utama antara lain kalsium, kalium, besi, fosfor dan kromium. Cacing tanah diketahui juga menyukai kopi karena memberikan asupan untuk kehidupan mereka di tanah.

Selain itu, sifat kopi yang abrasif bagi beberapa molusca seperti siput hama tanaman membantu tanaman terhindar dari hama tersebut. Aroma kopi ini juga diketahui tidak disukai beberapa hama tertentu.


Setelah paham, jadi apa masih mau membuang ampas sisa kopi?

Jika kamu senang berkebun, ampas kopi ini merupakan sesuatu yang sangat bodoh jika disia-siakan, karena itu bisa membuat kebun di rumah mu menjadi subur.

Sekian dulu sharing yang bisa saya bagikan, happy planting ya sobat planter. Jadikan kebun rumah mu sumber bahan untuk dapur keluarga. Sampai jumpa dipostingan lainnya. -ngp

#onedayonepost
#repost
#naturalitygreepplant
#umum
#pupuk
Saya dibuat sebal dan sekaligus kesal dengan hama, dalam hal ini semut. Tanaman cabe peliharaan saya yang sempet panen beberapa waktu lalu hidupnya merana.

Telah sempat muncul bunga cabe sebagai awal untuk numbuh calon buah baru eh harus gagal kembang gara² tanaman cabe peliharaan saya ini tiap saat harus jadi tempat bermain semut².

Memang sih mereka gak membuat sarang, tapi adanya mereka itu selalu membuat tanaman cabe jadi merana, sampai akhirnya saya beruntung masih bisa memanen dua buah cabe.


Saat ini tanaman cabenya masih hidup, masih tumbuh hijau, hanya saja jika dilihat agak merana, kurang sehat dan kurang segar.

Padahal setiap hari saya tetap rutin menyiramnya dan 3-4 hari sekali untuk pupuk daun. Dan pupuk organik cairnya 2 minggu sekali. Sesekali kalau ada air cucian beras juga saya siramkan ke tanah dimana tanaman cabe itu tumbuh.

Sampai ketika saya membaca artikel bahwa kopi bisa digunakan untuk pupuk tanaman dan punya khasiat baik untuk tanaman, daripada dibuang sia².

Saya saat itu belum detail, hanya saja terpikir juga eman² membuang ampas kopi begitu saja, akhirnya saya mulai membuang ampas kopi ini ke tanah dimana tanaman cabe saya ini tumbuh.

Ilustrasi pemberian bubuk ampas kopi ke tanaman peliharaan. Gambar diambil dari Google

Efeknya setelah beberapa hari, saya koq mulai jarang melihat ada semut main² di tanaman cabe kesayangan saya ini.

Artinya kopi jadi pengusir hama it's work!

Bagus lagi ketika saya lakukan proses fermentasi dan menjadikannya sebagai pupuk organik cair. Hanya saja saya tidak cukup mengumpulkan segitu banyak ampas kopi, karena frekuensi ngopi saya tidak setiap hari juga, takut lambung saya jebol malah.

Nah itu jadi pengalaman sederhana saya memanfaatkan kopi sebagai pengusir hama dengan cara paling simpel dan sederhana. Entah apa yang saya lakukan ini tepat atau tidak menurut pakar tanaman, saya hanya melakukan apa yang jadi insting bahwa ternyata si semut ini seperti ya ogah main² dekat² bubuk kopi yang ada di bawah tanaman cabe peliharaan saya ini.

Ingat ya, ampas kopinya jangan yang sudah tercampur gula, kalau itu sih sama saja bohong. Ampas kopinya adalah yang murni kopi habis dibrewing V60, vietnam drip, espresso, mokapot dll. Asal ampasnya itu masih murni bubuk kopi tanpa campuran bisa digunakan.

Segitu saja deh share pengalaman dari saya, jika ada yang tidak sesuai boleh dikoreksi dikolom komentar ya, supaya sama² belajar untuk pembaca yang lain. -ngp

#onedayonepost
#pengalaman
#pupuk
#umum
Pernahkah kalian memetik buah mangga yang matang pohon? Hmm, pasti pernah walaupun jarang. Karena kebanyakan kita beli buah mangga itu dari penjual dan itu sudah dipetik lebih dulu dan matangnya tentunya setelah dia dipetik.

Karena kalau berharap matang di pohon tentunya kalian harus punya pohonnya dulu dan merawatnya hingga dia bisa berbuah dan masak di pohon.

Pada postingan kali ini saya juga sekalian belajar mengenai buah yang masak di pohon dan yang masak atau matang setelah dia dipetik. Ini sekalian menambah pengetahuan kalian seputar dunia tumbuhan.

Ilustrasi, buah-buahan. Gambar diambil dari Google

Buah yang belum masak teksturnya pasti masih keras, rasanya masam/ asam, bahkan ada pula yang rasanya pahit (bergetah), bahkan tidak enak dimakan.

Tapi ketika sudah masak/ matang, rasanya pastinya enak, empuk, dan manis, belum juga aromanya khas dari buah tersebut. Siapapun pasti suka pada buah yang sudah masak, apalagi masak di pohon. Hmm, tapi terkadang gak semua paham, asal buah itu masak/ matang semua orang pasti suka koq.

Proses pemasakan buah ini terjadi oleh karena senyawa pektin dan pati yang dipecah sehingga menimbulkan kelembutan dan rasa manis pada daging buahnya. Hal ini dipengaruhi oleh aktivitas dari enzim peknisane, amilase, dan gas etilen.

Seperti diketahui, tidak semua tanaman buah punya proses pematangan buah yang sama, masing² punya karakteristik yang berbeda.

Pematangan buah yang berbeda ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu buah klimaterik dan buah nonklimaterik.

Apa itu?

Buah klimaterik
Merupakan kelompok jenis buah² yang bisa matang setelah dipetik. Artinya pemasakan buah bisa terjadi meskipun si buah sudah terlepas dari kesatuan tangkai tanamannya.

Laju respirasi buah ini akan terus meningkat setelah buah dipanen. Umumnya buah ini dipanen ketika sebelum buah matang di pohon.

Setelah dipetik ketika sebelum matang, buah² jenis ini akan melalui proses pemeraman terlebih dahulu.  Teknik pemeraman ini banyak caranya. Cara yang umum, adalah buah yang sudah matang digabungkan disimpan dalam satu wadah bersama buah² yang dipanen sebelum matang.

Gas etilen dari buah yang sudah matang inilah yang merangsang pemasakan buah saat proses pemeraman ini.

Cara pemanenan untuk buah jenis klimaterik ini adalah untuk memperpanjang masa simpan buah itu sendiri, umumnya membantu bagi para pedagang buah, yang mendistribusikan buah dari petani hingga ke konsumen akhir. Jika buah dipanen ketika sudah masak, maka buah akan terus mematang hingga akhirnya membusuk, proses yang terlalu cepat ini akan membuat masa simpan buah jadi singkat. Bagi pedagang ini adalah suatu kerugian. Konsumen pun akhirnya tidak bisa mendapatkan kualitas buah yang optimal ketika dikonsumsi.

Istilah pemeraman buah juga dikenal dengan istilah karbit. Karena proses pemeraman buah ini dibantu dengan 'karbit'.

Hmm apa itu karbit? Karbit itu sebenarnya adalah singkatan dari Kalsium karbida, merupakan senyawa ionik yang apabila dilarutkan dalam sejumlah kecil air atau diletakkan di tempat lembap, dapat melepaskan gas asetilena.

Berikut ini beberapa jenis buah yang termasuk jenis buah klimaterik antara lain sawo, mangga, pisang, pepaya, jambu, nangka, durian, sirsak, melon, dan manggis.

Perlu dipahami bahwa teknik pemeraman tiap² buah itu berbeda-beda ya, jadi harus disesuaikan dengan karakteristik buahnya. Selain itu, sebelum memanen dini, jangan sembarang memanen buah sebelum matang, perhitungkan masa layak panen ketika masih mentah, jangan masih kecil dan belum buah sempurna sudah dipanen.

Seperti contoh buah mangga, dipanen setelah bentuk buahnya penuh dan warna kulitnya agak terang. Contoh lagi buah pepaya dipanen setelah ada warna merah pada ujung buah yang membentuk bintang. Sementara itu buah nangka dan sirsak dipanen setelah jarak durinya melebar.


Buah nonklimaterik
Merupakan jenis kelompok buah yang tidak dapat mengalami pemasakan lanjut setelah dipetik dari pohonnya. Laju respirasi buah ini tidak meningkat setelah dipanen.

Oleh karena itu buah jenis ini tidak bisa matang jika tidak matang dari pohonnya. Jika buah non klimaterik dipanen dalam keadaan masih mentah, maka buah tidak dapat matang meskipun sudah diperam.

Hal ini terjadi karena memang genetik tanaman/ pohon buah itu sendiri. Buah-buah non klimaterik tidak bereaksi terhadap gas etilen yang berasal dari luar tubuh (gas etilen eksogen).

Sama² membutuhkan gas etilen, namun gas etilen yang bisa diterima hanya gas etilen dari dalam tubuh pohon atau tanaman dimana buah tersebut tergantung.

Tapi jika tetap dipaksa diperam, buah jenis ini akan mengalami pembusukan bahkan tanpa melewati masa dia matang. Artinya busuk sebelum dia akan matang, walaupun diperam bagaimanapun juga. Hmm, sia² belaka jika kita melakukan pemeraman pada buah yang termasuk jenis nonklimaterik ini.

Contoh buah non klimaterik adalah duku, belimbing, rambutan, nanas, salak, stroberi, apel, dan jeruk.

Nah sudah tahu kan jenis² buahnya apa saja, jadi jangan coba² tuh meram buah² di atas, karena hanya akan sia² belaka. Jadi lebih baik tunggu sampai masak pohon baru petik dan konsumsi.


Semoga informasi ini bisa membantu pemahaman kita soal mana saja sih buah yang bisa diperam dan mana yang tidak bisa. Istilahnya adalah klimaterik dan nonklimaterik.

Semoga bisa nambah pengetahuan kita semua seputar dunia tanaman/ tumbuh-tumbuhan. Semakin sering sharing semakin banyak pula saya belajar memahami banyak hal yang sebelumnya tidak saya ketahui. Sampai jumpa dipostingan lainnya lagi. -ngp

#onedayonepost
#teori
#umum
Banyak cara saat ini yang bisa kita coba untuk membuat pupuk organik. Pupuk organik sekarang jadi pilihan untuk menghasilkan hasil bumi dari tanaman² yang bebas kimia, tujuannya seperti itu.

Meskipun dalam prosesnya untuk membuat pupuk organik cair ini membutuhkan juga bahan² kimia, karena pada dasarnya manusia itu tidak akan bisa lepas dari namanya bahan kimia, itu yang harus dipahami. Semua unsur yang ada di bumi ini ya ada rumus kimianya.

Ilustrasi, pengaplikasian cangkang telur sebagai pupuk bagi tumbuhan. Gambar diambil dari Google

Saat ini di dapur saya lebih sering memanfaatkan telur untuk lauk makan, ya bahan makanan satu ini kerap saya gunakan. Yang dimanfaatkan dari telur saat ini adalah hanya isinya, cangkangnya otomatis tak terpakai dan selama ini dibuang.

Hasil browsing di internet, saya menemukan bahwa cangkang telur ini bisa dimanfaatkan menjadi pupuk, namun tentunya harus diolah terlebih dahulu.

Cangkang telur punya kandungan kalsium yang baik bagi tanaman. Namun tanaman tidak bisa mengekstraknya begitu saja tanpa bantuan manusia. Bisa saja, namun butuh waktu yang relatif lama, minimal satu tahun. Lama sekali bukan?

Untuk mengekstrak kalsium dari cangkang telur ini butuh proses dan itu adalah tugas manusia membantu melakukannya.

Btw, selain kalsium, cangkang telur juga mengandung nutrisi lain, seperti Protein, Zinc, Fosfor, Magnesium, Kalium, Kalsium karbonat, Natrium, serta Mangan.

Oh ya, lanjut lagi bagaimana kita mengekstrak nutrisi baik dari cangkang telur caranya cukup mudah ternyata, hanya dengan bantuan cuka putih. Bahan ini merupakan asam lemah, dimana cuka ini terbuat dari asam asetat tiga persen. Kita temukan unsur kimia di sini, asam asetat (CH3COOH) dan Kalsium (Ca). Sekali lagi kita tidak bisa lepas dari namanya bahan kimia, catat itu!

Bahan² yang diperlukan cangkang telur, cuka dan botol wadah untuk proses ekstraksinya. Alat pendukung ya blender atau alat lain untuk penghancur cangkang telur, wajan untuk menyangrai serbuk cangkang telur.

Untuk pembuatan pupuk dari cangkang telur dengan bantuan cuka caranya sebagai berikut:
#1 Bersihkan cangkang telur yang dikumpulkan dari kotoran minyak misalnya, atau kecap atau bahan² lain.

#2 Jemur cangkang telur dibawah sinar matahari, supaya dia kering agar mudah dihancurkan. Setelah itu hancurkan cangkang telur hingga menjadi serbuk atau bubuk.

#3 Jika memungkinkan sangrai atau panaskan serbuk cangkang telur tadi.

#4 Setelah itu, campurkan cuka dan rendam serbuk cangkang telur dalam larutan cuka tadi, aduk rata dan diamkan selama 4 minggu. Tutup rapat larutan tersebut. Akan nampak cangkang telur akan mengapung di atas permukaan larutan cuka. Simpan di tempat yang sejuk dan kering. Penting juga membuka tutup wadah untuk mengurangi tekanan gas dari dalam wadah.

Pengaplikasian pada tanaman, kita harus melarutkan larutan pupuk organik cair ini, dengan konsentrasi 10 ml air per liter atau dua sendok makan per liter air. Lakukan penyemprotan pada tanaman peliharaan anda.

Frekuensi pemberian pupuk ini adalah 1-2x dalam seminggu. Lakukan penyemprotan pada pagi atau sore hari.


Selain itu, ada cara lain yang bisa dipilih untuk membuat pupuk dari bahan dasar cangkang telur bekas pakai ini. Prosesinya bisa kalian ikuti informasinya dibawah ini.

Bahan² yang diperlukan antara lain: 
✓ Cangkang telur
✓ Alat penumbuk atau bisa gunakan blender
✓ Air bersih
✓ Gula pasir / gula Jawa / tetes tebu
✓ EM4
✓ Botol atau wadah

Cara pembuatan pupuk dari cangkang telur:
#1 Kumpulkan cangkang telur, cuci bersih lalu jemur dimatahari hingga dia kering. Bisa juga menggunakan oven, tapi cara alami juga baik koq.

#2 Hancurkan cangkang telur tadi sampai halus, sampai jadi bubuk.

#3 Campurkan serbuk cangkang telur tadi dengan air bersih dan masukan ke dalam botol.

#4 Tambahkan gula merah/gula Jawa/gula pasir, lalu kemudian tambahkan pula EM4 dengan perbandingan 1:1.

#5 Tutup botol dengan rapat lalu kemudian kocok botol tersebut supaya bahan² tercampur merata. Setelah itu diamkan selama 10-14 hari agar bahan² tersebut terfermentasi. Sesekali buka tutup botol untuk mengurangi tekanan gas dari dalam botol, agar tidak meledak botol plastiknya.

#6 Pengaplikasiannya hampir sama dengan yang disebutkan di atas, dimana cairan pupuk ini harus dilarutkan dengan air terlebih dahulu. Kemudian frekuensi pemberian pupuk dilakukan 2-3 minggu sekali, pada pagi atau sore hari.


Untuk mempermudah kalian membuat pupuk dari cangkang telur ini, bisa juga lihat beberapa video di YouTube. Secara umum bahan yang digunakan hampir sama, prosesnya juga kurang lebih sama, tinggal kalian pilih mana yang sekiranya mudah untuk ditiru dan dicobakan di rumah.

Bisa tonton video satu ini. Dimana di sini ditawarkan beragam cara memanfaatkan cangkang telur menjadi pupuk organik tanaman peliharaan anda di rumah.

Atau juga bisa tonton video ini. Tinggal disesuaikan dengan kemudahan yang bisa kalian akses untuk membuat pupuk dari bahan cangkang telur ini.


Segitu saja share pagi ini, semoga bisa menambah wawasan dan sekaligus jadi referensi saya untuk membuat pupuk dari bahan yang ada di rumah. Sampai jumpa dipostingan lainnya. -ngp

#onedayonepost
#pupuk
#umum
#repost


Kali ini masih mengeksplor bahan² yang ada di dapur rumah kita yang memungkinkan dimanfaatkan jadi pupuk setelah dipakai. Selama ini kan bahan² yang sudah habis pakai umumnya kita buang, tapi ternyata bahan² ini bisa dimanfaatkan lagi.

Kita tahu sebelumnya ada bahasan soal air cucian beras, minyak goreng bekas, kemudian ada pula dari ampas kopi dll. Nah, kali ini ternyata teman dari kopi yakni teh, terutama ampasnya itu bisa juga lho jadi pupuk.

Ampas teh dipercaya mengandung nitrogen dan kafein yang cukup tinggi. Nitrogen merupakan salah¹ nutrisi yang dibutuhkan tanah dan pada akhirnya akan dimanfaatkan tanaman itu sendiri. Sedangkan kafein dianggap mampu mengusir hama atau gulma.

Nitrogen diperlukan untuk pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang, dan akar.

Selain itu ampas teh juga bisa membantu retensi air dan memaksimalkan penyerapannya pada tanah.

Ilustrasi ampas teh, gambar diambil dari Google

Ada hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan ampas teh ini digunakan sebagai pupuk. Pastikan ampas teh tidak terkontaminasi gula. Artinya murni ampas teh sisa seduh tanpa gula.

Baiknya teh memang disajikan tanpa gula, jika pun memberikan gula itu setelah teh selesai diseduh, sehingga ampas teh akan aman dari kontaminasi gula.

Ampas teh yang dikumpulkan itu kemudian dijemur terlebih dulu di bawah sinar matahari untuk membuatnya menjadi kering (kembali kering).

Apabila sudah kering, campurkan ampas teh kering tadi ke media tanam atau permukaan tanah. Bisa disesuaikan dengan ukuran media tanamnya ya.

Ampas teh yang diletakkan di permukaan tanah atau media tanam, kemudian akan diolah secara alami oleh cacing tanah. Kandungan asam pada ampas teh akan menghasilkan pupuk alami yang kaya nutrisi untuk tanaman.

Sesederhana itu bukan, dan kalian pasti akan dengan mudah mengaplikasikannya di rumah, dan tentunya itu mengurangi sampah buangan rumah tangga. Dan memanfaatkan bahan² sampai pada akhirnya, artinya tidak ada sampah yang terbuang sia² tanpa guna.

Lihat juga video di sini bagaimana membuat pupuk dari bahan ampas teh.

Cara di atas untuk teh celup yang lebih mudah diolah karena lebih lembut menyerupai serbuk tanah sehingga dapat lebih mudah diaplikasikan ke tanah karena teksturnya menyerupai tanah.


Sekian dulu sharing yang bisa saya bagikan, happy planting ya sobat planter. Jadikan kebun rumah mu sumber bahan untuk dapur keluarga. Sampai jumpa dipostingan lainnya. -ngp

#onedayonepost
#repost
#umum
#pupuk