Setelah saya menonton video YouTube tentang mekanisme alam, tentang jawaban bagaimana sih koq tumbuhan yang hidup di alam liar justru tumbuh lebih subur daripada yang dirawat di rumah kita sendiri.

Jawabannya adalah soal kesinambungan. Di alam liar, mekanisme yang terjadi adalah 'demokrasi' artinya dari, oleh dan untuk alam. Jadi tumbuhan hidup mendapatkan nutrisi dari tanah dimana dia tumbuh, kemudian tumbuhan yang tumbuh ini akan mengalami proses siklus hidup, dimana daun, ranting yang kering dan mati akan jatuh ke tanah dan terdegradasi dan menjadi bakal calon nutrisi baru untuk tanah. Jika tumbuhan mengambil nutrisi dari alam sebanyak 50% maka sebanyak 50% akan kembali ke tanah itu, sehingga nutrisi di tanah itu akan tetap terjaga 100%. Kecuali jika tumbuhan itu diambil keluar dari ekosistem tersebut, maka 50% yang harusnya kembali ke tanah justru dibawa keluar, maka tanah di ekosistem tersebut kekurangan 50% pasokan nutrisi.

Itu diatas adalah jawaban pertanyaan saya pada postingan sebelumnya.

Nah, kali ini saya mau bahas soal tumbuhan yang namanya putri malu. Kalian pasti mengenal tumbuhan satu ini. Di beberapa negara tanaman ini punya beberapa sebutan berbeda seperti makahiya (Filipina, berarti "malu"); mori vivi (Hindia Barat); nidikumba (Sinhala, berarti "tidur"); mate-loi (Tonga, berarti "pura-pura mati").

Ilustrasi, Google

Sewaktu kecil saya sering memainkan tanaman ini ketika tengah berada di lapangan dan ditemukan tanaman ini merambat di tanah. Tanaman ini punya keunikan, dimana ketika menyentuh daunnya, maka daun yang tadi terbuka akan menguncup. Itu kenapa muncul istilah 'putri malu'.

Tanaman putri malu punya nama ilmiah Mimosa Pudica, merupakan tanaman asal Amerika di wilayah tropis dan juga tersebar di wilayah Asia. Persebarannya ada di beberapa negara Asia, kemudian Amerika Serikat, Australia, dan Afrika, di sana putri malu dianggap sebagai tumbuhan Invasif.

Merupakan tanaman perdu pendek suku polong–polongan, hidup di ketinggian hingga 1.200 meter diatas permukaan laut. Tanaman putri malu termasuk saudara jauh dari kedelai, kacang tanah dan kacang hijau.

Seperti yang saya jelaskan di atas tadi, keunikannya adalah gerakan menguncup ketika disentuh atau ada getaran terhadap tanaman ini, tanaman ini akan merespon dengan menguncup. Gerakan ini punya sebutan ilmiah yaitu disebut gerak seismonasti (tigmonasti), artinya daun tanaman akan menguncup ketika disentuh. Gerakan ini berfungsi untuk melindungi diri dari serangan hewan herbivora (pemakan tumbuhan) disekitarnya.

Hal lainnya, tanaman ini punya duri² dibagian batangnya, sehingga hati² ketika di lapangan ada tanaman ini janganlah kamu menginjak atau menyepaknya, kalau iya maka kali mu akan tertancap duri² dari tanaman ini.

Tanaman ini punya sifat invasif, artinya dia bisa tumbuh lebih cepat daripada populasi tanaman lain dalam satu ekosistem. Sehingga disebut tanaman invasif.

Tanaman ini juga kuat terhadap kekurangan air, sehingga ketika musim kemarau tanaman ini akan tetap tampak hijau. Hal ini pasti ada rahasianya. Apa itu?

Rahasianya terdapat pada akarnya. Kenapa sih dengan akarnya?

Jadi pada bagian akar tumbuhan putri malu ini memiliki pabrik pupuk berupa bintil-bintil akar. Dalam bintil-bintil akar tersebut bermiliar-miliar konsorsium koloni mikroba bersimbiosis mutualisme  dengan akar putri malu.

Berikut ini beberapa jenis mikroba yang dikenal ada pada akar tanaman putri malu, sbb.:
#1 Rhizobium bakteri gram negatif aerob.

#2 Bacillus sp adalah jenis bakteri yang “numpang hidup” pada rizosfer akar. Salah satu manfaat bakteri ini adalah kemampuannya untuk melarutkan fosfat dan kalium serta menghasilkan zpt pemacu pertumbuhan tanaman, juga menekan perkembangan mikroba patogen.

#3 Pseudomonas putida adalah salah satu strain bakteri Pseudomonas sp. yang biasa menghuni rizosfer akar. Pseudomonas putida yang disolasi dari perakaran putri malu mampu menekan serangan penyakit layu bakteri akibat bakteri Ralstonia Solanacearum.

#4 Actinomycetes adalah bakteri yang dikenal memiliki kemampuan menghasilkan antibiotik terhadap  beberapa  jenis bakteri pathogen.


Itulah dia tanaman liar yang punya karakteristik unik di alam, punya kemampuan bertahan hidup yang tinggi karena banyak mikroba² (+) yang bersimbiosis pada akarnya, sehingga jika tumbuhan lain akarnya biasa saja, tanaman putri malu ini akarnya gak biasa.

Segitu saja sharing informasi kali ini soal tanaman putri malu ini. Semoga kita bisa mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang tumbuhan lain yang punya kelebihan dibandingkan tanaman lain soal kemampuan bertahan hidupnya, dimana akar jadi kunci ternyata. Meski begitu belum tentu hal yang sama bisa juga diterapkan pada tanaman lain. Sama seperti manusia, masing² punya talentanya masing²

Talenta ini bisa dimanfaatkan sebagai 'pupuk alami' bagi tumbuhan lain di ekosistem, walaupun pertumbuhannya lebih invasif dari tanaman lain.

Sampai jumpa dipostingan yang lainnya, masih di Naturality Green Plant, happy planting in your house. -ngp

#onedayonepost
#umum
#putrimalu
Pernah kah kalian pelihara tanaman, urus dari bibit atau menanam dari setengah besar, tapi perkembangannya terasa lambat, padahal rajin disiram, diberi pupuk, dibagi nutrisi tapi koq tumbuhnya jauh dari ekspektasi.

Tumbuh lambat, nyaris seperti stagnan. Sedangkan tanaman yang dibiarkan tumbuh liar koq malah sepertinya lebih subur dan hidup lebih 'bahagia'.

Ilustrasi, Google

Pernah gak sih ngalamin begitu?

Seperti ada rasa kecewa, koq begitu ya, sepertinya apa yang kita lakukan itu sia², gak ada hasil dari apa yang dilakukan. Melihat tumbuhan liar justru malah hidup subur.

Ini saya alami, memang tanaman yang dibandingkan berbeda.

Jadi kalau kalian lihat postingan saya di NGP ini, saya ada pelihara beberapa tanaman, ada yang ditanam dari bibit alamiah (buah busuk, yang bertunas dan tumbuh) ini adalah tomat, ada yang ditanam dari setengah jadi seperti cabai dan jeruk. Ada yang saya pelihara karena dia tumbuh dengan sendirinya, saya hanya lakukan penyiraman tanaman saja rutin, adalah tanaman rambusa.

Namun melihat dari beberapa tanaman itu, saya lihat rambusa yang saya tidak urus khusus malah sudah bisa menghasilkan sesuatu (baca: buah). Sedangkan yang lainnya, minimal si cabe ini ya gak berbuah, boro² berbunga saja tidak. Sempet dulu muncul bunga tapi mati karena hama serangga (semut). Setelah itu tidak ada perkembangan signifikan, tidak ada lagi berbunga (lagi), lalu bagaimana dengan buahnya, kapan akan berbuah coba.

Rimbun sekali tanaman cabe ini, sudah berbuah lebat. Foto diambil pada 29 Agustus 2023.

Melihat tanaman cabe di kantor, ditanam di halaman office, ada tanaman cabe yang rimbun dengan buah cabe dimana-mana, padahal ya hanya disiram saja, itu pun belum tentu rutin setiap hari, tapi jadi subur lho. Sedangkan saya yang mengurusnya dan berikan pupuk untuk nutrisi eh hasilnya nihil.

Ada lagi tanaman tomat, jadi tomat ini saya tidak niat menanam sebenarnya. Saya sudah pernah cerita soal ini dipostingan tentang tanaman tomat. Jadi ada tomat busuk, lalu saya buang di tanah polibag, jadi di sana saya buang juga jahe atau kunyit yang sudah tak layak konsumsi. Eh selang beberapa waktu ternyata yang dibuang itu menjadi bibit tanaman dan tumbuh, karena makin besar dan tumbuh desak-desakan dalam satu polibag makanya saya pindahkan, eh ternyata tumbuhnya jadi kerdil tidak tumbuh cepat sewaktu ada di polibag sebelumnya. Jadi sempet menyesal juga memindahkannya.

Mungkin dan bisa jadi itu karena tanah yang baru itu kurang subur makanya tanaman yang ditanam di sana kurang nutrisi. Itu sih kemungkinan yang benar, untuk menjawab kenapa tanaman saya kerdil. Meski saya rajin siram dan memberikan siraman pupuk organik cair tapi bisa saja apa yang saya berikan tidak mencukupi standar nutrisi yang tanaman² itu butuhkan. Alhasil ya jadi seperti stagnan gitu² aja.

Kalau tanaman jeruk peliharaan saya masih mending, saya masih bisa menghasilkan atau menumbuhkan buah walau cuma sebutir dari tanaman jeruk yang saya beli sudah 'jadi', saya beruntung bisa berhasil membuat si tanaman jeruk ini menumbuhkan buah baru walau masih pentil.

Melihat perbedaan antara yang dirawat dan yang tumbuh alami itu, koq ya yang tidak dapat support malah justru lebih mandiri, bisa tumbuh sendiri dan jauh lebih baik daripada yang dirawat, aneh kan. Ya gak si? Atau hanya saya saja yang mengalami hal ini.

Akhirnya saya coba eksperimen lain:

Saya mencoba memindahkan salah¹ tanaman tomat yang saya tanam stagnan tadi, di tanam di halaman samping rumah, ke tanah langsung, jadi bukan pot. Di tanah itu juga jadi saluran buang cucian/bilasan dari bersih² kandang burung, otomatis pasti banyak kotoran burung yang larut dalam air buangan. Cuciannya tanpa sabun ya, jadi murni hanya air bilasan saja. Ingin tahu bagaimana hasilnya, apakah akan lebih baik daripada yang ditanam dipolibag?

Ini dia tanaman tomat yang ditanam di samping rumah. Sudah dua minggu ditanam, kelihatan efeknya dibagian atas tumbuh daun² hijau segar, bagian bawah daun² lama yang masih menguning. Tanaman ini jarang saya siram, tak seperti tanaman lainnya yang lebih rutin saya siram. Kita lihat perkembangannya.

Eksperimen lainnya, saya menyiapkan lubang tanaman yang dilubangi di tanah di halaman rumah. Lubang itu tidak langsung saya tanami, tapi lubang itu saya biarkan dulu, saya masukan sisa² ampas teh, kopi dan seduhan minuman wedang khas Jawa, begitu juga dedaunan bambu kering saya masukan ke dalam lubang itu dan saya berharap membiarkannya membusuk alami, sebagai kompos.

Dibagian tengah itu ada lubang yang saya rencana jadi tempat tanaman baru, hanya sebelumnya saya taruh kompos di dalamnya, supaya jadi asupan nutrisi alami untuk tanaman yang kelak ditanam di sana. Sebelah kiri ada tanaman cabe yang saya beli Juni 2023 lalu, yang paling kanan ada tanaman tomat yang masih merana.

Pada akhirnya nanti ketika saya sudah ada waktu beli tanah media tanam, saya akan menanam tomat pindahan dari polibag yang statusnya stagnan, saya ingin tahu apakah ada perubahan berarti?

Karena sebenarnya, ada gak sih manfaat dari merawat tanaman bagi tanamanmya itu sendiri, atau lebih baik mereka tumbuh liar begitu saja?


Kalau lihat mereka yang menanam di YouTube, kayanya mudah sekali menanam tanaman buah dan sayur hingga panen, tapi koq saya ini sulit ya.

Tapi meski begitu, walau ada rasa kecewa, tapi saya tetap menikmatinya. Karena ternyata lebih baik memelihara mereka daripada manusia. Karena melihat manusia yang ada adalah rasa dendam dan rasa ingin menghancurkannya, karena yang terbayang adalah wajahnya dan segala ucapannya.

Tapi melihat tanaman dan binatang sedikit terselimurkan, mereka lebih baik daripada manusia 'badjingan' yang masih ada di kepala.

la saya, seumur hidup akan saya ingat nama manusia ini dan segala antek² nya.


Tinggal akan saya lihat perkembangan selanjutnya. Namun pertanyaannya sampai saat ini saya belum bisa menjawabnya, kenapa tumbuhan yang justru dirawat malah tidak lebih subur daripada yang tumbuh dibiarkan begitu saja.

Tapi mungkin hal ini bisa menjawab pertanyaan saya. Pernah tahu, sebuah lahan kosong sudah bersih, tidak ada tanaman tumbuh di sana, tapi tanpa kita menanam, tiba² di tanah yang kosong itu tumbuh suatu tanaman, entah rumput atau tanaman liar lain. Nah lalu siapa yang menanam coba, malah tanaman ini tumbuh lebih subur dari tanaman yang kita pelihara. Dari manakah benih tanaman ini?

Jawabannya begini, jadi diluar sana bibit tanaman itu tidak hanya sekedar biji yang tampak oleh mata. Tapi banyak juga biji yang fisiknya mikroskopis, yang baru terlihat oleh mikroskop, entah dalam bentuk spora atau bijian. Bibit atau benih ini bisa saya terbawa angin, terbawa serangga, menempel pada baju kita atau pada barang lain hingga terbawa ke tempat kita (dalam hal ini lahan kosong yang tadi diceritakan di atas). Pada suatu kondisi yang memenuhi syarat tumbuh, maka tumbuhlah benih bibit itu tadi. Misalnya pas musim hujan, benih² mikroskopis itu tumbuh subur.

Begitulah kira² logikanya, sehingga jangan heran jika tiba² tumbuh tanaman atau tumbuhan yang kita gak pernah menanamnya.

Nah ini logika saya saja, kenapa mereka lebih subur nampaknya dengan nutrisi yang seadanya, tanpa bantuan nutrisi tambahan dari kita manusia yang merawat. Itu karena ukuran bibit mereka yang mikroskopis sehingga kebutuhannya juga lebih simpel, sehingga gak neko² kebutuhan nutrisinya, dibandingkan dengan tanaman yang umum dengan ukuran bibit lebih besar, jadi lebih kompleks. Ini logika saya, bukan ilmiah jadi jangan dijadikan pegangan ya!


Nah, apa yang saya pertanyakan terjawab oleh video di bawah ini, di sini semua kegelisahan saya terjawab, semoga kalian yang punya kegelisahan yang sama juga terjawab melalui video ini ya.


Jadi logikanya cukup sederhana untuk memahami ya. Di alam semuanya yang mati kembali ke alam, jika tidak ada yang mengambilnya, jadi alam menyediakannya lagi untuk diri mereka, sedangkan pada pot atau tanah yang kita pelihara, tidak ada siklus alamiah kesuburan tanah, nutrisi yang sudah diambil tanaman dari tanah membuat tanah itu jadi kekurangan nutrisi.

Jadi jika ingin tanaman kita subur seperti apa yang dialami tanaman² di hutan atau di alam liar, maka kondisikanlah siklus daur hidup tanah dengan sebaik mungkin, harapan ya asupan nutrisi tanaman tetap terjaga terus dan apa yang diharapkan bisa tercapai.

Postingan ini dibuat tidak sekali selesai, saya membuatnya dalam beberapa hari, mencari ilham jawaban dari pertanyaan saya sebelumnya. Sebelumnya saya masih belum bisa menjawab apa yang jadi kegelisahan saya, tapi pada akhirnya saya tercerahkan dari video yang saya bagikan di atas.


Baiklah, eksperimen yang tengah saya lakukan seperti catatan saya tadi akan tetap saya lakukan dan ditambah mencoba mengkondisikan tanah dalam media tanam (baca: pot/ polibag) seperti tanah yang ada di hutan.  Menjadikannya tanah jadi sumber humus atau kompos seperti layaknya apa yang terjadi di hutan atau alam liar.

Segitu saja catatan saya kali ini, semoga bisa menjawab kebingungan seperti yang saya alami sebelumnya, happy planting and growth up with your ☘️. -ngp

#onedayonepost
#umum
#opini
#pengalaman
Sudah lama juga saya gak membahas soal bawang prei yang pernah saya tanam, saya sudah jarang update lagi. Meski saya gak update dipostingan blog, namun saya masih tetap rajin menyiramnya setiap hari, memberinya pupuk daun dan pupuk organik lainnya.

Memang saya hanya menanamnya di dalam pot kecil, itu juga yang membuatnya tak tumbuh seperti yang saya bayangkan. Meski begitu ada hal yang saya sukai itu bawang prei peliharaan ini tumbuh terus bercabang.

Awalnya ketika saya tanam itu hanya batang berakar yang terpenggal. Kemudian saya tancapkan ke tanah, dan ternyata dia tetap tumbuh hingga saat ini dia banyak cabang.


Dokumentasi pribadi, foto ini diambil tanggal 7 Augustus 2023, sore hari.

Saat ini bawang prei yang saya pelihara ini sudah punya beberapa cabang, seperti yang kalian lihat difoto didokumentasi di atas.

Nampak ada 4 daun memanjang menjulur ke atas, dan satu lagi daun kecil yang tengah tumbuh dari bagian batang bawah dekat tanah. Padahal kalau lihat awal² saya tanam itu ya hanya sebuah batang berakar yang terpenggal, eh sekarang sudah tumbuh menjadi beberapa daun menjulur ke atas.

Sempat pada awal bulan lalu itu ada satu daun yang menjulur yang kering, gosong dibagian tengah, lama² menjalar kepucuk, akhirnya saya potong saja supaya tumbuh daun baru.

Kalau dihitung dari sejak saya menanamnya, sudah ada sekitar mau dua bulan nanti tanggal 10 genap dua bulan. Saya ada rencana mencari batang bawang prei lainnya untuk saya tanam, jadi saya punya stok bawang prei yang mencukupi untuk kebutuhan dapur masak sesekali yang membutuhkan bawang prei. Tapi kalau sehari-hari diambil lama² habis juga, bisa gundul dan jadi batang terpenggal lagi deh.

Jika saya membutuhkannya sedikit untuk menambah toping pada masakan, tinggal saya gunting salah satu daun yang menjulur itu.

Di dalam pot kecil ada beberapa bibit tanaman yang saya tanam, ada cabe dan beberapa bibit lain, tapi ya tumbuhnya kerdil. Ya buat hijau² sementara saya biarkan dulu mereka di sana. 

Segitu saja sementara cerita dan sekaligus update soal peliharaan saya yang saya tanam dua bulan lalu. SiJeruk saja sudah ada updatenya, dimana dia mulai lahir buah baru walau masih pentil dan rawan rontok.


Sampai jumpai dipostingan berikutnya membahas soal yang hijau² yang berhubungan dengan tanaman/tumbuhan, masih di Naturality Green Plant. -ngp

#pengalaman
#umum
#onedayonepost
#bawangprei
Beberapa waktu yang lalu saya tengah belajar memahami nutrisi apa saja sih yang dibutuhkan oleh tanaman/tumbuhan.


Saya merasa ini pengetahuan dasar yang perlu saya ketahui, sebelum saya memelihara tanaman/tumbuhan yang saya inginkan, supaya yang saya pelihara ini tumbuh subur, sehat dan bisa menghasilkan sesuatu.

Pembahasan kali ini adalah membahas, bagaimana atau apa yang terjadi jika tanaman/tumbuhan yang kita pelihara kekurangan nutrisi yang pernah dijelaskan pada postingan sebelumnya.

Ilustrasi, memahami kekurangan nutrisi pada tanaman. Gambar diambil dari Google

Jika kita awam, kita berlogika, tentunya ketika membaca post tersebut di atas bisa langsung menjawab, namun seperti apa yang 'benar' dari hasil pengalaman, apabila tanaman/tumbuhan kesayangan kita kurang nutrisi, apa yang terjadi? Mari kita simak catatan di bawah ini.


(-) Chlor (Ci)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi Chlor, maka ciri yang bisa dilihat adalah daun agak keriput, proses pemasakan buah berlangsung lambat, tanaman jadi tidak produktif.


(-) Besi (Fe)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi zat besi, maka ciri yang bisa dilihat adalah warna daun muda kekuningan, tidak berwarna hijau; pertumbuhan tanaman seolah-olah berhenti dan daun-daun pun berguguran dan lama-kelamaan akan mati.


(-) Mangan (Mn)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi Mangan, maka ciri yang bisa dilihat adalah pertumbuhan tanaman/tumbuhan akan melambat, sehingga tanaman menjadi kerdil; daun akan berwarna merah kekuningan dan matinya jaringan daun di beberapa bagian tanaman.


(-) Tembaga (Cu)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi tembaga, maka ciri yang bisa dilihat adalah ujung daun tidak merata, layu dan mengalami kerusakan dan layu. Pada tanaman jeruk dan sayur misalnya, pertumbuhannya akan terhambat.


(-) Seng (Zn)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi seng, maka ciri yang bisa dilihat adalah daun akan berwarna kekuningan dan kemerahan terutama untuk daun-daun tua; daun akan berlubang, mengering dan mati; tanaman akan tumbuh kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.


(-) Boron (B)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi boron, maka ciri yang bisa dilihat adalah munculnya gejala klorosis dari tepi daun, daun menjadi layu, kering dan mati. Daun muda tumbuh kerdil, kuncup mati dan berwarna hitam. Pada tanaman jagung, kondisi ini menyebabkan tongkol tidak berbiji.


(-) Molibdenum (Mo)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi molibdenum, maka ciri yang bisa dilihat adalah daun akan berubah warna, keriput, kering dan akhirnya mati. Pertumbuhan berhenti dan kemudian mati.


(-) Nitrogen (N)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi nitrogen, maka ciri yang bisa dilihat adalah pertumbuhan tanaman akan berjalan lambat; akhirnya tanaman menjadi kurus dan kerdil; warna daun menjadi kekuningan, pendek, kecil dan tegak. yang sudah tua berwarna hijau muda, kemudian berubah kuning dan layu; apabila sempat berbuah maka buahnya akan kerdil, cepat masak lalu rontok dengan sendirinya.


(-) Phospor (P)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi phospor, maka ciri yang bisa dilihat adalah seluruh warna daun berubah menjadi lebih tua dan sering tampak mengkilap kemerahan; tepi daun, cabang dan batang akan berwarna merah keunguan yang lambat laun akan berubah menjadi berbuah, buahnya kuning dan kemudian layu; jika tanaman berbuah, buahnya akan kecil, mutunya jelek dan cepat masak.


(-) Kalium (K)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi Kalium, maka ciri yang bisa dilihat adalah terlihat dari daun paling bawah yang kering atau ada bercak hangus. Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti terbakar dan akhirnya gugur. Bunga mudah rontok dan gugur. Tepi daun ‘hangus’, daun menggulung ke bawah, dan rentan terhadap serangan penyakit.

Nutrisi Kalium ini berbanding terbalik dengan Kalsium dan Magnesium, ketiganya haruslah seimbang, jika tidak terlalu banyak K maka tumbuhan/tanaman akan kekurangan Mg, begitu juga sebaliknya, oleh karena itu asupannya harus pas diantara keduanya.


(-) Kalsium (Ca)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi Kalsium, maka ciri yang bisa dilihat adalah titik tumbuh lemah , terjadi perubahan bentuk daun , mengeriting , kecil , dan akhirnya rontok. Kalsium menyebabkan tanaman tinggi tetapi tidak kekar. Karena berefek langsung pada titik tumbuh maka kekurangan unsur ini menyebabkan produksi bunga terhambat. Bunga gugur juga efek kekurangan kalsium.

(-) Magnesium (Mg)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi Magnesium, maka ciri yang bisa dilihat adalah muncul bercak-bercak kuning di permukaan daun tua. Hal ini terjadi karena Mg diangkut ke daun muda. Daun tua menjadi lemah dan akhirnya mudah terserang penyakit terutama embun tepung (powdery mildew). Kekurangan magnesium menyebabkan sejumlah unsur tidak terangkut karena energi yang tersedia sedikit. Yang terbawa hanyalah unsur berbobot ‘ringan’ seperti nitrogen. Akibatnya terbentuk sel-sel berukuran besar tetapi encer. Jaringan menjadi lemah dan jarak antar ruas panjang. Ciri-ciri ini persis seperti gejala etiolasi-kekurangan cahaya pada tanaman.


(-) Sulfur (S)
Apabila tanaman/tumbuhan kesayangan anda kekurangan nutrisi Sulfur, menyebabkan tanaman/tumbuhan akan bermasalah dalam proses fotosintesis. Kebutuhan nutrisi Sulfur ini sama dengan kebutuhan dari nutrisi Phosphor. Sehingga apabila kekurangan maka menghambat sintesis protein dan hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya klorosis seperti tanaman kekurangan nitrogen. Akan menekan pertumbuhan tunas dari pada pertumbuhan akar. Kemudian juga nampak pada daun muda dengan warna daun yang menguning sebagai mobilitasnya sangat rendah di dalam tanaman.


Itulah kira² ciri yang bisa diamati apabila tumbuhan/tanaman kesayangan kita kekurangan nutrisi baik makro dan mikro. Jadi agar tanaman/tumbuhan peliharaan kita tumbuh dengan sehat maka diperlukan asupan nutrisi yang seimbang dan berkesimambungan, tidak berlebihan apalagi sampai kekurangan.

Semoga resume catatan ini bisa membantu menjadi guide ketika melakukan perawatan tanaman/tumbuhan kesayangan kalian di rumah. Sampai jumpai pada postingan lainnya, happy planting, make your home to be green house. -ngp


#onedayonepost
#teori
Hari minggu ini saya berkesempatan panen (lagi) buah rambusa atau permot atau markisa mini yang kedua kalinya. Panen kali ini saya ambil/ petik buah rambusa yang telah berwarna jingga sebanyak 11 butir. Sebenarnya ada 2 butir jatuh dan pecah karena terhimpit, 1 butir jatuh ke sungai belakang karena jatuh, ada 1 butir yang masih mengantung dan akhirnya jatuh juga karena sulit mengambilnya.


Sebelumnya saya panen perdana sebanyak 5 butir, dan saya post pada postingan sebelumnya, tautan ceritanya kalian bisa baca ditautan terlampir.

Sebenarnya masih banyak calon buah yang bisa dipanen beberapa hari ke depan, ada yang warnanya menjelang kejingga, namun tidak saya petik karena menunggu matang jingga di pohon saja.


Kulit buah rambusa ini sangat tipis jadi ketika jatuh ya pecah kulitnya, meski empuk tapi mudah pecah kulitnya. Bukan seperti kulit telur, tapi ya seperti kulit jeruk yang sangat tipis, kalau kulit jeruk tebal, kalau ini tipis, lebih tebal sedikit daripada kulit anggur. Anggur itu tampak tak berkulit padahal ada kulitnya tapi bisa dimakam, kalau rambusa ini agak tebal lagi dan tidak bisa dimakam sepertinya ya. Entah sih kalau ada yang pernah memakannya, saya belum mengetahuinya. Barangkali ada yang tahu boleh share dikolom komentar ya.

Buah ini ketika dipetik itu seperti berminyak, lengket² gitu. Jika memetik buahnya dan Masih ada serabut halusnya itu juga seperti berminyak dan lengket, menandakan kandungan gula alaminya cukup banyak ya.

Saya sekedar share saja panen rambusa kedua ini, untuk sebagai catatan dan sekaligus pengingat, juga sekalian histori soal perkembangan dari tanaman liar rambusa yang tumbuh di halaman belakang rumah.

Baiklah segitu saja catatan panen kedua dari tanaman rambusa yang saya pelihara. Sampai jumpai pada catatan lainnya.


Selengkapnya bagaimana review buah Rambusa bisa dibaca dipostingan panen yang pertama, tautannya ada di atas. Happy planting on weekend, mengawali pekan dengan yang hijau². -ngp

#pengalaman
#panen
#onedayonepost
#review
#panen
#kebunsendiri