Rasanya ingin tertawa pada diri sendiri, kenapa?

Sampai seusia ini saya baru tahu, bahwa daun jamblang itu bukan sebutan atau istilah untuk menyebut daun jati. Jamblang itu ada nama untuk suatu buah atau tumbuhan, dan pada post kali ini sedikit dibahas, sekalian meluruskan pemahaman saya yang salah selama ini.

Post ini juga terpancing dari post nya Mrs. Mreneyo, yang bahas soal buah jamblang, tautannya bisa dibaca dibawah ya, saya lampirkan, tinggal klik. Saya mau menanggapinpost itu, eh kolom komentar ya dimatikan, jadi gak bisa komen deh. "Bukan karena saya kan Mrs. Mreneyo, mematikan kolom komentar ya 🥹?" Kalau pas baca post ini, bisa bales di komentar ya 🤭. Kawan blog dari jauh yang paling sering mampir ke NGP ini.


Auo balik lagi ke post kali ini, misinta adalah meluruskan pemahaman saya yang selama ini salah.

Sejak kecil saya lahir dan besar di Cirebon. Kuliner nasi jamblang itu sangat familier sekali. Sejak kecil saya pahami memang nasi jamblang dikemas dalam bungkusan daun, yang sampai saat terakhir lalu menganggap daun yang membungkusnya adalah daun jamblang. Ternyata istilang jamblang itu karena nasi ini muncul dari sebuah daerah di sekitaran wilayah Cirebon yang bernama Desa Jamblang. Lokasinya sebelah barat Kabupaten Cirebon.

Jadi itulah asal muasal penyebutan kuliner nasi jamblang atau sega jamblang. Sega dalam bahasa daerah, yang artinya nasi.

Penamaan daerah ini itu ternyata dulu ada pohon jamblang besar yang tumbuh di pinggir sungai. Nah dulu pedagang² atau hilir mudik orang menuju suatu tempat itu memanfaatkan jalur sungai, dulu belum ada itu jalan raya seperti sekarang. Dulu juga nama tempat itu belum banyak seperti sekarang sudah diberi nama. Nah orang² atau pengunjung yang mayoritas pedagang² Cina menandai sebuah tempat dengan melihat ciri khas, pas di daerah yang kelak dinamai Jamblang itu ada pohon jamblang berukuran besar, nah itu dia nama Jamblang mulai digunakan.

Selengkapnya bisa kalian baca di sini ya, saya berikan tautannya, untuk mengenal asal ,uasal daerah Jamblang, nambah pengetahuan supaya gak salah kaprah seperti saya sudah sedewasa ini 🤭.


Sedangkan jamblang sendiri adalah nama dari sebuah tumbuhan atau tanaman, lebih tepatnya pohon. Bisa juga disebut jamblang, juwet, jambu keling atau duwet.

Nah saya sendiri sebenarnya gak asing jika disebut duwet, ternyata duwet ini adalah jamblang, nama lain dari jamblang.

Ini bukan duwet alias featuring ya kalau nyanyi, bukan duwet itu.

Ilustrasi, pohon jamblang yang tumbuh lebat dan besar, gambar diambil dari Google

Punya nama ilmiah Syzygium cumini, merupakan sejenis pohon buah dari suku jambu-jambuan (Myrtaceae). Pohon ini punya buah yang rasanya sepat masam.

Nama buahnya ini dikenal pula dengan berbagai nama seperti jambee kleng (Aceh), jambu kling, nunang (Gayo), jambu koliong (Riau), jambu kalang (Min.), jambulang, jambulan, jombulan, jumblang (aneka nama lokal di Sulut), jambulan (Flores), jambula (Ternate), jamblang (Btw., Sd.). Juga jambu juwat, jiwat, jiwat padi (Ind., juwet atau duwet (Jw.), juwet, jujutan (Bl.), juwet atau jowet (Lombok), dhuwak, dhalas (Md.), duwe (Bima), Rappo - Rappo (Selayar).

Ilustrasi, buah jamblang, gambar diambil dari Google

Tumbuhan ini punya habitat di wilayah tropis baik dibudidayakan/liar di Asia tropis dan Australia. Selain itu tumbuhan ini juga punya pesebaran alaminya di Himalaya bagian subtropis, India, Sri Lanka, Malaysia.

Nah ada satu hal yang saya temukan ketika saya mencari tahu tentang tumbuhan jamblang ini, yaitu di Pulau Jawa, tumbuhan ini tumbuh liar di hutan jati dan dibudidayakan sebagai pohon buah di pekarangan, dari dataran rendah  hingga 500 mdpl.

Saya beri cetak hitam, jadi tumbuhan ini sering tumbuh diantara hutan jati, nah makanya hubungannya sangat erat sekali. Nasi jamblang dibungkus dengan menggunakan daun jati, dan tumbuhan jamblang ini tumbuh liar di sekitar hutan jati. Hmm, bisa saja yang salah kaprah selama ini bukan cuma saya 🤭😁, #mencaripembenaran #bercyanda.

Tumbuhan ini juga dapat tumbuh pada ketinggian 1800 mdpl. Bahkan di daerah dataran banjir tumbuhan ini juga mampu survive, ini tumbuh secara alamiah ya alias liar. Jika kalian mau menanamnya di pekarangan rumah jika kondisi tanahnya subuh dan memungkinkan juga bisa saja koq, tapi kalau kalian tinggal di pesisir pantai, hmm bisa gak ya?

Jadi kalau di blog Mreneyo, diceritakan bahwa buah jamblangnya dibawa dari daerah di Jawa Timur, ternyata di daerah gak jauh dari tempat lahir saya ada juga memang tumbuh tumbuhan yang dinamai sama, sama² jamblang. Hanya kalau di daerah saya memang itulah nama asli daerahnya Desa Jamblang, Kecamatang Jamblang, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Seperti yang dikisahkan sedikit cerita asal muasal penamaan daerah tersebut di atas tadi.


Nah itulah dia ya, sekarang saya jadi paham, semuanya telah lurus, saya juga jadi paham sedikit juga soal sejarah asal muasal penamaannya sebuah daerah di dekat asal kelahiran saya, dan nama kuliner nasi jamblang itu berasal dari mana. Semuanya sudah clear, jadi saya akhiri post kali ini.

Ilustrasi, kuliner nasi jamblang. Lihat ini saya jadi kangen ingin makan, sayangnya jauh di sana. Gambar diambil dari Google





Mrs. Mreneyoo, kalau sekalian pas mampir ke sini, komen ya. Bingung mau interaksi meninggalkan jejak di blog gak bisa, jadi sekalian saja pas ada hubungan topik yang serupa, ditarik ke sini komentarnya. Ditunggu jejaknya Mrs. Mreneyoo.

Sampai jumpa dipost lainnya, bahas hal lainnya seputar tumbuhan ya, buat nambah pengetahuan, walaupun kali ini gak fokus sekali ke profil tumbuhan ya, karena misinya meluruskan pemahaman yang salah. -ngp

#onedayonepost
#umum
#buahjamblang
#desajamblang
#pohonjamblang
Wah², saya yang tengah mau berproses membuktikan post saya sebelumnya akhirnya terhenti setelah saya muncul notifikasi di akun YouTube saya.


Ternyata sudah dibuktikan bahwa membibitkan jeruk lemon dengan cara instan itu terbukti hoax. Ternyata daripada sia², membuktikan yang sudah terbukti hoax, akhirnya saya hentikan proses menunggu hal yang sesat.

Jadi melalui akun YouTube Infarm, mereka ini aktif dalam dunia bercocok tanam dan berusaha mencerahkan para penghobi bercocok tanam agar tak tersesat pada informasi yang salah.

Ilustrasi, jeruk lemon gambar diambil dari Google

Mereka mencoba membuktikan video² konten yang membahas membibitkan jeruk dengan cara instan. Sebelumnya mereka juga buktikan membibitkan tomat dengan cara instan, dan itu juga gak terbukti.


Untuk lebih jelasnya kalian bisa lihat video di bawah ini, saya tautkan supaya kalian juga tahu dan gak lagi penasaran soal pembuktiannya. Konten dari Infarm ini jauh lebih bisa dipercaya sebagai rujukan tips dan trik berkebun yang lebih realistis.


Jangan pernah tersesat dengan informasi² yang hoax.

Pada prinsipnya kalian harus percaya hal ini, "di dunia ini gak ada yang instan, yang instan hanyalah milik mie dan kopi sachet."

Jadi yang terbaik adalah ikuti prosesnya karena katanya proses gak akan mengkhianati hasil, jika dijalani dengan sungguh². Kira² begitulah ya.

Segitu saja sharing informasi dari saya, sekaligus menjawab dan membuktikan tips trik yang hoax dan menyesatkan dan tidak perlu dicoba, karena buang² waktu saja. -ngp

#onedayonepost
#umum
#youtube
#teori
Bagaimana pendapat mu, ketika Indonesia mulai melirik pemanfaatan energi baru, dari energi nuklir?

Beberapa waktu yang lalu, NGP pernah bahas soal limbah nuklir dari salah¹ PLTN di Jepang yang membuang limbah nuklir yang telah mengalami proses netralisasi ke laut, karena penampungan limbah mereka overload.


Apa yang Jepang lakukan menimbulkan pro kontra dari masyarakat dunia, terutama negara terdekat, bahkan negara² lain yang berhubungan dengan laut. Efek limbah nuklir terhadap ekosistem laut dunia pasti akan terdampak, hasil² laut kan gak hanya dikonsumsi Jepang atau negara terdekat saja, tapi kan meluas kemana-mana.

Kekhawatiran masyarakat dunia terhadap kontaminasi limbah nuklir terhadap ekosistem laut jelas. Meski Jepang menyakinkan dunia bahwa limbah yang dibuang telah mengalami proses penetralan, namun tetap saja hal ini belum bisa meyakinkan.

Ilustrasi pembangkit tenaga nuklir, gambar diambil dari Google

Lalu, Indonesia kini mulai melirik energi baru satu ini demi menekan zero emisi atau net zero emission (nze) pada tahun 2060.

Jika melihat tahunnya, masih lama sih. Tapi jika kajiannya tidak dipersiapkan sejak lama, kita akan terus tertinggal. Negara lain mungkin bisa mandiri energi, sedangkan kita malah akan ketergantungan energi fosil. Kita tahu keterbatasan energi fosil yang terus dieksploitasi.


Melalui Kementrian ESDM, di Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi persiapan menuju ke arah kemandirian energi ini tengah dipersiapkan.

Potensinya adalah memanfaatkan energi baru dari hidrogen hijau, ammonia, hingga energi nuklir.

Menuju penerapannya lembaga terkait tentunya harus mempersiapkan segalanya, seperti regulasi, standar, infrastruktur, teknologi, supply-demand, dan lain-lain. Lembaga internasional yang khusus mengurusi hal ini yakni Internasional Atomic Energi Agency (IAEA) mendukung hal ini dan akan mensupport Indonesia.

Hidrogen hijau sendiri tujuan akhirnya adalah dekarbonisasi sektor transportasi yang akan dimulai pada tahun 2031, dan sektor industri dimulai pada tahun 2041.

Hidrogen sendiri selama ini dimanfaatkan dalam industri pupuk, sebagai bahan baku.

Energi hijau lainnya adalah pemanfaatan tenaga surya dan energi dari panas bumi.

Sedangkan energi baru yang perlu penanganan khusus memang ada pada nuklir. Penanganannya tidak bisa sembarangan, perlu teknologi dan pelaksana² yang terstandar, karena energi ini punya dampak positif jika dimanfaatkan baik, bisa juga berdampak negatif terhadap lingkungan jika salah penerapannya, imbasnya bisa ke bencana lingkungan.

Indonesia yang rawan bencana alam, gempa bumi, erupsi gunung api harus jadi pertimbangan dan pengendalian resiko yang mungkin terjadi.

Melihat resikonya ini, apakah masyarakat Indonesia bisa menerima ini?

Secara kebutuhan energi baru jelas semua butuh, jika enaknya jelas semua pihak pasti mau. Tapi ketika membahas soal resiko, pasti semua akan mundur dan menolaknya. Lalu, mau dibangun dimana?

Sosialisasi dan pemahaman akan energi baru ini perlu sejak dini disampaikan ke masyarakat Indonesia. Ini harus didahulukan, mengingat pola pikir dan kecerdasan, melek teknologi dan literasi pemahaman orang Indonesia saya katakan buruk, sangat buruk. Why?

Itu nampak dari setiap hal yang baru selalu menimbulkan pro kontra, bahkan lebih senang disusupi isu² sana-sini, sehingga maksud atau tujuan baik dari hal baru itu gak pernah bisa diserap dan dicerna baik. Itulah Indonesia, negeri yang bodoh dan mudah diadu domba. Disamping terkadang elit² nya tidak bekerja murni untuk keuntungan masyarakat banyak.

Jadi, terutama yang lebih didahulukan adalah sosialisasi dan penyamaan persepsi ke seluruh masyarakat Indonesia ini, jika tidak, lihat saja ujung² kita habiskan waktu buat debat kusir pro dan kontra. Energi kita habis hanya buat hal seperti ini daripada memahami teknologi² baru untuk kemajuan.

Masyarakat Indonesia kan paling mudah disusupi isu, apalagi masyarakat kita ini sulit memahami informasi yang fakta dan hoax, bahkan informasi fakta saja sulit dipahami kebenarannya karena ya itu tadi, isu² nya lebih dulu ditelan mentah².

Inilah kelemahan besar bangsa Indonesia untuk menjadi negara yang mandiri akan energi, catat itu!

Sekedar informasi, sebenarnya Indonesia gak gaptek² banget soal energi nuklir. Indonesia ternyata juga memiliki fasilitas seperti reaktor nuklir, akselerator, dan iradiator. Ada tiga fasilitas reaktor nuklir di Indonesia, yakni Reaktor Kartini, Reaktor Triga, dan Reaktor G.A Siwabessy.

Salah¹ reaktor yakni Reaktor G.A. Siwabessy digunakan untuk riset bahan bakar nuklir, radiografi neutron, analisis aktivasi neutron, pewarnaan batu permata, riset berkas neutron, dan produksi radioisotop.

Kita punya lembaga BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) adalah lembaga riset yang mendukung pengembangan² energi² baru yang bisa dimanfaatkan di Indonesia.

Indonesia juga punya BATAN dan BAPETEN yang fokus mengurusi pernukliran di Indonesia.

Persiapan Indonesia dalam memanfaatkan energi nuklir ini sudah dilakukan sejak tahun 2009. Persiapan² nya tengah dilakukan dari tahun ke tahun, fase demi fase, meskipun secara nasional keputusan untuk Go Nuclear belum sepenuhnya diwujudkan, intinya banyak persiapan yang harus disiapkan dan IAEA sepenuhnya mendukung perkembangan ke arah sana.

Salah satu bahan baku dasar dalam pembuatan nuklir yakni Uranium dan Thorium yang merupakan jenis radioaktif. Bahan² baku ini tersedia di Indonesia, meski jumlahnya ya tidak begitu melimpah, namun memang belum dimanfaatkan maksimal karena regulasi yang mengaturnya juga belum sepenuhnya lengkap.

Data Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) pada 2020, Indonesia memiliki bahan baku nulir berupa sumber daya uranium sebanyak 81.090 ton dan juga thorium sebanyak 140.411 ton.

Dimana bahan baku ini tersebar di tersebar di beberapa daerah di antaranya di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Angka tersebut dalam satuan ton. Gambar diambil dari Google


Melihat Sejarah Nuklir di Indonesia
Melihat sejarahnya, jauh² sebelum tahun 2009 kalau kalian tahu, Indonesia sudah melirik energi nuklir sejak tahun 1954. Indonesia telah meneliti soal energi atom.

Tahun 1965 reaktor atom pertama di Indonesia dibuat, yaitu Reaktor Triga Mark II diresmikan di Bandung, Jawa Barat. 

Pada 1997 ditetapkan UU No. 10 tentang Ketenaganukliran disana diatur pemisahan unsur pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir (BATAN) dengan unsur pengawas tenaga nuklir (BAPETEN).

Rencana pengembangan atom ditangguhkan pada tahun 1997 karena ladang gas Natuna ditemukan. Baru pada tahun 2005 kembali ditinjau lagi.

Energi nuklir di Indonesia ditujukan untuk kemandirian energi, terutama soal kelistrikan. Selain digunakan untuk keperluan medis dan industri lainnya ya. Jadi gak murni polos² bego soal nuklir sebenarnya. Periset² Indonesia terus mengembangkan dan meriset kemampuan bangsa untuk memanfaatkan energi ini, hanya saja bagi masyarakat awam yang gak mengikutinya dianggapnya asing.

Menurut Keputusan Presiden No. 5 Tahun 2006, Indonesia berencana memiliki empat PLTN pada tahun 2025.

Reaktor² yang disebutkan di atas merupakan reaktor untuk keperluan riset ya, jadi kapasitasnya pastinya gak besar seperti yang dimiliki negara² lain.

Reaktor Kartini itu berada di wilayah Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Reaktor G.A. Siwabessy berada di Serpong, Banten. Reaktor Triga Mark III berada di Bandung, Jawa Barat.


Jikapun didirikan reaktor nuklir berskala lebih besar untuk PLTN misalnya, kira² dimanakah yang memungkinkan untuk itu?

Bangka Barat dan Bangka Selatan cukup potensi dibangun reaktor di sini. Kenapa? Karena di sini terdapat sumber daya timah, dimana memiliki kandungan monazit di seluruh wilayahnya. Kurang lebih 183 ton sedimen monazit ditemukan di Gunung Muntai.

Daerah lain yang masuk sebagai daerah potensi untuk dibangunnya PLTN adalah di Tanjung Muria, Kudus (Jawa Tengah); Gorontalo dan Kalimantan.


Rencana nuklir Indonesia dikritik oleh Greenpeace, beberapa organisasi, dan kalangan individu. Pada Juni 2007, 4.200 orang berunjuk rasa di Jawa Tengah. mereka meminta pemerintah membatalkan rencana pembangunan PLTN di sana.

Itulah dia yang saya katakan tadi di awal, Indonesia itu perlu diberikan pemahaman yang positif mengenai hal ini.

Soal Greenpeace kita tahu tugas mereka, mereka mengawal pelaksanaan apapun supaya tidak menyalahi bahkan berdampak pada lingkungan, tugas mereka memang seperti itu, namun jika kita bisa memahami bersama pelaksanaannya yang tepat, energi nuklir tentunya bisa dimanfaatkan dengan baik.

Biarlah mereka bertugas mengawal dan mengingatkan tapi jangan sampai jadi hambatan untuk Indonesia mencapai kemandirian energi.


Ya itu dia sedikit informasi yang NGP bisa sarikan dari beberapa bahasan seputar energi nuklir.

Kembali lagi apapun hal baiknya jika itu mau diterapkan pada masyarakat yang bodoh, tidak akan ada hasilnya, yang utama adalah mencerdaskan pemahaman masyarakatnya terlebih dahulu, pararel dengan riset² mengenai hal ini tetap berjalan, untuk membuktikan bahwa energi ini aman koq dikembangkan di Indonesia.

Kita harus sadar diri bahwa masyarakat Indonesia secara umum bodoh dengan hal ini, sehingga perlu ada pelurusan informasi dan penetrasi pemahaman yang lebih mendalam.

Namun bukan berarti asal manut, kekritisan perlu namun harus membangun, jangan asal tolak-tolak tapi bego, seperti kebiasaan yang terjadi di bangsa ini.

Ayo, berkaca dan sadar dirilah, apakah anda termasuk masyarakat yang seperti itu?

Saya pribadi mendukung go nuclear di Indonesia untuk tujuan kemandirian energi dengan tetap pemanfaatan yang bertanggung jawab.

Apakah Indonesia bisa? -ngp

#onedayonepost
#opini
#umum
#nuklir
#gonuclear
#tenagaatom
#energibaru
Wah² hari ini dari WAG kantor saya dapat sesuatu yang menyejukkan mata, lihat hijau² di tengah terik matahari yang selalu panas setiap siang.

Apa itu?

Informasi kalau besok (hari ini), akan ada first panen sayuran (pakcoi). Oh ya, catatan ini saya buat dihari Jumat siang menjelang sore.

Ternyata salah¹ departemen di kantor ku ini melakukan aksi hijau, tidak sekedar lakukan aksi bersih², cleaning day, operasi semut atau hal aksi yang sudah mainstream. Tapi kali ini membuat sesuatu yang bisa jadi percontohan. Memanfaatkan lahan dan sumber daya yang ada, dibuatlah kebun kecil memanfaatkan area kosong, sebagai laboratorium kebun.

Ternyata di sudut bangunan pabrik ada sebuah area untuk berkebun. Terdapat 2 'gubuk' yang satu digunakan untuk penanaman dan satu lagi untuk proses pembuatan kompos sebagai media tanam.

Foto diambil tanggal 07-10-2023

Gubuk untuk penanaman juga tidak besar, berbentuk persegi panjang yang atapnya terbuka, hanya ditutupi oleh jaring paranet. Begitu juga kiri kanannya. Di dalamnya terdapat tiga meja yang memanfaatkan besi² bekas untuk sebagai penempatan media tanam. Wadah media tanam pun menggunakan keranjang bekas buah (eks penempatan bahan baku strawberry), dialasi dengan alufoil sisa bahan kemas yang tak terpakai.

Sebenarnya bahan² itu kalau tidak dimanfaatkan ujung² nya jadi limbah, tapi di sini dimanfaatkan jadi wadah media tanam. Joss, ini adalah pemanfaatan yang tepat guna sekali, efisiensi yang nyata dan bermanfaat.

Ini dia 'artis' Sabtu pagi, yang akan dipanen, dibagikan secara gratis lho ini. Foto diambil pada 05-10-2023.

Kemudian galon² mini bekas air mineral dari brand Le-Minerale dimanfaatkan untuk pot media tanam, alhasil yang mana galon bekas itu kalau keluar pabrik dianggap limbah B3 tapi di sini jadi bermanfaat.

Ini di keranjang dan bekas galon mini ada kangkung yang masih kecil², medianya adalah barang bekas² yang harusnya jadi limbah B3 ini kini jadi bermanfaat punya nilai lebih.

Gubuk kedua tadi saya jelaskan sebelumnya berisi tempat untuk proses pembuatan media tanam dalam hal ini komposan di buat di sana.

Foto diambil tanggal 07-10-2023

Memanfaatkan kedebog pisang yang dirancang kecil², lalu kemudian dimasukan ke dalam drum 200 liter, dicampurkan EM4 dan molase, air secukupnya lalu kemudian bisa juga dicampurkan dengan tanah sedikit, lalu aduk rata kemudian ditutup dengan kedap. Berikan lubang fentilasi dengan selang supaya jadi sumber pernafasan saat proses pengomposan ini.

Hasilnya seperti yang kalian lihat, di gubug penanaman ini ada beberapa tanaman sayur dan buah yang tengah proses penanaman. Kebetulan yang dipanen kali ini adalah pakcoi, yang ditanam 40 hari yang lalu.

*kedebog = batang pohon pisang

Ada pula tanaman terong, tomat, seledri, kangkung, dan cabai. Semuanya nampak subur dan sehat², walaupun beberapa tanaman ada hamanya, itu tuh hama yang kaya serbuk putih, yang juga di rumah saya menyerang tanaman cabe peliharaan saya.

Ini tanaman cabe, masalahnya daun keriting seperti ada hamanya gitu deh. Foto diambil pada 05-10-2023.

Entahlah, dari tim pengelola belum tahu bagaimana untuk mengusir atau membasmi hama ini, jujur saja sangat mengganggu dan bisa saja merusak proses pertumbuhan si tanaman.

Di sini itu ada tanaman terung, sebelahnya ada tanaman tomat ditanam semuanya. Foto pada 05-10-2023.

Tanaman di sini tumbuh relatif cepat, barang dan daun tomat misalnya itu besar² nampak sehat dan subur, bahkan sudah berbunga, tanda sebentar lagi akan berbuah. Bahkan ada yang sudah berbuah juga, baru pentil sih.

Begitu juga dengan tanaman terung ya juga sudah mulai berbunga dan akan berbuah juga.

Di sudut lain ya ada kangkung yang baru ditanam beberapa minggu, itu sudah mulai tumbuh, kalau sudah panen pasti bakal rimbun.

Bermain ke sini saya cukup antusias sih, ya disaat saya masih gagal membuat media tanam yang terbaik, di sini sudah berhasil membuat media tanam yang relatif subur, ya menurut saya subur dan nampak nutrisi yang disediakan media tanam cukup mumpuni membawa tanaman tersebut panen untuk satu kali siklus lah minimal.

Foto diambil tanggal 07-10-2023.

Saya sengaja mendokumentasikannya di NGP sebagai catatan penting, ya setidaknya ini bisa jadi laboratorium hijau saya belajar lebih mengenal tumbuhan.

Hal lainnya saya ingin mengetahui bagaimana praktik penanganan hama di sini, seperti apa dan bagaimana, supaya saya bisa terapkan di kebun rumah saya yang tidak sehijau di sini.



Sementara begitu dulu yang bisa saya bagikan kali ini, dokumentasi lainnya akan saya tambahkan sesuai kebutuhan ya. Jumpa lagi nanti dipostingan lainnya, masih membahas sesuatu yang menyejukkan mata dengan yang hijau². -ngp

#onedayonepost
#panen
#umum
#review
#youtube
Ini bisa menjawab post saya sebelumnya tentang membibitkan jeruk lemon, walaupun saya belum bisa membuktikan ya, tapi contoh dari video yang dipublish oleh Infarm bisa jadi pembukaan bahwa memang konten² video yang nampaknya menunjukan sesuatu itu mudah, saat realita belum tentu. Kembali itu hanya sekedar konten, tapi ketika diaplikasi apakah bisa ya belum tentu.

Jadi Infarm itu mempraktekan membibitkan tomat dari buah tomat yang masih segar, bermodalkan getah dari pelepah lidah buaya, yang kemudian ditanamkan ke media tanam, katanya setelah 15 hari akan muncul tunas baru, hanya dengan menutupnya dengan plastik cup atau sejenisnya.

Ilustrasi, tomat bisa tumbuh subur padahal ditanam di pot. Gambar diambil dari Google

Video praktekan Infarm ini bisa kalian lihat dicuplikan short video YouTube di akun channel Infarm.


Bahan yang perlu disiapkan antara lain:
- Pelepah lidah buaya
- Tomat segar
- Media tanam

#1 Diawali dengan potong² pelepah lidah buaya, lalu tanamkan ke media tanam.

#2 Kemudian oleskan getah lidah buaya ke bagian buah tomat pada bagian permukaan atas (bekas tangkai) tomat dan bawah tomat.

#3 Setelah itu kubur buah tomat tadi ke media tanam.

#4 Lalu tutup dengan cup plastik dan diamkan sampai 15 harian.

Hasilnya?

Tomat itu ternyata busuk duluan, karena tomat itu dimakan oleh jamur dan bakteri2 pembusukan yang ada di media tanam. Hal ini jelas gak terbukti sama sekali, bahwa cara ini gak akan bisa memunculkan tunas baru dari tomat itu.

Artinya terbukti hoax video dari konten tomat yang mudah dibibitkan dengan cara tersebut. Jadi kita harus pintar² menelaah video. Itu kenapa, menshare video itu harus logika juga sih. Emang konten ya sekedar konten, apalagi saat ini demi mencari viewer yang penting konten itu menarik.

Konten terbaik adalah hasil percobaan yang benar² dialami sendiri.

Jadi dari video Infarm ini saya jadi ragu soal percobaan pembibitan jeruk lemon yang kemarin saya posting. Tinggal saya buktikan sendiri apakah memang konten itu hoax atau memang bisa, tapi dari video ini kemungkinan si hoax.


Segitu saja sharing dari saya, semoga bisa mencerahkan, supaya kita gak mudah termakan hoax dari konten kreator. -ngp

#onedayonepost
#umum
#teori
#youtube
#review