Ada cerita menarik peliharaan love birds saya bertelur ternyata. Ini juga sebenarnya saya ketahui baru² ini, mungkin seminggu belakangan.


Beberapa waktu yang lalu saya sempat mencarikan jodoh untuk love bird betina yang saya perlihara sebelumnya si Cuwit, sempet juga saya posting diblog Naturality Healing. Love bird jantan berwarna biru, tapi gak lama si jantan ini mati karena kehabisan makan tapi dia gak bisa bertahan.


Jantan ini saya beri nama Cuwat, namun sayangnya dia tidak 'secuwat' namanya, dia harus mati karena gak bisa nahan lapar. Padahal dia burung yang bagus warnanya, saya suka.


Alhasil si Cuwit jadi janda kembang. Entahlah mereka ini sudah sempet saling berhubungan atau tidak. Tapi dugaan saya sih belum, mereka baru tahap penjajakan.

Saya belikan rumah kayu tapi waktu itu mereka jarang mendiaminya, lebih sering tidur di luar. Malah si Cuwit gak pernah tidur di dalam rumah, selalu bertengger. Si jantan yang malah sering masuk ke rumah kayu ketika waktunya tidur.

Setelah itu saya mudik ke Cirebon, saya membawa seekor love bird lagi, tapi entah dia itu jantan atau betina. Tidak dan belum bisa dipastikan, tapi dugaan saya betina. Love bird yang saya bawa ini masih satu saudara, karena dulu sewaktu kecil mereka lahir dari kelompok telur yang sama, hanya saja si Cuwit diurus oleh adik saya langsung sedangkan saudaranya dipelihara teman ibu saya.


Kebetulan pas lebaran kemarin saya bilang butuh love bird untuk teman si Cuwit, berharap dia itu jantan, tapi ternyata tidak ada yang tahu pasti jenis kelaminnya.

Love bird baru ini saya bingung beri nama siapa, tapi saya namai dia si Mabro, karena saya bingung dia jantan atau betina. Nama Mabro ini artinya adalah 'maybe bro', mungkin dia brother (saudara laki²).

Cuwit dan Mabro lebih cepat akrab. Cuwit dan Mabro ya perlahan akrab dan jadi teman, terkadang mereka berantem, kadang ya akur kalau pas malam jam istirahat mereka ya tidur berdekatan, entah nangkring atau tidur di dalam rumah.

Sejak beberapa minggu saat saya tulis postingan ini, mereka sering tuh aktivitas di dalam rumah kayu. Entah ngapain mereka ini, sering sekali berdua bersama di sana. Kadang keluar gantian, untuk makan.

Suatu waktu saya penasaran apa yang mereka lakukan di sana, saya intip kandangnya dan saya lihat ada warna putih², eh ternyata itu telur.

Saya sempet senang waktu lihat telur itu. Tapi lama² saya mikir, ini telur itu datang dari mana, jika di Mabro ini betina, koq bisa bertelur. Ya syukur kalau Mabro ini betul² jantan.

Saya baca² dan nonton Youtube, ternyata bisa saja love bird betina itu bertelur tanpa jantan, tapi telurnya gak akan pernah bisa menetas, karena infertil, karena tidak dibuahi sel jantan.

Lho koq bisa bertelur?

Tentu bisa, ketika masa birahinya love bird betina bisa saja bertelur atau mengeluarkan telur, tapi telur itu gak bisa menetas.

Hal ini didukung karena makanan yang baik, sehingga ketika masanya birahi telur bisa saja keluar, yang seharusnya ketika ada jantan yang membuahi maka telur itu akan jadi telur fertil.

Memang saya sejak Mei, setelah si Mabro datang jadi rutin memberikan kangkung segar untuk makanan tambahan mereka berdua. Mungkin karena kangkung ini mendukung masa birahinya, dan pada saat waktunya bertelur, maka keluarlah telur itu.



Saya sempet baca literatur, bahwa love bird punya masa penetasan telur itu 21 hari. Nah, sekarang tinggal tunggu saja, apakah nanti setelah 21 hari berlalu ada love bird menetas? Jika tidak ada, berarti fixed bahwa kedua love bird yang saya pelihara adalah duo betina.

Untuk itu saya harus tetap mencari jodohnya, yaitu love bird jantan untuk kedepannya.

Walau pada akhirnya nanti akan ada 2 betina dan satu jantan, artinya adalah 'poligami' sistem yang terjadi disana. Akankah bisa akur kedua betina ini? Ya itu jika tadi, dugaan terbukti.

Nah, ayo tebak, menurut kalian apakah dugaan saya ini benar?

Jawaban soal ini akan saya posting pada postingan berikutnya. Untuk menebak² mungkin sulit ya, kalian gak cukup membaca postingan ini, karena bagi yang ngerti mesti harus mengamati Mabro secara langsung, untuk memastikan Mabro ini jantan atau betina.


Kalau si Cuwit jelas dia adalah betina, saya bisa pastikan itu, karena saya pernah mencatat dan membuat video ketika si Cuwit tengah birahi.




Baiklah segitu dulu, update soal catatan ini akan saya share dipostingan lain terpisah. Sampai jumpa dipostingan berikutnya. -cpr

#onedayonepost
#lovebird
#telurlovebird
#umum
#teori
Nikmatnya punya blog adalah jadi punya catatan masa lalu dan bisa dijadikan perbandingannya dengan saat ini. Blog juga jadi sarana merekam situasi dulu dibandingkan saat ini.

Melihat halaman rumah saya saat ini sedap dipandang, karena hijau² saat ini pemandangannya, ada sedikit warna dari buah² cabai yang tengah berubah warna ke merah.

Saya mencoba membandingkan kondisinya sekitar tahun 2023 bulan November.


Dalam waktu 2 bulan, dari awal November - akhir Desember 2023 itu terlihat perbedaan hijaunya, dimana pertumbuhan tanaman cabe sangat cepat, sebelumnya hanya dibawah tembok pagar, saat akhir Desember 2023 si cabe sudah tumbuh lebih tinggi dan mulai berbuah.

Kondisi ini terjadi karena musim penghujan tiba, beberapa hari sempet hujan, sehingga nutrisi air hujan mempercepat pertumbuhan.

Sewaktu saya membaca postingan tahun lalu, saya lihat ada foto yang mengarah ke halaman depan rumah, dimana di sana nampak tanaman² peliharaan saat itu masih kecil², warna hijaunya belum kelihatan mayoritas.

Jika dibandingkan dengan suasana saat ini jelas sekali berbeda. Sekarang banyak tanaman yang ditanam dan kesemuanya nampak subur.

Dulu tahun lalu, 2023, saya baru memulai memelihara tanaman, sehingga urusan pupuk belum terpikirkan, sehingga tanaman² dan tanahnya tidak sesubur saat ini.

Kalau saat ini penyiraman air sudah bisa dikatakan rutin, karena air buangan dari aquarium sidat ini saya manfaatkan sebagai pupuk cair untuk semua tanaman yang saya pelihara. Daripada air buangan terbuang begitu saja, ada baiknya air kotoran sidat dibuat pupuk untuk tanaman.

Soalnya, sidat dikatakan sebagai peliharaan budidaya yang 'zero waste'. Mungkin juga kotorannya punya kandungan nutrisi baik untuk tanah, sehingga bisa dimanfaatkan tanaman perliharaan saya, daripada air terbuang percuma begitu.

Kemudian buang cucian kotoran burung juga saya manfaatkan. Belum lagi cucian air beras. Kemudian rendaman dari cucian daging atau ikan ketika pembersihan sebelum masak. Larutan penyedap dari vetsin dll.

Inilah foto dokumentasi suasana halaman depan rumah, foto diambil pada pertengahan Juni 2024.

Ini foto diambil tanggal 18 Juni 2024, sore hari sepulang kantor.

Dari kesemua tanaman yang jadi penampil periode tanam batch #2 2024, yang paling menonjol ini ada terung dayak, labu kuning dan tanaman cabe taman peliharaan batch #1 2023 yang saat ini masih bertahan, masih produktif menghasilkan buah² cabai.

Terung dayak ini walau belum berbuah tapi tingginya sudah satu meter saja, hijau² daunnya bikin seger. Kemudian labu kuning itu awal benih ditanam di kebun petak mini samping rumah, karena dia menjalar, akhirnya mulai masuk ke dalam halaman rumah, dan merambat di pager depan.

Periode tanam batch #2 2024 ini soal pupuk semua organik, ya memanfaatkan yang ada, seperti yang disinggung di atas tadi.

Saya sengaja buat catatan ini untuk pengingat momen seperti ini pernah terjadi. Post ini juga terpikir setelah saya melihat dokumentasi tahun lalu, menjelang akhir tahun, suasananya beda dengan saat ini. Hal yang sama juga pasti terjadi tahun² ke depan, pasti ada suasana berbeda nanti. Setidaknya jika saya punya catatan sejarah saat ini, bisa dibandingkan kelak.

Sebenarnya banyak hal yang ingin saya catat seperti ini, senang ketika membandingkan suasana dulu dan saat ini, perbedaannya, vibesnya, serta cerita² dibaliknya itu yang jadi value sendiri.

Buat orang lain hal ini "apa seh", "nyampah", tapi tidak buat saya, apa yang dinilai gak berguna buat orang lain, berharga dimata saya.

Saya hanya orang biasa. Pahlawan selalu dicatat dalam sejarah oleh sejarahwan. Siapa lagi yang mau mencatat sejarah saya, kalau bukan ya diri saya sendiri.

Sebagai penutup, pernyataan yang selalu saya sampaikan diberbagai kesempatan, "saya hanya orang biasa, dimana pahlawan selalu dicatat dalam sejarah oleh sejarahwan, karena saya bukan siapa², siapa lagi yang mau mencatat sejarah kita kalau bukan diri kita sendiri."

Sampai jumpa dicatatan serupa pada postingan berikutnya atau lainnya. -ngp

#onedayonepost
#umum
#pengalaman

Selain feeding dipagi dan malam hari, yang gak luput harus dilakukan adalah cleaning aquarium, bersih² aquarium tujuannya supaya kualitas air untuk media hidup sidat terjaga.

Selain pakan, soal menjaga kualitas air itu penting, karena dari air yang baik itu bisa meminimalisir penyakit dan menjaga nafsu makan si ikan juga.

Ketika penggantian air ini juga pengaruhnya ke suhu dan pH air. Kebetulan beberapa hari ini suhu ambient lagi drop, jadi ketika mau nguras saya lihat sikon kali ini. Supaya suhunya gak drop, masa kemarin suhu ditermometer itu sampai angka 26°C, saking terpengaruh suhu sekitar.

Suhu ditoren penampung air bisa dibawah itu, karena satu toren disimpan di luar, kemudian sumber air dari mata air menambah semakin drop suhu air.

Alhasil saya sempet menunda cleaning, barulah malam ini saya lakukan cleaning karena sudah gak bisa ditunda, sudah kotor sekali. Dasar aquarium sudah banyak endapan kotoran sisa pakan dan kotoran sidat itu sendiri.

Kalau suhu normal, air bisa menjadi panas ketika siang hari, panas terik ikut naik juga suhu airnya ketika proses penggantian air, bisa sampai 30°C.

Saya mencoba menjaga suhu air dikisaran 28°C - 30°C, ya diantara itu lah.



Memilih waktu cleaning juga jadi trik sendiri. Meski belum pernah sih nampak efek secara langsung jika tak melakukan diluar kebiasaan itu. Saya menjaga apa yang biasa dilakukan di Olivia Farm. Kebiasaan yang biasa dilakukan di sana.


Apa saja yang saya lakukan ketika proses cleaning?

Pertama ya saya mulai menggosok dan membersihkan dinding kaca, baik kaca tegak maupun kaca dasar aquarium untuk mengangkat kotoran yang mengendap di sana.

Kedua, setelah kotoran terangkat, saya coba kumpulkan di sudut aquarium walau gak mudah karena seringnya kotoran terangkat, mengambang, hal ini mempersulit membersihkan semua kotoran.

Ketiga adalah proses penyedotan air sekaligus kotoran yang tadi sudah dikumpulkan, saya gunakan vacuum pump yang pernah saya beli sebelumnya. Air dibuang itu maksimal 50%-60%.


Keempat adalah pengisian air baru ke aquarium. Saya menggunakan air mata air yang ditampung ke toren air, ini air baku yang saya gunakan untuk keperluan dapur juga, masak memasak hingga mandi. Saat ini saya belum punya penampung air sendiri khusus air supplay ke aquarium.

Kelima adalah penggantian filter busa yang telah kotor dengan yang masih bersih, sehingga proses penyerapan dan penyaringan kotoran lebih optimal.

Terakhir ya pengecekan suhu air dan pH untuk catatan pribadi saya.

Sejak awal, periodik untuk cleaning 2 hari sekali, tapi melihat sikon juga. Satu hal, jangan menunda membersihkan, karena bisa fatal kalau menunda, takutnya nanti air kotor sumber penyakit dan mengganggu kehidupan si ikan.

Kalau dilihat dua minggu ini, kesulitan yang saya hadapi ketika cleaning antara lain:
- tidak bisa maksimal dalam membersihkan kotoran;
- kotoran di rumah persembunyian si ikan tidak bisa bersih maksimal;
- water pump utama bagian saringan penyedotnya sering luput dari pembersihan;
- kesulitan menjangkau sudut² aquarium karena terhalang media filter yang ada di atas aquarium;
- kemudian ketakutan saja sidatnya ikut tersedot, padahal sih ada pengaman saringannya, tapi saya memperlakukannya seperti mengurus bayi, jadi terlalu takut. Soalnya sidat ini justru penasaran dengan benda yang masuk, cenderung mendekati ke benda asing yang masuk ke air.

Sejauh ini kesulitan yang saya hadapi diminggu awal pemeliharaan ya seperti yang tersebut di atas.

Segitu saja deh sharing saya ketika proses cleaning media budidaya sidat saya, walau sementara baru satu aquarium, saya berharap kedepannya bisa berkembang, dimulai dari satu ini untuk membiasakan saya mengurus tambahannya diwaktu yang akan datang.

Kondisi setelah pengurasan maksimal seperti ini. Media filternya kurang maksimal menyaring kotoran sehingga ya maksimal 2 hari sekali harus pembersihan.

Sampai jumpa dipostingan saya membahas soal hobi baru saya ini, memelihara sidat di aquarium ala rumah tangga Indonesia, sekalian menunjukan bahwa memelihara sidat di rumah itu bisa lho, sebagai sumber pakan untuk lauk keluarga yang punya gizi terbaik. -ngp

#onedayonepost
#budidayasidat
#cleaningrutin
#pengalaman
Sudah dua hari ini suhu ambient relatif dingin, karena dua hari lalu diguyur hujan yang relatif lama dan merata, sehingga membuat hawanya menjadi sejuk.

Kondisi ini akhirnya mempengaruhi suhu air yang ada di aquarium, yang padahal ada di dalam sebuah wadah kaca, tapi ternyata ikut terpengaruh lho.


Berdasarkan data yang saya catat tiap harinya, suhunya biasa ada dikisaran 29°C rata² tapi kini berubah dikisaran 27,5°C sampai dengan 28°C. Bahkan sempet menyentuh 26,5°C.

Nah yang repot ini karena saya kan menggunakan air dari sumber mata air yang dipipanisasi, alhasil ketika air dari sumber itu kan dari dataran lebih tinggi, misalkan di sana hujan dan suhu udara di sana dingin, maka air yang dibawa jadi ikut dingin, ditambah suhu ambient lingkungan juga dingin.


Pas penggantian air dengan air baru, karena air langsung dari sumber maka air yang masuk aquarium jadi ikutan dingin, suhunya pasti drop, 0,5°C sampai 1°C. Ya memang gak ekstrim, tapi jika membaca literatur suhu ideal pemeliharaan sidat itu ada dikisaran 28,5°C sampai dengan 30°C.

Saya juga sempet baca di literatur lain, suhu pemeliharaan sidat dibeberapa segment pertumbuhannya sbb.:
#1 Pada tingkat Glass Eel (GE) : 28°C - 31°C
#2 Pada tingkat Elver : 29°C - 32°C
#3 Pada tingkat Fingerling dan pembesaran : 28°C - 32°C

Nah tinggal kalian lihat dan kondisikan dirange ya, berarti kan tidak dibawah atau di atas suhu yang jadi acuan.

Perhatikan yang bercetak tebal ya, jika kalian mau memelihara sidat, itu suhu ideal yang perlu dijaga.

Saya sempet jadi bingung ya mau melakukan penggantian air dengan kondisi ini, sekarang saja saat saya membuat post ini, suhu air ada di 26,5°C. Bagaimana kalau saya ganti air, bisa makin turun lagi deh.

Kalau kata Olivia Farm, yang jadi mentor saya dalam merintis budidaya sidat ini, suhu air itu mempengaruhi nafsu makan si ikan.


Ketika proses feeding saya selalu amati sih, sejauh ini ketika suhu air tidak stabil cenderung rendah begini, nafsu makannya masih stabil. Memang tidak selalu pakan habis ketika feeding, tercatat baru 3x saja pakan itu habis, itu pun tidak ludes bersih, tapi lebih habis dari biasanya. Namun melihat fisik mereka yang setelah feeding perutnya pada gendut², artinya nafsu makan mereka masih relatif baik.

Sepertinya suhu yang ada saat ini adalah suhu maksimal terendah, usahakan sih jangan sampai rendah lagi. Mungkin juga karena kualitas air sumber yang relatif baik, itu menjaga nafsu makannya.

Untuk urusan pH masih ada dikisaran 9, tidak begitu akurat memang karena saya menggunakan pH kertas lakmus, jadi berdasarkan perkiraan mata saja.

Jenis sidat yang saya pelihara saat ini jenisnya adalah Aquila bicolor bicolor. Merupakan jenis sidat yang umum di Indonesia.

Di literatur lain, untuk urusan pH yang ideal itu di 7-8 dan kandungan oksigen dalam air di 5 ppm. Butuh alat DO Meter untuk mengukur ini, sudah punya? Kalau saya belum, masih menggunakan instink saja lah dulu.

Kembali lagi, kalau kalian cari di Google pasti bingung karena range nya berbeda-beda ditiap pembudidaya. Karena apa?

Karena hampir tiap pembudidaya dan mitra binaannya punya cara dan triknya masing², ada yang mengejar bobot saja dan kebertahanan si ikan, minim mortalitas. Ada yang ngejar kualitas daging yang terbaik.

Kebanyakan dari pembudidaya tidak kejar kualitas daging, asal sidat hidup dan berat masuk spek jual, untuk urusan daging gak terlalu dipikirkan. Soalnya kualitas daging itu dipengaruhi proses pemeliharaan dan pakan, menjaga media peliharanya dalam kondisi yang terkondisi maka kualitas daging yang diharapkan bisa tercapai.

Satu hal lagi, pelihara ikan ini ibarat kita memelihara hewan peliharaan, pelihara dengan hati, demi mendapatkan kualitas daging terbaik, bukan memperlakukannya seperti ikan budidaya pada umumnya.

Berusaha seperti melalukan hobi, inilah objeknya. Butuh konsistensi memang dan memelihara dengan hati, layaknya memelihara hewan peliharaan pada umumnya.

Segitu aja deh sharing saya soal pengalaman saya mengenai suhu aquarium peliharaan sidat generasi pertama saya dipelihara. -ngp

#onedayonepost
#pengalaman
#budidayasidat
#suhuideal


Waduh, nyaris saya dibuat stres pagi ini. Why?


Akhir pekan kalau di rumah kan saya biasa bersih² kandang burung, urusin peliharaan hidup di rumah. Nah pas tadi lagi beres², ternyata saya itu lupa nutup pintu kandang dan saya gak sadar.

Saya tinggal duduk di ruang tamu, sambil scrol IG. Pas saya keluar, lihat di atas kandang koq love bird saya ada di luar kandang, masa iya kandangnya 'bocor', eh dalah ternyata pintunya kebuka, pantas saja keluar. Untungnya hanya seekor yang keluar, yaitu si Cuwit ternyata.

Itu liat mukanya masih stres, seperti masih shock apa gimana gitu. Atau dia lagi keinget suatu momen kali ya, inget waktu masih dipegang sama adik saya, sebagai majikan yang paling pertama.

Ini sebenarnya kali kedua si Cuwit keluar kandang, dan kedua kalinya selamat bisa kembali ke kandang, ya dengan sedikit drama.

Saya ini kan takut ya soalnya si Cuwit ini suka gigit, tapi pas tadi emang gak ada drama gigitan, dia sepertinya memahami saya adalah partnernya selama ini. Dia mengenali saya, walaupun dia agak takut sedikit.

Cuwit sempet terbang itu di halaman, walau emang gak tinggi, dia hanya pindah posisi saja. Mungkin agak takut dia, takut diapain gitu.

Sampai akhirnya si Cuwit itu masuk ke arah dalam rumah, dia nangkring di meja studio dan di atas cantelan gitar.


Saya coba merayunya supaya dia mau naik ke tangan saya dengan sendiri tanpa saya pegang, takutnya dia stres dan menggigit, jadi saya berusaha dia yakin pada saya, bahwa saya gak membahayakannya.

Alhasil dia naik ke tangan saya, sempet saya belai juga dan dia gak menggigit, lalu perlahan saya bawa ke kandangnya dan dia berhasil masuk. Fiuh, lega sekali rasanya. Bayangkan kalau dia lepas, saya stres bagaimana dia bisa hidup di alam bebas, makannya gimana, tidurnya gimana, belum lagi kalau ada predator (ular) atau burung lain yang ganas. Soalnya sejak lahir terbiasa semua tersedia dan diperhatikan.

Itu yang buat saya stres dan kasihan, kalau dia mandiri sih gak masalah.

Untung saja bisa balik, itu yang terpenting. Setelah masuk kandang nampak mukanya stres, mungkin terbawa perasaan takut saya.

Sebenarnya ingin sih ajak rutin dia main, tapi kadang dia masih belum paham keluar masuk kandang, jadinya ya itu kekhawatiran saya.

Ah yang penting masalah ini terselesaikan, stres saya kalau sampai gak balik, soalnya dia partner hidup saya saat ini. Bener² pengalaman yang membagongkan. -ngp

#onedayonepost
#lovebird
#cuwitkabur
#pengalaman
Post kemarin saya sempet bahas air hujan itu air yang paling baik buat tumbuhan² yang ada di alam, ketika tumbuhan² di alam liar gak terpelihara, alam memeliharanya sendiri, menyiraminya dengan air hujan.


Efek penyiraman air hujan yang positif kita semua tahu ya. Tapi yang negatif itu lebih ke pertumbuhan si tanaman ya, jadi tanaman² yang batangnya masih muda dan belum kokoh berdiri, karena keberatan dengan massa air hujan, mereka jadi rebah.

Itu dia si tomatnya jadi gak karuan, saya coba bantu tahan dengan batu dipangkalnya supaya batang tegak dan saya berikan kayu penahan di pangkal batang, supaya lebih kuat berdiri sampai dia bisa tegak dengan sendirinya.

Ini terjadi pada tanaman tomat saya, yang minggu lalu itu tumbuh subur tegak, eh sejak hujan beberapa hari jadi rebah, tumbang dia.

Bukan tumbang mati, tapi hanya rebah, tapi dia masih hidup, ya hanya penampilannya yang rebah jadi kaya gak sehat, belum lagi dedaunannya yang kena cipratan tanah, jadi memberikan kesan kotor.

Di petak mini ini seperti yang sering saya ceritakan, ada labu kuning yang tumbuh makin menjalar ke sana kemari, sulur² nya mencari pegangan yang tepat untuk mapan.

Saya lihat juga si labu madu sudah muncul bunganya, berwarna kuning. Nah ini menandakan waktu untuk munculnya buah hampir dekat.


Dari pengamatan, baru dua bunga muncul di dekat pangkal awal tumbuhnya tunas. Di bagian sulur² yang lain belum nampak, soalnya masih mencari tempat mapan sepertinya.

Tanaman kangkung saya tumbuh, tapi itu nampak kotor kena cipratan tanah karena hujan, lalu daun² nya banyak berlubang dimakanin serangga. Saya biarkan saja lah, buat keseimbangan ekosistem, rantai makanan, serangga makan sayuran dedaunan, mereka dimakan serangga lebih besar, kemudian dimangsa lagi oleh predatornya, kemudian begitu terus selanjutnya. Saya hanya membantu menyediakan tanamannya untuk dimakan mereka saja, yang penting gak mengganggu saya secara langsung atau tidak.

Pagi ini cukup cerah, matahari pagi bersinar cukup terik, menyeimbangkan suhu yang dingin selama beberapa jam karena efek hujan.

Saya tadinya mau membersihkan rumput² di sekitar petak mini, eh ada tai kucing yang masih segar di sana, mengganggu pemandangan dan penciuman, akhirnya saya urungkan membersihkan rerumputan gulma di sana.

Menyenangkan sih melihat kebun hijau², apalagi kalau kebun yang kita pelihara menghasilkan sesuatu, minumal ada progresnya seperti pagi ini saya lihat sudah muncul bunga baru.

Terung dayak di pot saya amati juga tumbuh makin tinggi, hampir semeter sepertinya, daun² baru juga muncul. Tapi memang kalau dia ini belum waktunya berbunga, jadi sabar saja menunggu progresnya.

Ada yang kurang sehat itu pertumbuhan timun, sepertinya dia kalah saing dengan labu kuning, dia yang harusnya menjalar ke atas koq malah jadi ke bawah, alhasil kalah sama rumput dan tanaman lain, kehidupannya hidup segan mati tak mau. Saya akan coba biarkan, melihat survivalnya di alam seperti apa. Toh di alam, dulunya mereka juga survive sendiri, sampai dia dikenal sebagai tanaman konsumsi.

Segitu dulu deh catatan pagi ini yang bisa saya bagi, dihari minggu, libur awal pekan ini dipertengahan bulan Juni 2024. Sampai jumpa dipostingan berikutnya lagi, bahas apa lagi ya nanti, ditunggu saja lah ya. -ngp

#onedayonepost
#pengalaman
#umum
#kebunpetakmini
#kebunhalamanrumah
Sudah beberapa hari ini saya tidak melakukan aktivitas rutin saya, yaitu menyiram tanaman baik pagi dan malam hari. Why?

Karena tumben juga beberapa hari ini suasananya mendung dan hujan turun dengan derasnya, padahal sebelumnya itu panas terus, malah dikira sudah masuk musim kemarau. Tapi memang sudah seharusnya kemarau sih.

Saya ingat, waktu periode tanam berkebun saya tahun 2023 yang lalu, itu juga sama, sewaktu saya jarang menyiram tanaman, terus tiba masuk musim penghujan, tanaman² peliharaan saya itu kan jadi rutin kesiram air hujan, itu tanamannya jadi tumbuh subur lebih cepat, pengamatan saya waktu itu ke tanaman cabai, yang awalnya saya pikir bakal jadi cabai kerdil, eh pas masuk musim hujan, sering kena air hujan, setelahnya gak sadar tahu² itu tanaman cabai jadi rindang aja.

Ilustrasi gambar diambil dari Google

Pas ditahun ini, saya baru mulai mikir, hmm memang sepertinya air hujan itu walau gak dikasi nutrisi apa², tapi punya sesuatu yang dibutuhkan tanaman.

Itu kenapa, alam ini punya caranya sendiri untuk merecovery dirinya, karena mereka punya semua yang mereka butuhkam untuk hidup.

Kalau kita menyiram tanaman, kalau pakai air biasa aja ya tumbuhnya biasa aja, tapi kalau airnya kita berikan nutrisi tertentu, pasti tanaman seperti dibooster. Sedangkan dengan air hujan yang tanpa diberikan nutrisi apa², tanaman² bisa tetap subur.

Belakangan untuk menyiram tanaman, selain menggunakan air bersih, saya gunakan air cucian beras, lalu air dari kurasan aquarium sidat peliharaan, dan air cucian filter busa yang menampung kotoran sidat. Kemudian air dari pembersihan kotoran burung juga saya gunakan.

Air² itu saya anggap sebagai air bernutrisi, jadi saya gunakan untuk menyiram, daripada dibuang percuma begitu saja ke saluran pembuangan.

Tapi untungnya saluran buang air di halaman depan itu bukan cor beton, tapi masih tanah, sehingga air cucian² tadi yang saya sebut jika tak disiramkan ke tanaman pasti terserap ke dalam tanah, harapannya bisa menyuburkan tanah di sekitar.


Tapi tetap dari semua itu, air hujan itu lebih punya banyak nutrisi yang dibutuhkan semua tumbuhan di dunia ini, itu kenapa hutan yang gundul, misalnya diberikan rutin air hujan, lama² pasti akan muncul vegetasi baru yang akan merecovery hutan itu kembali menghijau.

Meski gak instan, perlahan namun pasti, itu bukti bahwa air hujan itu memberikan kesuburan dengan caranya sendiri.

Nah supaya kita pintar juga, apa saja sih kandungan dari air hujan ini?

Eits, ini air hujan yang normal ya, bukan air hujan yang jatuh di daerah industrial penuh polusi, yang ada itu air hujan gak sehat, sering disebut dengan hujan asam, karena terpolusi oleh polutan di udara di sekitar daerah yang berpolutan itu, dimana hujan turun.

Kandungan air hujan antara lain:
#1 Uap air atau H2O
Kalau ini jelas kan, hujan terbentuk dari uap air yang terpanaskan dan uap ini naik ke udara dan membentu gumpalan² awan diangkasa.

Jangan dengar itu kata pemuka agama yang bilang hujan turun begitu saja dari langit karena pemberian Tuhan begitu saja. Emang benar semua itu karya Tuhan, tapi ada hal ilmiah yang menjelaskannya dalam siklus hidrologi. Tolol itu pemuka agama yang ngaco begitu jangan didengar ya! Pembodohan itu namanya, gak mencerdaskan!

#2 Karbon
zat karbon yang terdapat pada air di dalam hujan berupa silika dan juga, yang merupakan zat debu yang mengikat molekul-molekul pada air hingga terbentuklah hujan.

#3 Asam nitrat
Kandungan asam dapat dinyatakan dalam pH. Air pada hujan normal memiliki pH 6, sedangkan hujan asam memiliki pH di bawah normal, yaitu di bawah 5,7.

#4 Garam
Sumber air pada hujan berasal dari uapan air laut, maka tidak heran jika hujan mengandung garam. Air pada hujan yang mengandung banyak kandungan garam adalah hujan yang terjadi di daerah pantai.

#5 Asam sulfat
Merupakan asam mineral (zat anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air dan berpenampilan seperti cairan higrokopis, berminyak, tak berwarna, dan tak berbau.


Air hujan disebut sebagai bentuk air paling murni yang ada di bumi jika dibandingkan dengan pasokan air minum. Air hujan yang dapat digunakan untuk kesehatan salah satunya adalah air hujan yang turun di lingkungan yang bersih.

Ada baiknya jika kalian mampu, di rumah punya tandon penampungan air hujan yang cukup, untuk digunakan mendaur ulang air, sehingga air untuk kebutuhan siram² bisa memanfaatkan air hujan, sedangkan air bersih yang merupakan air baku, hanya untuk kebutuhan hajat hidup, sehingga kelangsungan siklus hidrologi lebih terjaga.

Gitu aja deh sharing² ringan, ya terpikirkan ketika tengah mengamati hujan yang menyirami tanaman² peliharaan pada periode bercocok tanam periode kedua (II/2024). Jumpa lagi bahasan dipostingan lainnya. -ngp

#onedayonepost
#airhujan
#hujanuntuktanaman
#umum
#pengalaman
#teori
Wah gak sangka ya, pas banget hari ini pas setahun blog ini NGP rilis di internet, menemani blog² saya yang lain yang sudah eksis sebelumnya.

Jadi blog ini dulu dibuat untuk mengakomodir catatan² saya ketika menggeluti hobi bercocok tanam, daripada saya gabungkan diblog gado², mending saya jadikan satu saja tersendiri.

Jadi NGP ini menyimpan histori ketika saya melakukan hobi bercocok tanam, dimana tahun lalu itu jadi periode pertama, atau bisa dikatakan batch I saya memulai hobi berkebun.



Tahun ini 2024, jadi batch II, dimana periode kedua saya memulai lagi berkebun, dengan beberapa tanaman yang saya rawat. Pada periode pertama yang lalu, hanya menyisakan tanaman cabai saja yang masih hidup, oh ya tambah tanaman hias lidah mertua. Tanaman lainnya mati dan tidak bisa bertahan.

Nah periode kedua ini ada beberapa tanaman yang saya rawat, beberapa ya ada terung dayak, kangkung, tomat, labu kuning, timun, kemangi, lidah buaya (ini sebenarnya sudah ada sejak periode pertama, tapi gak sehat, baru setelah dipindah pot periode kedua ini tampak lebih subur dan sehat).

Nah ternyata nih, blog ini yang tadinya untuk menghobi tanaman, jadinya saya masukan hobi lainnya, seperti memelihara hewan².

Jadi jangan kaget kalau meski namanya Naturality Green Plant, bahasanya lebih ke hayati, ternyata ada hewaninya, karena saya memasukannya ke dalam blog ini sekalian.

Jadi saya juga masukan histori saya memelihara burung love bird, perkutut jawa liar dan yang terbaru adalah peliharaan sidat (yang dimulai pas di Juni 2024 ini).

Pas kebetulan hari ini bertepatan dengan anniversary blog ini, saya pas ada waktu senggang membuat postingan ini ditanggal yang bersejarah buat Naturality Green Plant.

Semoga ya ke depan blog ini bisa menyimpan banyak catatan soal hobi saya ini, dan bisa jadi pengingat yang baik, sharing² bagi blogger lain yang pas kebetulan blog walking ke sini.

Segitu saja, semoga bisa terus konsisten dan eksis di dunia maya. Happy anniversary -ngp

#onedayonepost
#blog
#anniversaryfirst

Kalau tidak salah ya sudah jalan mau 2 minggu ini saya pelihara peliharaan baru (ikan sidat). Meski ada perbedaan sejak datang hingga saat ini, 10 ekor ikan yang saya pelihara ada pertumbuhannya, mereka tumbuh dengan baik.

Namun ya itu, sejak awal datang, saat feeding, selalu pakan tidak habis ludes. Saya hitung sekali saja pakan habis ludes, habis itu sampai saat ini saya buat post ini selalu saja nyisa.

Ini salah satu ikan yang agak besar dari kelompoknya, masih mencoba menikmati pakannya. Secara nafsu makan ada, tapi gak merata disemua ikan.

Time feedingnya ini bervariasi, tapi biasanya diatas 1 jam, range 1-2 jam time of feedingnya, tapi ya tadi masih selalu menyisakan pakannya.

Pakannya diadon atau diuleni jadi pasta, dimana adonannya ini terdiri dari tepung ikan, additional dan tepung kanji sebagai perekatnya supaya jadi pasta itu. Plus tambahan sebagai toping diberikan cacing darah di atasnya.

Namun belakangan, 1-3 hari ini saya amati nampaknya mereka lebih suka ke topingnya saja. Memang sih habis makan, saya amati perut ikan² ini gemuk² seperti kekenyangan, ada yang sampai nyangkut itu badannya pas lagi nyelap-nyelip di sela thermometer.

Gak mudah sih emang, tapi sebagai pemelihara kita harus sering mengamati dan belajar memahami bagaimana ikan ini maunya, nafsu makannya seperti apa, apa ada yang salah. Apakah terpengaruh dengan suhu air kah, pH air yang gak mendukung kah?

Perkembangan ikan peliharaan saya pada batch I ini bisa dilihat diQR code di bawah ini.


Saya sampai berpikir apakah dalam pengadonan atau menguleni adonan kurang kalis atau bagaimana ya. Sebagai pemula emang harus sering mencoba dan belajar memahami, itu pasti.

Ke depan saya akan coba selang-seling, dimana feeding pagi saya berikan tanpa toping, nanti pas feeding malam saya berikan dengan toping.

Kemudian saya sepertinya harus punya takaran tertentu supaya jelas, berapa gram sih pakan yang optimal dihabiskan, berapa gram pakan yang kelebihan, supaya gak banyak pakan terbuang percuma.

Saya mencoba mencatatnya diblog ini sebagai histori, proses yang saya jalani ketika awal. Karena gak mudah memang ketika memulai. Saya memulai ditahap kedua, belum ditahap awal dimana di sana bagian paling sulit.

Tahap awal gimana?

Tahap awal itu maksudnya memelihara sejak GE, kalau saya emang pemula, tapi memulainya untuk pertama saya dimulai dari elver, coba memulainya dari GE, itu yang sulit.

Tapi jika tahap awal memelihara dari GE berhasil, maka kedepannya pasti lebih bisa lah ya.

Ini juga sekalian sebagai gambaran bahwa rumah tangga² keluarga² di Indonesia bisa lho memelihara ikan ini sebagai sumber makanan bergizi, untuk mencegah stunting. Para ayah, bisa memelihara ini, daripada memelihara ikan² yang gak bisa dikonsumsi, hanya buat hobi dirinya sendiri. Boleh sih, tapi ada baiknya memelihara sesuatu buat asipan gizi terbaik keluarga, terutama untuk anak.

Segitu saja deh sharingnya, nanti saya lanjutkan pada cerita lainnya dalam proses saya memelihara ikan sidat ini. -ngp

#onedayonepost
#budidayasidat
#sidataquarium
#sidatuntukrumahtangga
#sidatelver
#sidatpandaan
#pengalaman


Hewan² terkadang nasibnya selalu jadi 'kelinci percobaan', nasibnya apa memang begitu ya, disamping mereka memang tidak sesempurna manusia yang punya akal budi.

Malah terkadang bukan cuma hewan yang nasibnya seperti itu, manusia juga terkadang ya sering dijadikan 'kelinci percobaan', hanya hal ini tidak terekspos, karena pasti akan kena masalah HAM.

Siang ini saya berkesempatan keliling, jalan² ke tempat proses pengolahan instalasi limbah cair, dimana dari proses pengolahan limbah cair, cairan yang telah terproses 'naturalisasi', itu istilah yang saya pakai saja y, jadi jangan dianggap serius. Harus menjadi air yang biasa sehingga layak untuk dilepas ke saluran air umum. Intinya adalah air itu tak lagi berbahaya, karena sudah dinetralisir, intinya begitulah.

Saya lihat ada sebuah kolam tampung, yang berukuran panjang 2-3 meter, lebar 50 cm dengan kedalaman mungkin 1-2 meter ya.

Tidak begitu jelas y, gak sempet videoin, tapi kalau diamati ikan² nya sih sehat dan segar².

Untuk memastikan apakah air yang ada di dalam itu sudah lolos baku mutu dengan apa?

Pengujian sih itu sudah pasti, uji laboratorium, itu pengunian secara fisika kimia. Nah perlu juga pengujian secara nyata, dengan apa?

Ya dengan menaruh ke dalamnya makluk hidup. Manusia? Oh tentu tidak, seperti yang saya sampaikan di awal, maka selalu butuh 'kelinci percobaan', hewan yang dipilih tentunya bukan kelinci, tapi sesuai dengan habitat, yaitu ikan.

Dimasukanlah ikan² untuk memastikan apakah air tersebut sudah layak hidup. Saya lihat ada beberapa ikan yang ada di sana, tapi rata² mujaer dan nila deh, jenis ikan serumpun.

Alhasil yang saya lihat sih ikannya hidup lho, tapi entah juga sudah berapa lama kolam ini ada, tapi nampak dinding kolam itu sudah ditumbuhi lumut hijau, artinya berarti untuk kehidupan air itu cukup memenuhi standar hidup minimal. Kalau saya perkirakan disekitaran April - Mei kolam itu ada dan mulai difungsikan.

Melihat periode waktu ini sepertinya air yang keluar ke kolam itu sudah cukup baik, memenuhi standar minimal layak hidup, terbukti ikan² dan vegetasi lumut di sana bisa tumbuh.

Hanya saja jika dikonsumsi ikannya pasti gak layak lah ya. Perlu peneletian dan pengujian lebih lanjut kandungan limbah B3 pada ikan sebesar berapa ppm.

Katanya ya, kalau buat kolam cek seperti ini ikan yang dipilih untuk dijadikan 'kelinci percobaan' jangan jenis ikan² yang kuat, seperti lele, ikan sapu², mujaer, nila dan sejenisnya, karena mereka pasti lebih kuat hidup di habitat dengan standar minimal. Ikan yang dipilih itu mininal ya ikan emas.

Tapi ya kadang kasihan juga sih, jadi bahan percobaan, tapi ya bagaimana lagi untuk membuktikan air itu layak gak jika dilepas ke saluran umum, toh nantinya kan akan bergabung dengan makluk hidup di sungai juga.

Itulah kewajiban para pemilik industri, memastikan limbah dari hasil produksi itu tidak mencemari lingkungan. Sederhana tapi penting sekali.

Tapi gak sesederhana itu juga sih, investasi untuk pembuatan instalasi limbah itu gak murah, ya itu para pengusaha manufaktur harus sadar itu, jangan mentang² punya uang, mau buat fasilitas produksinya saja, tapi giliran bahas soal instalasi pengolahan limbah seperti tutup mata.

Hmm, apakah manajemen tempat kalian bekerja peduli lingkungan? Terutama bagi yang bekerja di industri manufaktur ya, coba kalian jawab sendiri². -ngp

#onedayonepost
#umum
#kolamnaturalisasi
#kolamoutputipal

Hampir tepat seminggu saya pelihara sidat di aquarium. Ketika melakukan cleaning rutin saya selalu kesulitan membersihkan kotoran di dasar aquarium, karena karakter kotorannya itu melekat pada dasar aquarium.

Dari mencoba membersihkan dengan alat sedot siphon manual yang kurang sedotannya, sampai saya beli vacuum electric ternyata dirasa masih kurang, akhirnya saya coba datangkan alat bantu lainnya.

Saya beli 2 set, yang satu lebih kecil. Ya saya pikir saya mininal punya 2 set apabila nanti saya punya beberapa aquarium nantinya. Tapi di sini tidak akan saya share harga dan dimana belinya, karena gak sempet dokumentasi kemasannya.

Untuk alat yang pertama ini lebih kecil, ada beberapa aksesoris additionalnya, disertai gagang utama model ulir. Jadi tinggal copot pasang saja untuk aksesorisnya, seperti yang kalian lihat di dokumentasi di bawah ini.


Untuk aksesorisnya ada pembersih yang disertai kain sabut pembersih berbahan seperti karpet gitu, ini cocok buat membersihkan sidut² aquarium. Lalu ada yang model segitiga, ini cocok untuk membersihkan sudut sempit lainnya. Dan satu lagi itu model scraper untuk menggosok noda lengket di kaca. Kesemuanya itu model joint, jadi untuk geraknya lebih leluasa. Materialnya berbahan plastik ya.

Untuk alat yang kedua ini lebih panjang, punya aksesoris lebih banyak, disertai gagang utama model suction, dengan diameter gagang lebih besar 2x dari yang pertama, seperti dokumentasi di bawah ini.


Aksesoris yang kedua ini lebih banyak, tapi secara umum hampir sama, tapi dengan ukuran lebih besar saja, ditambah beberapa aksesoris tambahan. Tapi tidak model joint seperti alat sebelumnya.

Tambahannya itu ada seser kecil untuk membersihkan kotoran yang mengambang di permukaan air. Terus ada plant clamp ini sepertinya buat mengambil misalkan ada alga atau lumut yang sulit diambil bisa pakai aksesoris ini. Kemudian ada serokan yang biasa buat bersihkan kotoran pup pet, ini bisa dipakai jika dasar aquarium berpasir atau berbatuan.

Tools ini harapannya akan mempermudah dalam saya melakukan cleaning aquarium rutin. Ketika pembersihan kotoran² yang sudah terangkat tinggal disedot dengan vacuum electric yang sudah saya miliki sebelumnya.

Harapannya kualitas air bisa terjaga lebih baik dan peliharaan kita di dalamnya bisa lebih sehat dan bersih.

Segitu saja deh sharing saya kali ini, semoga bisa membantu menambah informasi buat kalian pemula hobi memelihara ikan di aquarium. -ngp

#onedayonepost
#produk
#umum
#cleaningtoolset
Pada awal Mei lalu, saya kan beli kangkung di pasar buat pakan tambahan love bird peliharaan saya, biasanya saya hanya ambil batangnya saja buat pakannya.

Waktu itu, bagian batangnya emang diambil untuk dipotong-potong buat pakan tambahan. Nah bagian akarnya waktu itu terpikirlah untuk ditanam, makanya di awal Mei itu batang bagian bawah yang ada akarnya saya tancapkan di tanah, di petak samping rumah, di sana kan ada aliran air parit buangan air cucian tai burung, air kurasan aquarium. Harapannya kan di sana tanah selalu lembab terjaga dan kangkung rasanya sanggup hidup di sana.

Setelah ditanam, ya rutin disiram dan dia tumbuh bersama tanaman lain yang ada dipetak itu. Eh pas Juni di awal Juni, tepat sebulan sih ya, ternyata tanaman² di sana tumbuh subur, termasuk kangkungnya.


Mereka menjalar bahkan ada yang sudah berbunga dan bertunas segala, artinya ini subur dan mereka bisa tumbuh lagi walau hanya tinggal batang dan akar saja waktu saya tanam.

Minggu ini sekalian bersihin tanaman liar, saya sekalian panen biar si kangkung ini gak menjalar kemana-mana, toh kebetulan butuh juga buat pakan tambahan si Love Birds. Batangnya saya pisahkan, saya petik potong batangnya, daunnya saya ambil untuk makan saya, saya buat tumis kangkung.


Jam 9 pagi saya sudah sarapan sayur dan protein dari telur kornet. Maknyoss

Meskipun ini kangkung tumbuh dari nutrisi kotoran burung dan air buangan aquarlum, tapi rasanya tetap kangkung sih, gak ada rasa yang aneh.

Hasil panen ini itu bisa buat makan love birds 2x, dan saya makan sarapan 1x, lumayan bukan, sebulan dapat hasil segitu, ya gak banyak emang tapi kan saya gak perlu beli kangkung di pasar, walaupun harganya murah, tapi butuh hanya sedikit ngapain beli kalau di kebun ada.

Baiklah segitu saja obrolan pagi ini, habis makan kenyang waktunya me time menikmati sunday yang sebentar lagi berakhir. Padahal masih pagi tetapi di kepala sudah terbayang keruwetan Senin. Sampai jumpa lagi dipostingan lainny. -ngp

#onedayonepost
#panen
#umum
#experience
Beberapa waktu yang lalu saya kan post soal tanaman² yang jadi peliharaan saya. Waktu itu mereka masih kecil, masih baru 'menetas' dari tunas². Terutama bibit yang ditanam di petak kecil samping halaman rumah tinggal saya saat ini.

Di sana ada labu madu, timun, tomat, kemangi dan kangkung, ada pula tanaman rimpang pindahan dari pot.

Waktu awal² petak kecil itu masih botak, kalian bisa lihat postingan saga sebelumnya.


Post di atas itu waktu awal², lalu seiring waktu saya coba dokumentasikan lagi dalam postingan lainnya, dan kalian bisa lihat perbedaannya. Walaupun sempet terserang hama alamiah, tapi pertumbuhan dan imun yang sehat membuatnya tetap survive hingga seperti sekarang ini.


Tapi lihatlah sekarang, rimbunnya, hijaunya. Terutama si tanaman labu madu yang daun besarnya mulai menjalar di sekitarnya. Tanaman² liar kebun juga tumbuh bersama mereka.

Nah lihat kan, tanaman liar tumbuh bersama dan subur bersama, namun ini kan jelas mengganggu pemandangan. Ini view ketika sebelum dipangkas dan dirapihkan.

Sabtu sore selesai saya kuras aquarium peliharaan sidat saya, saya coba bersihkan kebun petak mini yang ada, tanaman² liar yang ada saya pangkas, supaya gak mengganggu dan supaya nampak mana yang terpelihara mana yang alam.

Saya lihat ada kangkung yang tumbuh subur menjalar. Kangkung ini saya pikir harus segera saya panen. Kangkung ini saya tanam sebagai konsumsi pendamping love bird peliharaan, karena dia suka batang kangkung.

Sekalian saya rapihkan si kangkung supaya gak menjalar kemana-mana, supaya gak terkesan liar banget gitu.

Sangat menyenangkan sih melihat kebun petak mini ini, warna hijaunya buat segar mata. Hanya saja memang saya gak sepandai itu menyiangi atau memangkas tanaman² liar lain, supaya gak mengganggu pertumbuhan dan mengganggu pemandangan.

Di musim kemarau ini, mereka tumbuh cukup subur. Nutrisinya dari mana?
 
Kebun setelah saya pangkasin tanaman liarnya, jadi lebih sedep lah lihatnya.

Terlihat kan paritnya beda dengan foto pertama tadi di paling atas.

Saya hanya sesekali menggunakan air bilasan beras, air mecin dan yang paling rutin air dari cucian tai burung dan air kurasan aquarium peliharaan sidat saya. Saya pikir itu jadi nutrisi yang cukup untuk membuatnya subur.

Kini saya mencoba bersabar apakah labu kuning, timun dan tomatnya bisa berbuah dan bisa saya nikmati hasilnya?

Tanaman kangkungnya bisa saya panen, batangnya buat love bird, saya makan daunnya buat jadi tumis kangkung.

Love bird dapat bagiannya, tanpa harus beli sekarang bisa petik di kebun sendiri.

Majikannya makan tumisnya, jam 09 pagi sudah sarapan, itu super sekali, habis berkebun langsung sarapan #josss

Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya, yang jelas saya sudah bisa menikmati hasilnya dari tanaman kangkung. Love bird peliharaan saya yang menikmatinya.


Segitu dulu post saya soal petak kebun mini di sebelah rumah. Senang rasanya punya rumah dengan halaman kebun yang luas. Jadi mimpi saya punya tanah yang subur, dimana di sana akan saya dirikan rumah semi permanen ala cafe dan petak² kebun yang lebih luas, dimana ada tanaman² sayur dan buah kebutuhan dapur, jadi urusan dapur tercukupi dari rumah saja.

Jumpa lagi postingan lain masih membahas hal yang sama, perkembangan selanjutnya dari kebun saya. -ngp

#onedayonepost
#umum
#panen
#panenkangkung
Olivia Farm sebuah usaha kecil yang bergerak dibudidaya ikan sidat skala rumah. Berdiri kurang lebih tiga tahun lalu, dan semua dimulai dari otodidak, tidak ada mentor yang membimbing ketika memulainya, semua belajar dari insting dan belajar dari banyak hal.

Olivia Farm dijalankan oleh pasangan suami istri yang kompak, dimana urusan opersional dari teknis hingga pakan mereka kolaborasikan berdua. Mereka adalah Stafanus Topan Wijaya dan Bintang.


Olivia Farm saat ini berlokasi di Desa Manjung, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Kontak person yang bisa dihubungi terkait informasi seputar sidat ala Olivia Farm bisa menghubungi +6281288850129 (Olivia Farm).


Terkait link sosial media mereka di Instagram bisa dilihat di sini. Akun sosial media mereka ini baru rilis di Juni 2024 ini, tapi mereka sudah eksis di Facebook, bisa klik di sini.


Mereka memulai berkenalan dengan sidat dari rumah, dari fasilitas aquarium eks peliharaan arwana, beberapa aquarium di rumah yang tadinya dimanfaatkan untuk ikan predator dirubah menjadi tempat pembesaran bibit sidat.

Alasannya sederhana, daripada pelihara ikan predator, ikan mahal, hanya bisa dinikmati mata tapi kurang ada nilai jualnya, akhirnya dipilihlah ikan sidat karena manfaatnya dan nilai jualnya yang baik ketika berhasil dipelihara dengan cara yang benar.

Seperti yang disampaikan tadi, Olivia Farm ini memulai budidaya ikam sidat dari aquarium, lalu kemudian setelah mulai berkembang ke fingerling, mereka mempersiapkan kolam² beton di belakang rumah. Saat ini ada terdapat empat kolam yang cukup untuk menampung 1000 - 2000 ekor sidat.




Satu hal yang bisa jadi inspirasi, apa yang mereka lakukan, bisa juga kita mulai dari rumah. Satu hal lagi, dalam waktu tersebut, hasil belajar otodidak dan learn by doing, akhirnya mereka bisa merasakan hasil dari budidaya ini.

Oh ya, ada lagi yang menarik. Dimana, pemain sidat di Indonesia ini relatif banyak, hanya saja, dari kesemua yang ada punya caranya masing² untuk menghasilkan sidat konsumsi.

Olivia Farm punya sesuatu yang beda daripada pelaku budidaya sidat yang sudah eksis, dimana daging ikan sidat hasil budidaya di Olivia Farm punya kualitas terbaik dan inilah yang mengangkat harga jual di pasar, dimana di luar sana ikan sidat per kg dijual di kisaran paling rendah Rp 80.000,- sampai Rp 150.000,-. Hal ini sangat bergantung pada kualitas daging ikan sidat itu sendiri.



Kualitas daging ikan sidat ini tergantung dari rasa daging yang tidak bau tanah, tidak amis, dagingnya pun kenyal empuk bukan kenyal alot. Setidaknya itulah yang dicari oleh pasar, terutama pasar ekspor.

Sekedar informasi, untuk pasar lokal Indonesia sendiri, pasokan untuk pasar sidat masih kurang. Saat ini justru pasokan sidat yang ada didapat dari luar negeri. Itu informasi yang saya peroleh ketika mau ikut terjun dalam usaha budidaya ikan sidat ini.

Untuk sementara hanya itu yang bisa saya bagikan pada post kali ini, mengenai profil Olivia Farm. Jika ingin lebih mengenal tentang Olivia Farm bisa kontak nomor yang tertera dipostingan ini. -THN

#onedayonepost
#sidat
#sidatbyoliviafarm
#sidatmagetan
#sidatmadiun
#budidayasidat