Limbah Reaktor Nuklir Dibuang Ke Laut?

Jepang, walaupun negaranya kecil tapi negara ini bisa dikatakan pioneer dalam soal teknologi. Dari teknologi informasi hingga teknologi energi.

Jepang sudah cukup lama memanfaatkan energi nuklir sebagai energi pengganti energi fosil seperti minyak bumi dan batu bara untuk mendukung aktivitas industri di negaranya.

Jepang sendiri memulai aktivitas pengelolaan energi nuklir sejak tahun 1954. Jepang mengalokasikan dana 230 juta yen untuk energi nuklir, menandai awalnya program nuklir di negara ini.

Jepang berbeda dengan negara lainnya yang memanfaatkan energi nuklir, dimana Jepang menggunakannya untuk tujuan damai, artinya tidak digunakan sebagai bahan senjata dalam aktivitas perang. Tapi Jepang full menggunakan energi nuklir hanya untuk energi.

Pembangkit listrik tenaga nuklir yang pertama di Jepang, dibangun oleh perusahaan Inggris GEC. Pada tahun 1970-an, Reaktor Air Ringan pertama dibangun dengan bantuan perusahaan Amerika. Pembangkit-pembangkit ini dibeli dari perusahaan macam General Electric atau Westinghouse.

Pembangunan pembangkit² energi nuklir di Jepang ternyata tidak mulus² begitu saja, meski tidak bermasalah seperti yang terjadi di Chernobyl, Rusia, tapi ada hal yang membuat masyarakat Jepang sempat kontra dengan pemanfaatan energi nuklir di Jepang, karena energi nuklir ini dimanfaatkan dengan resiko tertentu.

Kecelakaan nuklir di reaktor nuklir Tōkai, Ibaraki: pada 11 Maret 1997.


Dari tadi kita bahas nuklir, nuklir, lalu apa sih itu?

Tenaga nuklir adalah penggunaan terkendali reaksi nuklir guna menghasilkan energi panas, yang digunakan untuk pembangkit listrik. Penggunaan Tenaga nuklir guna kepentingan manusia saat ini masih terbatas pada reaksi fisi nuklir dan peluruhan radioaktif.

Kemudian ada istilah lainnya, yaitu reaktor nuklir, apakah itu?

Reaktor nuklir adalah suatu tempat atau perangkat yang digunakan untuk membuat, mengatur, dan menjaga kesinambungan reaksi nuklir berantai pada laju yang tetap.

Apa saja yang ada di dalam reaktor nuklir?

Jadi dalam satu kesatuan yang namanya reaktor nuklir itu ada bagian² umum yang jadi bagian utama, diantaranya sbb.:
# Bahan bakar nuklir itu sendiri, berbentuk batang logam berisi bahan radioaktif yang berbentuk pelat.

# Moderator, berfungsi menyerap energi neutron.

# Reflektor, berfungsi memantulkan kembali neutron.

# Pendingin, berupa bahan gas atau logam cair untuk mengurangi energi panas dalam reaktor.

# Batang kendali, berfungsi menyerap neutron untuk mengatur reaksi fisi.

# Perisai, merupakan pelindung dari proses reaksi fisi yang berbahaya.


Dari beberapa komponen pendukung itu ada bagian pendingin, yang biasanya yang dipergunakan adalah cairan, guna mengurangi energi panas dalam reaktor tersebut. 

Dimana pendingin ini harus memenuhi berbagai persyaratan, antara lain sbb.:
✓ Penyerapan neutron direkomendasikan yang lemah (dalam reaktor termal) atau perlambatan yang lemah (dalam reaktor cepat).

✓ Ketahanan terhadap kimia dalam kondisi paparan radiasi yang intens.

✓ Tingkat korosif rendah dalam kaitannya dengan bahan struktural yang kontak dengan pendingin.

✓ Tinggi koefisien perpindahan panas.

✓ Kapasitas panas spesifik yang besar.

✓ Tekanan kerja rendah pada suhu tinggi.


Dalam reaktor termal, air yang digunakan (baik jenis air berat dan biasa), uap air, cairan organik, dan karbondioksida digunakan sebagai pendingin.

Dalam reaktor neutron cepat, menggunakan logam cair seperti Natrium dan  gas seperti uap air (H2O) dan gas Helium.

Ilustrasi, limbah nuklir padat yang biasanya disimpan didrum 500 liter. Gambar diambil dari Google

Nah baru² ini media internasional diramaikan soal pemberitaan bahwa Jepang tengah berencana membuang limbah reaktor nuklir mereka ke laut di sekitar perairan wilayah Jepang.

Hal ini menimbulkan pro kontra, karena semua orang tahu bahwa nuklir saja itu punya dampak yang negatif, yaitu pengaruh radioaktif. Dimana Jepang pernah merasakan bencana dari nuklir ketika jaman perang dunia ke-2, dimana kota besar di Jepang, Heroshima dan Nagasaki harus menerima dihujam bom atom oleh Amerika Serikat dan meluluhlantahkan kedua kota itu.

Dari kejadian itu banyak warga Jepang yang terkena dampak radioaktif dari bom nuklir itu.

Nah, kini dijaman modern seperti ini Jepang mau membuang limbah reaktor nuklirnya ke laut. Pertanyaannya, "gak bahaya ta?"


Jepang mulai membuang air limbah dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima yang hancur sejak Kamis (24/8/2023) pekan lalu.

PLTN Fukushima ini rusak akibat gempa Jepang 12 tahun yang lalu, PLTN yang rusak itu akhirnya dinonaktifkan dan limbahnya inilah yang baru akan dibuang ke laut saat ini. Lebih dari satu juta metrik ton air radioaktif yang telah diolah dari PLTN dialirkan ke laut Pasifik.

Air tersebut telah mengalami proses penyulingan setelah terkontaminasi akibat kontak dengan batang bahan bakar di reaktor, yang hancur akibat gempa bumi dan tsunami tahun 2011. Tangki di lokasi tersebut menampung sekitar 1,3 juta ton air, cukup untuk mengisi 500 kolam renang ukuran olimpiade.

Perusahaan utilitas yang bertanggung jawab atas PLTN tersebut, Tokyo Electric Power (Tepco). Tepco menyaring air Fukushima melalui Sistem Pemrosesan Cairan Lanjutan (ALPS), yang mengurangi sebagian besar zat radioaktif hingga mencapai standar keamanan yang dapat diterima, selain tritium dan karbon-14. Mereka menyaring air yang terkontaminasi untuk menghilangkan isotop, hanya menyisakan tritium, yakni isotop radioaktif hidrogen yang sulit dipisahkan.

Tritium dan karbon-14 masing-masing merupakan bentuk radioaktif dari hidrogen dan karbon, dan sulit dipisahkan dari air. Mereka banyak terdapat di lingkungan alam, air dan bahkan pada manusia, karena mereka terbentuk di atmosfer bumi dan dapat memasuki siklus air.

Keduanya memancarkan tingkat radiasi yang sangat rendah, namun dapat menimbulkan risiko jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Tepco juga akan mengencerkan air hingga kadar tritium turun di bawah batas peraturan sebelum memompanya ke laut dari lokasi di pantai utara Tokyo.

Menurut artikel dari Scientific American pada tahun 2014, tritium dianggap relatif tidak berbahaya karena dianggap radiasinya tidak cukup kuat untuk menembus kulit manusia. Namun apabila tertelan dalam kadar di atas kadar air yang dikeluarkan, hal ini dapat meningkatkan risiko kanker.


Sebagai pengetahuan saja, limbah nuklir itu butuh ratusan tahun untuk membusuk.

Limbah nuklir diartikan sebagai apapun yang dihasilkan dari tempat yang memiliki izin untuk menangani bahan nuklir yang tidak lagi berguna.

Sedangkan Limbah radioaktif adalah apapun yang tidak lagi berguna dan mengeluarkan radiasi ionisasi yang berbahaya.


Baiklah, mari kita kembali ke bahasan kali ini. Lalu, apakah setelah pembuangan limbah nuklir yang telah diolah terlebih dahulu ini aman untuk lingkungan?

Uji coba air laut di dekat pembangkit listrik tenaga air Fukushima Jepang tidak mendeteksi adanya radioaktivitas, menurut kementerian lingkungan hidup setempat.

Dimana pengujian sampel dilakukan kementerian dari 11 titik di dekat pabrik dan menunjukkan konsentrasi tritium dibawah batas bawah deteksi - 7 hingga 8 becquerel tritium per liter.

Kementrian terkait Jepang akan terus menerbitkan laporan² pengujian dari aktivitas ini, untuk melihat tingkat kecemaran radioaktif terhadap lingkungan, meskipun tahap awal ini masih dibatas aman yang ditentukan lembaga dunia (WHO).


Bagaimana menurut saya sebagai orang awam yang melihat hal ini?

Saya sendiri memang gak begitu paham ilmiahnya seperti apa. Tapi saya melihatnya begini, terkadang 'racun' tidak akan bereaksi dalam waktu singkat, biasanya akan terakumulasi dan itu sebenarnya bahayanya.

Hewan² laut di sana bisa saja mengendapkan radioaktif dalam tubuhnya, lalu cemaran itu akan meluas ke daerah² lain, karena ini dibuang ke laut, dimana laut itu akan bercampur kemana-mana.

Kita berharap saja tidak terjadi hal yang terburuk, dimana alam kita ini akan rusak jika itu terjadi. Dan cerita² fiksi film² Hollywood akan terjadi di dunia nyata. Masa iya mau seperti itu?

Lingkungan kita saat ini sebenarnya adalah warisan kita yang harus dijaga untuk generasi selanjutnya. Jadi sangat amat disayangkan jika kita merusaknya, apa yang mau kamu tinggalkan kelak jika saat ini sudah kita rusak?

Nah, kalau menurut pendapat kalian bagaimana? -ngp

#onedayonepost
#opini
#umum

4 komentar:

  1. Mungkin Jepang bingung mas mau buang limbah nuklirnya kemana😆walau dengan segala teknologinya yg sangat maju sekalipun,saya selaku orang awampun agak ngerasa gimana gitu ya.. ngeri "kalo ngebayangin..emang mungkin efeknya belom terasa sekarang,tapi entah berpuluh tahun kemudian anak cucu di muka bumi ini ngerasain dampaknya apa enggak...udah secanggih apapun teknologi pasti lah ada pro kontra nya yak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Secara ikan dan air dimana pun ya bisa saja bercampur dengan mudah. Ya mungkin jadi awal bencana kemanusiaan diawali dari Jepang.

      Hapus
  2. Berdasarkan berita terbaru, Jepang melakukan pembuangan limbah ini teebagi ke dalam beberapa tahap, nah tahap pertama pembuangan limbah radioaktif yang sudah diolah ini ke laut selesai pada 11 September 2023 yang lalu, tercatat sebanyak 7.800 ton air dibuang ke laut.

    Kedepan fasilitas dan prosesir pelepssan limbah cair radioaktif yang telah diolah tahap berikutnya sedang dipersiapkan. Kita lihat kabar berikutnya, mengenai dampak serta kelanjutan pelepssan limbah ini.

    BalasHapus
  3. Jepang punya itikad baik dengan membuka IAEA untuk menguji sampel ikan yang diambil dari laut dimana Jepang merilis limbah nuklir yang sudah diolah, dimana sampel itu dikirim ke negara lain untuk diuji oleh lembaga independen.

    https://tekno.tempo.co/read/1786373/kisah-ilmuwan-uji-ikan-fukushima-usai-air-pembangkit-listrik-tenaga-nuklir-dibuang-ke-laut

    BalasHapus