Ketika  saya membaca-baca artikel tentang bagaimana dan seperti apa tanah yang subur, saya menemukan istilah tanah terra preta. Tanah ini dipercaya sebagai tanah dengan kesuburan abadi.

Hmm, maksudnya bagaimana?

Tanah adalah media tumbuh dari vegetasi di atasnya. Tanah adalah sumber makanan utama dari vegetasi yang hidup di atasnya. Sehingga ketika vegetasi bisa tumbuh subur di atasnya maka dipastikan tanahnya subur.

Ilustrasi, tanah hitam, gambar diambil dari    Google

Tapi tanah yang subur ada batasnya, ketika ditanah itu ditanam tumbuhan secara homogen secara terus menerus lama-kelamaan tanah tersebut akan kehilangan kesuburannya.


Ini sama seperti yang pernah saya bahas sebelumnya, dimana hutan akan mengembalikan unsur haranya sendiri jika hasil  dari apa yang tumbuh di permukaannya tidak diambil keluar. Jika tetap kembali ke tanah itu maka kesuburannya akan tetap terjaga.

Karena pada dasarnya tanah perlu waktu cukup lama untuk merecovery kesuburannya. Tidak ada yang instan di dunia ini.

Tapi ternyata ilmuwan mengetahui bahwa ada tanah abadi, dimana dia bisa menjaga kesuburan tanahnya terus menerus. Tanah itu dikenal dengan istilah terra preta, yang berasal dari tanah di  Hutan Amazon. Dikenal juga sebagai tanah hitam.

Hingga saat ini banyak peneliti masih meneliti mengenai tanah ini. Dan mencoba untuk meniru kandungan² penyusun tanah ini, untuk diaplikasikan di daerah lain guna menggenjot produktifitas kesuburan tanah.

Pengetahuan soal tanah abadi ini bukan untuk membuat kita harus mengimpor tanah ini dari Amazon. Tidak seperti itu konsepnya.

Karena tanah ini terjadi tidak secara instan tapi melalui proses yang panjang selama ribuan tahun, melalui proses peradaban manusia atau secara alamiah, hal ini pun masih jadi bahan penelitian.

Tanah terra preta mengandung konsentrasi yang tinggi seperti elemen nutrisi penting yaitu karbon, nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan banyak mikronutrien lainnya yang mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat.

Para arkeolog menemukan perbedaan tanah ini ketika melalukan aktivitas penggalian kepurbakalaan di tanah Amazon, guna meneliti peradaban manusia di sana.


Penjelajah Spanyol dahulu kala jauh² dari Eropa masuk ke pedalaman Amazon dalam rangka mencari kerajaan emas, yang dikenal dengan istilah El-Dorado, namun mereka tak menemukannya.

Tapi mereka menemukan peradaban manusia yang hidup di sana dengan segala kemakmuran, dimana mereka melihat banyak ladang² pertanian yang subur, yang tidak terbayangkan oleh penjelajah Eropa kala itu.

Sampai akhirnya berabad-abad kemudian penjelajah lain ke sana tapi tak menemukan apapun yang digambarkan penjelajah sebelumnya. Sampai akhirnya dikira penggambaran itu hanya imajinasi.

Hingga akhirnya para arkeolog menemukan banyak hal dari penggalian² peradaban, dimana apa yang digambarkan penjelajah Eropa mula² tidaklah imajinatif.

Ditemukan memang lapisan tanah di sana berbeda dengan lapisan tanah pada umumnya yang mengandung nitrisi kompleks untuk pasokan kebutuhan hidup vegetasi apapun itu.

Kini banyak insinyur pertanian mencoba membuat tiruan terra preta ini berdasarkan kandungan penyusunnya. Meskipun tidak membuatnya serupa, namun setidaknya dari unsur inilah secara logika bisa menjadi  replikasi menciptakan kesuburan di daerah lain.

Beberapa insinyur pertanian dan pelaku otodidak pertanian menyampaikan beberapa unsur penyusun dari tanah hitam ini.

Pertama adalah tanah pertanian yang mengandung humus normal seperti tanah pada umumnya.

Kedua adalah arang dari sisa pembakaran. Bisa juga memanfaatkan arang kayu, arang sekam sisa pembakaran vegetasi. Arang bambu dipercaya punya kemampuan menyuburkan tanah, pengalaman dari kakek nenek yang hidupnya berkebun dan berladang.

Ketiga adalah   kompos organik.

Keempat adalah mikroorganisme  bisa diperoleh dari mol cairan hasil fermentasi untuk menghidupan bakteri² baik yang membantu mengekstrak nutrisi baik dalam tanah. 

Keempat komponen itu dicampurkan menjadi satu untuk menghasilkan replika dari tanah terra preta. Meskipun ini hanya tiruannya namun pelaku pertanian sudah membuktikannya bahwa tanah replika ini mampu memberi nutrisi baik untuk vegetasi yang ditanam di atasnya.

Komponen utama terpenting yang membuat tanah hitam itu ternyata berasal dari pembakaran organik,  entah apapun itu. Jadi wajar warna hitam itu berasal dari zat karbon. Memang ilmuwan menemukan unsur karbon yang lebih pada jenis tanah terra preta  di wilayah Amazon.


Tanah terra preta merupakan teknologi pertanian yang diterapkan peradaban manusia kala itu, dimana beribu-ribu tahun lalu dilakukan di sana, dan siklus peradaban dan waktu membuat tanah ini semakin kompleks dan menciptakan tanah yang ajaib, jika dibandingkan dengan tanah lainnya.

Jika peradaban manusia saat ini melakukan trik serupa pada lahan pertaniannya, bukan tidak mungkin pada masa yang akan datang pada peradaban selanjutnya, tanah terra preta ini akan ada dimana-mana. Tidak hanya ada di Amazon.

Sudah saatnya peradaban manusia saat ini kembali ke alam, mengingat mayoritas tanah pertanian yang ada sudah tidak lagi produktif, terdegradasi oleh pupuk kimia.


Jika mendengar cerita dari penggarap lahan perkebunan tebu, mereka bercerita bahwa tanah garapan ladang tebu sudah sangat² tidak subur, bahkan jika mereka bisa bilang tanah itu sudah tidak ada gizinya.

Penyebabnya adalah penggunaan pupuk kimia guna mempercepat produksi, menggenjot produksi yang pada akhirnya mengabaikan  sumber hidup itu sendiri.


Ada yang bilang pembakaran hutan untuk membuka lahan itu seperti dua mata pisau. Secara instan jelas akan merusak ekosistem pada saat itu. Tapi pada saat yang sama,  itulah awal siklus hidup tanah subur dimulai, bukan untuk saat ini tapi nanti setelah mengalami proses bertahun-tahun.

Ayo, kapan mau mencoba membuat tanah terra preta?

Gambar diambil dari   Google

Beberapa video ini bisa membantu kalian mencoba membuatnya untuk tanaman² mu di rumah.




Segitu dulu sharing² dan berbagi informasi dari apa yang saya baca dan ketahui, gak banyak yang bisa saya pahami dan pelajari, tapi setidaknya bisa jadi resume apa yang saya pelajari baru² ini.
ngp

#onedayonepost
#teori
#umum
#terrapreta
#tanahabadi
#tanahhitam
Sekarang saya gak kesulitan lagi untuk mantau suhu air di aquarium, karena suhunya bisa ditulis dengan pasti gak kira² lagi. Kini sudah tertulis secara digital.

Jadi saya baru membeli alat thermohygrometer, gak mahal ini dijual di marketplace, entah yang saya beli ini KW nya atau memang harganya segitu, merk nya HTC.


Ada beberapa tipe dari HTC ini, tipe 1 dan tipe 2, yang saya beli ini tipe 2. Untuk tipe 2 ini perbedaannya adalah ada probe atau sensor eksternal yang digunakan untuk mengecek suhu di sisi terluar. Jadi itu bisa dilihat di gambar di atas ada sebuah kabel panjang berwarna putih yang saya celupkan ke dalam air akuarium. Di display ditunjukkan dengan suhu 28, 1°C dan tampilan suhu di atasnya itu merupakan suhu ruangan tertulis 29, 6°C.


Suhu yang di dalam air saya cek dengan termometer manual air raksa yang tertempel sebelumnya di akuarium ternyata suhunya sesuai. Meskipun di termometer air raksa tidak tertulis angkanya, tetapi bisa terlihat dari air raksa yang terlihat di termometer tersebut. 

Jadi saya pikir alat ini berfungsi dan relatif akurat lah ya dan bisa dijadikan panduan untuk memantau suhu air dan suhu ruangan. 

Dari beberapa hari pemakaian ini saya lihat memang ada perbedaan antara suhu di dalam air dan suhu di ruangan. Rata-rata suhu di dalam air itu lebih rendah dibandingkan suhu yang ada di ruangan selisih 1 derajat. Tapi pernah juga suhu di dalam air dan suhu di luar air itu sama angkanya. 

Bisa dilihat juga ada angka lagi di paling bawah tertulis 63%. Angka ini menunjukkan kelembaban udara yang ada di ruangan di mana termohygro ini berada. 

Jadi cara bacanya adalah jika angka pada kelembaban udara itu tinggi artinya adalah bahwa kelembaban udara di tempat itu tinggi dan begitu juga sebaliknya, ditunjukkan dengan skala dari 0 sampai 100, dalam persentase. Nah dari foto yang ada di atas tertulis 63% berarti kelembaban udara pada ruangan tersebut berada pada angka 63. 

Angka kelembaban udara yang normal atau yang ideal berkisar pada 45% - 64%. Sedangkan pada tingkat kelembaban udara yang tinggi berarti di atas 64% dan kelembaban udara yang rendah berarti di bawah 45%.

Pada tingkat kelembaban udara yang tinggi dimungkinkan virus, jamur, tungau, lumut dan bakteri yang berada di udara itu bisa bertumbuh dengan pesat. Namun jika sebaliknya kelembaban udara rendah maka kulit, tenggorokan, mata akan terasa gatal, membuat tubuh kita menjadi rentan terhadap penyakit karena udara terasa kering. 

Tinggi rendahnya kelembaban ini dipengaruhi dari luar maupun dari dalam rumah. Bisa karena perubahan cuaca seperti musim hujan dapat meningkatkan kelembaban udara dan ketika musim panas bisa merendahkan kelembaban udara. Penggunaan penghangat ruangan oven dan AC pun bisa menyebabkan kelembaban udara berkurang sehingga udara menjadi kering. Kemudian apabila sering melakukan aktivitas mandi, mencuci dan memasak itu bisa meningkatkan kelembaban udara efek dari penguapan air yang terjadi. 

Selain suhu dan kelembaban udara yang bisa dipantau dari alat termohygro yang saya punya ini ada juga display jam, serta bisa memantau min dan max suhu yang terekam sebelumnya. Jadi misalnya suatu waktu tanpa kita pantau suhu tiba-tiba tinggi, tapi kita tidak tahu situasi itu, maka dengan fitur min dan max kita bisa mengetahui suhu terakhir yang terjadi, entah tinggi atau rendah. 

Ya segitu saja yang bisa saya bagikan untuk alat baru yang saya miliki, semoga bisa membantu saya memantau suhu air dan suhu ruangan lebih detail dengan angka, tidak lagi dengan kira-kira. Oh iya untuk harga sendiri Saya beli dengan harga Rp 55.000,-. Sampai jumpa di postingan lainnya. -ngp

#onedayonepost
#produk
#review
#teori

Saya pernah kan buat postingan soal labu sebelumnya,  link tautannya di bawah ini. Saat itu saya melihat beberapa bakal buah labu saya itu busuk pada ujung buah. Tadi saya berpikir itu karena lalat buah, tapi sepertinya itu karena penyerbukan sempurna tidak terjadi, dan soal penyerbukan manual sudah sempet saya singgung pada post sebelumnya.


Saat itu saya gak bahas detail soal labu yang busuk ujungnya lalu rontok. Saya hanya bahas soal  bakal buah labu yang tahu² rontok.

Tampak bakal buah labu yang sudah membusuk sempurna, padahal waktu awal pembusukan dimulai dari ujung buah.

Belakangan saya lihat banyak bakal calon buah labu yang ujungnya ini busuk dan pada akhirnya rontok alias tidak lanjut tumbuh besar seperti satu seniornya .

Akhirnya kembali mencoba memahami, kenapa terjadi kebusukan pada buah, saya menduganya karena ada penyerbukan yang tidak sempurna atau mungkin bahkan tidak terjadi (penyerbukan).

Pertama kali memang kita harus membedakan mana bunga betina dan bunga jantan. Dimana bunga betina pasti punya bakal buah dipangkalnya.

Ini penampakan bunga betina yang pas lagi mekar pagi hari, dipangkal bunga ada bakal buahnya, di putiknya ini ada banyak semut² agen penyerbukan alami.

Kesulitan lain yang saya jumpai, ketika mau mengawinkan, pada saat mau mengawinkan seringnya kuncup bunganya tertutup. Memang kita harus rajin memantau ketika bunga mekar, karena momen itu bisa dimanfaatkan untuk proses perkawinan.

Kemudian saya juga mempercayakan 'penghulu' pada serangga di sana, yaitu semut. Namun ternyata ini kurang efektif karena semut yang berkeliling tidaklah banyak, jadi peluang keberhasilan perjodohan jadi kecil.

Terakhir saya hitung ada sekitar 13 calon bakal buah, itu belum tahu apakah perkawinannya sempurna atau tidak, karena belum nampak tanda kebusukan.

Untuk buah busuk nampak  3 buah yang tersebar dibeberapa titik. Buah yang busuk saya biarkan jatuh rontok ditanah, supaya hara nya kembali ke tanah.


Berdasarkan kondisi ini saya mencoba untuk mengawinkan bunga jantan ke bunga betina, entah dia sudah kawin apa belum, saya menganggapnya belum kawin. Karena dari sini akan jadi pengamatan saya ke depan, apakah permasalahan bakal buah busuk diujung terjadi lagi atau tidak.

Pagi ini saya gak menemukan bunga jantan yang cukup.  Bunga betina yang saya temui yang sudah bisa dikawin ada tiga, namun bunga jantan yang saya temui hanya dua, itu pun sudah agak meleleh benang sarinya, gak sempurna.

Ya seperti kelamin jantan  selepas ereksi lumer, dia meleleh dan sudah tak seprima waktu awal, begitulah kira² menggambarkannya.

Tapi tetap saya kawinkan ke bunga betina yang pagi ini banyak dikerubungi oleh semut² nakal. Semoga si gak busuk deh ke depannya.

Saya amati beberapa bunga jantan juga belum mekar, jadi saya tunggu saja, siapa tahu besok atau lusa ada bunga jantan dan betina yang siap dijodohkan.

Ini solusi saat ini yang bisa saya lakukan untuk mengurangi kemungkinan gagal tumbuh buahnya, masa iya dari semua kemungkinan buah hanya satu ini si senior yang berhasil timbuh besar.

Updatenya bisa dibaca dipostingan blog ini selanjutnya. Happy farming and planting in your home.  -ngp

#onedayonepost
#pengalaman
#teori
#labumadu
#kebundirumah
Time line sosial media diramaikan dengan konten dari salah satu geng halilintar yang melepaskan seekor burung love bird yang dia beli dari pet shop kaki lima di kawasan Jakarta Selatan.

Ybs. membeli seekor love bird lalu melepaskannya begitu saja. Video yang dishare di sosial media ini mendapatkan reaksi beragam dari netizen.

Saya juga secara gak langsung jadi netizen tapi kebetulan gak ikut berkomentar langsung dipostingan tersebut. Tapi saya punya wadah sendiri, yakni blog pribadi saya.


Saya sebagai pemelihara love bird punya penilaian yang gak setuju dengan apa yang dilakukan salah¹ geng halilintar ini. Karena apa, love bird yang ada di penjual hewan dan di rumah² kita merupakan love bird rumahan, memang sejak lahir beberapa generasi dari love bird yang memang dipelihara. Sehingga sudah pasti mereka gak punya kemampuan adaptasi di alam bebas.

Jika bisa pun butuh waktu yang cukup lama, apalagi alam kita saat ini tidak seasri dulu. Kemudian pasokan pakan dia dari mana, sedangkan selama ini mereka dapat pasokan makan dari pemeliharanya.

Dimana dia harus mencari makan, love bird yang dilepas liarkan begitu saja pasti akan kaget dan bingung harus kemana. Belum lagi predator lain di alam yang bisa saja jadi sumber bahaya.

Memang sih alam punya mekanismenya sendiri, tapi ketika hewan yang sudah dipelihara jika pun mau dilepas ke alam bebas harus memperhatikan banyak faktor, gak bisa sembarangan dan spontan, perlu lihat dulu apa hewannya. Dalam hal ini love bird tidak bisa diperlakukan seperti itu.


Love bird peliharaan walau nampak galak dan liar, pada dasarnya mereka jinak, dalam arti mereka itu ketergantungan pada pemeliharanya.

Saya menyadari itu ketika saya mulai memelihara dan hidup berdampingan dengan burung cantik satu ini. Dibeberapa post lalu saya pernah bercerita love bird peliharaan saya lepas, untungnya bisa kembali.


Pernah juga, lupa menutup kandang, eh love bird saya keluar kandang tapi untungnya dia tidak terbang jauh atau melarikan diri, dia malah hinggap di atas kandang dan bermain di sana.


Pada intinya begini baik memang jika hewan yang hidup di alam ya tetaplah di alam, janganlah ditangkap. Namun apabila dia sejatinya lahir dan besar di peliharaan, peliharan dan itu jadi tanggung jawab kita.

Jika niatnya penangkaran dan pembudidayaan guna nanti akan dilepasliarkan sebagai mendukung ekosistem pastikan bahwa hewan tersebut dilatih dan dibiasakan sebelum dia dilepas ke alam bebas.

Jadi gak sembarangan, terutama untuk hewan² yang perlu penanganan khusus. Jadi kita harus bisa memisah dan memilahnya.

Mudah-mudahan sih love bird ini bisa adaptasi dan bisa bertahan hidup di alam bebas, dan hidup lebih baik dari saat ketika dia tinggal dipelihara. Hanya itu sih harapannya. Jika yang terjadi sebaliknya tentunya sangat disayangkan.

Itu sih komentar saya soal melepas love bird ke alam liar tanpa ada penyesuaian terlebih dulu. Karena kurang pas saja walau niatnya baik. Ada pepatah, niat yang baik perlu didukung pengetahuan yang baik juga. -THN

#onedayonepost
#lovebird
#opini
#pengalaman
#umum
Pagi ini ketika saya sedang searching video-video di timeline YouTube, saya menemukan sebuah video yang di-upload beberapa tahun lalu tentang tanaman labu.

Tapi sepertinya jenis labunya berbeda dengan yang saya tanam. Labu yang di video ini sepertinya lagu biasa yang bentuknya bulat hijau, sedangkan labu yang saya tanam ini bentuknya lonjong memanjang.


Buah labu yang saya tanam bisa dilihat di postingan saya sebelumnya linknya saya sajikan di bawah ini. 


Jadi dari video yang saya tonton itu diinformasikan bahwa buah atau calon buah labu itu bisa rontok dan penyebabnya itu karena tidak langsung dilakukan penyerbukan dan karena hama dari lalat buah. Jadi ketika lalat buah itu menyengat atau menghisap sari dari buah atau calon buah labu ini maka akan membuat calon buah labu ini rontok atau mati. 

Video ini disampaikan beberapa cara hal itu terjadi. Yang pertama itu adalah dengan mempercepat penyerbukan, penyerbukan yang dibantu oleh manusia yaitu dengan menempelkan bunga jantan ke bunga betina.


Yang kedua adalah dengan memanfaatkan daun pisang kering lalu gunakan untuk menutup bagian calon buah labu yang ada di pangkal bunga betina. Tujuannya adalah mencegah atau menghalau lalat buah untuk menyengat calon buah labu itu.

Cara yang ketiga adalah dengan melakukan penyemprotan hama agar si hama lalat buah tidak menyerang bakal calon buah labu. 

Untuk cara yang ketiga ini sepertinya untuk saat ini belum makan saya lakukan, karena sejauh ini saya mencoba untuk meminimalisir bahan kimia yang digunakan, jadi sementara hanya mengandalkan alam dan pupuk alamiah saja. Untuk lalat buah sendiri Saya belum menemukannya mudah-mudahan sih tidak ada. Hanya Saya punya resiko lalat buah ini dari larva cacing beku yang saya gunakan untuk pakan dari ikan sidat. Soalnya di Olivia Farm, larva dari cacing darah yang digunakan untuk pakan ikan sidat dan berhasil menjadi organisme selanjutnya itu berubah menjadi lalat buah. Jadi untuk saat ini saya harus berhati-hati dalam memilih larva cacing darah, jangan sampai larva cacing darah yang saya pakai ini adalah larva dari lalat buah.



Tanaman labu yang saya miliki di pekarangan rumah ini nampak sudah ada beberapa bakal calon buah labu, ini akan saya amati dan mudah-mudahan dari beberapa bakal calon buah itu bisa tumbuh menjadi buah besar dan bisa dipanen pada akhirnya. Untuk video perkembangan tanaman labu bisa dilihat di atas paragraf ini. 

Ya segitu saja sharing yang bisa saya bagi untuk membagikan soal cara bagaimana mencegah agar buah labu atau calon buah labu tidak rontok, ya semoga bisa membantu teman-teman yang juga sedang memelihara tanaman labu kuning, utama bagi teman-teman yang newbie sama seperti saya, Saya tidak ada fisik sama sekali dalam bercocok tanam apalagi bertani, jadi saya banyak belajar dari apa yang bisa Saya baca dan saya tonton dari YouTube. 

Sampai jumpa di postingan berikutnya lagi membahas tentang apa saja yang berhubungan dengan hobi terutama soal bercocok tanam, budidaya ikan sidat dan memelihara hewan peliharaan. See you next time bye bye. -ngp

#onedayonepost
#pengalaman
#teori
#umum
#labukuning
#lalatbuah