Saya mau share untuk panen yang kesekian kalinya untuk buah labu madu dari tanaman batch #1 gen#1, soalnya kan ada buah labu madu yang sedang menuju panen lagi, saya masukan ke dalam kelompok gen#2.

Seperti dari catatan yang saya bagikan sebelumnya, saya bilang kan ada dua buah labu madu lagi yang sudah siap panen, yang merupakan hasil polinasi pada gen#1 yang belum saya panen, masih saya biarkan tergantung pada tanamannya.


Kebetulan hari ini, saya mau panen satu buah untuk buah tangan rekan saya yang mau pulang ke Probolinggo. Ya supaya yang di sana bisa juga ngerasain buah hasil kebun, soalnya kapan hari dikirimi buah mangga hasil kebun juga, gantian kirim buah hasil kebun.


Jadi buah labu madu yang saya panen kali ini merupakan buah labu madu dengan nomor gelang #3. Setelah saya panen, ditimbang bobotnya ada dikisaran 2.179,9 gram atau 2,17 kilogram. Ukuran ini termasuk lumayan untuk sebuah labu madu, bisa mencapai angka 2 kg up sedikit, memang jauh di bawah labu madu jumbo pada postingan sebelumnya.


Nah jika ini dikalikan harga buah labu madu di Superindo per tanggal 05-09-2024 per 100 gram Rp 2.490,- maka harga perbuah labu madu yang saya panen itu menjadi Rp 54.279,51 per buahnya.


Sekedar informasi, untuk buah labu madu yang ini termasuk lama berada di tanamannya, jika buah labu madu yang lain dipanen sebelum 90 hari, kalau yang ini dipanen lebih dari 90 hari, kalau berdasarkan data pengamatan yang saya punya itu ada 105 hari hingga panen sejak pengamatan after polinasi.

Untuk daging buahnya seperti apa saya belum bisa sharing saat ini, soalnya kan belum dibelah, nanti jika daging buahnya sudah dibelah saya akan share dipostingan ini, untuk dokumentasi, bagaimana daging buah sebelum 90 hari dan sesudah 90 hari. Begitupun dengan rasanya seperti apa akan saya tambahkan penjelasannya pada kolom komentar.

Sekian dulu yang bisa saya bagikan pada postingan ini, semoga bisa menambah pengetahuan dan menambah wawasan kalian yang juga kebetulan ingin menanam buah labu madu ini. -cpr

#onedayonepost
#labumadu
#panen
#pengalaman
Sudah beberapa buah labu madu yang sudah saya panen hingga saat ini. Bahkan saat ini saya tengah menunggu panen untuk gen#2 masih dari penanaman batch #1, dimana pada gen#1 ada 8 buah labu madu yang dipanen, saat ini sisa ditanaman yang belum terpanen sampai saat postingan ini saya buat.

Selalu ada pertanyaan, apa sih khasiatnya jika dikonsumsi?

Terkadang pertanyaan ini tidak bisa saya jawab langsung, karena saya belum pernah membaca detail tentang informasi ini. Saya hanya tahu jika buah labu madu ini bisa dikonsumsi sebagai bahan pangan, untuk olahan kolak, bubur biji salak, makanan pendamping ASI dsb.

Tanaman labu sendiri secara umum, merupakan tanaman kuno, karena sudah dikenal sejak 10.000 tahun yang lalu dari wilayah negara Meksiko dan Amerika Tengah.


Buah labu madu ini punya rasa sedikit manis, rasanya mirip seperti ubi jalar hanya saja lebih lembut. Buah ini punya kandungan nutrisi dari 100 gram labu madu terdiri dari:
- 86,4 gram air
- 45-63 kalori,
- 0-0,1 gram lemak,
- 11,7-16 gram karbohidrat,
- 2,8-7 gram serat makanan,
- 2,2 gram gula,
- 48 mg kalsium,
- 33 mg fosfor,
- 1-1,4 gram protein,
- 4-6 mg natrium.
- 532 mcg vitamin A,
- 21 mg vitamin C, 
- 34 mg magnesium.

Dari kandungan tersebut, dipercaya bahwa mengkonsumsi labu madu memberikan khasiat sbb.:
1. Menghindarkan tubuh dari dehidrasi
2. Meningkatkan sistem imun
3. Meningkatkan kesehatan mata
4. Mencegah kanker
5. Menjaga kesehatan peredaran darah
6. Menjaga kesehatan mata
7. Mencegah diabetes
8. Memenuhi kesehatan cairan tubuh
9. Menyehatkan jantung
10. Menjaga kesehatan pencernaan
11. Menurunkan berat badan
12. Menjaga kesehatan tulang



Itulah dia kandungan gizi dari buah labu madu, semoga bisa menambah pengetahuan tentang apa yang kita konsumsi, untuk saya sendiri untuk menambah pengetahuan tentang profil tanaman yang saya tanam di rumah. Jika mau tahu lebih detail kandungan dari buah panen tanaman yang kita tanam ya bawa saja ke laboratorium uji untuk menguji kandungannya.

Segitu saja sharing informasi ini, informasi ini saya temukan dari beberapa artikel di internet, berikut ini saya bagikan sumber artikelnya.




Semoga ini bisa menambah pengetahuan kita bahwa ketika mengkonsumsi bahan makanan juga harus tahu manfaat dan khasiatnya. Sampai jumpa dipostingan lainnya. -cpr

#onedayonepost
#labumadu
#informasi
#umum
#teori
Ini adalah panen labu madu pekarangan rumah yang kesekian kalinya, kalau berdasarkan catatan di blog ini sudah panen yang kelima. Beberapa kali panen memang gak pernah banyak, karena dari penanaman batch pertama ini ya hanya jadi beberapa buah saja, walaupun calon buahnya relatif cukup banyak, hanya saja busuk sebelum berkembang lebih lanjut.


Bahkan saat ini sudah diusia tanaman lebih dari 3 bulan tanam, masuk usia senja, tanaman labu madu ini masih punya potensi berbuah terus, hanya saja pertumbuhan bunga jantan dan betina itu tidak sejalan, sehingga banyak bunga betina yang membawa calon buah tidak ada yang membuahi, proses polinasi tidak berjalan.

Jadi hari ini, saya memanen buah labu madu yang paling besar diantara buah labu madu yang berhasil tumbuh berkembang. Bahkan dari semua buah labu madu yang nantinya akan dipanen, inilah buah labu yang paling 'monster'.

Buah labu madu satu ini tidak ada nomornya, jadi saya temukan belakangan setelah saya melakukan penomoran buah labu madu. Jadi ketika saya membuka semak-semak tanaman labu madu, eh saya menemukan buah satu ini. Besar banget deh kalau bisa dijejerkan, tapi sayangnya kan buah labu madu panen sebelumnya sudah dikonsumsi, jadi gak ada yang bisa dibandingkan.

Untungnya saya punya catatan bobot dari buah labu madu yang sudah saya panen, dari panen pertama sampai panen terakhir ini, sehingga saya bisa yakin bahwa inilah buah labu madu yang paling 'monster'.

Jika ingin tahu berapa bobot dari buah labu madu panen sebelumnya, bisa dibaca ditautan postingan sebelumnya, karena saya gak akan bahas satu per satu di sini.




Itulah dia beberapa hasil panen labu madu yang sudah dilakukan. Untuk tahu berapa bobot kg per buahnya bisa dibaca satu per satu di sana ya, untuk resumenya mungkin nanti ada pada postingan terpisah, akan saya buatkan tabulasi khusus.

Jadi buah labu madu 'monster' ini bobot pastinya tidak diketahui, soalnya timbangan kopi yang saya punya tidak mampu membaca bobotnya. Karena maksimal timbangan digital yang saya miliki itu maksimal hanya < 3,5 kg, selebihnya langsung eror. Makanya gak kebaca sama sekali, dugaan sih bobotnya dirange 3 - 4 kg.



Jika dihitung dengan harga buah labu madu di Superindo per tanggal 05-09-2024, per 100 gram Rp 2.490,- maka jika kita ambil aja bobot buah labu madu itu dikisaran 3,5 kg, maka harganya adalah Rp 87.150,- per buah.

Kalau soal usia pembesarannya sih sebenarnya belum sampai 90 hari, mungkin masih 50 hari up lah ya. Jadi untuk hasilnya sudah matang apa belum saya tidak bisa pastikan saat ini. Buah ini saya kirimkan sebagai buah tangan untuk ayah saya, yang mengawali penanaman tanaman buah labu madu ini. Soalnya waktu penyemaian bibit awal, beliau yang memulainya.

Penampakannya seperti yang bisa dilihat difoto dibawah ini, gak keliatan sih besarnya, soalnya gak ada pembandingnya kalau difoto. Tapi soal bobot kan sudah dibahas di atas.


Oh ya, untuk daging buahnya ternyata sama seperti daging buah labu madu yang dipanen sebelumnnya² matang dan layak diolah.

Begitulah kira² cerita labu madu monster yang ditanam pada batch pertama ini. Jadi buah labu terberat sejauh ini. Hasilnya juga sudah dikirim dan dipersembahkan untuk penyemainya diawal penanaman.


Catatan berikutnya kita lihat buah labu terakhir dari hasil batch pertama, sub pertama, tinggal dua buah lagi. Sub pertama saya nyatakan selesai didua buah terakhir.

Soalnya ternyata disub kedua ada buah² labu lainnya yang tak terpantau, padahal usia tanamnya sudah tua. Tapi inilah kelebihan ditanam ditanah langsung, dia bisa berbuah terus walau hasilnya makin mengecil seiring waktu.

Update soal ini saya akan bahas terpisah. Semoga postingan² buah labu madu ini bisa jadi pemicu kalian² di rumah juga menanam jika ada lahan cukup di pekarangan, saya sampaikan mudah saja koq menanamnya dan merawatnya. Happy planting and farming. -ngp

#onedayonepost
#labumadu
#panen
#panenkelimabatch1
#labumadumonster
#kebunpekarangan
Pada postingan yang sebelumnya saya menuliskan bahwa tanaman saja yang sudah memasuki usia tua masih bisa berbuah, masa manusia yang sudah memasuki usia tua tidak menghasilkan 'buah' untuk orang lain?


Sebuah tulisan refleksi sebenarnya tapi juga menceritakan hal yang sebenarnya. Jadi tanaman labu madu yang saya tanam kan sudah tua, sudah gak produktif sebenarnya. Namun saya kemarin menemukan calon buah.

Tadinya saya berpikir dan berharap bahwa calon buah ini akan bisa tumbuh menjadi buah labu madu hingga panen, tapi ternyata tidak berhasil alias gagal.

Jadi sejak postingan itu saya mulai amati dan pada akhirnya kegagalannya nampak, calon buah labu madu itu akhirnya busuk juga.

Lha ternyata oh ternyata setelahnya ada lagi calon buah labu madu baru, namun sayangnya pertumbuhan mereka tak sejalan dengan tumbuhnya bunga jantan, alhasil pada akhirnya busuk juga.

Foto diambil pada tanggal 22-09-2024, beberapa hari setelah postingan sebelumnya.

Foto diambil pada 22-09-2024 sama seperti foto di atas tadi.

Dalam budidaya buah labu madu, polinasi adalah bagian terpenting dalam optimalisasi hasil panen. Meski secara alami bisa saja dibiarkan penyerbukan terjadi, namun efektifitasnya kecil. Apabila kita mengejar produksi optimal dari satu bibit tanam, jika hasilnya hanya 1-2 buah labu saja sepertinya kurang efektif.

Berdasarkan pengalaman, satu bibit tanaman labu madu yang ditanam, hanya berhasil menghasilkan 8 buah labu madu yang efektif hingga panen. Ada pun nambah +1 buah labu madu bungsu, yang bentuk buahnya sudah gak optimal. Seperti dokumentasi di bawah ini.

Foto diambil pada tanggal 22-09-2024, saya namakan buah ini sebagai buah labu madu bungsu. Nampaknya dia yang paling terakhir dari semua buah yang sudah dan akan dipanen.

Jadi bagi yang mau membudidaya tanaman labu madu, perawatan dan polinasi jadi kunci. Hasilnya cukup lumayan jika bisa dijual ke tempat yang benar. Jika pun mau diolah dulu menjadi makanan olahan, kolak, makanan pendamping ASI atau lainnya pasti bisa memberi nilai tambah.

Pada postingan tiap kali panen sejauh ini saya selalu menuliskan berapa harga per buah labu dari hasil panenan dari kebun depan rumah.





Ini buat pengalaman sih, saya sekedar sharing. Memang sih pada akhirnya ketika tanaman buah labu madu kita sudah sampai pada tahap optimal menghasilkan, sepertinya langsung saja ditebang dan ganti dengan tanaman baru.

Soalnya dari pengalaman ini, jika sudah masuk usia tua gini, pertumbuhan bunga jantan dan bunga betina sudah tak lagi bisa sama. Akhirnya ketika bunga betina tumbuh tidak bisa dibuahi, begitu pun ketika bunga jantan tumbuh eh gak bisa membuahi, akhirnya pada jomblo, akhirnya busuk, calon² buah yang harusnya bisa tumbuh jadi gagal.

Jika ada bunga jantan sintetis, bisa saja sih dikawin, tapi kan hasilnya bukan lagi buah organik, soalnya sudah hasil rekayasa.

Kebetulan tanaman buah labu yang ditanam pada batch #1 ini adalah hasil pertanian organik, murni 100% organik.

Segitu saja deh sharing ya, ya sekedar bercerita dan berbagi pengalaman. Saya senang jika di sekitar saya ini jika ada yang mau menanam tanaman ini dan meramaikan pasar tanaman ini, walaupun kalau gitu membuat harganya turun. Tapi senang sih membuat petani jadi punya pilihan tanam yang sedikit perawatan tapi cukup menghasilkan. Kuncinya hanya pada telaten melakukan polinasi saja sih.

Potensi berbuahnya ada terus, hanya lagi² pertumbuhan bunga jantan gak sejalan dengan bunga betina. Foto diambil tanggal 22-09-2024, ditemukan lagi calon buah, tapi paling 4+ akan busuk juga.

Disisi yang lain ditemukan calon buah, bunga betina akan mekar dalam 1-2 hari kedepan, foto diambil tanggal  22-09-2024 tapi tidak ada bunga jantan yang tumbuh. Paling 7+ akan busuk juga pada akhirnya.

Sampai jumpa dicatatan lainnya atau obrolan sharing lainnya. Sebagai penutup, "jadilah orang yang bermanfaat, belajarlah dari tanaman labu madu, yang masih berbuah walaupun pada akhirnya busuk, tetap ada buah yang bisa diusahakan, daripada sudah tua tidak memberikan apapun hanya memberikan pengaruh negatif  buat lingkungan sekitarnya." -ngp

#onedayonepost
#labumadu
#pengalaman
#opini
Kali ini saya mau sharing cerita lagi, panen labu madu yang kesekian kalinya. Jadi ini panen #4, memang hanya sebutir. Kalau melihat hari tumbuhnya belum waktunya panen, masih sisa hari 27+ hari lagi, katanya kan 90 harian.

Karena waktu yang saya hitung sejak polinasi itu baru total 73 hari, harusnya sisa 27 hari lagi sampai masa tuanya.


Tapi karena melihat fisiknya nampak sudah tua dan layak panen, maka pada hari ini sepulang kerja saya putuskan untuk memanennya untuk kesekian kali.

Labu madu yang terpanen ini punya nomor 2, ya ini labu madu kedua yang saya polinasi sendiri setelah labu madu senior yang dipanen perdana beberapa waktu lalu. Labu madu kedua ini adalah awal saya mengenal sistem polinasi dalam pemeliharaan budidaya labu madu.

Labu madu nomor 2 dan nomor 3 merupakan labu madu yang awal saya mulai polinasi bantuan manusia, dikawin, dan hasilnya seperti yang saya panen kali ini. Hanya untuk labu madu nomor 3 masih belum saya panen.


Kalau mau tahu buah labu madu ketika masih kecil bisa dibaca pada catatan saya sebelumnya, masih diblog ini juga, tautannya saya bagikan di bawah ini.


Untuk panen kali ini diperoleh bobot sebesar 
2119,4 gram atau jika dikilogramkan menjadi 2,1 kg. Jika ini dilakikan dengan harga per 100 gram harga di Superindo per tanggal 
05-09-2024, Rp 2.490,- /100 gram maka diperoleh Rp 52.773,06.

Merupakan bobot buah labu madu paling besar sih sampai saat ini, jika dibandingkan buah labu madu yang dipanen sebelumnya.

Sama seperti panen² sebelumnya selalu ada ketidakyakinan apakah buah labu madu ini sudah layak panen apa belum. Tapi pada akhirnya terjawab sudah setelah membelahnya. Tampilannya seperti yang bisa dilihat dibawah ini.



Oh ya, untuk membelahnya saya harus menggunakan pisau besar dan membutuhkan bantuan palu untuk membelahnya. Soalnya cukup keras sih, bahkan untuk tangkai buahnya itu seperti kayu, padahal tampak berongga.

Jujur saja sampai saat ini saya masih bingung, sebenarnya masa panen dan ciri buah labu madu yang sudah layak panen itu seperti apa. Sejauh ini patokan saya adalah dari hari sejak polinasi.

Segitu saja catatan pada panen ke-4 kali ini, saya tidak melakukan dokumentasi video kali ini, hanya dokumentasi tertulis saja.

Sampai jumpa pada postingan berikutnya, pembahasan pada panen berikutnya. Mungkin dalam waktu dekat masih diminggu ini akan ada panen selanjutnya, ditunggu saja updatenya di Naturality Green Plant. -ngp

#onedayonepost
#panen
#labumadu
#hasilkebun
#pengalaman


Sore ini saya terpaksa memanen lagi buah labu madu yang nampak sudah kering tangkai buahnya. Padahal kalau saya amati sih belum sempurna matang. Tapi mau bagaimana, pasti sudah gak akan ada nutrisi yang bisa dipasok untuk mematangkan buah.

Daripada membusuk atau tidak terkondisi baik maka saya panen saja tadi sore. Ini adalah buah labu madu nomor 8, kalau melihat dari tabel data tanam itu masih tersisa 40 hari lagi sih, tapi entahlah, tangkai kering itu terjadi sudah sejak kapan.

Ini ketika saya ambil dari kebun samping rumah

Buah labu madu no.8 ini tidaklah besar, termasuknya ini paling kecil kalau lihat dari fisik ukuran dari total empat buah yang sudah terpanen.


Hasil penimbangan terbukti bahwa buah labu madu ini punya berat  897,8 gram. Jika ini dikalikan dengan harga per 100 gram di Superindo beberapa waktu lalu, harga sebutir ini jadi Rp  22.355,22. Sejauh ini, ini yang paling murah.

Saya tidak tahu ini  sudah matang apa belum. Soalnya ini rencana akan jadi buah tangan  untuk Tante Susilo di Semarang, teman sekolah emma saya. Rencana diakhir pekan terakhir bulan September ini beliau pulang ke Cirebon, tapi rencana mampir Semarang dulu.

Emma cerita kalau saya punya hasil kebun, ingin juga ngerasain hasil kebun jadi panen ketiga ini pas ukurannya gak terlalu besar bisa buat jadi oleh², soalnya Tante Susilo tinggal sendiri, ukuran segini dirasa cukup untuk bahan buat kolak.

Panen ketiga ini tidak saya buat video, jadi saya cukup posting diblog ini saja. Nanti akan saya share komen saja divideo panen ke-2.

Pas saya cek di halaman kebun ini eh saya ketemu satu lagi buah labu madu yang paling bungsu, ukurannya kecil dan bentuknya gak sempurna kaya cacat gitu. Buah ini nyempil disemak-semak, jadi baru ketauan pas lagi nyabutin rumput.

Bentuknya gak sesimetris pendahulunya, tapi gak apa, wajar ini kan si bungsu yang tumbuh tanpa polinasi buatan, tapi bener² alami dengan bantuan serangga.

Mungkin setelah si bungsu ini saya panen, maka semua tanaman labu generasi pertama ini akan saya pangkas bersih dan persiapan  untuk penanaman generasi berikutnya.

Segitu saja sharing panen ketiga kali ini, walau cuma sebutir yang terpanen, tapi setidaknya saya punya catatan untuk setiap buah yang terpanen dari tanaman buah labu madu generasi pertama. Sampai jumpa lagi diinfo panen berikutnya. -ngp

#onedayonepost
#panen
#labumadu
#panenketiga
Kali ini saya mau bahas labu madu. Pada Jumat - Senin  minggu yang lalu saya kan trip ke Madiun - Magetan, alhasil  saya meninggalkan rumah cukup lama.

Kalau berdasarkan pengalaman² sebelumnya,  setiap kali ditinggal pergi kemana, selalu saya dapat kejutan, tanaman² yang sebelum ditinggal biasa aja, pas saya pulang itu seperti tambah tinggi, pas berbuah dll.

Dua calon buah labu lahir di rumpun rimbun bagian ini, satu di atas dan satu di bawah.

Hal tersebut terjadi pada tanaman labu yang sebenarnya sudah masuk usia pensiun, sudah waktunya diganti, karena daun² nya nampak sudah sering dan banyak yang menguning, kering. Pertumbuhan bunga jantan dan betina pun tidak jelas. Bahkan di pangkal awal tumbuhnya tunas awal sudah mengering di sana.

Tapi pas kemarin saya pulang dari trip, saya lihat ada dua buah calon labu madu tumbuh, bahkan sudah melewati masa polinasi. Entah apakah itu berhasil dipolinasi atau tidak.

Ini dibagian atas. Dibagian ini pernah juga ada calon buah tapi gagal tumbuh, apakah ini akan berhasil tumbuh? | Foto diambil tanggal 19-09-2024

Ini dibagian bawah dekat dengan pagar, dekat juga dengan labu madu yang hampir panen yang sudah besar | Foto diambil tanggal 19-09-2024.

Tanda biasanya kalau gagal polinasi itu biasanya ujung buah yang jadi pangkal bunga betina biasanya menguning dan busuk. Nah sejak pengamatan awal tanggal  17-09-2024 sampai hari ini saya buat postingan ini, belum ada tanda² pembusukan di sana.

Saya heran, dapat sel jantan dari mana, sedangkan beberapa waktu terakhir saya gak menemukan bunga jantan tumbuh. Entahlah, mungkin ini yang dinamai surprise, karena selalu ada kejutan kalau  ditinggal.

Sekarang kita lihat apakah dua buah ini akan bertahan sampai dia panen atau akan gugur beberapa hari lagi.

Kondisi ini membuat saya berpikir,  tanaman yang sudah tua saja masih berbuah. Koq kontras dengan kehidupan manusia yang saya dan teman² saya kenal. Dia sudah memasuki usia matang, tetapi sangat amat tidak bisa menghasilkan buah bagi sekelilingnya. Buah ketenangan, kebaikan, keramahan dan suasana positif saja gak bisa dihasilkan dari si manusia matang ini, yang sensitif jika dikatakan tua.

Kalau peka, orang ini harusnya malu, tanaman labu madu yang sudah tua saja masih mau dan berusaha berbuah, tapi dia yang berakal tidak melakukannya justru tidak membuatnya diterima oleh orang² di sekitarnya.


Kita kembali ke tanaman labu madu peliharaan saya ini. Jika dua buah ini berhasil tumbuh sampai panen, saya akan menunggu keduanya panen dulu baru saya akan gantikan bersihkan dan ganti dengan tanaman baru.

Update selanjutnya akan saya bahas dipostingan berikutnya atau dikolom komentar. Segitu saja deh informasi yang bisa saya sampaikan. -cpr

#onedayonepost
#tanamanlabumadu
#labumadutua
#pengalaman
Post ini telat saya buatkan tulisan, saya lebih dulu membuat videonya dan sudah saya upload di channel pribadi saya. Pada post sebelumnya ketika panen #1 saya buatkan postingan khusus untuk itu.


Panen kedua kali ini sebenarnya tidak direncanakan. Jadi ketika saya sedang cek buah² labu di halaman rumah, saya lihat di pekarangan samping ada dua buah labu yang tangkainya sudah kering. Saya lihat di sana ada labu madu nomor #4 dan labu madu nomor #10.

Sebelah kiri yang kecil adalah labu madu #10 dan kanannya labu madu nomor #4. Warnanya agak beda, tapi isinya hampir sama matangnya, sempurna.

Kalau berdasarkan perhitungan di data pengamatan, kedua labu ini masih belum berusia genap 90 hari, masih kurang 40 hari lagi. Tapi melihat tangkainya kering akhirnya saya putuskan untuk memanennya.

Agak ragu awalnya, apakah ini sudah masak, atau belum. Saya memanennya waktu itu tanggal  08-09-2024. Labu nomor #10 berukuran lebih kecil dan labu nomor #4 berukuran lebih besar.

Lalu kemudian saya menimbangnya dan memang terbukti setelah ditimbang, ukuran memang pengaruh pada bobot labu madu itu. Diketahui labu madu nomor #10 punya bobot   1,2 kg dan labu madu nomor #4 punya bobot 1,8645 kg.

Rencananya labu madu yang terbesar akan saya buat kolak dan dibagikan buat teman² seruangan, supaya bisa merasakan hasil kebun, labu madu organik.

Hasil pembelahan dari buah labu madu #4, matang sempurna.

Pas dibelah ternyata hasilnya diluar dugaan, labu madu ini matang dengan warna kuning segar dan matangnya merata ternyata.

Untuk labu madu yang kecil itu dibawa ke Madiun sebagai buah tangan untuk sepupu saya di sana, dan ternyata juga matang dengan warna kuning segar merata. Di sana, buah labu madu ini dibuat kolak juga dan rasanya sama seperti labu madu yang sudah dipanen sebelumnya.

Selengkapnya bisa dilihat di video di bawah ini, yang saya ambil dari channel pribadi saya, Naturality Channel.


Labu madu jenis yang saya tanam ini di supermarket Superindo, Singosari, Kabupaten Malang dijual dengan harga Rp  2.490,- per 100 gram. Jika harga ini dikonversikan ke labu madu hasil panen di rumah, harga labu madu #4 itu dihargai Rp 46.426,05 dan labu madu #10 dihargai Rp  30.002,01.

Sebenarnya cukup menggiurkan sih jika menanam labu madu ini lalu bisa memasarkannya sendiri. Karena harga benihnya itu satu sachet isi 2 butir bibit  sekitar 30rb. Dengan berat bervariasi, rata² ya di atas 1 kg, bisa dihitung kemungkinan yang bisa diperoleh.

Biayanya nyaris minim, hanya semangat buat menyiram, merawat dan membantu dalam proses polinasi, jika telaten maka bisa dapatkan hasil panen lebih maksimal. Sejauh ini ketika menanam, saya memang hanya berhasil menjadikannya buah hingga siap panen 8 buah saja, padahal kalau dilihat kemungkinan peluangnya itu bisa sampai < 30 buah, namun ada yang gagal polinasi dan ada yang tak terpantu akhirnya busuk, serta tidak seimbangnya antara pertumbuhan bunga jantan dan betina.

Itu baru satu bibit saja, bayangkan jika punya lahan yang cukup, kita menanam lebih banyak, hasilnya juga akan lebih banyak.

Dari penan kedua ini, terutama dari buah labu madu #10 diperoleh biji baru itu cukup banyak, tapi entah apakah ini bisa tumbuh jika ditanam, saya belum mencobanya.


Apakah hasilnya akan optimal seperti bibit yang ditanam di awal dulu, saya belum bisa membuktikannya.

Segitu saja yang bisa saya bagikan pada post kali ini, panen kedua diperoleh 2 buah labu, hasilnya seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Selanjutnya jika ada panen  lagi akan saya bagikan dipostingan terbaru. Begitu juga soal bibit yang diperoleh dari labu madu nomor #4 yang bibitnya bisa dilihat di atas. Ada beberapa butir bibit yang diminta oleh tetangga. Update soal itu saya bisa tulis dikolom komentar jika ada testimoni dari tetangga.

Sampai jumpa ditulisan Naturality Green Plant lainnya. Happy planting and happy every day. Berkebun jadi solusi menghibur diri menghadapi stres bekerja di kantor. -ngp

#onedayonepost
#labumadu
#pengalaman
#youtube
#panen
Akhirnya hari ini saya mutuskan untuk memanen satu buah labu yang lebih dulu tumbuh (pertama), yang saya namai sebagai labu madu senior. Alasan memanennya hari ini karena berhitung hari nya sudah mendekati atau bahkan sudah 90 hari.

Kondisi buahnya juga sudah menguning, sehingga saya pikir saatnya panen. Walaupun ini belum jadi patokan apakah pilihan saya ini benar. Wajarlah jika ini yang pertama, jadi saya punya standar untuk buah² berikutnya.

Saat ini bibit tanaman labu madu ini sudah masuk masa tua, iya itu ditunjukan dari daun² nya yang mulai menguning dan sudah tak optimal lagi tumbuh. Walaupun peluang calon buah baru masih ada pada pucuk tanaman ini. Masih menghasilkan calon bunga betina dan bunga jantan.

Ini sekalian saya eksperimen apakah saya bisa membesarkan calon buah ini. Karena saya amati, calon bunga jantan dan betina ini tumbuh bersamaan, ukuran mereka bersamaan besarnya harapannya pas berbunga itu bareng, sehingga bisa saya polinasi.

Untuk bobot satu buah dipanen pertama ini sekitar 1,040 kg (sekilo)

Diakhir masa tua tanaman labu madu ini yang sudah menginjak bulan ke-4, optimal calon buah yang bisa menjadi buah hanya 8 buah saja. Sebenarnya calon buahnya itu bisa sampai < 30 bakal buah, namun yang berhasil hanya 8 buah. Jadi hanya 26,67% saja kemungkinannya.

Faktornya banyak si yang menyebabkan hal itu terjadi dan lebih ke perawatannya dan pola tumbuhnya bunga jantan dan betina yang gak sejalan.  Ini pernah saya singgung juga dipostingan sebelumnya. Jika membaca tulisan saya sebelum² nya pasti akan tahu soal ini.

Untuk memanennya saya membutuhkan gunting saja, untuk memotong pangkal tangkainya. Mesti nampaknya rapuh, tangkai buah labu madu ini keras meski kopong. Tangkai daun tanaman labu itu bukan batang berisi tapi kopong lho.


Nah bagian ini yang jadi jawaban rasa penasaran, duga²an selama ini akhirnya terjawab. Jadi begini, sebelumnya saya gak paham soal labu madu ini.

Jadi ya banyak pertanyaan dan dugaan. Memang semua ini bisa dijawab kalau saya cari tahu lebih lengkap dari Youtube atau platform lainnya. Tapi saya memilih menunggu untuk dapat jawabannya.

Kalau menurut saya, ini kurang maksimal matangnya. Ya buat catatan berikutnya.

#1 Saya pikir labu madu ini empuk, minimal seperti melon, meski luarnya keras dalamnya masih empuk dan lembut.
Ternyata tidak begitu, pas dibelah itu butuh efforts ternyata. Jadi kekerasannya menurut saya dibawah ubi, tapi gak sekeras ubi, tapi tidak seempuk melon.

#2 Bisa langsung dimakan seperti melon.

Sebenarnya bisa sih kalau mau langsung dimakan, tapi kalau buat saya sih masih keras sedikit enaknya direbus dulu atau dikukus dulu.


#3 Pas saya panen ini dikirain belum masak, ternyata sudah masak dan sudah cukup untuk bisa dipanen. Walaupun menurut saya mungkin butuh seminggu lagi menggantung ditanamannya supaya lebih tua.


#4 Tadinya saya pikir semakin tua semakin empuk, ternyata tidak, semakin tua nampaknya semakin keras kulitnya, jadi pas mau membelah butuh efforts dan gunakan pisau besar.


Ya itulah beberapa dugaan dan pertanyaan seputar labu madu yang dipelihara hingga panen ini.

Hasil panen labu madu pertama ini dibuat kolak dan hasilnya enak. Selain jadi bahan buat bikin kolak, dibuat bubur candil juga bisa lho, olah²an makanan lain pun memungkinkan. Hanya saja kalau dimakan langsung seperti melon sepertinya keras deh.

Hasil buah labu yang hanya sekilo ini dibuat kolak jadinya cuma sedikit, hanya bisa berbagi sedikit. Kalau dibuat mangkok 400 ml, paling hanya jadi 5 mangkok. Hasil panen pertama disharing dengan tetangga satu dekat rumah.

Segitu saja yang bisa saya bagikan di sini, selebihnya tonton dokumentasi dibuang saya melalui channel youtube saya saja ya.


Sampai jumpa dipanen berikutnya, menghabiskan sisa yang belum terpanen, berarti masih ada sekitar 7 buah lagi yang menunggu petik. -cpr

#onedayonepost
#labumadu
#panen
#pengalaman
#youtube


Kita sering dengar organik, organik, organik. Sayuran organik, buah organik, padi atau beras organik. Frase itu sering kita dengar. Katanya kalau mau hidup sehat kita harus mengkonsumsi sumber pakan organik.

Katanya kalau organik itu dalam proses tanamnya tidak menggunakan pupuk kimia, bahkan pertisida kimia. Itu yang sering kita dengar ketika merujuk kata organik. Tapi apakah benar seperti itu?

Ilustrasi, gambar diambil dari   Google

Pada postingan kali ini kita akan membahas hal tersebut. Kalau merujuk dari informasi pertanian yang saya peroleh, apa yang kita pahami diparagraf kedua itu memang ternyata ada benarnya. Namun ada hal² lain yang perlu kita ketahui bagaimana si suatu sistem pertanian dikatakan sebagai pertanian organik?

Pertanian organik merupakan  teknik budidaya  pertanian yang berorientasi  pada pemanfaatan  pada bahan² alami, tanpa menggunakan  bahan² kimia sintesis.

Pertanian organik itu punya prinsip² yang dipegang dan inilah yang sering jadi pedoman, bahwa pertanian atau hasil pertanian organik itu yang prosesnya seperti ini lho. Apa saja itu?

#1  Lahan bebas dari cemaran bahan kimia.
#2  Menghindari  penggunaan benih/bibit  dari hasil rekayasa genetik atau GMO (Genetically  Modified  Organism).
#3  Menghindari penggunaan pupuk kimia  sintetis  dan zat pengatur tumbuh.
#4  Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis.
#5 Menghindari penggunaan  hormon pertumbuhan dan bahan aditif sintetis, biasanya digunakan pada pakan ternak.
#6  Pengunaan cara alami  untuk penanganan pasca panen.


Itulah dia prinsip² dari pertanian organik yang harus dipegang. Jadi begini, apabila nih prosesnya  memang tanpa bahan² kimia, tapi ternyata penggunaan bibitnya adalah hasil rekayasa genetik, maka pertanian yang dilakukan bukan termasuk pertanian organik.

Jadi intinya adalah ketika ada prinsip tersebut dilanggar, kita harus menyadari bahwa yang kita lakukan berarti bukan murni organik.

Nah kalau dari ini, lalu labu madu yang saya tanam di pekarangan rumah apakah termasuk pertanian organik?  Tapi ada satu ganjalan saya, yakni soal benih/bibit yang saya gunakan, apakah itu termasuk rekayasa genetik?


Sekian sharing yang bisa saya bagikan, semoga bisa menambah pemahaman soal pertanian organik. Sampai jumpa dipostingan lainnya masih tentang bercocok tanam dan budidaya. -cpr

#onedayonepost
#pertanianorganik
#teori
#umum
Akhirnya terealisasi juga dibulan Juli ini buat nambah aquarium lagi. Bulan ini memang investasi untuk memulai usaha agak tinggi dibandingkan sebelumnya. Tapi ini gak seberapa sebenarnya, karena saya memulai bener² dari gak punya apa², barang dan dana, alhasil harus sabar setapak demi setapak.

Dibantu teman saya Mr. G, dia yang aktif di Facebook membantu saya mencari unit aquarium bekas layak pakai. Soalnya saya gak mampu jika beli baru. Saya percaya di luar sana banyak orang siklus hobi orang, dimana sudah tak membutuhkan, daripada menuh-menuhin rumah mending dijual dengan harga yang murah, dan saya dapatkan itu juga akhirnya.

Walaupun ukuran aquariumnya gak besar, ukuran standar aquarium rumahan untuk ikan² kecil maksimal medium, tapi ini lumayan lah.


Rumah saya juga kecil, lahan buat budidaya pun memanfaatkan area ruang tengah rumah, masih serba terbatas. Jadi aquarium kecil sementara cukup.

Memang jika pakai aquarium kecil boros di pompa airnya dan chamber yang digunakan mesti ngikuti jumlah aquarium, sedangkan daya tampung sedikit.

Tapi ya kembali lagi, saat ini saya hanya punya ini, kalau menunggu punya dulu baru memulai rasanya rugi waktu yang terbuang. Waktu kan katanya adalah uang, walaupun gak punya uang untuk dibuang, minimal tidak membuang waktu.

Aquarium yang datang kali ini punya dua ukuran berbeda, yang pertama itu ukurannya  (p x t x l) : 58,5 x 28 x 28,5 cm dan yang kedua ukurannya : 59 x 30 x 39 cm. Ini ukuran riil dari luasan isinya aquarium, jadi tinggal dikalikan saja jika diisi penuh berapa liter isinya.

Kalau mengukur dari tebal kaca sekalian sih ya ada lebih dari itu, soalnya tebal kaca saya tidak hitung sih, kan selisihnya sedikit paling hanya setengah centimeter saja.

Sabtu malam saya dan Mr. G ambil ke penjualnya, Minggu pagi saya bersihkan dulu, cuci bersih, sekalian cek kebocoran. Hasilnya semuanya aman, good. Btw, dulunya siempunya barang ini menggunakan untuk piara ikan chana, tapi mati katanya gak terurus jadi dijual saja, gak cari untung, daripada jadi barang tak terpakai di rumah.

Di rumah penjualnya juga pelihara ikan arwana dan beberapa ikan chana juga. Jika mereka sudah kenal budidaya sidat di rumah, saya pikir mereka akan kepincut dan gak akan jual aquariumnya dengan harga murah, malah gak akan mejualnya karena buat media budidaya.


Saat ini saya memang belum punya meja atau rak buat taruh aquarium ini. Sementara aquarium yang lebih kecil lebarnya akan saya taruh sebelah dengan aquarium eksisting, walau tempatnya gak proper, tapi coba saya taruh sana dulu.

Model penyimpannya adalah model T, seperti yang bisa dilihat didokumentasi. Gak bahaya ta? Ya bahaya sih, tapi mau bagaimana lagi, gak ada tempat. Ditakutkan kaca bisa stres karena tumpuannya kurang dan pada saatnya akan pecah.


Untuk sementara saya belum isikan air dulu di sana, sampai saya temukan cara yang lebih aman. Beginilah sulitnya mengakali dengan sumber daya yang terbatas. Tapi seru sih, memulai semuanya dari nol, intinya jangan menyerah dan terus melangkah.

Segitu saja sharing saya, saya mau lanjutkan beres² nya. Semoga catatan ini bisa jadi nostalgia dilain kesempatan dan saya nikmati prosesnya, biarlah sejarah ini dicatat dan disimpan di sini.  -ngp

#onedayonepost
#pengalaman
#budidayasidat
#aquariumbekas
#facebookplace
Di daerah lain dan bahkan di negara lain, ikan sidat dipercaya memiliki khasiat dan manfaat gizi yang baik bagi tubuh manusia, dimana nilai gizinya jauh lebih baik daripada jenis ikan lainnya, termasuk ikan salmon sekalipun.

Di negara Jepang terkenal dengan olahan ikan sidat yang bernama unagi, kabayaki dan olahan ini terkenal dimana-mana.

Selain Jepang di negara Asia Tenggara, seperti Vietnam dan Thailand juga mengenal olahan dari ikan sidat ini, termasuk di Indonesia juga gak asing, terutama untuk masyarakat kelas atas.

Namun untuk masyarakat biasa, ikan sidat masih asing. Malah dari mereka masih menyamakan ikan sidat sama seperti belut, padahal ini dua hal berbeda.

Secara morfologi meski bentuknya serupa tetapi sidat dan belut itu berbeda. Jelas itu dan gak bisa didebat.

Mungkin, istilah 'belut' akhirnya bergeser, untuk menyebut hewan air menyerupai reptil ular, dengan bentuk memanjang, licin, berlendir, hitam dan senang bermain di liang² yang basah atau berair, itu diistilahkan 'belut'. Jadi apapun yang dimaknai seperti ini, orang² mayoritas akan menganggap nya sebagai 'belut'.

Bahkan di Maluku saja, dimana di sana ikan sidat hidup berdampingan dengan masyarakat, mereka menyebutnya sebagai 'belut morea', padahal jelas berbeda belut dan ikan sidat, tidaklah sama, ini yang perlu dipahami banyak orang dan perlu diberikan pemahaman yang benar.

Perbedaan secara morfologi antara ikan sidat dan belut ada pada sirip insang atau orang sering sebut bertelinga (untuk ikan sidat) dan mempunyai sirip dorsal memanjang hingga ke ekor, sedangkan belut tidak punya itu.

Ikan sidat bisa hidup di dua perairan, air darat saat dewasa dan air laut ketika akan kawin dan menetas dari telur hingga larva, hingga menuju glass ell, sidat² junior ini akan berenang kembali ke perairan darat untuk membesarkan diri dan hidup di sana (perairan darat).

Pemahaman dan pengetahuan ini harus dipahami banyak orang agar tidak lagi salah kaprah.

Mari kita bahas jenis sidat yang dianggap masyarakat Maluku sebagai hewan yang dikeramatkan.

Seperti yang disinggung sedikit di atas,  ikan sidat bagi masyarakat di sana dianggap sebagai 'belut',  mereka menyebutnya sebagai belut morea.

Ilustrasi, ikan sidat dewasa yang mungkin usianya sudah bertahun-tahun hidup berdampingan dengan masyarakat. Gambar diambil dari   Google

Belut Raksasa atau Morea hidup di suatu tempat keramat bernama Kolam Waiselaka di Desa Waai, Kecamatan Tulehu, Kabupaten Maluku Tengah berbatasan dengan Kota Ambon.

Ukuran hewan keramat ini sangatlah besar, panjangnya bisa sampai satu meter, bahkan  ada yang mencapai 2 - 2,5 meter, dengan bobot 10 kg hingga 30 kg.

Masyarakat  setempat sering memanggilnya dan memberikan makan telur ayam mentah. Hewan air keramat ini terkenal jinak dan masyarakat yang ingin  menyentuhnya bisa melakukannya dengan mudah.

Hewan ini menjadi keramat dikarenakan kisah² dongeng masa lalu. Dikisahkan pada zaman dulu penduduk dari gunung ingin pindah ke pinggiran pantai. Kebutuhan hidup di sana dinilai lebih baik, seperti makanan dan lain-lainnya. Lalu, dilemparlah tombak dari jauh yang diyakini berkekuatan gaib dan tertancaplah di tanah yang sekarang di pinggirannya kolam. Dari sana keluarlah air dan ikan-ikan serta Morea. Kondisi ini adalah pertanda ada mahluk hidup di sana dan bisa menjadi tempat tinggal. Tapi tentu, mahluk-mahluk di dalam airnya termasuk Morea dilarang untuk dibunuh.

Saat ini di lokasi tersebut dijadikan tempat wisata, dimana wisatawan yang datang bisa melihat 'belut morea' ini. Jam potensial untuk melihat hewan keramat ini adalah jam 16:00, dipercaya pada  jam tersebut jam makan biologis si hewan yang dinamai belut morea.

Belut morea ini dipercaya bisa hidup di dua air, yaitu air tawar sungai dan air laut, ketika akan kawin dan memijah morea ini akan menuju laut, kemudian larva telurnya akan pergi kembali ke perairan darat untuk berkembang menjadi dewasa.





Siapakah belut morea ini?

Jadi hewan yang dianggap keramat ini sebenarnya adalah ikan sidat. Dari mana tahunya? Jelas dari siklus hidupnya, sangat sesuai dengan siklus hidup ikan sidat  serta ciri fisik dari sidat itu sendiri.

Karena jenis belut apapun tidak bisa hidup di dua perairan air tawar sungai dan air laut. Sedangkan ikan yang bisa melakukan ini hanya salmon dan sidat. Jika salmon gak mungkin, karena morfologinya berbeda, salmon lebih mirip dengan ikan pada umumnya. Sedangkan sidat bentuknya menyerupai dengan belut, tapi bukan belut.

Itu wajar jika masyarakat yang gak paham menyebutnya sebagai belut, karena hewan² seperti itu dipanggil dengan istilah belut, padahal bukan termasuk keluarga belut.

Lalu jenis sidat apa yang ada di sana?

Kita tahu bahwa terdapat 18 jenis spesies sidat di dunia. Terdapat  7 jenis di Indonesia. Namun yang populer adalah Anquila Marmorata dan Anquila Bicolor.

Lokasi hidup Anquila Bicolor umum di Kepulauan Mentawai: Sungai Muko-muko; Bengkulu : Sungai Ketau;  Sungai Cimandiri, Pelabuhan Ratu, Banten ; Perairan Donggala, Sulawesi.

Lokasi hidup Anquila Marmorata di Teluk Tomini Poso, Sulawesi Utara (Sungai Poigar,  Amurang, Inobonto); Kalimantan Timur (Sungai Sangata).

Anquila marmorata, gambar diambil dari   Google

Melihat lokasi hidup jenis sidat yang populer  di Indonesia, jenis Anquila Marmorata ini hidup di perairan sekitar utara Indonesia. Wilayah Maluku dekat dengan Sulawesi Utara, jadi kemungkinan ikan sidat yang dianggap sebagai belut morea itu adalah ikan sidat jenis ini.

Melihat dari morfologi tubuh belut morea ini pun cocok dengan fisik dari Anquila Marmorata.

Bagi pembudidaya sidat, Anquila Marmorata dikenal sebagai sidat batik, karena pada kulit sidat ini ada seperti loreng batik. Sering juga disebut sidat kembang, moa raksasa.

Tubuh sidat jenis ini di alam liar bisa mencapai ukuran yang sangat besar, seperti yang sudah dibahas di atas tadi. Sidat betina mempunyai variasi panjang 2 meter, dan sidat jantan mempunyai variasi panjang 1,5 meter.


Nah jadi sudah jelaskan, belut morea adalah ikan sidat, bukan belut, sekali lagi bukan belut. Jenis sidatnya adalah A. Marmorata.

Kondisi ini sangatlah positif sebenarnya untuk prospek budidaya sidat. Karena indukan sidat dewasa yang memang sudah besar di alam tidaklah diambil untuk dikonsumsi.

Sehingga peluang mereka untuk memijah ke palung laut, dan menghasilkan larva² sidat yang jumlahnya ribuan akan potensial dan menghasilkan siklus hidup sidat² baru.

Nah para pembudidaya sidat hendaknya memproses budidayanya di rumah atau di lahan budidaya adalah dari larva sidat atau GE, bukan yang sudah berukuran besar.

Pembudidaya instan macam begini saya katakan sebagai pembudidaya tolol!

Karena apa, daging sidat konsumsi untuk pasar restoran atau layak konsumsi adalah sidat² hasil pembudidayaan sejak GE ke usia 2 tahun maksimal, selepas itu ikan sidat tidak enak untuk dikonsumsi.

Para pembudiaya pun pada akhir wajib melepasliarkan sidat² yang telah melewati masa layak konsumsi itu kembali ke alam, bukan memaksakannya untuk dijual dan dikonsumsi, karena memang dagingnya sudah tidak enak.

Tekstur dagingnya menjadi alot, tidak lumer ketika disantap, kemudian kulitnya tebal dan keras, intinya sangat tidak layak untuk dikonsumsi.

Jadi sebenarnya siklus hidup sidat akan tetap terjaga baik jika pembudidaya cerdas saling bersinergi mendukung kembali ekosistem. Karena sidat² yang sudah lepas masa pembudiayan layak konsumsi hendaklah bisa dilepasliarkan sebagai bentuk CSR mereka kepada lingkungan.

Masalahnya, budaya dan kelakuan manusia di Indonesia ini berbeda. Orang Ambon, Maluku di sana punya kisah² keramat yang ini positif untuk kelangsungan hidup sidat. Tapi tidak di Jawa atau daerah lain, dimana manusia² perusak banyak tersebar.

Coba ya, ini di Jawa, orang² tolol liat ikan atau 'belut' macam ini langsung dijarah, dipancing dan dibawa pulang dengan kebanggaan, "dapat ikan tangkapan besar". Kelakuan ini bukan 1-2 orang, tapi mayoritas orang² nya begitu.

Jadi sangat wajar di daerah lain ikan sidat ini gak bisa hidup berdampingan dengan masyarakatnya ditambah ekosistem sungai dan muara di daerah lain di Indonesia sudah tidak layak, karena kotor dengan limbah² berbahayanya.

Kembali lagi, bagi pembudidaya walaupun mengambil benih dari alam, tetapi mereka pun juga harus mengingat dan jadi agen penyeimbang ekosistem, dan tidak jadi pembudidaya serakah.

Satu hal yang lagi dan terus dikampanyekan, bahwa hentikan mengambil sidat ukuran besar dari alam untuk alasan  budidaya atau hanya kesenangan semata (memancing). Jika dipelihara okelah, tapi tidak untuk diperjual belikan.

Jika mau dipelihara untuk hiasan di rumah, belilah sidat hasil budidaya yang usianya lebih dari dua tahun, tapi bukan yang dari alam. Dan apabila nanti sudah tidak mau pelihara lepas liarkan kembali ke muara, supaya bisa memijah dan bertelur menghasilkan sidat² junior yang baru.

Jangan pernah ambil sidat alam berukuran besar, atau sidat ukuran elver, fingerling dan dewasa dari alam untuk budidaya atau diperjualbelikan ke pasar konsumsi!

Jadilah pembudidaya yang cerdas, memahami apa yang mau dipelihara dan jangan jadi pembudidaya yang serakah.

Yang suka mancing, kalau dapat ikan seperti ini, jangan dibawa pulang, lepas liarkan kembali, gunakan sistem catch and release, supaya mereka bisa bersiklus dengan normal.


Segitu saja sharing dan bahasan soal sidat keramat di Maluku, semoga bisa memberikan pencerahan buat kita semua. -ngp

#onedonepost
#budidayasidat
#teori
#umum
#anguilamarmorata
#sidatmorea
#morea
#bukanbelu
#sidatbukanbelut