Kalau lihat bulu² halus itu rasanya seperti merinding, bergidik gitu, ya saya membayangkan seperti sedang melihat ulat bulu. Sebenarnya, yang jadi akar masalah yang jadi sumber trauma adalah karena ulat bulu itu bikin gatal.

Jadi efek merinding dan bergidik ketika melihat sesuatu yang berbulu halus itu karena takut akan efek gatal yang ditimbulkan oleh bulu halus itu.

Jangan pikir bulu halus itu hanya dimiliki oleh ulat bulu ya. Ternyata tanaman juga punya bulu² halus semacam itu pada batang, hingga ke daunnya.

Ilustrasi, bulu halus pada batang tanaman tomat. Sudah tahukan namanya apa, jadi gak perlu merasa geli lagi ketika memegangnya. Gambar diambil dari Google

Saya menemukannya pada tanaman tomat peliharaan di rumah, dimana pada bagian batang dan daunnya itu ada bulu² halus yang mengelilinginya. Tak hanya pada tanaman tomat, ternyata saya juga menemukannya pada tanaman lain yaitu tanaman rambusa.


Ternyata bulu² halus itu punya nama sebutannya adalah trikoma. Trikoma berasal dari bahasa Yunani, 'trikhoun' yang artinya adalah menutupi dengan rambut.

Yups, itu seperti yang kita lihat, istilah ini sepertinya cocok. Hmm, lalu kalau tangan wanita macho yang ditutupi dengan bulu-bulu halus, apakah bisa disebut 'trikoma' juga? #justkidding

Back to topic, ada pula jenis tanaman lain yang juga punya trikoma ini selain tomat, ada paprika, bunga matahari, kacang-kacangan dan terong.

Secara ilmiah, ada dua jenis trikoma yaitu trikoma kelenjar dan trikoma non-kelenjar. Perbedaan keduanya adalah ada pada kepala, dimana pada trikoma kelenjar itu ada kepala kelenjar, sedangkan trikoma non-kelenjar tidak mempunyai kepala kelenjar.

Trikoma kelenjar merupakan salah satu tipe trikoma yang terdapat pada tumbuhan yang berperan dalam sekresi berbagai metabolit sekunder. Trikoma kelenjar mengeluarkan metabolit khusus seperti terpenoid, flavonoid, metil keton, gula asil, dan terpenoid.

Trikoma non-kelenjar tidak menghasilkan, membebaskan, atau menyimpan senyawa kimia yang aktif secara biologis. Tapi mereka melindungi tanaman dari faktor penyebab stres biotik dan abiotik seperti kelembaban rendah, suhu tinggi, dan radiasi dari matahari. Selain itu, mereka mempertahankan film udara di permukaan tanaman air. Kehadiran trikoma ini juga membantu ketahanan terhadap serangan herbivora.


Kita ambil contoh, trikoma pada tanaman tomat ya. Trikoma pada tanaman tomat ini membantu memungkinkan tanaman merasakan sinar matahari, suhu, dan bahkan kapan dan di mana ia disentuh.

Trikoma tidak hanya bertindak sebagai alat sensorik, tetapi juga mencegah hama dan penyakit mencapai tanaman.

Ketika kita mengusap tanaman tomat entah mengenai batang atau daunnya, trikoma kelenjar pada batang atau daun itu pecah melepaskan campuran kuat flavonoid, terpenoid, dan gula, alias minyak esensial.

Aroma ini sungguh tidak menyenangkan bagi serangga atau hama tertentu. Susunan kimia dari trikoma kelenjar yang pecah ini merupakan racun bagi banyak serangga.

Minyak mengandung gula hidrofobik ekstra lengket yang mencegah serangga memakan tanaman atau bertelur di atasnya. Minyak dapat menjebak hama, merekatkannya secara efektif ke tanaman. Selain itu senyawa dalam minyak bersifat antivirus, antijamur dan antibakteri, menangkal penyakit.

Tak hanya itu saja, mereka (trikoma) bertindak sebagai penghalang, mengunci kelembapan dan mencegah tanaman dan buah mengering atau retak.

Tanaman tomat diketahui sangat menyenangi sinar matahari, namun bahaya panas berlebih juga sebenarnya bisa membahayakan tanaman itu sendiri, namun trikoma yang panjang dan berkilau ini juga melindungi tanaman dari kerusakan UV-A. Trikoma dari tanaman tomat jika dilihat dari samping seolah-olah menampilkan efek corak keperakan. Warna inilah yang membantu memantulkan cahaya matahari.


Jadi jangan heran ketika sobat planter tengah memangkas tanaman tomat, lalu kemudian tangan sobat itu berubah menjadi hijau kekuningan, jadi seperti berminyak dan sedikit lengket, karena ada kandungan gula juga di sana. Itu normal koq dan itu pengaruh dari trikoma kelenjar yang pecah.


Oh ya, ada satu lagi yang perlu kalian ketahui mengenai mitos atau informasi yang salah, apa itu?

Ada yang bilang bahwa bulu² halus pada buah tomat tua akan berubah menjadi akar ketika dikuburkan di dalam tanah. Nah perlu kalian tahu bahwa informasi ini adalah salah atau tidak benar dan bisa dikatakan hoax!

Jadi trikoma itu tidak akan berubah menjadi akar ya. Karena apa yang jadi fungsi trikoma itu sendiri sudah kita bahas tadi di atas.

Ya semoga informasi seperti bisa membantu kita tercerahkan. Ya apa yang saya kumpulkan di sini memang tidak begitu lengkap fully ilmiah, namun setidaknya bisa sedikit menjawab, bulu² apa sih itu? Ternyata itu adalah trikoma.

Sampai jumpa dibahasan yang lain, ilmu seputar tanaman yang bisa menambah wawasan sobat planter dalam berkebun. Happy farm, make your home always green and make you have something for fill your kitchen when you cooking. -ngp-
Kalau sering kulineran street food, warung tenda pecel lele Lamongan pasti gak asing dengan daun kemangi, daun-daunan yang sering jadi penambah teman lalapan, bersama timun, kol atau mungkin terong.

Di Jawa Timur ini, di tempat saya tinggal sering lihat tanaman kemangi ini tumbuh di pinggir jalan di sebelah parit, memanfaatkan space tanah, di sana kemangi tumbuh rimbun. Entah itu ditanam atau memang tumbuh liar. Sering juga saya lihat kucing kampung menjadikan tanaman itu sebagai tempat buang air kecilnya. Karena efek ini saya jadi seperti ogah-ogahan kalau nyobain kemangi (lagi).

Pastinya di tempat kalian ada juga tanaman kemangi yang tumbuh liar di halaman fasum atau di tanah kosong dekat rumah.


Kemangi emang enak sih jadi teman lalapan, bersama lauk utama ayam goreng atau iman goreng, bahkan lalapan dengan lauk tahu dan tempe goreng, plus sambel saja sudah nikmat sekali, ditemani nasi putih pulen dan hangat.

Pada postingan kali ini saya mau mengenal tanaman kemangi ini. Tak kenal tak sayang, karena tanaman ini bisa jadi pilihan untuk ditanam di rumah, sebagai pelengkap kebutuhan dapur di rumah.

Tanaman kemangi, gambar diambil dari Google.

Kemangi atau dalam bahasa latinnya Ocimum africaum. Ada pula kemangi dari spesies lain punya nama latin sbb.: Ocimum basilicum, Ocimum gratisimum, Ocimum citriodorum, Ocimum sanctum L. merupakan spesies yang umum ada di seluruh dunia.

Merupakan tumbuhan kecil, dimana bagian daunnya lah yang sering dimanfaatkan sebagai additional dalam masakan/ makanan.

Di Indonesia dikenal dengan daun kemangi, di daerah Minangkabau dikenal dengan ruku-ruku. Di daerah Pasundan dikenal dengan saraung. Di Jawa Tengah dikenal dengan lampes. Di Madura dikenal dengan kemangek. Di Bali dikenal dengan uku-uku. Kemudian di Ternate dikenal dengan lufe-lufe. Kalau di Thailand dikenal dengan mangklak, bai kra pao. Kalau di Inggris sebutannya hairy basil.

Hmm, bukan proyek mangklak ya. #justkidding

Sering ditemui sebagai penambah aroma masakan seperti pepes. Di negara lain, misalnya Thailand kemangi juga jadi tambahan pada menu² masakan di sana.

Spesies ini banyak terdapat di Asia dan Amerika. Di Pulau Jawa, kemangi/surawung ditanam di kebun-kebun, di pagar-pagar, di pinggir-pinggir jalan, di lapangan, dan di huma-huma.

Tumbuhan ini dapat tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 500 mdpl.

Meski begitu, tanaman ini belum diketahui pasti berasal dari mana, yang jelas informasinya bahwa kemangi merupakan tanaman hasil percampuran.

Ada hal yang perlu kalian tahu, tanaman kemangi merupakan tanaman hibrida, dari dua spesies tanaman jenis selasih.

Aroma khas dari tanaman kemangi ini berasal dari kandungan sitral yang tinggi pada daun dan bunganya. Wanginya mirip seperti cengkeh, rasanya pahit.


Secara morfologi, tanaman kemangi ini termasuk tanaman perdu tingginya bisa mencapai 100 cm. Tumbuh tegak dengan cabang yang banyak.

Bunganya tersusun di tandan yang tegak. Daunnya panjang, tegak, berbentuk taji atau bulat telur, berwarna hijau muda dan berbau harum. Ujung daun bisa tumpul atau bisa juga tajam, panjangnya mencapai 5 cm. Permukaan bergerigi atau juga rata.


Kandungan yang terkandung dalam daun kemangi ini antara lain vitamin A, B, C, betakaroten, kalsium, magnesium, fosfor, protein, karbohidrat, lemak, zat besi, flavonoid, arginin, anetol, dan boron.

Tanaman kemangi ini juga bisa diambil atau diekstrak minyak astirinya, dengan jenis metil chaviol, linalool, eugenol, metil eugenol, fenchyl alkohol, limoenene, α-pinene, β-pinene, β-caryophyllene, thymol, camphene, α-bergamonete, geranial, geranial asetat, 1,8 – cineol, estragole, cineol, α-cubebene, nerol,methyl cinnamate, dan linalil asetat. Ini berdasarkan studi literatur yang dilakukan di beberapa negara terhadap tanaman kemangi.

Namun senyawa kimia yang terkandung di dalamnya ini bergantung pada gen dan lingkungan tempat tumbuh tanaman tersebut.


Diketahui, tanaman ini dikembangbiakkan dari biji. Jadi buat kalian yang mau menanam kemangi, bisa dimulai dari biji atau meminta benih bibit tanaman yang sudah jadi lalu ditanam kembali di halaman rumah.

Biji ini diperoleh dari bunga-bunga kemangi yang sudah kering dan berwarna agak kehitaman, cenderung kering, ambil ranting bunga itu, lalu ambil bijinya dan biji hasil semai itu yang bisa dijadikan tanaman baru.


Diketahui banyak khasiat yang bisa dimanfaatkan bagi tubuh dari tanaman ini, ketika saya mencari tahu tentang tanaman ini banyak sekali catatan yang membahas tentang itu.

Tapi saya gak akan membahas itu, kalian bisa kunjungi beberapa link tautan yang saya bagikan di bawah ini, jadi bisa visit langsung ke sana saja ya. Saya hanya membantu menghubungkan ke sana.



Tanaman ini bisa jadi salah¹ rekomendasi untuk ada di halaman pekarangan rumah mu, bersama tanaman lainnya mungkin seperti cabai, jeruk limau, daun pandan, tanaman telang, daun sirih, tomat dll.


Sepertinya segitu saja bahasa soal tanaman kemangi ini. Sekalian nambah² pengetahuan seputar tanaman yang bisa jadi referensi di tanam di halaman rumah.

Sampai jumpa dibahasan yang lainnya, supaya bisa tahu dan memahami banyak hal seputar dunia tanaman, yang hijau², yang punya manfaat (+) untuk kesehatan juga tentunya. -ngp-
Sejak pertengahan tahun 2023 ini saya punya hobi yang lekat dengan suasana hijau², hawa aroma pegunungan, sejuk aroma kabut khas pegunungan hingga suasana hijau rindang pepohonan.

Itu kenapa saya mulai mengumpulkan aparel terkait aktivitas camping. Disaat yang sama juga ternyata itu memancing saya untuk menyenangi hal yang berhubungan dengan tanaman.

Entah apakah itu ada hubungannya atau tidak, tetapi dalam waktu bersamaan saya mulai menyenangi dan mencoba hobi satu ini.



Suasana ini yang bisa mengobati keruwetan tiap pekan, senang ketika awal datang, sedih ketika pulang. Itu tanda bahwa keruwetan esok menanti di depan mata.

Padahal sebelumnya saya tidak begitu tertarik dengan hobi memelihara tanaman, bahkan saya anggap hobi yang aneh, karena tidak ada yang bisa dinikmati.

Namun ternyata setelah saya terjun, ya saya bisa menikmatinya. Walaupun ya masih newbie, mencoba ini dan itu dengan belajar via Google saja panduannya. Karena saat ini cara ini yang paling praktis.

Hobi yang sedang saya lakukan ini ternyata punya kemiripan dengan hobi saya sebelumnya, yaitu memancing. Lha hubungannya apa?

Hubungannya yaitu sama-sama menunggu, setelah berusaha dan tinggal menunggu.

Kalau mancing itu, kita berusaha masang umpan di kail lalu lempar kail kita ke titik yang dimungkinkan ada ikan di sana dan lalu menunggu ketika kail kita disambar ikan, tarik dan strike.

Kalau berkebun ini, saya menikmati juga pola yang hampir sama. Saya berusaha mencoba menanam, merawatnya dan saya pasti akan menunggu, apa yang ditunggu yaitu apa yang kita tanam itu 'berbuah'. Jika menanam tanaman bunga pastinya yang ditunggu adalah bunganya. Sedangkan jika menanam tanaman buah dan sayur yang ditunggu adalah saat dia panen.

Hal pembedanya adalah lama waktunya, ketika memancing proses itu bisa diulangi dalam waktu yang singkat berusaha dan menunggu bisa dilakukan berulang-ulang. Sedangkan berkebun/ menanam, berusaha dan menunggu adalah bener² sebuah proses, berusaha dengan segala cara, memberi pupuk menjaga dari hama, rajin merawat dengan menyiraminya dan terus menjaga, sambil sembari menunggu waktu panen itu tiba.

Keduanya sama² melatih kesabaran dan ketenangan. Jika memancing melatih sabar atas proses yang berulang, sedangkan menanam itu melatih sabar atas proses yang panjang.

Lalu esensi hobi camping yang juga sedang saya lakukan saat ini, itu adalah bagaimana saya menikmati alam yang indah ini dan harus terus menjaganya, karena kalau tidak, semuanya akan rusak. Esensi hobi yang terakhir ini adalah soal bagaimana menyadari harus menjaga lingkungan dan jangan merusaknya. Semuanya berhubungan satu sama lain.


Hobi nongkrong di cafe bukan pilihan saya saat ini. Menghabiskan waktu di sana bisa sesekali jika ada sesuatu yang 'penting', tapi bukan suatu rutinitas setiap Minggu.

Menikmati apa yang jadi pilihan saya saat ini lebih bermanfaat bagi saya. Selengkapnya mengenai hobi ngecamp, traveling dan healing ini akan dibahas diblog tersendiri, Travrlin-Healing by Naturality Channel.

Tentunya tiap orang punya preferensi masing² melakukan sesuatu yang mereka senangi. Ya sama seperti mereka yang senang duduk menghabiskan waktu dan uang di cafe, karena mereka pula perputaran ekonomi berjalan.


Apakah hobi kalian? Ceritakan di kolom komentar dan biarlah kita bertukar preferensi kesenangan masing² sambil bertukar ide. -ngp-
Akhirnya tiba juga waktu panen. Tapi jangan berpikir ini panen tanaman yang kita tanam dari nol y, abaikan pemikiran begitu. Karena, dijudul ini sudah saya tulis, panen cabe beli.

Ada kata 'beli' yang saya beri tanda kutip. Itu menunjukan hal yang sebenarnya, ya memang cabe yang saya panen ini hasil beli, karena saya gak menanam dari nol, saya hanya melanjutkan.

Harapan saya sebenarnya bisa menambah buah² baru dengan adanya buah eksisting, namun ternyata seiring waktu saya nampaknya gagal. Ya gagal gak 100%, karena memang belum segala cara dicoba juga sih.

Waktu Minggu keberapa saya lupa, itu sudah sempet tumbuh bunga baru, itu sebenarnya harapan saya untuk kehidupan buah baru. Eh akibat invasi hama semut ini, bunga baru itu rusak dan akhirnya kini merana.

Tapi beberapa hari lalu, saya melihat buah cabe yang sedari awal bibit cabe ini saya beli sudah ada, warnanya mulai berubah dan menunjukan tanda² ke arah pemasakan buah.


Akhirnya hari ini, saya memutuskan untuk memanennya karena warnanya sudah merah, tanda si cabe ini sudah layak panen.

Foto diambil tanggal 16 Juli 2023

Kalau dihitung dari waktu pertama kali bibit ini ditanam di tanah, itu dimulai sejak 2 Juni 2023 yang lalu, postingan itu juga saya catat diblog yang lain.


Total waktu yang dibutuhkan sampai saat ini berarti 1,5 bulanan ya, sampai akhirnya cabai 'beli' ini bisa dipanen hari ini.

Seperti yang bisa kalian lihat didokumentasi, cabe yang sudah saya panen ini, warnanya merah cabai sih. Ya hanya ada dua buah saja. 😅

Agak aneh ya, panen cabe tapi cuma dua buah, agak absurd tapi ya gimana ini kenyataannya, hanya dua buah ini yang bisa saya pertahankan hingga masak pohon. Masih beruntung tidak dirusak oleh semut, mungkin semut gak begitu suka pedas.



Secara umum sih dua buah cabe ini gak begitu segar, ya agak keriput, tapi mungkin semua cabe begitu kali ya, maklum ini kan first impresion, nanam, terus manen, walau itu buah gak jadi karena proses yang saya lakukan, tapi ya ada usaha saya di dalamnya, itu kaya gimana gitu. Bayangkan effort sederhana saja sudah membahagiakan apalagi full effort.

Sekarang, how to review this?

Saya bukan penggemar pedas sebenarnya, tapi demi mencoba cabai panenan yang dihasilkan dari usaha merawat setiap hari, saya perlu juga mencobanya.

Karena hanya ada dua buah, jadi akan saya coba mereview dengan dua cara:

#1 Saya coba makan mentah bersama dengan makanan lain, di sini saya pakai gorengan. Ketika dimakan mentah, sensasi awal makan cabe ya pedas, aroma cabenya kerasa dan ada rasa manis² dikit, terus pedas. Mirip kaya lagi makan paprika merah.


#2 Saya coba makan dengan mi rebus, kan biasa tuh, mi instan kuah, lalu dikasi potongan² cabai untuk menambah pedas. Walaupun biasanya orang pakai lebih dari satu buah, tapi berhubung saya gak suka pedas, saya pakai sebuah saja dirasa cukup lah ya.

Saya memanen diwaktu yang tepat, karena sudah cukup masak, kalau telat mungkin bisa busuk dipohon ini cabe.

Sewaktu saya cacah itu cabe, ya baunya kaya cabe sih 😅, ya namanya juga cabe begitu kali baunya. Gak begitu strong, seperti tidak begitu pedas #gayaerek




Rasa cabenya ini tidak terlalu pedas ya, tapi cukup tertahan di lidah, jadi itu saya masih merasakan pedas yang menjalar di lidah, ya pedas dengan skala orang yang gak suka pedas, ini cukup, mungkin kalau saya tambahkan jadi dua buah, udah pedes banget bagi saya.

Buah cabenya itu berasa ada manis² nya, manis pedas gitu lah rasanya, ini menurut lidah saya ya. Wajar sih, karena dia ini buah dan masak di pohon. Kalau selama ini kan makannya cabe masih hijau.


Jadi begitulah kira² review hasil panen cabai 'beli' yang kebetulan berhasil saya rawat hingga hari ini.

Sekarang nasib tanaman SiCabe saya ini akan seperti apa? Saya akan coba berusaha merawatnya, mau tahu apakah akan memungkinkan tumbuh bunga baru untuk jadi buah² cabai baru lagi.

Ya namanya juga usaha, walaupun sejauh ini saya masih belum maksimal di sini. Tapi akan tetap saya coba. Mengisi waktu luang selain ngeblog dan ngecamp, saya isi juga dengan ngebun.

Oh ya, saya juga ada tanaman lain, kita lihat ya bagaimana review panenan dari tanaman lain, tunggu saja di NGP untuk catatan berikutnya. Happy planting and make your home always green and you have something for your kitchen. -ngp- 
Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan beberapa benih tanaman seledri. Hmm ketika pertama kali saya mendapatkannya, saya lihat wuih kecil sekali benihnya. Ya memang setau saya seledri itu sayuran seperti dedaunan gitu.

Nah, dipikir kan itu tidak berbuah, lalu dari mana sebenarnya seledri itu bisa diperbanyak kembali, kan biji itu biasanya berasal dari buah, sedangkan seledri sendiri selama ini yang dimanfaatkan adalah daunnya, bukan buahnya, lalu kalau gak ada buahnya dari mana bibit seledri itu diambil?

Nah karena rasa penasaran itu, maka saya mencoba mencari tahu, seperti biasa dong. #caritahudenganjarimu

Ilustrasi seledri panen, gambar diambil dari Google

Seledri dikenal sebagai tanaman sayuran. Biasa digunakan sebagai pelengkap dalam hidangan masakan, sebagai penghias atau melengkapi sisi dekorasi masakan.

Seledri juga dikenal mempunyai kandungan nutrisi yang baik untuk tubuh kita. Seledri dikenal kaya akan serat, karbohidrat, dan protein, dikenal juga makro nutrisi. Selain itu ada vitamin, mineral. Hingga mengandung zat antioksidan.

Itu kenapa selain dikenal sebagai sayur, di China dan Jepang seledri juga berfungsi juga sebagai tanaman obat lho.

Seledri yang kita kenal adalah seledri daun, ya karena daunnya yang dimanfaatkan.

Tapi tahukah jika ada 3 jenis seledri yang dimanfaatkan manusia sebenarnya, antara lain:
✓ Seledri daun
Ini seperti yang gambarnya kalian lihat di atas, sama saja itu, yang biasa kita konsumsi pada umumnya.

✓ Seledri batang

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

✓ Seledri umbi

Ilustrasi, gambar diambil dari Google


Kebetulan seledri yang saya peroleh bibitnya ini adalah seledri daun. Jadi yang akan kita bahas di sini adalah yang daun dulu saja ya.

Seledri daun ini punya nama latin Apium graveolens. 

Morfologi tanamannya sendiri, secara umum terdiri dari tiga bagian, yakni akar, batang dan daun.

Seledri umum dijumpai tumbuh di dataran tinggi 1000-1200 mdpl. Namun masih memungkinkan ditanam di daerah dataran rendah.

Tanaman seledri ini tidak cukup kuat terhadap curah hujan yang tinggi. Nah ini jadi catatan, pas musim penghujan usahakan jangan terkena tampiasan air hujan secara langsung, jadi berika tempat berteduh yang cukup dari air hujan.

Syarat yang dibutuhkan untuk menanam seledri adalah tanah yang gembur, dan kaya akan bahan organik. Tanaman ini akan tumbuh baik pada kadar keasaman tanah pada pH 5,5 - 6,5.

Ada dua metode menanam seledri yakni secara generatif dan secara vegetatif.

Nah kalau yang akan saya lakukan beberapa waktu ke depan ini adalah secara generatif, karena melalui biji.

Sedangkan secara vegetatif adalah dengan mengambilnya dari anakan. Maksudnya bagaimana? Cara perbanyakannya, ambil anakan yang terdapat dalam rumpun tanaman seledri yang telah ada. Kemudian pindahkan ke pot atau polybag baru. Selanjutnya tanaman bisa diperbanyak dari rumpun seledri yang tumbuh.

Cara vegetatif ini lebih mudah dilakukan di rumah jika kita sudah punya beberapa tanaman seledri, sehingga keberlangsungannya bisa terus dijaga, karena yang kita manfaatkan adalah daunnya.

Penanaman secara generatif ini ternyata ada beberapa trik dan tips yang harus diperhatikan, sbb.:

#1 Sebelum biji disemai, rendam terlebih dahulu bibit seledri dengan air hangat kuku bersuhu 50-60 °C selama sejam.

#2 Siapkan tempat persemaian berupa bedengan atau baki semai. Media semai terdiri dari campuran tanah dan kompos yang telah diayak dengan perbandingan 2:1. 

#3 Pastikan bibit yang kita semai ini terlindung dari kucuran air hujan atau panas sinar matahari yang berlebihan.

#4 Tanam bibit tadi cukup 0,5 cm saja lalu tutup tipis dengan tanah lalu kemudian siram untuk menjaga kelembabannya.

#5 Lakukan penyiraman secara rutin pagi dan sore untuk menjaga kelembaban, jangan terlalu basah dan jangan pula terlalu kering.

#6 Butuh waktu kurang lebih 4 Minggu untuk bibit tersebut tumbuh. Mulai pindahkan ke polibag atau media tanam ketika tunas seledri tumbuh 2-3 helai daun.

#7 Untuk media tanam yang perlu disiapkan adalah campuran tanah, kompos dan arang sekam dengan perbandingan 1:1:1. Ayak terlabih dahulu bahan-bahan tersebut. Penggunaan arang sekam tujuannya agar media tanam memiliki porositas yang baik dan bobot media menjadi ringan sehingga pot atau polybag gampang dipindahkan.

#8  Perawatan yang dilakukan adalah melakukan penyiraman rutin pagi dan sore hari. Hingga tanaman berumur 1 Minggu. Setelah itu penyiraman bisa dilakukan 2-3 kali dalam seminggu. Memastikan tanah tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering.

#9 Berikan pupuk organik cair dengan frekuensi 1-2 Minggu sekali.

#10 Panen pertama setelah penanaman pertama adalah 1-3 bulan. Setelahnya seledri bisa dipanen berkali-kali melihat situasi tanamannya itu sendiri ya, kalau sudah habis diambil gak ada sisa ya habis juga.

#11 Panenan berakhir ketika tanaman seledri kita sudah tidak lagi produktif dan bisa dilakukan proses penanaman baru lagi, entah dengan vegetatif atau generatif.



Hama apa saja yang mungkin mengganggu tanaman seledri kita ini?

Jika ditanam dipolibag atau pot, kemungkinan hama yang menyerang adalah ulat tanah, keong, kutu dan tunggau.

Jika ditanam dalam skala besar, hama yang umum menyerang adalah cercospora, bercak septoria dan virus aster yellow. Mengatasinya adalah dengan Pencegahan dilakukan sejak pemilihan benih, menjaga sanitasi kebun dan pemupukan yang baik. Namun apabila hama menyerang dengan masif, bisa menggunakan pestisida organik.


Begitulah kira² yang perlu dipersiapkan sebelum menanam seledri yang dimulai dari bibit. Karena ini adalah mengawali penanaman, jadinya perlu usaha ekstra.

Postingan selanjutnya akan membahas soal penanaman seledri ya. Jadi saya cukupkan di sini untuk informasi dan teori mengenai tanaman yang satu ini. Sebelum menanam kita perlu tahu profil tanaman yang akan kita tanam supaya lebih memahaminya.

Sampai jumpa pada postingan berikutnya, happy planting, urban farming in your home. -ngp-