Pernahkah kalian memetik buah mangga yang matang pohon? Hmm, pasti pernah walaupun jarang. Karena kebanyakan kita beli buah mangga itu dari penjual dan itu sudah dipetik lebih dulu dan matangnya tentunya setelah dia dipetik.

Karena kalau berharap matang di pohon tentunya kalian harus punya pohonnya dulu dan merawatnya hingga dia bisa berbuah dan masak di pohon.

Pada postingan kali ini saya juga sekalian belajar mengenai buah yang masak di pohon dan yang masak atau matang setelah dia dipetik. Ini sekalian menambah pengetahuan kalian seputar dunia tumbuhan.

Ilustrasi, buah-buahan. Gambar diambil dari Google

Buah yang belum masak teksturnya pasti masih keras, rasanya masam/ asam, bahkan ada pula yang rasanya pahit (bergetah), bahkan tidak enak dimakan.

Tapi ketika sudah masak/ matang, rasanya pastinya enak, empuk, dan manis, belum juga aromanya khas dari buah tersebut. Siapapun pasti suka pada buah yang sudah masak, apalagi masak di pohon. Hmm, tapi terkadang gak semua paham, asal buah itu masak/ matang semua orang pasti suka koq.

Proses pemasakan buah ini terjadi oleh karena senyawa pektin dan pati yang dipecah sehingga menimbulkan kelembutan dan rasa manis pada daging buahnya. Hal ini dipengaruhi oleh aktivitas dari enzim peknisane, amilase, dan gas etilen.

Seperti diketahui, tidak semua tanaman buah punya proses pematangan buah yang sama, masing² punya karakteristik yang berbeda.

Pematangan buah yang berbeda ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu buah klimaterik dan buah nonklimaterik.

Apa itu?

Buah klimaterik
Merupakan kelompok jenis buah² yang bisa matang setelah dipetik. Artinya pemasakan buah bisa terjadi meskipun si buah sudah terlepas dari kesatuan tangkai tanamannya.

Laju respirasi buah ini akan terus meningkat setelah buah dipanen. Umumnya buah ini dipanen ketika sebelum buah matang di pohon.

Setelah dipetik ketika sebelum matang, buah² jenis ini akan melalui proses pemeraman terlebih dahulu.  Teknik pemeraman ini banyak caranya. Cara yang umum, adalah buah yang sudah matang digabungkan disimpan dalam satu wadah bersama buah² yang dipanen sebelum matang.

Gas etilen dari buah yang sudah matang inilah yang merangsang pemasakan buah saat proses pemeraman ini.

Cara pemanenan untuk buah jenis klimaterik ini adalah untuk memperpanjang masa simpan buah itu sendiri, umumnya membantu bagi para pedagang buah, yang mendistribusikan buah dari petani hingga ke konsumen akhir. Jika buah dipanen ketika sudah masak, maka buah akan terus mematang hingga akhirnya membusuk, proses yang terlalu cepat ini akan membuat masa simpan buah jadi singkat. Bagi pedagang ini adalah suatu kerugian. Konsumen pun akhirnya tidak bisa mendapatkan kualitas buah yang optimal ketika dikonsumsi.

Istilah pemeraman buah juga dikenal dengan istilah karbit. Karena proses pemeraman buah ini dibantu dengan 'karbit'.

Hmm apa itu karbit? Karbit itu sebenarnya adalah singkatan dari Kalsium karbida, merupakan senyawa ionik yang apabila dilarutkan dalam sejumlah kecil air atau diletakkan di tempat lembap, dapat melepaskan gas asetilena.

Berikut ini beberapa jenis buah yang termasuk jenis buah klimaterik antara lain sawo, mangga, pisang, pepaya, jambu, nangka, durian, sirsak, melon, dan manggis.

Perlu dipahami bahwa teknik pemeraman tiap² buah itu berbeda-beda ya, jadi harus disesuaikan dengan karakteristik buahnya. Selain itu, sebelum memanen dini, jangan sembarang memanen buah sebelum matang, perhitungkan masa layak panen ketika masih mentah, jangan masih kecil dan belum buah sempurna sudah dipanen.

Seperti contoh buah mangga, dipanen setelah bentuk buahnya penuh dan warna kulitnya agak terang. Contoh lagi buah pepaya dipanen setelah ada warna merah pada ujung buah yang membentuk bintang. Sementara itu buah nangka dan sirsak dipanen setelah jarak durinya melebar.


Buah nonklimaterik
Merupakan jenis kelompok buah yang tidak dapat mengalami pemasakan lanjut setelah dipetik dari pohonnya. Laju respirasi buah ini tidak meningkat setelah dipanen.

Oleh karena itu buah jenis ini tidak bisa matang jika tidak matang dari pohonnya. Jika buah non klimaterik dipanen dalam keadaan masih mentah, maka buah tidak dapat matang meskipun sudah diperam.

Hal ini terjadi karena memang genetik tanaman/ pohon buah itu sendiri. Buah-buah non klimaterik tidak bereaksi terhadap gas etilen yang berasal dari luar tubuh (gas etilen eksogen).

Sama² membutuhkan gas etilen, namun gas etilen yang bisa diterima hanya gas etilen dari dalam tubuh pohon atau tanaman dimana buah tersebut tergantung.

Tapi jika tetap dipaksa diperam, buah jenis ini akan mengalami pembusukan bahkan tanpa melewati masa dia matang. Artinya busuk sebelum dia akan matang, walaupun diperam bagaimanapun juga. Hmm, sia² belaka jika kita melakukan pemeraman pada buah yang termasuk jenis nonklimaterik ini.

Contoh buah non klimaterik adalah duku, belimbing, rambutan, nanas, salak, stroberi, apel, dan jeruk.

Nah sudah tahu kan jenis² buahnya apa saja, jadi jangan coba² tuh meram buah² di atas, karena hanya akan sia² belaka. Jadi lebih baik tunggu sampai masak pohon baru petik dan konsumsi.


Semoga informasi ini bisa membantu pemahaman kita soal mana saja sih buah yang bisa diperam dan mana yang tidak bisa. Istilahnya adalah klimaterik dan nonklimaterik.

Semoga bisa nambah pengetahuan kita semua seputar dunia tanaman/ tumbuh-tumbuhan. Semakin sering sharing semakin banyak pula saya belajar memahami banyak hal yang sebelumnya tidak saya ketahui. Sampai jumpa dipostingan lainnya lagi. -ngp

#onedayonepost
#teori
#umum
Banyak cara saat ini yang bisa kita coba untuk membuat pupuk organik. Pupuk organik sekarang jadi pilihan untuk menghasilkan hasil bumi dari tanaman² yang bebas kimia, tujuannya seperti itu.

Meskipun dalam prosesnya untuk membuat pupuk organik cair ini membutuhkan juga bahan² kimia, karena pada dasarnya manusia itu tidak akan bisa lepas dari namanya bahan kimia, itu yang harus dipahami. Semua unsur yang ada di bumi ini ya ada rumus kimianya.

Ilustrasi, pengaplikasian cangkang telur sebagai pupuk bagi tumbuhan. Gambar diambil dari Google

Saat ini di dapur saya lebih sering memanfaatkan telur untuk lauk makan, ya bahan makanan satu ini kerap saya gunakan. Yang dimanfaatkan dari telur saat ini adalah hanya isinya, cangkangnya otomatis tak terpakai dan selama ini dibuang.

Hasil browsing di internet, saya menemukan bahwa cangkang telur ini bisa dimanfaatkan menjadi pupuk, namun tentunya harus diolah terlebih dahulu.

Cangkang telur punya kandungan kalsium yang baik bagi tanaman. Namun tanaman tidak bisa mengekstraknya begitu saja tanpa bantuan manusia. Bisa saja, namun butuh waktu yang relatif lama, minimal satu tahun. Lama sekali bukan?

Untuk mengekstrak kalsium dari cangkang telur ini butuh proses dan itu adalah tugas manusia membantu melakukannya.

Btw, selain kalsium, cangkang telur juga mengandung nutrisi lain, seperti Protein, Zinc, Fosfor, Magnesium, Kalium, Kalsium karbonat, Natrium, serta Mangan.

Oh ya, lanjut lagi bagaimana kita mengekstrak nutrisi baik dari cangkang telur caranya cukup mudah ternyata, hanya dengan bantuan cuka putih. Bahan ini merupakan asam lemah, dimana cuka ini terbuat dari asam asetat tiga persen. Kita temukan unsur kimia di sini, asam asetat (CH3COOH) dan Kalsium (Ca). Sekali lagi kita tidak bisa lepas dari namanya bahan kimia, catat itu!

Bahan² yang diperlukan cangkang telur, cuka dan botol wadah untuk proses ekstraksinya. Alat pendukung ya blender atau alat lain untuk penghancur cangkang telur, wajan untuk menyangrai serbuk cangkang telur.

Untuk pembuatan pupuk dari cangkang telur dengan bantuan cuka caranya sebagai berikut:
#1 Bersihkan cangkang telur yang dikumpulkan dari kotoran minyak misalnya, atau kecap atau bahan² lain.

#2 Jemur cangkang telur dibawah sinar matahari, supaya dia kering agar mudah dihancurkan. Setelah itu hancurkan cangkang telur hingga menjadi serbuk atau bubuk.

#3 Jika memungkinkan sangrai atau panaskan serbuk cangkang telur tadi.

#4 Setelah itu, campurkan cuka dan rendam serbuk cangkang telur dalam larutan cuka tadi, aduk rata dan diamkan selama 4 minggu. Tutup rapat larutan tersebut. Akan nampak cangkang telur akan mengapung di atas permukaan larutan cuka. Simpan di tempat yang sejuk dan kering. Penting juga membuka tutup wadah untuk mengurangi tekanan gas dari dalam wadah.

Pengaplikasian pada tanaman, kita harus melarutkan larutan pupuk organik cair ini, dengan konsentrasi 10 ml air per liter atau dua sendok makan per liter air. Lakukan penyemprotan pada tanaman peliharaan anda.

Frekuensi pemberian pupuk ini adalah 1-2x dalam seminggu. Lakukan penyemprotan pada pagi atau sore hari.


Selain itu, ada cara lain yang bisa dipilih untuk membuat pupuk dari bahan dasar cangkang telur bekas pakai ini. Prosesinya bisa kalian ikuti informasinya dibawah ini.

Bahan² yang diperlukan antara lain: 
✓ Cangkang telur
✓ Alat penumbuk atau bisa gunakan blender
✓ Air bersih
✓ Gula pasir / gula Jawa / tetes tebu
✓ EM4
✓ Botol atau wadah

Cara pembuatan pupuk dari cangkang telur:
#1 Kumpulkan cangkang telur, cuci bersih lalu jemur dimatahari hingga dia kering. Bisa juga menggunakan oven, tapi cara alami juga baik koq.

#2 Hancurkan cangkang telur tadi sampai halus, sampai jadi bubuk.

#3 Campurkan serbuk cangkang telur tadi dengan air bersih dan masukan ke dalam botol.

#4 Tambahkan gula merah/gula Jawa/gula pasir, lalu kemudian tambahkan pula EM4 dengan perbandingan 1:1.

#5 Tutup botol dengan rapat lalu kemudian kocok botol tersebut supaya bahan² tercampur merata. Setelah itu diamkan selama 10-14 hari agar bahan² tersebut terfermentasi. Sesekali buka tutup botol untuk mengurangi tekanan gas dari dalam botol, agar tidak meledak botol plastiknya.

#6 Pengaplikasiannya hampir sama dengan yang disebutkan di atas, dimana cairan pupuk ini harus dilarutkan dengan air terlebih dahulu. Kemudian frekuensi pemberian pupuk dilakukan 2-3 minggu sekali, pada pagi atau sore hari.


Untuk mempermudah kalian membuat pupuk dari cangkang telur ini, bisa juga lihat beberapa video di YouTube. Secara umum bahan yang digunakan hampir sama, prosesnya juga kurang lebih sama, tinggal kalian pilih mana yang sekiranya mudah untuk ditiru dan dicobakan di rumah.

Bisa tonton video satu ini. Dimana di sini ditawarkan beragam cara memanfaatkan cangkang telur menjadi pupuk organik tanaman peliharaan anda di rumah.

Atau juga bisa tonton video ini. Tinggal disesuaikan dengan kemudahan yang bisa kalian akses untuk membuat pupuk dari bahan cangkang telur ini.


Segitu saja share pagi ini, semoga bisa menambah wawasan dan sekaligus jadi referensi saya untuk membuat pupuk dari bahan yang ada di rumah. Sampai jumpa dipostingan lainnya. -ngp

#onedayonepost
#pupuk
#umum
#repost


Kali ini masih mengeksplor bahan² yang ada di dapur rumah kita yang memungkinkan dimanfaatkan jadi pupuk setelah dipakai. Selama ini kan bahan² yang sudah habis pakai umumnya kita buang, tapi ternyata bahan² ini bisa dimanfaatkan lagi.

Kita tahu sebelumnya ada bahasan soal air cucian beras, minyak goreng bekas, kemudian ada pula dari ampas kopi dll. Nah, kali ini ternyata teman dari kopi yakni teh, terutama ampasnya itu bisa juga lho jadi pupuk.

Ampas teh dipercaya mengandung nitrogen dan kafein yang cukup tinggi. Nitrogen merupakan salah¹ nutrisi yang dibutuhkan tanah dan pada akhirnya akan dimanfaatkan tanaman itu sendiri. Sedangkan kafein dianggap mampu mengusir hama atau gulma.

Nitrogen diperlukan untuk pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang, dan akar.

Selain itu ampas teh juga bisa membantu retensi air dan memaksimalkan penyerapannya pada tanah.

Ilustrasi ampas teh, gambar diambil dari Google

Ada hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan ampas teh ini digunakan sebagai pupuk. Pastikan ampas teh tidak terkontaminasi gula. Artinya murni ampas teh sisa seduh tanpa gula.

Baiknya teh memang disajikan tanpa gula, jika pun memberikan gula itu setelah teh selesai diseduh, sehingga ampas teh akan aman dari kontaminasi gula.

Ampas teh yang dikumpulkan itu kemudian dijemur terlebih dulu di bawah sinar matahari untuk membuatnya menjadi kering (kembali kering).

Apabila sudah kering, campurkan ampas teh kering tadi ke media tanam atau permukaan tanah. Bisa disesuaikan dengan ukuran media tanamnya ya.

Ampas teh yang diletakkan di permukaan tanah atau media tanam, kemudian akan diolah secara alami oleh cacing tanah. Kandungan asam pada ampas teh akan menghasilkan pupuk alami yang kaya nutrisi untuk tanaman.

Sesederhana itu bukan, dan kalian pasti akan dengan mudah mengaplikasikannya di rumah, dan tentunya itu mengurangi sampah buangan rumah tangga. Dan memanfaatkan bahan² sampai pada akhirnya, artinya tidak ada sampah yang terbuang sia² tanpa guna.

Lihat juga video di sini bagaimana membuat pupuk dari bahan ampas teh.

Cara di atas untuk teh celup yang lebih mudah diolah karena lebih lembut menyerupai serbuk tanah sehingga dapat lebih mudah diaplikasikan ke tanah karena teksturnya menyerupai tanah.


Sekian dulu sharing yang bisa saya bagikan, happy planting ya sobat planter. Jadikan kebun rumah mu sumber bahan untuk dapur keluarga. Sampai jumpa dipostingan lainnya. -ngp

#onedayonepost
#repost
#umum
#pupuk
Beragam bahan dari dapur kita sebenarnya bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair. Yups, pupuk organik banyak mulai dikembangkan masyarakat tani untuk opsi lain pengganti penggunaan pupuk kimia (non organik).

Kebanyakan pupuk organik cair umum dipakai di pertanian rumahan/ urban farming. Disamping bahan membuatnya ada di sekitar dan tidak sulit membuatnya.

Pada post sebelumnya saya coba bagikan beberapa bahan yang bisa dimanfaatkan untuk pupuk sebagai nutrisi tanaman peliharaan kita di rumah. Ada minyak goreng bekas yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk tentunya dengan pengolahan terlebih dulu. Kali ini saya akan coba share dari bahan lainnya yaitu dari air cucian beras.

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

Apa yang saya bagikan ini saya kumpulkan dari berbagai sumber untuk juga kebutuhan saya sendiri dalam menyediakan pupuk untuk beberapa tanaman peliharaan saya di rumah. Sekaligus jadi bahan pembelajaran saya merawat tanaman di rumah.

Sebenarnya, air cucian beras itu mengandung apa si, koq sampai bisa dijadikan bahan nutrisi untuk tanaman?

Air cucian beras dijadikan pupuk karena mengandung banyak nutrisi antara lain: 80% vitamin B1, 70% vitamin B3, 90% vitamin B6, 50% mangan, 50% fosfor, 60% zat besi selain itu mengandung Ca 2,944%, Mg 14,252%, S 0,027%, Fe 0,0427% dan B 0,043%.

Selain itu, air cucian beras juga bisa berfungsi sebagai pendukung pembuatan pupuk kompos, yakni berfungsi sebagai biostarter, larutan air cucian beras berisi mikroorganisme pendegradasi/ pengurai yang berguna untuk menguraikan limbah organik, sehingga dapat mempercepat pembuatan pupuk kompos.


Bahan-bahan yang perlu disiapkan untuk membuat pupuk cair organik dari bahan air cucian beras, sbb.:
✓ Air cucian beras +- 10 liter *rekomendasi air cucian pertama
✓ EM4 200 ml
✓ Molase atau tetes tebu 200 ml

Alat bantu yang diperlukan:
✓ Jerigen atau ember bertutup kedap
✓ Adukan


Cara pembuatan:
#1 Masukan air cucian beras tersebut ke dalam wadah, bisa jerigen atau ember.

#2 Lalu tambahkan atau masukan EM4 dan Molase ke dalamnya, aduk hingga rata, supaya bercampur merata untuk cairan tersebut. Setelah itu tutup rapat wadah tersebut. Pastikan tidak terkena cahaya langsung, simpan di tempat yang gelap.

#3 Pada hari ke-2 buka tutup ember/ wadah tadi supaya gas keluar dan aduk hingga rata. Lalu kemudian tutup kembali. Lakukan cara ini berulang hingga hari ke-10.

#4 Proses fermentasi dianggap berhasil ditandai dengan aroma atau bau khas mirip tape.

#5 Pupuk organik cair dan bisa digunakan. Gunakan dengan mencampurnya dengan air ketika digunakan.


Pupuk organik cair dari air cucian beras ini bisa sebagai pupuk daun dan pupuk akar / disiram ke tanah.

Untuk pupuk daun,  ambil 10 ml pupuk cair cucian beras dan larutkan dalam 1 liter air. Semprot ke seluruh bagian tanaman terutama bagian bawah daun (cukup sekedar basah saja). Lakukan penyemprotan pupuk daun setiap seminggu 2 kali.

Untuk pupuk akar, ambil 10-20 ml pupuk cair air cucian beras, larutkan dalam 5 liter air. Siram ke media tumbuh tanaman sekitar perakaran sebanyak 250 ml (secukupnya) per tanaman. Aplikasikan seminggu sekali.


Ada juga cara lain yang sepertinya mudah juga dan bisa kalian coba, tapi ini kalian lihat dari YouTube, mungkin ini bisa lebih membantu untuk memaksimalkan pupuk cair organik dari air cucian beras, lihat videonya di sini

Hampir sama dengan video sebelumnya, video ini juga bisa membantu kalian membuat pupuk organik cair dari air cucian beras.

Catatan penting terkait yang disampaikan adalah jangan gunakan air cucian beras yang disimpan lama tanpa proses fermentasi, karena justru bisa merusak tanaman.


Ada juga cara yang paling simpel dan mudah menggunakan air cucian beras ini, tanpa proses campur² dan fermentasi. Jadi memanfaatkan langsung air cucian beras ini ke tanaman.

Jadi, diamkan air cucian beras ke dalam wadah, diamkan 1-2 menit. Bisa ditaruh di botol semprot atau wadah lain yang memudahkan untuk menyiram tanaman.

Lalu setelah itu gunakan untuk menyemprot tanaman, terutama bagian akar atau langsung ke tanah. Hindari menyiramkannya ke bagian daun atau bunga, karena air cucian beras itu akan meninggalkan noda ketika mengering pada daun atau bunga, sehingga membuatnya tak sedap dipandang.


Itulah kira² bagaimana air cucian beras bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair untuk nutrisi tanaman.

Bayangkan betapa sia² nya apabila air cucian beras itu dibuang begitu saja ke saluran air limbah. Akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk menyiram tanaman atau jika ingin bisa dibuat pupuk organik cair seperti salah¹ cara yang dibagikan di atas.

Baiklah segitu saja informasi yang bisa saya bagikan, semoga bisa jadi pilihan alternatif membuat pupuk organik cair yang bahannya mudah kita peroleh di rumah. Sampai jumpa dipostingan lainnya. -ngp

#onedayonepost
#repost
#pupuk
#umum
Sebelumnya di Naturality Channel saya pernah post soal minyak goreng bekas yang meski dilihat sebagai limbah, ternyata masih bisa punya nilai tambah, sebagai bahan baku bio diesel dan bisa juga dimanfaatkan menjadi pupuk. Disamping ada banyak hal lain yang bisa dimanfaatkan dari bahan limbah minyak goreng.


Menyoal soal pupuk, ada salah satu blogger yang komentar di sana, bagaimana penjelasannya terkait limbah minyak goreng yang jadi pupuk ini.

Pada postingan itu saya memang gak bahas soal itu. Nah, kebetulan di sini blog soal green plant, jadi saya coba cari tahu bagaimananya, sekalian nambah pengetahuan kita juga ya.

Perlu diketahui pupuk yang dihasilkan dari bahan minyak goreng bekas ini sebenarnya hanya pupuk tambahan, bukan menjadi pupuk utama, sehingga ketika diaplikasikan pada tanaman peliharaan anda, perlu juga dikombinasi dengan pupuk lainnya.

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

Minyak goreng bekas menghasilkan asam lemak jenuh yang sangat tinggi ini karena minyak telah mengalami beberapa reaksi akibat penggorengan berulang. Asam lemak itu bisa membantu pertumbuhan tanaman.

Cara untuk membuat/ mengolah minyak goreng bekas menjadi pupuk ini beragam, berikut ini saya share dari salah¹ cara, cara lain memungkin saja ya.

Siapkan terlebih dulu bahan² nya, tentunya minyak goreng bekas 500-1000 cc merupakan bahan utama yang harus disiapkan, bahan² lainnya sbb.:
✓ Bekatul
✓ Air
✓ EM4 *ini merupakan bahan pupuk juga
✓ Molase / tetes tebu

Alat bantu yang diperlukan juga perlu disiapkan, sbb.:
✓ Saringan
✓ Jerigen tertutup
✓ Selang bening kecil
✓ Gayung
✓ Botol


Cara pembuatannya, sbb :
#1 Campurkan bahan² utamanya tadi, minyak goreng bekas, air, bekatul, EM4 dan tetes tebu. Campur jadi satu dan aduk hingga merata.

#2 Setelah bahan tercampur sempurna, masukan bahan tersebut ke dalam jerigen tertutup. Nah ini dilakukan untuk melanjutkannya ke proses fermentasi, butuh waktu selama 30 hari bahan adonan tersebut difermentasi di dalam jerigen tertutup rapat. Simpan jerigen tersebut di tempat yang tidak terkena sinar matahari.

#3 Lubangi jerigen tadi untuk jalur selang bening, yang dihubungkan ke botol yang berisi air. Pembuatan pupuk ini mengandalkan fermentasi seperti yang dijelaskan dipoin 2 tadi. Maka dari itu, lubangi tutup jeriken dan masukkan selang kecil hingga masuk ke adonan. Ujung selang yang berada di luar tadi, dimasukkan pada botol kecil berisi air untuk mengontrol suhu selama proses fermentasi.

#4 Ciri adonan pupuk sudah jadi adalah ketika adonan nggak berbau busuk, tapi berbau asam khas POC (Pupuk Organik Cair). Tanda lainnya saat jerigen digoyangkan akan muncul gelembung-gelembung kecil dalam jumlah banyak membentuk seperti busa.

Pemberian dosis pupuk organik cair yang sudah jadi ini janganlah berlebihan, range 5 - 10 ml per tanaman. Itu bisa dicampurkan dengan air. Dengan frekuensi pemberiannya 1-2 minggu sekali untuk dapatkan hasil maksimal.

Dosis 5ml/ liter itu digunakan untuk semprot dan 10ml /liter untuk siram. Nggak seperti pupuk-pupuk alami lain, akan lebih baik jika mengaplikasikan pupuk jelantah ini ketika tanaman sudah memiliki daun sempurna yakni minimal 3 minggu setelah tanam.


Selain yang disampaikan di atas, kalian juga bisa ikuti tutorial membuat pupuk dari minyak goreng bekas pakai dari salah¹ channel YouTube, dimana secara umum bahan dan langkahnya serupa dengan yang disebutkan di atas.

Video di ini akan lebih mempermudah dalam sobat planting membuat pupuk organi cair dari minyak goreng bekas sebagai bahan utamanya.

Bisa juga dengan menggunakan bahan alternatif lain yang juga ada di dapur rumah kita, tutorialnya bisa ditonton di YouTube ini, walaupun tidak begitu jelas tapi setidaknya bisa jadi variasi pembuatan, tinggal disesuaikan dengan ketersediaan bahan untuk membuatnya.


Sejauh ini minyak bekas pakai ini diolah jadi pupuk melalui proses di atas tadi. Tentunya bagaimana bahan dan caranya masih terus berkembang ke depannya, karena tuntutan mengurangi limbah dari minyak goreng bekas pasti harus dilakukan.

Sekian informasi yang bisa dibagikan, relatif sederhana kan membuatnya, mungkin jika memungkin mencobanya di rumah jika peliharaan tanaman di rumah sudah cukup banyak dan limbah dari minyak goreng bekasnya juga melimpah cara ini bisa dicoba.

Sampai jumpa dipostingan lainnya #onedayonepost happy planting, asal jangan terplanting-planting, sakit kalau jatuh. 😂 -ngp

#onedayonepost
#naturalitygreenplant
#repost
#umum
#pupuk