Jadi saya membaca sebuah artikel bahwa sering ada penolakan dari masyarakat dimana perkebunan sawit berada, dimana tanaman sawit seperti 'dikambing hitamkan' sebagai oknum penguras cadangan air bersih.

Hmm, apakah benar begitu?

Ilustrasi, tanaman kelapa sawit dalam kavling perkebunan. Gambar diambil dari Google

Air merupakan faktor paling utama dalam pendukung kehidupan, semua makluk hidup itu membutuhkan air untuk kehidupan.

Lalu, apakah benar sih tanaman sawit ini menghabiskan persediaan air tanah? Sehingga sumber air bersih untuk masyarakat yang hidup di sekitar perkebunan sawit terdampak kekeringan ketika musim kemarau. Padahal dulu ketika belum ada tanaman sawit di sana, ketika musim kemarau mereka tidak mengalami kesulitan air bersih.

Tentang Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan tanaman atau tumbuhan dari keluarga palmae dulu, sekarang Arecaceae. Merupakan tumbuhan monokotil yang tidak memiliki akar tunggang. Jika tidak memiliki akar tunggang berarti akarnya serabut.

Radikula (bakal akar) pada tanaman ini terus tumbuh memanjang ke arah bawah selama enam bulan terus-menerus dan panjang akarnya mencapai 15 meter.

Di Indonesia sendiri tanaman ini tersebar di 26 provinsi di Indonesia. Provinsi Riau memiliki areal perkebunan kelapa sawit terluas dengan 2,89 juta hektar berdasarkan data tahun 2021 atau 19,16% dari total luas areal perkebunan kelapa sawit di Nusantara.


Untuk menjawab kelapa sawit ini jadi kambing hitam sebagai perampas air bersih di area perkebunan.

Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, semua makluk hidup ya butuh air, termasuk ya tanaman ini. Istilah konsumtif tanaman atau tumbuhan terhadap air dinilai dari nilai evapotranspirasi.

Nilai evapotranspirasi adalah nilai yang mencerminkan jumlah air yang diserap tanaman untuk diuapkan melalui daun.

Kalau melihat hasil penelitian terhadap nilai evapotranspirasi terhadap beberapa tanaman, bisa diperoleh angka yang bisa untuk dibandingkan.

Nilai evapotranspirasi dari tanaman kelapa sawit ini adalah  berkisar antara 1.100 – 1.700 mm/tahun.

Kalau berdasarkan penelitian dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit Subunit Kalianta Kabun, Riau selama tiga tahun terhadap tanaman kelapa sawit ditemukan bahwa jumlah rata-rata evapotranspirasi di kebanyakan perkebunan kelapa sawit adalah 1.104,5 mm/tahun.

Lalu, untuk menjawab sekaligus membuktikan tuduhan bahwa kelapa sawit ini rakus akan air kita harus membandingkannya dengan evapotranspirasi pada tanaman lain seperti apa, berapa nilainya.

Misalnya pada tanaman tebu, yang juga sama² ditanam dalam konsep yang sama yakni perkebunan, mempunyai nilai evapotranspirasi sebesar 1.000–1.500 mm/ tahun.

Kemudian lihat lagi pada tanaman pisang, yang ini kalau tumbuh juga bisa banyak di ladang², bahkan juga ada pisang yang dibudidayakan secara perkebunan, itu mempunyai nilai evapotranspirasi sebesar 700–1.700 mm/tahun.

Ada lagi yang masih sesaudara dengan kelapa sawit, yakni tanaman kelapa yang biasa tumbuh di area pesisir dan beberapa wilayah perbukitan yang sesuai dengan habitatnya, mempunyai nilai evapotranspirasi sebesar 1980 mm/tahun.

Kalau melihat dari nilai evapotranspirasi itu, tanaman kelapa sawit justru masih berada di rentang kewajaran jika dibandingkan tanaman lain, misalnya tanaman tebu saja. Lalu kenapa si tanaman kelapa sawit masih dikambing hitamkan sebagai si rakus akan air?

Air dari dalam tanah diambil oleh akar. Seperti yang dijelaskan di atas, akar dari tanaman kelapa sawit merupakan akar serabut, dimana akar serabut ini sangat dangkal, berbeda dengan akar tunggang yang kuat dan panjang.

Akar serabut tanaman kelapa sawit sangat sedikit dalam menyimpan air seperti tanaman lainnya, sehingga sangat rentan mengalami kekeringan. Kondisi ini menyebabkan tanaman kelapa sawit membutuhkan curah hujan yang merata sepanjang tahun agar dapat berproduksi secara maksimum.

Ketika musim penghujan datang, ketika air melimpah dan turun ke tanah, air hujan akan cenderung mengalir begitu saja tanpa bisa terserap maksimal sebagai cadangan air di tanah. Karena kembali ke sifat akar dari tanaman kelapa sawit tadi.

Sifat dan karakter dari tanaman kelapa sawit ini hendaknya dipahami oleh pengelola perkebunan sehingga dalam pengelolaan perkebunan tata kelola air itu harus diperhatikan.

Apabila di suatu perkebunan kelapa sawit terjadi kelangkaan air bersih ketika musim kemarau itu menunjukan bahwa tata kelola air di daerah dimana terdapat perkebunan sawit itu tidaklah baik, bahkan tidak dikelola dengan baik dan pengelola dianggap tidak memahami apa yang mereka budidaya. Karena pada dasarnya tanaman kelapa sawit sangat hemat air, tidak boros seperti yang dituduhkan.

Jadi solusinya untuk mengatasi masalah kekeringan di area perkebunan kelapa sawit tentunya pihak pengelola perkebunan harus memperbaiki tata kelola air dengan baik, sehingga ketika musim penghujan air yang melimpah bisa dikelola dengan baik.

Sekali lagi, tanaman kelapa sawit bukan tanaman yang rakus akan air, jika pun begitu hal ini akan sulit dicari solusinya namun jika hanya soal bagaimana mengelola air dengan baik tentunya itu bisa diusahakan, tinggal mau atau tidak, atau memang pengelola perkebunan sawit hanya sebagai eksploitator saja.

Jadi, stop untuk mengkambing hitamkan tanaman kelapa sawit, jadi tunjuklah hidung pengelola perkebunan jika di daerah mu mengalami kekeringan, karena mereka tidak menjalankan perkebunan dengan cara yang baik dan benar.

Dari sini saya juga jadi paham memahami bagaimana karakter tanaman kelapa sawit, atau tanaman apapun pun karakter dan sifatnya dan kita perlu memahaminya untuk mencari solusi terbaik atas dampak lain yang (-), yang mungkin saja dirasakan.

Baiklah segitu saja, semoga informasi ini bisa membuka mata dan pikiran kita soal akar masalah dari permasalahan yang terjadi. -ngp

#onedayonepost
#umum
#teori
Akhirnya setelah menunggu dan nyaris frustasi menganggap tanaman cabe liar yang tumbuh di halaman belakang gak akan pernah menghasilkan, pada akhirnya dia (baca: cabe liar) bisa juga membuktikan.

Lihat kuncup bunga telah berubah menjadi buah, satu kuncup bunga menghasilkan satu buah cabai yang masih piyik. Foto diambil pada 20 September 2023.

Sebelumnya pada post saya yang lain, saya juga sempet menyinggung tanaman cabe liar ini. Ada juga cuplikan video singkat yang menampilkan tanaman cabe ini masih kecil.


Pada prosesnya cabai yang tumbuh liar ini pernah saya pangkas semua, saya potong semua tanaman yang tumbuhnya, karena tanaman daun yang paling atas itu banyak hamanya. Saya sudah coba pakai pestisida alami dari larutan bawang yang saya buat sendiri, kemudian pestisida alamiah yang beli hasilnya juga sama tidak berpengaruh sama sekali


Dicatatan saya di bawah ini nampak video tanaman cabe liar yang masih kecil, saat itu belum ada bayangan apakah tanaman cabai liar ini bisa menghasilkan atau tidak, cek di sana tanggal kapan, jadi bisa dilihat proses tumbuhnya hingga saat ini, berapa lama. Jika lihat tanggal post saat itu sampai hari ini saya post, 96 hari total 3 bulan dia (baca: cabai liar) berproses tumbuh.


Untungnya setiap perkembangan tanaman yang saya pelihara selalu dituliskan diblog ini, sehingga saya bisa mengetahui perkembangannya, walaupun tidak begitu mendetail.

Meski berhasil sampai berbunga dan berbuah, cabai liar ini juga tetap diserang hama, hama serangga 'putih salju', begitu saja menyebutnya masih sering hinggap dan bersembunyi dibalik daun. Ketika disemprot air, baru itu serangga pada beterbangan seperti serbuk debu putih.

Tampak hijau dan ada bunga² mekar dari si cabai liar ini, foto ini diambil pada 14 September 2023.

Hama lainnya adalah serangga semut merah besar, bukan jenis rang-rang ya. Semut ini juga mengganggu dengan buat sarang putih² di ketiak tangkai dan daun, ini juga mengganggu.

Selain itu ada pula serangga lain yaitu laba-laba, entah dari spesies yang apa, tapi laba-laba juga kerap saya temukan membuat sarang di daun² hijau.

Karena pestisida alami yang sudah disemprotkan tidak efektif, ketika saya kesal saya kadang menyemprotkan semprotan hama seperti Baygon/Hit, tapi sebelumnya saya sudah semprotkan air terlebih dahulu agar daunan basah air, baru saya semprot pestisida rumahan, baru setelah beberapa saat saya semprotkan lagi air untuk membuang residu pestisida tersebut.

Terkait kesehatan tumbuhannya juga gak melulu sehat, meski tumbuh tegak meninggi sekitar 120 cm dari tanah, dan daun² nya menghijau, tapi tampak ada yang gak sehat karena kurang nutrisi tertentu.

Tapi beruntung cabai liar ini bisa tumbuh hingga berbuah sampai saat ini. Saya akan coba ikuti perkembangannya, semoga bisa juga sampai panen pada akhirnya nanti.

Tanaman cabai lain yang saya beli bibit dan saya lanjutkan tanam di depan rumah saat ini juga sudah mulai tumbuh ke atas. Tadinya tingginya masih dibawah batas tembok dinding pagar, tapi sekarang sudah melampauinya, seperti yang kalian bisa lihat didokumentasi.


Ini dia bibit cabai yang sekitaran awal Juni 2023 dibeli lalu kemudian di tanam di pekarangan rumah, saat ini sudah mulai tumbuh tinggi, namun belum ada tanda bunga apalagi buah baru. Foto diambil pada 20 September 2023.

Sejauh ini cabai liar yang tumbuh begitu saja hanya saya rutin sirami dengan air, beberapa waktu sekali saya berikan air dari rendaman kulit pisang, kemudian ketika saya mencuci beras air cuciannya juga saya bagikan disiramkan di paving blok yang langsunge ke tanah di bawang tangkai yang muncul ke permukaan. Selama masih ada pupuk daun saya juga sesekali memberikannya.

Hanya itu perawatan yang dilakukan terhadap cabai liar ini. Kita lihat saja apakah akan tumbuh seperti apa dan bagaimana dengan hasil buah cabai nya nanti.

Untuk sementara begitu dulu update yang bisa saya bagikan di NGP, sampai jumpa dipost berikutnya. Happy planting, mari tanam tanaman yang hasilnya bisa digunakan di dapurmu. -ngp

#onedayonepost
#pengalaman
#cabailiar
Awal bulan September saya kan sedang melakukan percobaan menanam tomat dengan bibit yang sama keluar polibag atau saya anggap media tanam itu pot ke tanah bebas di halaman luar rumah.


Sejak penanaman itu perkembangan dan pertumbuhan tanaman tomat saya ini mengalami kemajuan, saya amati per hari ketika menyiram tanaman pagi dan sore, tumbuhnya sehat. Itu untuk tanaman tomat yang pertama saya tanam di tanah bebas.

Tanaman tomat kedua ini saya mencoba menyelamatkan kondisinya nyaris suram, mati gak, tapi sehat juga gak, pertumbuhannya saya anggap mengalami 'osteopororis'.

Memang setelah ditanam diluar ini secara umum perkembangan dan pertumbuhannya positif. Ditandai apa?

Kalau saya menandai dengan beberapa hal, yang penting adalah tumbuhnya bunga, dimana bunga ini adalah kan awal atau bisa jadi potensi untuk munculnya buah kelak.

Hal lain ya soal tumbuh daun² hijau baru yang segar dengan warna yang khas tumbuhan sehat, tidak menguning atau mengkerut.

Hanya saja untuk tanaman tomat kedua saya ini masih saja dapat serangan hama, hama serbuk putih, seperti sarang semut yang mana dia menghuni  tangkai daun dan membuat tangkai dan daun jadi mengkerut, seperti dipaksa dibuat sarang gitu sama semutnya. Semutnya gak banyak tapi serbuk² putih itu seperti membuat pucuk² daun itu jadi gak sehat tumbuhnya.

Saya selalu membersihkannya ketika menyiram tanaman, dan menyemprotkannya dengan air supaya serbuk putih ini luruh, tapi ya kerap datang lagi.


Saya akan coba lihat perbedaan dua tanaman ini, akan seperti apa hasilnya, yang sehat dan yang terjangkit penyakit dan saya hanya akan lakukan perawatan normal dan standar, saya akan coba senatural mungkin buat ngusir hama ini.

Hal yang menarik dari tanaman yang pertama, selain bungka yang muncul, kini sudah ada kuncup bunga atau buah warna hijau. Saya masih belum tahu itu apa, atau kuncup bunga yang menutupi buah atau emang itu buah.



Akan saya amati dan saya lihat perkembangannya kedepan. Walaupun tumbuh 1-2 butir buah itu sudah sangat menyenangkan buat saya dan saya akan coba bereksperimen dan mengamati pertumbuhannya, dengan dan tanpa pupuk² tambahan. Kalaupun saya berikan pupuk, ya pupuk seadanya yang saya buat sebelumnya, yaitu dari rendaman kulit pisang.

Itu bisa dilihat kan ada bulat² dari bekas kuncup bunga yang mekar, apakah itu buah?

Dokumentasinya seperti apa ya seperti yang bisa kalian liat didokumentasi foto dan video pada postingan ini.


Segitu saja update share yang bisa saya bagikan saat ini soal tanaman tomat yang saya lepas tumbuhkan di tanah bebas, bukan ditanah pot atau media lain, dia bebas tumbuh dengan nutrisi dari alami sekitar ekosistemnya.

Sampai jumpa dipostingan saya lainnya membahas hal yang sama atau yang lain, ikuti perkembangannya. Happy planting, happy farming by experience. -ngp

#onedayonepost
#tomattanamliar
#tanahbebas
#tomatdaribibit
#pengalaman
Sejak saya mulai memahami konsep bagaimana alam me-recycle ekosistemnya, saya mencoba belajar memahaminya. Dimulai dari pertanyaan, kenapa tumbuhan yang tumbuh di alam bebas, di hutan misalnya jauh lebih subur daripada yang kita tanam di rumah, di pot misalnya.

Jawabannya ya tadi, bagaimana mekanisme alam secara alamiah me-recycle ekosistemnya itu guna nutrisi yang dibutuhkan untuk mereka juga. Prinsip demokrasi alam terjadi di sana, dari, oleh dan untuk alam itu sendiri.

Pada post yang lalu, tautannya bisa dibaca di bawah, saya tautkan. Jadi saya mencoba eksperimen, memindah tanamkan tanaman tomat. Yang mana bibit tomat itu saya peroleh dari tomat busuk yang tidak terpakai di dapur.


Ketika di tanam di pot ya dia berhasil tumbuh, hanya saja setelah masuk bulan kedua setelah tunas tumbuh, pertumbuhannya terhambat, lebih tepatnya stagnan.

Akhirnya dicobalah ditanam di tanah di sekitar rumah yang mana langsung ke tanah, tanpa pot. Kebetulan tanah yang saya manfaatkan adalah tanah dimana jalur buangan air cucian kandang burung. Salurannya alami, sehingga buangan air itu langsung ke tanah dan di sana saya tanam tanaman tomat.

Alhasil sejak pemindah tanaman itu sekitaran week II Agustus 2023 sampai ketika saya post postingan yang tautannya diberikan di atas tadi, sampai pas hari ini saya buat post ini, perkembangannya cukup signifikan lho.

Apa saja sih perubahan yang bisa saya catat?

✓ Daunnya yang sebelumnya menguning kini sudah menghijau. Emang bagian bawahnya masih nguning, tapi daun² baru yang ada di bagian atas itu menghijau, segar dan sehat, tidak mengkerut seperti saudara² nya yang lain.

✓ Pertumbuhannya lebih cepat dari ketika dia ditanam di pot.

✓ Sudah muncul bunga, hanya dalam waktu beberapa Minggu sejak pemindah tanaman. Sedangkan saudara² nya yang tumbuh bertunas bersama belum ada yang berbunga sama sekali.

Lihat itu bunga berwarna kuning, walau baru satu yang muncul. Tapi nampak tanaman ini jauh lebih sehat dan bahagia tumbuh ditanam di sini. Foto diambil tanggal 1 September 2023.

✓ Lebih sehat, saat ini belum ada hama yang datang, beda dengan saudaranya yang sudah dihinggapi hama serbuk berwarna putih².

✓ Daun² kuning dan kering kemudian saya potongin, supaya nutrisinya fokus ke pertumbuhan bagian atas. Jika nanti tumbuh makin tinggi, maka akan saya berikan kayu penyangga supaya tidak doyong atau tumbang.


Inilah yang jadi sumber semangat saya untuk terus berkebun dan bereksperimen, mencoba mengalami sendiri, bagaimana sih kita memelihara ekosistem seharusnya.

Di sebelahnya saya juga memindah tanamkan, tanaman tomat juga, masih saudara setunas. Nyaris mau mati sih, daun² nya sudah menguning, tumbuhnya juga 'osteoporosis' artinya tidak tegak ke atas.

Saya coba pindahkan dia dan berharap dia bisa sehat tumbuh seperti saudara di sebelahnya. Pemindahannya saya lakukan pada 31 Agustus 2023 yang lalu.

Foto dokumentasinya seperti yang kalian bisa dilihat di atas, begitulah penampilannya ketika awal dipindah tanamkan.

Ini dia tanaman pindahan kedua, kondisinya masih merana, masih menguning. Foto diambil tanggal 2 September 2023.

Progresnya akan saya bagikan pada postingan berikutnya ya. Saya akan terus membagikan eksperimen saya ini pada postingan blog saya.

Oh ya, jadi di tanah yang saya tanam ini akan saya biarkan alami seperti ekosistem alamiah, saya gak akan membersihkan tanah di sekitarnya dari apapun, biarlah tanaman² liar tumbuh di sana, saya bersihkan seperlunya, dan daun² hasil pembersihan akan saya biarkan kering dengan sendirinya di atas tanahnya, supaya mekanisme alam me-recycle ekosistemnya berjalan semestinya.

Mungkin juga akan saya tambahkan potongan daun² bambu kering di atasnya, intinya supaya 100% nutrisi yang mungkin diserap tanaman bisa dikembalikan lagi ke tanah dengan jumlah yang sama, sehingga pasokan nutrisi ke tanaman akan selalu terjaga baik.

Sekian dulu sharing saya kali ini, kita bertemu pada catatan berikutnya. Happy planting, go green in your home. -ngp

#onedayonepost
#pengalaman
#tomatalam
Jepang, walaupun negaranya kecil tapi negara ini bisa dikatakan pioneer dalam soal teknologi. Dari teknologi informasi hingga teknologi energi.

Jepang sudah cukup lama memanfaatkan energi nuklir sebagai energi pengganti energi fosil seperti minyak bumi dan batu bara untuk mendukung aktivitas industri di negaranya.

Jepang sendiri memulai aktivitas pengelolaan energi nuklir sejak tahun 1954. Jepang mengalokasikan dana 230 juta yen untuk energi nuklir, menandai awalnya program nuklir di negara ini.

Jepang berbeda dengan negara lainnya yang memanfaatkan energi nuklir, dimana Jepang menggunakannya untuk tujuan damai, artinya tidak digunakan sebagai bahan senjata dalam aktivitas perang. Tapi Jepang full menggunakan energi nuklir hanya untuk energi.

Pembangkit listrik tenaga nuklir yang pertama di Jepang, dibangun oleh perusahaan Inggris GEC. Pada tahun 1970-an, Reaktor Air Ringan pertama dibangun dengan bantuan perusahaan Amerika. Pembangkit-pembangkit ini dibeli dari perusahaan macam General Electric atau Westinghouse.

Pembangunan pembangkit² energi nuklir di Jepang ternyata tidak mulus² begitu saja, meski tidak bermasalah seperti yang terjadi di Chernobyl, Rusia, tapi ada hal yang membuat masyarakat Jepang sempat kontra dengan pemanfaatan energi nuklir di Jepang, karena energi nuklir ini dimanfaatkan dengan resiko tertentu.

Kecelakaan nuklir di reaktor nuklir Tōkai, Ibaraki: pada 11 Maret 1997.


Dari tadi kita bahas nuklir, nuklir, lalu apa sih itu?

Tenaga nuklir adalah penggunaan terkendali reaksi nuklir guna menghasilkan energi panas, yang digunakan untuk pembangkit listrik. Penggunaan Tenaga nuklir guna kepentingan manusia saat ini masih terbatas pada reaksi fisi nuklir dan peluruhan radioaktif.

Kemudian ada istilah lainnya, yaitu reaktor nuklir, apakah itu?

Reaktor nuklir adalah suatu tempat atau perangkat yang digunakan untuk membuat, mengatur, dan menjaga kesinambungan reaksi nuklir berantai pada laju yang tetap.

Apa saja yang ada di dalam reaktor nuklir?

Jadi dalam satu kesatuan yang namanya reaktor nuklir itu ada bagian² umum yang jadi bagian utama, diantaranya sbb.:
# Bahan bakar nuklir itu sendiri, berbentuk batang logam berisi bahan radioaktif yang berbentuk pelat.

# Moderator, berfungsi menyerap energi neutron.

# Reflektor, berfungsi memantulkan kembali neutron.

# Pendingin, berupa bahan gas atau logam cair untuk mengurangi energi panas dalam reaktor.

# Batang kendali, berfungsi menyerap neutron untuk mengatur reaksi fisi.

# Perisai, merupakan pelindung dari proses reaksi fisi yang berbahaya.


Dari beberapa komponen pendukung itu ada bagian pendingin, yang biasanya yang dipergunakan adalah cairan, guna mengurangi energi panas dalam reaktor tersebut. 

Dimana pendingin ini harus memenuhi berbagai persyaratan, antara lain sbb.:
✓ Penyerapan neutron direkomendasikan yang lemah (dalam reaktor termal) atau perlambatan yang lemah (dalam reaktor cepat).

✓ Ketahanan terhadap kimia dalam kondisi paparan radiasi yang intens.

✓ Tingkat korosif rendah dalam kaitannya dengan bahan struktural yang kontak dengan pendingin.

✓ Tinggi koefisien perpindahan panas.

✓ Kapasitas panas spesifik yang besar.

✓ Tekanan kerja rendah pada suhu tinggi.


Dalam reaktor termal, air yang digunakan (baik jenis air berat dan biasa), uap air, cairan organik, dan karbondioksida digunakan sebagai pendingin.

Dalam reaktor neutron cepat, menggunakan logam cair seperti Natrium dan  gas seperti uap air (H2O) dan gas Helium.

Ilustrasi, limbah nuklir padat yang biasanya disimpan didrum 500 liter. Gambar diambil dari Google

Nah baru² ini media internasional diramaikan soal pemberitaan bahwa Jepang tengah berencana membuang limbah reaktor nuklir mereka ke laut di sekitar perairan wilayah Jepang.

Hal ini menimbulkan pro kontra, karena semua orang tahu bahwa nuklir saja itu punya dampak yang negatif, yaitu pengaruh radioaktif. Dimana Jepang pernah merasakan bencana dari nuklir ketika jaman perang dunia ke-2, dimana kota besar di Jepang, Heroshima dan Nagasaki harus menerima dihujam bom atom oleh Amerika Serikat dan meluluhlantahkan kedua kota itu.

Dari kejadian itu banyak warga Jepang yang terkena dampak radioaktif dari bom nuklir itu.

Nah, kini dijaman modern seperti ini Jepang mau membuang limbah reaktor nuklirnya ke laut. Pertanyaannya, "gak bahaya ta?"


Jepang mulai membuang air limbah dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima yang hancur sejak Kamis (24/8/2023) pekan lalu.

PLTN Fukushima ini rusak akibat gempa Jepang 12 tahun yang lalu, PLTN yang rusak itu akhirnya dinonaktifkan dan limbahnya inilah yang baru akan dibuang ke laut saat ini. Lebih dari satu juta metrik ton air radioaktif yang telah diolah dari PLTN dialirkan ke laut Pasifik.

Air tersebut telah mengalami proses penyulingan setelah terkontaminasi akibat kontak dengan batang bahan bakar di reaktor, yang hancur akibat gempa bumi dan tsunami tahun 2011. Tangki di lokasi tersebut menampung sekitar 1,3 juta ton air, cukup untuk mengisi 500 kolam renang ukuran olimpiade.

Perusahaan utilitas yang bertanggung jawab atas PLTN tersebut, Tokyo Electric Power (Tepco). Tepco menyaring air Fukushima melalui Sistem Pemrosesan Cairan Lanjutan (ALPS), yang mengurangi sebagian besar zat radioaktif hingga mencapai standar keamanan yang dapat diterima, selain tritium dan karbon-14. Mereka menyaring air yang terkontaminasi untuk menghilangkan isotop, hanya menyisakan tritium, yakni isotop radioaktif hidrogen yang sulit dipisahkan.

Tritium dan karbon-14 masing-masing merupakan bentuk radioaktif dari hidrogen dan karbon, dan sulit dipisahkan dari air. Mereka banyak terdapat di lingkungan alam, air dan bahkan pada manusia, karena mereka terbentuk di atmosfer bumi dan dapat memasuki siklus air.

Keduanya memancarkan tingkat radiasi yang sangat rendah, namun dapat menimbulkan risiko jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Tepco juga akan mengencerkan air hingga kadar tritium turun di bawah batas peraturan sebelum memompanya ke laut dari lokasi di pantai utara Tokyo.

Menurut artikel dari Scientific American pada tahun 2014, tritium dianggap relatif tidak berbahaya karena dianggap radiasinya tidak cukup kuat untuk menembus kulit manusia. Namun apabila tertelan dalam kadar di atas kadar air yang dikeluarkan, hal ini dapat meningkatkan risiko kanker.


Sebagai pengetahuan saja, limbah nuklir itu butuh ratusan tahun untuk membusuk.

Limbah nuklir diartikan sebagai apapun yang dihasilkan dari tempat yang memiliki izin untuk menangani bahan nuklir yang tidak lagi berguna.

Sedangkan Limbah radioaktif adalah apapun yang tidak lagi berguna dan mengeluarkan radiasi ionisasi yang berbahaya.


Baiklah, mari kita kembali ke bahasan kali ini. Lalu, apakah setelah pembuangan limbah nuklir yang telah diolah terlebih dahulu ini aman untuk lingkungan?

Uji coba air laut di dekat pembangkit listrik tenaga air Fukushima Jepang tidak mendeteksi adanya radioaktivitas, menurut kementerian lingkungan hidup setempat.

Dimana pengujian sampel dilakukan kementerian dari 11 titik di dekat pabrik dan menunjukkan konsentrasi tritium dibawah batas bawah deteksi - 7 hingga 8 becquerel tritium per liter.

Kementrian terkait Jepang akan terus menerbitkan laporan² pengujian dari aktivitas ini, untuk melihat tingkat kecemaran radioaktif terhadap lingkungan, meskipun tahap awal ini masih dibatas aman yang ditentukan lembaga dunia (WHO).


Bagaimana menurut saya sebagai orang awam yang melihat hal ini?

Saya sendiri memang gak begitu paham ilmiahnya seperti apa. Tapi saya melihatnya begini, terkadang 'racun' tidak akan bereaksi dalam waktu singkat, biasanya akan terakumulasi dan itu sebenarnya bahayanya.

Hewan² laut di sana bisa saja mengendapkan radioaktif dalam tubuhnya, lalu cemaran itu akan meluas ke daerah² lain, karena ini dibuang ke laut, dimana laut itu akan bercampur kemana-mana.

Kita berharap saja tidak terjadi hal yang terburuk, dimana alam kita ini akan rusak jika itu terjadi. Dan cerita² fiksi film² Hollywood akan terjadi di dunia nyata. Masa iya mau seperti itu?

Lingkungan kita saat ini sebenarnya adalah warisan kita yang harus dijaga untuk generasi selanjutnya. Jadi sangat amat disayangkan jika kita merusaknya, apa yang mau kamu tinggalkan kelak jika saat ini sudah kita rusak?

Nah, kalau menurut pendapat kalian bagaimana? -ngp

#onedayonepost
#opini
#umum