Banyak cara saat ini yang bisa kita coba untuk membuat pupuk organik. Pupuk organik sekarang jadi pilihan untuk menghasilkan hasil bumi dari tanaman² yang bebas kimia, tujuannya seperti itu.

Meskipun dalam prosesnya untuk membuat pupuk organik cair ini membutuhkan juga bahan² kimia, karena pada dasarnya manusia itu tidak akan bisa lepas dari namanya bahan kimia, itu yang harus dipahami. Semua unsur yang ada di bumi ini ya ada rumus kimianya.

Ilustrasi, pengaplikasian cangkang telur sebagai pupuk bagi tumbuhan. Gambar diambil dari Google

Saat ini di dapur saya lebih sering memanfaatkan telur untuk lauk makan, ya bahan makanan satu ini kerap saya gunakan. Yang dimanfaatkan dari telur saat ini adalah hanya isinya, cangkangnya otomatis tak terpakai dan selama ini dibuang.

Hasil browsing di internet, saya menemukan bahwa cangkang telur ini bisa dimanfaatkan menjadi pupuk, namun tentunya harus diolah terlebih dahulu.

Cangkang telur punya kandungan kalsium yang baik bagi tanaman. Namun tanaman tidak bisa mengekstraknya begitu saja tanpa bantuan manusia. Bisa saja, namun butuh waktu yang relatif lama, minimal satu tahun. Lama sekali bukan?

Untuk mengekstrak kalsium dari cangkang telur ini butuh proses dan itu adalah tugas manusia membantu melakukannya.

Btw, selain kalsium, cangkang telur juga mengandung nutrisi lain, seperti Protein, Zinc, Fosfor, Magnesium, Kalium, Kalsium karbonat, Natrium, serta Mangan.

Oh ya, lanjut lagi bagaimana kita mengekstrak nutrisi baik dari cangkang telur caranya cukup mudah ternyata, hanya dengan bantuan cuka putih. Bahan ini merupakan asam lemah, dimana cuka ini terbuat dari asam asetat tiga persen. Kita temukan unsur kimia di sini, asam asetat (CH3COOH) dan Kalsium (Ca). Sekali lagi kita tidak bisa lepas dari namanya bahan kimia, catat itu!

Bahan² yang diperlukan cangkang telur, cuka dan botol wadah untuk proses ekstraksinya. Alat pendukung ya blender atau alat lain untuk penghancur cangkang telur, wajan untuk menyangrai serbuk cangkang telur.

Untuk pembuatan pupuk dari cangkang telur dengan bantuan cuka caranya sebagai berikut:
#1 Bersihkan cangkang telur yang dikumpulkan dari kotoran minyak misalnya, atau kecap atau bahan² lain.

#2 Jemur cangkang telur dibawah sinar matahari, supaya dia kering agar mudah dihancurkan. Setelah itu hancurkan cangkang telur hingga menjadi serbuk atau bubuk.

#3 Jika memungkinkan sangrai atau panaskan serbuk cangkang telur tadi.

#4 Setelah itu, campurkan cuka dan rendam serbuk cangkang telur dalam larutan cuka tadi, aduk rata dan diamkan selama 4 minggu. Tutup rapat larutan tersebut. Akan nampak cangkang telur akan mengapung di atas permukaan larutan cuka. Simpan di tempat yang sejuk dan kering. Penting juga membuka tutup wadah untuk mengurangi tekanan gas dari dalam wadah.

Pengaplikasian pada tanaman, kita harus melarutkan larutan pupuk organik cair ini, dengan konsentrasi 10 ml air per liter atau dua sendok makan per liter air. Lakukan penyemprotan pada tanaman peliharaan anda.

Frekuensi pemberian pupuk ini adalah 1-2x dalam seminggu. Lakukan penyemprotan pada pagi atau sore hari.


Selain itu, ada cara lain yang bisa dipilih untuk membuat pupuk dari bahan dasar cangkang telur bekas pakai ini. Prosesinya bisa kalian ikuti informasinya dibawah ini.

Bahan² yang diperlukan antara lain: 
✓ Cangkang telur
✓ Alat penumbuk atau bisa gunakan blender
✓ Air bersih
✓ Gula pasir / gula Jawa / tetes tebu
✓ EM4
✓ Botol atau wadah

Cara pembuatan pupuk dari cangkang telur:
#1 Kumpulkan cangkang telur, cuci bersih lalu jemur dimatahari hingga dia kering. Bisa juga menggunakan oven, tapi cara alami juga baik koq.

#2 Hancurkan cangkang telur tadi sampai halus, sampai jadi bubuk.

#3 Campurkan serbuk cangkang telur tadi dengan air bersih dan masukan ke dalam botol.

#4 Tambahkan gula merah/gula Jawa/gula pasir, lalu kemudian tambahkan pula EM4 dengan perbandingan 1:1.

#5 Tutup botol dengan rapat lalu kemudian kocok botol tersebut supaya bahan² tercampur merata. Setelah itu diamkan selama 10-14 hari agar bahan² tersebut terfermentasi. Sesekali buka tutup botol untuk mengurangi tekanan gas dari dalam botol, agar tidak meledak botol plastiknya.

#6 Pengaplikasiannya hampir sama dengan yang disebutkan di atas, dimana cairan pupuk ini harus dilarutkan dengan air terlebih dahulu. Kemudian frekuensi pemberian pupuk dilakukan 2-3 minggu sekali, pada pagi atau sore hari.


Untuk mempermudah kalian membuat pupuk dari cangkang telur ini, bisa juga lihat beberapa video di YouTube. Secara umum bahan yang digunakan hampir sama, prosesnya juga kurang lebih sama, tinggal kalian pilih mana yang sekiranya mudah untuk ditiru dan dicobakan di rumah.

Bisa tonton video satu ini. Dimana di sini ditawarkan beragam cara memanfaatkan cangkang telur menjadi pupuk organik tanaman peliharaan anda di rumah.

Atau juga bisa tonton video ini. Tinggal disesuaikan dengan kemudahan yang bisa kalian akses untuk membuat pupuk dari bahan cangkang telur ini.


Segitu saja share pagi ini, semoga bisa menambah wawasan dan sekaligus jadi referensi saya untuk membuat pupuk dari bahan yang ada di rumah. Sampai jumpa dipostingan lainnya. -ngp

#onedayonepost
#pupuk
#umum
#repost


Kali ini masih mengeksplor bahan² yang ada di dapur rumah kita yang memungkinkan dimanfaatkan jadi pupuk setelah dipakai. Selama ini kan bahan² yang sudah habis pakai umumnya kita buang, tapi ternyata bahan² ini bisa dimanfaatkan lagi.

Kita tahu sebelumnya ada bahasan soal air cucian beras, minyak goreng bekas, kemudian ada pula dari ampas kopi dll. Nah, kali ini ternyata teman dari kopi yakni teh, terutama ampasnya itu bisa juga lho jadi pupuk.

Ampas teh dipercaya mengandung nitrogen dan kafein yang cukup tinggi. Nitrogen merupakan salah¹ nutrisi yang dibutuhkan tanah dan pada akhirnya akan dimanfaatkan tanaman itu sendiri. Sedangkan kafein dianggap mampu mengusir hama atau gulma.

Nitrogen diperlukan untuk pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang, dan akar.

Selain itu ampas teh juga bisa membantu retensi air dan memaksimalkan penyerapannya pada tanah.

Ilustrasi ampas teh, gambar diambil dari Google

Ada hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan ampas teh ini digunakan sebagai pupuk. Pastikan ampas teh tidak terkontaminasi gula. Artinya murni ampas teh sisa seduh tanpa gula.

Baiknya teh memang disajikan tanpa gula, jika pun memberikan gula itu setelah teh selesai diseduh, sehingga ampas teh akan aman dari kontaminasi gula.

Ampas teh yang dikumpulkan itu kemudian dijemur terlebih dulu di bawah sinar matahari untuk membuatnya menjadi kering (kembali kering).

Apabila sudah kering, campurkan ampas teh kering tadi ke media tanam atau permukaan tanah. Bisa disesuaikan dengan ukuran media tanamnya ya.

Ampas teh yang diletakkan di permukaan tanah atau media tanam, kemudian akan diolah secara alami oleh cacing tanah. Kandungan asam pada ampas teh akan menghasilkan pupuk alami yang kaya nutrisi untuk tanaman.

Sesederhana itu bukan, dan kalian pasti akan dengan mudah mengaplikasikannya di rumah, dan tentunya itu mengurangi sampah buangan rumah tangga. Dan memanfaatkan bahan² sampai pada akhirnya, artinya tidak ada sampah yang terbuang sia² tanpa guna.

Lihat juga video di sini bagaimana membuat pupuk dari bahan ampas teh.

Cara di atas untuk teh celup yang lebih mudah diolah karena lebih lembut menyerupai serbuk tanah sehingga dapat lebih mudah diaplikasikan ke tanah karena teksturnya menyerupai tanah.


Sekian dulu sharing yang bisa saya bagikan, happy planting ya sobat planter. Jadikan kebun rumah mu sumber bahan untuk dapur keluarga. Sampai jumpa dipostingan lainnya. -ngp

#onedayonepost
#repost
#umum
#pupuk
Beragam bahan dari dapur kita sebenarnya bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair. Yups, pupuk organik banyak mulai dikembangkan masyarakat tani untuk opsi lain pengganti penggunaan pupuk kimia (non organik).

Kebanyakan pupuk organik cair umum dipakai di pertanian rumahan/ urban farming. Disamping bahan membuatnya ada di sekitar dan tidak sulit membuatnya.

Pada post sebelumnya saya coba bagikan beberapa bahan yang bisa dimanfaatkan untuk pupuk sebagai nutrisi tanaman peliharaan kita di rumah. Ada minyak goreng bekas yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk tentunya dengan pengolahan terlebih dulu. Kali ini saya akan coba share dari bahan lainnya yaitu dari air cucian beras.

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

Apa yang saya bagikan ini saya kumpulkan dari berbagai sumber untuk juga kebutuhan saya sendiri dalam menyediakan pupuk untuk beberapa tanaman peliharaan saya di rumah. Sekaligus jadi bahan pembelajaran saya merawat tanaman di rumah.

Sebenarnya, air cucian beras itu mengandung apa si, koq sampai bisa dijadikan bahan nutrisi untuk tanaman?

Air cucian beras dijadikan pupuk karena mengandung banyak nutrisi antara lain: 80% vitamin B1, 70% vitamin B3, 90% vitamin B6, 50% mangan, 50% fosfor, 60% zat besi selain itu mengandung Ca 2,944%, Mg 14,252%, S 0,027%, Fe 0,0427% dan B 0,043%.

Selain itu, air cucian beras juga bisa berfungsi sebagai pendukung pembuatan pupuk kompos, yakni berfungsi sebagai biostarter, larutan air cucian beras berisi mikroorganisme pendegradasi/ pengurai yang berguna untuk menguraikan limbah organik, sehingga dapat mempercepat pembuatan pupuk kompos.


Bahan-bahan yang perlu disiapkan untuk membuat pupuk cair organik dari bahan air cucian beras, sbb.:
✓ Air cucian beras +- 10 liter *rekomendasi air cucian pertama
✓ EM4 200 ml
✓ Molase atau tetes tebu 200 ml

Alat bantu yang diperlukan:
✓ Jerigen atau ember bertutup kedap
✓ Adukan


Cara pembuatan:
#1 Masukan air cucian beras tersebut ke dalam wadah, bisa jerigen atau ember.

#2 Lalu tambahkan atau masukan EM4 dan Molase ke dalamnya, aduk hingga rata, supaya bercampur merata untuk cairan tersebut. Setelah itu tutup rapat wadah tersebut. Pastikan tidak terkena cahaya langsung, simpan di tempat yang gelap.

#3 Pada hari ke-2 buka tutup ember/ wadah tadi supaya gas keluar dan aduk hingga rata. Lalu kemudian tutup kembali. Lakukan cara ini berulang hingga hari ke-10.

#4 Proses fermentasi dianggap berhasil ditandai dengan aroma atau bau khas mirip tape.

#5 Pupuk organik cair dan bisa digunakan. Gunakan dengan mencampurnya dengan air ketika digunakan.


Pupuk organik cair dari air cucian beras ini bisa sebagai pupuk daun dan pupuk akar / disiram ke tanah.

Untuk pupuk daun,  ambil 10 ml pupuk cair cucian beras dan larutkan dalam 1 liter air. Semprot ke seluruh bagian tanaman terutama bagian bawah daun (cukup sekedar basah saja). Lakukan penyemprotan pupuk daun setiap seminggu 2 kali.

Untuk pupuk akar, ambil 10-20 ml pupuk cair air cucian beras, larutkan dalam 5 liter air. Siram ke media tumbuh tanaman sekitar perakaran sebanyak 250 ml (secukupnya) per tanaman. Aplikasikan seminggu sekali.


Ada juga cara lain yang sepertinya mudah juga dan bisa kalian coba, tapi ini kalian lihat dari YouTube, mungkin ini bisa lebih membantu untuk memaksimalkan pupuk cair organik dari air cucian beras, lihat videonya di sini

Hampir sama dengan video sebelumnya, video ini juga bisa membantu kalian membuat pupuk organik cair dari air cucian beras.

Catatan penting terkait yang disampaikan adalah jangan gunakan air cucian beras yang disimpan lama tanpa proses fermentasi, karena justru bisa merusak tanaman.


Ada juga cara yang paling simpel dan mudah menggunakan air cucian beras ini, tanpa proses campur² dan fermentasi. Jadi memanfaatkan langsung air cucian beras ini ke tanaman.

Jadi, diamkan air cucian beras ke dalam wadah, diamkan 1-2 menit. Bisa ditaruh di botol semprot atau wadah lain yang memudahkan untuk menyiram tanaman.

Lalu setelah itu gunakan untuk menyemprot tanaman, terutama bagian akar atau langsung ke tanah. Hindari menyiramkannya ke bagian daun atau bunga, karena air cucian beras itu akan meninggalkan noda ketika mengering pada daun atau bunga, sehingga membuatnya tak sedap dipandang.


Itulah kira² bagaimana air cucian beras bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair untuk nutrisi tanaman.

Bayangkan betapa sia² nya apabila air cucian beras itu dibuang begitu saja ke saluran air limbah. Akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk menyiram tanaman atau jika ingin bisa dibuat pupuk organik cair seperti salah¹ cara yang dibagikan di atas.

Baiklah segitu saja informasi yang bisa saya bagikan, semoga bisa jadi pilihan alternatif membuat pupuk organik cair yang bahannya mudah kita peroleh di rumah. Sampai jumpa dipostingan lainnya. -ngp

#onedayonepost
#repost
#pupuk
#umum
Sebelumnya di Naturality Channel saya pernah post soal minyak goreng bekas yang meski dilihat sebagai limbah, ternyata masih bisa punya nilai tambah, sebagai bahan baku bio diesel dan bisa juga dimanfaatkan menjadi pupuk. Disamping ada banyak hal lain yang bisa dimanfaatkan dari bahan limbah minyak goreng.


Menyoal soal pupuk, ada salah satu blogger yang komentar di sana, bagaimana penjelasannya terkait limbah minyak goreng yang jadi pupuk ini.

Pada postingan itu saya memang gak bahas soal itu. Nah, kebetulan di sini blog soal green plant, jadi saya coba cari tahu bagaimananya, sekalian nambah pengetahuan kita juga ya.

Perlu diketahui pupuk yang dihasilkan dari bahan minyak goreng bekas ini sebenarnya hanya pupuk tambahan, bukan menjadi pupuk utama, sehingga ketika diaplikasikan pada tanaman peliharaan anda, perlu juga dikombinasi dengan pupuk lainnya.

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

Minyak goreng bekas menghasilkan asam lemak jenuh yang sangat tinggi ini karena minyak telah mengalami beberapa reaksi akibat penggorengan berulang. Asam lemak itu bisa membantu pertumbuhan tanaman.

Cara untuk membuat/ mengolah minyak goreng bekas menjadi pupuk ini beragam, berikut ini saya share dari salah¹ cara, cara lain memungkin saja ya.

Siapkan terlebih dulu bahan² nya, tentunya minyak goreng bekas 500-1000 cc merupakan bahan utama yang harus disiapkan, bahan² lainnya sbb.:
✓ Bekatul
✓ Air
✓ EM4 *ini merupakan bahan pupuk juga
✓ Molase / tetes tebu

Alat bantu yang diperlukan juga perlu disiapkan, sbb.:
✓ Saringan
✓ Jerigen tertutup
✓ Selang bening kecil
✓ Gayung
✓ Botol


Cara pembuatannya, sbb :
#1 Campurkan bahan² utamanya tadi, minyak goreng bekas, air, bekatul, EM4 dan tetes tebu. Campur jadi satu dan aduk hingga merata.

#2 Setelah bahan tercampur sempurna, masukan bahan tersebut ke dalam jerigen tertutup. Nah ini dilakukan untuk melanjutkannya ke proses fermentasi, butuh waktu selama 30 hari bahan adonan tersebut difermentasi di dalam jerigen tertutup rapat. Simpan jerigen tersebut di tempat yang tidak terkena sinar matahari.

#3 Lubangi jerigen tadi untuk jalur selang bening, yang dihubungkan ke botol yang berisi air. Pembuatan pupuk ini mengandalkan fermentasi seperti yang dijelaskan dipoin 2 tadi. Maka dari itu, lubangi tutup jeriken dan masukkan selang kecil hingga masuk ke adonan. Ujung selang yang berada di luar tadi, dimasukkan pada botol kecil berisi air untuk mengontrol suhu selama proses fermentasi.

#4 Ciri adonan pupuk sudah jadi adalah ketika adonan nggak berbau busuk, tapi berbau asam khas POC (Pupuk Organik Cair). Tanda lainnya saat jerigen digoyangkan akan muncul gelembung-gelembung kecil dalam jumlah banyak membentuk seperti busa.

Pemberian dosis pupuk organik cair yang sudah jadi ini janganlah berlebihan, range 5 - 10 ml per tanaman. Itu bisa dicampurkan dengan air. Dengan frekuensi pemberiannya 1-2 minggu sekali untuk dapatkan hasil maksimal.

Dosis 5ml/ liter itu digunakan untuk semprot dan 10ml /liter untuk siram. Nggak seperti pupuk-pupuk alami lain, akan lebih baik jika mengaplikasikan pupuk jelantah ini ketika tanaman sudah memiliki daun sempurna yakni minimal 3 minggu setelah tanam.


Selain yang disampaikan di atas, kalian juga bisa ikuti tutorial membuat pupuk dari minyak goreng bekas pakai dari salah¹ channel YouTube, dimana secara umum bahan dan langkahnya serupa dengan yang disebutkan di atas.

Video di ini akan lebih mempermudah dalam sobat planting membuat pupuk organi cair dari minyak goreng bekas sebagai bahan utamanya.

Bisa juga dengan menggunakan bahan alternatif lain yang juga ada di dapur rumah kita, tutorialnya bisa ditonton di YouTube ini, walaupun tidak begitu jelas tapi setidaknya bisa jadi variasi pembuatan, tinggal disesuaikan dengan ketersediaan bahan untuk membuatnya.


Sejauh ini minyak bekas pakai ini diolah jadi pupuk melalui proses di atas tadi. Tentunya bagaimana bahan dan caranya masih terus berkembang ke depannya, karena tuntutan mengurangi limbah dari minyak goreng bekas pasti harus dilakukan.

Sekian informasi yang bisa dibagikan, relatif sederhana kan membuatnya, mungkin jika memungkin mencobanya di rumah jika peliharaan tanaman di rumah sudah cukup banyak dan limbah dari minyak goreng bekasnya juga melimpah cara ini bisa dicoba.

Sampai jumpa dipostingan lainnya #onedayonepost happy planting, asal jangan terplanting-planting, sakit kalau jatuh. 😂 -ngp

#onedayonepost
#naturalitygreenplant
#repost
#umum
#pupuk
Kalau lihat bulu² halus itu rasanya seperti merinding, bergidik gitu, ya saya membayangkan seperti sedang melihat ulat bulu. Sebenarnya, yang jadi akar masalah yang jadi sumber trauma adalah karena ulat bulu itu bikin gatal.

Jadi efek merinding dan bergidik ketika melihat sesuatu yang berbulu halus itu karena takut akan efek gatal yang ditimbulkan oleh bulu halus itu.

Jangan pikir bulu halus itu hanya dimiliki oleh ulat bulu ya. Ternyata tanaman juga punya bulu² halus semacam itu pada batang, hingga ke daunnya.

Ilustrasi, bulu halus pada batang tanaman tomat. Sudah tahukan namanya apa, jadi gak perlu merasa geli lagi ketika memegangnya. Gambar diambil dari Google

Saya menemukannya pada tanaman tomat peliharaan di rumah, dimana pada bagian batang dan daunnya itu ada bulu² halus yang mengelilinginya. Tak hanya pada tanaman tomat, ternyata saya juga menemukannya pada tanaman lain yaitu tanaman rambusa.


Ternyata bulu² halus itu punya nama sebutannya adalah trikoma. Trikoma berasal dari bahasa Yunani, 'trikhoun' yang artinya adalah menutupi dengan rambut.

Yups, itu seperti yang kita lihat, istilah ini sepertinya cocok. Hmm, lalu kalau tangan wanita macho yang ditutupi dengan bulu-bulu halus, apakah bisa disebut 'trikoma' juga? #justkidding

Back to topic, ada pula jenis tanaman lain yang juga punya trikoma ini selain tomat, ada paprika, bunga matahari, kacang-kacangan dan terong.

Secara ilmiah, ada dua jenis trikoma yaitu trikoma kelenjar dan trikoma non-kelenjar. Perbedaan keduanya adalah ada pada kepala, dimana pada trikoma kelenjar itu ada kepala kelenjar, sedangkan trikoma non-kelenjar tidak mempunyai kepala kelenjar.

Trikoma kelenjar merupakan salah satu tipe trikoma yang terdapat pada tumbuhan yang berperan dalam sekresi berbagai metabolit sekunder. Trikoma kelenjar mengeluarkan metabolit khusus seperti terpenoid, flavonoid, metil keton, gula asil, dan terpenoid.

Trikoma non-kelenjar tidak menghasilkan, membebaskan, atau menyimpan senyawa kimia yang aktif secara biologis. Tapi mereka melindungi tanaman dari faktor penyebab stres biotik dan abiotik seperti kelembaban rendah, suhu tinggi, dan radiasi dari matahari. Selain itu, mereka mempertahankan film udara di permukaan tanaman air. Kehadiran trikoma ini juga membantu ketahanan terhadap serangan herbivora.


Kita ambil contoh, trikoma pada tanaman tomat ya. Trikoma pada tanaman tomat ini membantu memungkinkan tanaman merasakan sinar matahari, suhu, dan bahkan kapan dan di mana ia disentuh.

Trikoma tidak hanya bertindak sebagai alat sensorik, tetapi juga mencegah hama dan penyakit mencapai tanaman.

Ketika kita mengusap tanaman tomat entah mengenai batang atau daunnya, trikoma kelenjar pada batang atau daun itu pecah melepaskan campuran kuat flavonoid, terpenoid, dan gula, alias minyak esensial.

Aroma ini sungguh tidak menyenangkan bagi serangga atau hama tertentu. Susunan kimia dari trikoma kelenjar yang pecah ini merupakan racun bagi banyak serangga.

Minyak mengandung gula hidrofobik ekstra lengket yang mencegah serangga memakan tanaman atau bertelur di atasnya. Minyak dapat menjebak hama, merekatkannya secara efektif ke tanaman. Selain itu senyawa dalam minyak bersifat antivirus, antijamur dan antibakteri, menangkal penyakit.

Tak hanya itu saja, mereka (trikoma) bertindak sebagai penghalang, mengunci kelembapan dan mencegah tanaman dan buah mengering atau retak.

Tanaman tomat diketahui sangat menyenangi sinar matahari, namun bahaya panas berlebih juga sebenarnya bisa membahayakan tanaman itu sendiri, namun trikoma yang panjang dan berkilau ini juga melindungi tanaman dari kerusakan UV-A. Trikoma dari tanaman tomat jika dilihat dari samping seolah-olah menampilkan efek corak keperakan. Warna inilah yang membantu memantulkan cahaya matahari.


Jadi jangan heran ketika sobat planter tengah memangkas tanaman tomat, lalu kemudian tangan sobat itu berubah menjadi hijau kekuningan, jadi seperti berminyak dan sedikit lengket, karena ada kandungan gula juga di sana. Itu normal koq dan itu pengaruh dari trikoma kelenjar yang pecah.


Oh ya, ada satu lagi yang perlu kalian ketahui mengenai mitos atau informasi yang salah, apa itu?

Ada yang bilang bahwa bulu² halus pada buah tomat tua akan berubah menjadi akar ketika dikuburkan di dalam tanah. Nah perlu kalian tahu bahwa informasi ini adalah salah atau tidak benar dan bisa dikatakan hoax!

Jadi trikoma itu tidak akan berubah menjadi akar ya. Karena apa yang jadi fungsi trikoma itu sendiri sudah kita bahas tadi di atas.

Ya semoga informasi seperti bisa membantu kita tercerahkan. Ya apa yang saya kumpulkan di sini memang tidak begitu lengkap fully ilmiah, namun setidaknya bisa sedikit menjawab, bulu² apa sih itu? Ternyata itu adalah trikoma.

Sampai jumpa dibahasan yang lain, ilmu seputar tanaman yang bisa menambah wawasan sobat planter dalam berkebun. Happy farm, make your home always green and make you have something for fill your kitchen when you cooking. -ngp-